Pelukan itu terasa sangat hangat. Sabrina seperti melepaskan semua kesakitan yang dialaminya selama ini. “Sabrina! Kemana saja kamu? Kenapa tidak ada kabar sama sekali? Membuat nenek cemas,” tanya Rose sambil mengusap punggung sang cucu. Sabrina melepaskan pelukannya. Dia ingin sekali jujur dengan apa yang dialaminya. Namun, dia tidak berani. Sudah cukup baginya untuk melawan Lucas. Dia tidak mau melakukannya lagi. “Aku mengalami kecelakaan dan dirawat di rumah seseorang yang ada di desa. Ponselku hilang, jadinya aku tidak bisa menghubungi siapa-siapa. Setelah aku pulih, aku baru bisa pulang,” terang Sabrina. “Apa? Kamu mengalami kecelakaan? Bagaimana kondisimu sekarang?” tanya Rose dengan sangat cemas. Sabrina tersenyum sambil berkata, “Sekarang aku baik-baik saja. Luka-lukanya pun sudah sembuh karena memang hanya luka kecil saja.” Lisa mengajak Sabrina duduk di sofa. “Jadi bagaimana ceritanya kamu bisa kecelakaan?” tanya Rose. Sabrina pun kemudian menceritakan keja
Pikiran mereka sudah sangat buruk kepada Lucas dan juga Angeline. Mereka menduga jika kecurigaan mereka selama ini, terbukti dengan kehadiran Lucas.Lisa yang tadinya sudah berpihak kepada Angeline dan telah menyiapkan pertemuan setelah pulang dari perusahaan Golden Star, kini menjadi terpengaruh. Dia pun menjadi sangat kesal sekali kepada Angeline.“Dasar! Bikin malu saja! Mau ditaruh di mana wajahku ini, di mata orang-orang dari perusahaan Golden Star?” geram Lisa.“Ini tidak bisa dibiarkan! Aku akan membuat perhitungan kepadanya!” geram Jeremy.Pria itu kemudian berjalan cepat menghampiri Lucas yang kini sedang berbincang dengan seorang satpam dengan begitu ramah.“Lucas!”Mendengar namanya dipanggil, Lucas menoleh. Dia tidak terkejut dengan kehadiran Jeremy dan Lisa.Jeremy tidak suka dengan sikap Lucas yang terlihat tenang dan penuh sandiwara.“Untuk apa kamu di sini? Bukankah seharusnya kamu sedang bekerja di kantor?” tanya Jeremy dengan nada suara yang tinggi.“Dasar tidak tah
Kontrol kerjasama dibuat oleh perusahaan pusat, jadi Camila tidak mengetahui apa-apa. Namun, dia percaya jika tidak ada sesuatu yang melanggar hukum atau manipulasi surat. Sebab, investasi itu diberikan kepada perusahaan Liquid atas rekomendasi dari Lucas.Selain itu poin yang dimasalahkan adalah sebuah keuntungan bagi Lucas. Jadi, tidak ada yang salah tadi itu. “Oh ini… iya, memang ada poin itu, karena kami menerima proposal yang kalian berikan yang dibuat oleh Angeline. Jadi, kami percaya dengan proyek yang sudah disusun olehnya dan ingin memastikan semuanya berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang ditawarkan oleh kami,” jelas Camila sambil tersenyum.Duaaar!Penjelasan dari Camila, bagaikan sebuah petir yang menyambar di siang bolong bagi Jeremy. Dia tidak percaya jika poin itu benar-benar dibuat oleh perusahaan Golden Star.“Apa Bu Direktur yakin jika poin ini dibuat oleh perusahaan Golden Star atas pertimbangan menyeluruh yang disetujui oleh para pemimpin? Atau jangan-janga
Lucas tidak mungkin kembali bekerja karena sudah meminta izin kepada Angeline untuk menyelesaikan urusan. Jadi dia memutuskan untuk pergi ke sasana Brotherhood.Dia ingin lebih dekat dengan para petarung dari sasana miliknya itu sehingga terjadi sebuah hubungan yang erat. Dengan begitu mereka bisa bekerja sama lebih baik lagi..Sesampainya di sana, seperti biasa dia disebut oleh Moretti dan Diego.“Apakah hari ini ada latihan?” tanya Lucas.Moretti menjawab, “Iya, ada Ketua. Sekarang sedang ada dua latihan terpisah. Ya satu latihan biasa dan yang satunya lagi latihan khusus untuk mempersiapkan pertandingan besok lusa.”“Oh ya? Bagus sekali. Jadi ada pertandingan besok lusa? Berapa petarung yang akan turun dari sasana kita?” tanya Lucas.“Ada tiga petarung yang akan bertanding. Mereka akan melawan petarung dari sasana yang berbeda semuanya, tidak ada yang sama,” jawab Moretti.“Kalau begitu, ayo kita ke sana. Aku ingin melihat bagaimana mereka berlatih,” kata Lucas.“Baik. Ayo kita ke
Laudrup pernah melihat Matteo beberapa kali di televisi. Namun Baru kali ini dia bertemu secara langsung.Dia pun sangat bingung sekali kenapa seorang seperti Matteo bisa mengenalinya yang bukanlah siapa-siapa.Sambil menganggukkan kepalanya Laudrup berkata, “Ya, aku Laudrup. Ada yang bisa aku bantu?”Matteo tersenyum dengan sangat lebar. Akhirnya dia bisa bertemu dengan seseorang yang direkomendasikan oleh John.“Apakah kamu punya waktu? Aku ingin mengajakmu makan malam. Bagaimana?” tanya Matteo.Diajak oleh pemimpin keluarga Bellucci, tentu saja Laudrup merasa senang. Dia tidak memiliki alasan apapun untuk menolaknya karena pada dasarnya, dia tidak tahu jika Matteo sekarang ini memiliki sasana yang sedang dipersiapkan untuk menyaingi sasana Brotherhood.“Boleh, Pak, jika memang ingin mengajakku makan malam. Aku sangat tersanjung sekali,” ucap Laudrup.Saat ini Laudrup mengira jika Matteo suka dengan penampilannya sebagai seorang petarung tinju bawah tanah dan untuk besok lusa, dia a
Tawaran itu sangat besar dan rasanya tidak mungkin bagi Laudrup untuk menolaknya. Nominalnya terlalu besar untuk dilewatkan.Matteo menatap kedua mata Laudrup dalam-dalam. Dia pun tersenyum tipis.Pria itu sangat yakin kalau Laudrup tertarik dengan tawaran yang diberikan olehnya itu. Sebab, pertahanan terlemah seseorang adalah ketika dia harus menerima serangan uang.“Pak Matteo ingin mengajakku bergabung?” tanya Laudrup dengan mata yang terbuka lebar dan berbinar.Dari reaksi yang ditunjukan oleh Laudrup, terlihat jelas jika pria itu tertarik dengan tawaran yang diberikan oleh Matteo. Hal ini disadari oleh Matteo.“Ya, tentu saja. Aku sangat yakin dengan bergabungnya kamu di sasana Dragon's Den, akan membantu sasana berkembang lebih cepat. Oleh sebab itu, aku akan mengajukan tawaran untukmu agar mau bergabung dengan sasana Dragon's Den,” ucap Matteo.“Jadi, aku akan menawarkan bayaran tinggi kepadamu di setiap pertandingan yang kamu jalani. Kamu akan mendapatkan bayaran paling rendah
Angeline duduk diam di ruang keluarga. Tatapannya kosong, dan pundaknya terlihat sedikit turun, jauh dari sikap tegas dan dingin yang biasa ia tunjukkan.Lucas muncul dari lantai dua, mengenakan kemeja hitam sederhana, namun auranya tetap memancarkan karisma seorang pemimpin. Dia berjalan mendekati Angeline, lalu berhenti tepat di belakangnya."Kau terlihat tidak seperti biasanya," ujar Lucas, nadanya ringan namun khawatir. "Ada apa?"Angeline tidak langsung menjawab. Dia menarik napas panjang, mencoba menutupi perasaannya."Tidak ada apa-apa. Aku hanya lelah."Lucas mendengus kecil. "Lelah? Angeline Jordan yang aku kenal tidak pernah menyerah pada rasa lelah. Ini pasti soal perusahaan, bukan?"Angeline menggelengkan kepala sambil tersenyum tipis. "Aku bilang, tidak ada apa-apa. Jangan terlalu penasaran."Lucas memutar kursi di sebelah Angeline dan duduk. "Angeline, aku tahu sesuatu mengganggumu. Kau bisa terus menutupinya, atau kau bisa bicara. Aku tidak akan memaksamu, tapi aku di s
Apa yang dikatakan oleh Lisa membuat Angeline patah.Sejak kecil dia memang selalu dikesampingkan. Posisinya sekarang pun harus dia dapat dengan kerja keras yang sangat hebat. Jauh berbeda dengan Jeremy yang tidak harus membuktikan apapun untuk mendapatkan posisi yang sangat tinggi.Angeline terdiam sejenak sebelum berkata dengan nada rendah. "Tapi kamu berjanji, Nek.”"Ya, Nenek tahu,” jawab Lisa dengan ringan. “Tapi sebagai gantinya, Nenek akan memastikan kamu mendapatkan deviden yang sangat tinggi. Lebih tinggi dari siapa pun di keluarga ini. Bukankah itu cukup adil?""Deviden?" Angeline mengulang kata itu dengan nada datar. "Nenek pikir aku melakukan semua ini demi uang? Aku ingin pengakuan, Nek. Aku ingin posisiku dihormati."Lisa menyandarkan tubuhnya, senyumnya memudar. "Kamu harus mengerti, posisi pemimpin perusahaan bukan untukmu. Kamu terlalu ... keras kepala. Perusahaan ini butuh pemimpin yang lebih fleksibel." Angeline menggelengkan kepala, menatap Lisa dengan tatapan kec
Lucas menatap Angeline dengan tenang setelah melontarkan pertanyaan itu.“Jika kamu memiliki perusahaan sebesar BQuality, apakah kamu akan merasa senang?”Angeline menatap Lucas dengan ekspresi bingung, lalu tertawa pelan.Lucas mengangkat alis. “Kenapa tertawa?”Angeline meletakkan cangkir kopinya di meja dan menghela napas. “Lucas, membangun perusahaan tidak semudah itu. Apalagi sebesar BQuality.”Lucas tetap diam, menunggu kelanjutannya.Angeline bersandar ke sofa, menatap langit-langit sebentar sebelum kembali menoleh ke arah Lucas.“Perusahaan sebesar itu butuh modal besar, jaringan luas, dan bertahun-tahun pengalaman. Aku tidak pernah terpikir untuk memiliki sesuatu seperti itu,” katanya dengan nada realistis.Lucas menyipitkan mata. “Siapa tahu suatu saat nanti kamu bisa.”Angeline tersenyum tipis. “Aku lebih suka realistis. Jika aku terlalu banyak berharap, aku hanya akan kecewa dengan ekspektasi yang kubuat sendiri.”“Itu menyakitkan, Lucas!” tutupnya.Lucas mengangguk kecil,
Lucas berjalan menuruni bukit dengan langkah tenang, tetapi pikirannya terus bekerja.Dia tidak melihat gunanya menunggu Matteo, John, Luki, dan Ashton keluar dari istana Raja Verdansk. Tidak akan ada informasi berharga yang bisa didapat hanya dengan mengamati mereka dari kejauhan.Jika ingin mengetahui sesuatu, lebih baik langsung mencari sumbernya.Mata-mata organisasi Veleno adalah yang terbaik dalam bidang ini. Dan hanya ada satu orang yang bisa mengaturnya dengan baik, Julian.Lucas merogoh ponselnya, menekan tombol panggilan cepat.Nada sambung berbunyi beberapa kali sebelum akhirnya suara Julian terdengar di seberang.‘The Obsidian Blade.’Lucas langsung berbicara tanpa basa-basi. ‘Julian, aku butuh bantuanmu.’Julian terdiam beberapa detik sebelum menjawab, ‘Apa yang terjadi?’Lucas menghela napas singkat. ‘Matteo, John, Ashton, dan Luki baru saja mengunjungi istana Raja Verdansk dan mereka diterima di sana.’Julian langsung terkejut. ‘Apa? Raja Verdansk? Apa kau yakin, The Ob
Sam menelan ludah, tangannya mulai berkeringat. Tubuhnya gemetaran saat tatapan tajam Luki semakin dekat.Pemuda itu benar-benar tidak menyangka jika dia akan berhadapan dengan seseorang yang terlihat berbahaya seperti Luki.Luki melangkah dengan perlahan, sorot matanya seperti elang yang sedang mengunci mangsanya."Aku tanya sekali lagi," katanya dengan nada dingin. "siapa kamu?"Sam mencoba mempertahankan ekspresi tenangnya. Tapi suaranya sedikit bergetar saat menjawab, “Aku hanya kebetulan lewat. Aku sedang berjalan-jalan di sekitar sini.”Luki menatapnya lebih lama. Dia mengamati Sam dari atas ke bawah, mencari tanda-tanda yang mencurigakan.Lucas yang bersembunyi di balik pepohonan hanya bisa mengamati dengan tegang.Jika Sam melakukan kesalahan sedikit saja, dia akan mati di tempat.Detik berlalu dengan begitu lambat.Luki mengernyit, lalu melangkah lebih dekat hingga hanya berjarak satu langkah dari Sam.“Jalan-jalan?” Luki mendengus. “di tempat terpencil seperti ini?”Sam beru
Kesunyian yang melingkupi ruangan itu begitu mencekam. Aura kekuasaan Raja Verdansk terasa semakin menekan setiap detik yang berlalu.Dari singgasananya yang megah, sang raja menatap tajam ke arah dua pria yang berdiri di hadapannya. Tatapannya tidak menunjukkan emosi, tetapi ada sesuatu dalam sorot matanya yang membuat John dan Matteo merasa seakan mereka sedang dihakimi.Bagi Raja Verdansk, pertemuan seperti ini adalah sesuatu yang membuang waktu. Dia tidak suka berbasa-basi, tidak tertarik mendengarkan keluhan orang lain. Tetapi, setelah mendengar laporan bahwa Matteo telah berusaha tujuh kali untuk menemuinya, rasa penasarannya sedikit terusik.Lagi pula, yang diketahui olehnya, Matteo bukan orang sembarangan. Dia adalah ketua Serikat Dagang, organisasi paling berpengaruh di Kota Verdansk dan menjadi salah satu lumbung pendapatannya.Namun, yang membuat Raja Verdansk akhirnya memutuskan untuk menerima pertemuan ini bukanlah karena kesetiaan Matteo, melainkan untuk memahami kenapa
Luki duduk dengan santai di ruang tamu, senyum tipis terukir di wajahnya. Dia baru saja mendapat kabar dari Matteo yang membuatnya senang dan penuh semangat.Di tangannya masih ada gelas berisi anggur merah. Dia menggoyangkannya perlahan, matanya menatap cairan itu dengan penuh antisipasi.Langkah kaki terdengar dari arah pintu masuk.Ashton baru saja pulang kerja, jasnya masih rapi, tetapi ekspresinya terlihat lelah. Begitu dia melihat Luki duduk dengan ekspresi mencurigakan, alisnya langsung terangkat.“Ada apa? Kenapa senyum-senyum seperti itu?” tanya Ashton sambil melepas jasnya dan menggantungnya di sandaran sofa.Luki meneguk sedikit anggurnya sebelum menjawab, “Kak, sesuatu yang hebat akan segera terjadi.”Ashton mengernyit. Dia tidak menyukai cara bicara Luki yang penuh misteri.“Apa maksudmu?” tanya Ashton.Luki tersenyum lebih lebar. “Balas dendam akan segera terlaksana.”Ashton langsung menegang. Pikirannya langsung tertuju pada satu nama.“Balas dendam kepada Lucas?” tanya
Lucas tetap berjongkok di balik semak-semak, matanya tidak pernah lepas dari istana mewah itu. Lampu-lampu temaram di sekeliling gedung menciptakan bayangan panjang yang bergerak pelan mengikuti tiupan angin malam.Di sebelahnya, Sam mulai gelisah. “Jadi … kita cuma akan diam di sini?” bisiknya.Lucas tidak menjawab. Pertanyaan itu telah ditanyakan oleh Sam sebelumya, jadi Lucas tidak perlu lagi untuk menjawab karena membuang-buang energi saja.Lucas masih mengamati setiap detail pergerakan di depan vila. Dia terpikir untuk mengambil beberapa foto dan video sebagai bukti.Namun saat ponselnya dikeluarkan, ada panggilan suara masuk. Tidak ada suara dan tidak ada getaran karena memang Lucas mengatur ponselnya agar sunyi. Dia tidak ingin ada gangguan saat sedang mengawasi Matteo dan John.Di layar ponselnya nama Troy terpampang di sana. Lucas mendesah pelan. Troy sudah meneleponnya sepuluh kali. Tanpa ragu, Lucas akhirnya menerima panggilan itu.‘Apa yang terjadi, The Obsidian Blade? Ke
Di balik bayangan pepohonan, Lucas tetap berjongkok dengan tenang. Matanya fokus pada vila besar di depan mereka, sementara di sampingnya, seorang pemuda bernama Samuel tampak gelisah.Samuel, atau yang biasa dipanggil Sam, masih tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi. Dia hanya seorang pengendara motor biasa yang tiba-tiba diseret ke dalam situasi ini.Sam menelan ludah, lalu berbisik, “Hei, kita sudah sampai di sini. Sekarang bisa jelaskan, kenapa kita mengikuti orang itu?”Lucas tetap diam, matanya tidak berkedip sedikit pun.Sam melirik Lucas dengan ragu. “Dengar, aku memang butuh uang, tapi aku tidak mau terlibat dalam sesuatu yang berbahaya. Kamu bahkan belum memberitahuku siapa pria yang kita ikuti.”Lucas akhirnya menoleh ke arah Sam, sorot matanya tajam dan dingin. Aura berbahaya keluar dari tubuhnya begitu saja, membuat Sam langsung merasa tidak nyaman.Jantung pemuda itu berdetak lebih cepat. Seolah-olah dia baru saja menantang seekor harimau di tengah hutan.“Ad
Pada awalnya Lucas ingin membiarkan Matteo pergi. Namun dia juga mengingat lagi tentang keresahan hatinya tentang Lucas bebepaa hati yang lalu.Lucas menatap jalanan yang macet dengan rahang mengeras. Matteo sudah menghilang dari pandangan mereka, dan itu membuat nalurinya berteriak.“Baiklah Troy. Kejar dia!” perintah Lucas dengan suara tegas.Troy tersenyum. Inilah yang diinginkan olehnya. Yaitu menghukum Matteo dengan keras.Tanpa membuang waktu, Troy pun langsung menginjak pedal gas, mencoba menyalip kendaraan di depannya.Awalnya dia cukup mulus untuk melewati mobil-mobil di depannya meski sedang padat. Namun pada akhirnya, kondisi jalanan tidak berpihak kepada mereka. Lalu lintas menjadi semakin pada sehingga tidak ada ruang untuk menyalip lagi.Terdengar klakson kendaraan bersahutan, menciptakan kekacauan di jalan utama kota Verdansk.Troy mengumpat pelan. “Sial. Mobilnya tidak terlihat lagi.”Lucas menyipitkan matanya, berusaha mencari tanda-tanda keberadaan Matteo. Dia tahu b
Di dalam kantornya, Matias membaca pesan dari Randy dengan ekspresi serius. Dia langsung menghubungi rekannya itu via panggilan suara.‘Apa maksudmu dengan ‘orang ini berbahaya’?’ tanya Matias tanpa basa-basi begitu Randy menjawab panggilan suaranya.Di seberang telepon, Randy mendesah. ‘Dia bukan orang yang bisa kita kendalikan. Dia dingin, profesional, dan tidak tertarik dengan tawaran apa pun. Hal ini terlihat jelas saat dia berkunjung ke divisiku.’Matias mengernyit. ‘Jadi kita tidak bisa melobinya? Atau hanya belum tahu saja celahnya?‘Sepertinya akan sulit,’ jawab Randy. ‘aku sudah mencoba mengajaknya makan malam untuk mengenalnya lebih jauh, tapi dia langsung menolak dengan tegas seperti dia tahu apa rencanaku. Dia bukan tipe yang bisa dijebak dengan cara biasa.’Matias menyandarkan tubuhnya ke kursi, berpikir dengan keras.‘Hmmm … jalau begitu, kita harus tahu apa yang membuatnya bergerak,’ kata Matias akhirnya. ‘aku akan mencari tahu berapa gaji dan bonus yang dia dapat setia