Share

Konsekuensi Buruk

Seketika seisi ruangan menjadi hening.

Namun beberapa saat kemudian, ruangan itu kembali meledak dengan gelak tawa.

“Hahaha … konyol sekali. Apa kamu pikir mendapatkan investasi semudah bermain permainan monopoli?” Bella terkekeh. “orang miskin memang tidak tahu apa-apa tentang bisnis.”

“Cih! Kamu pikir, kamu adalah orang hebat dengan relasi luas dan kuat? Kamu itu hanya seorang karyawan kontrak. Kesempatan kamu untuk mendapatkannya tertutup rapat,” kata Jeremy.

“Aku dengar, lebih dari setengah perusahaan di Provinsi Everdale telah mengajukan investasi dan kebanyakan adalah perusahaan dengan valuasi di atas Perusahaan Liquid. Memangnya, apa caramu supaya bisa dapat investasi? Mengemis seperti keahlianmu? Atau menjadi alas kaki? Percuma saja, itu tidak akan bisa,” kata Sabrina sambil mengangkat sebelah bibirnya.

Cemoohan datang juga dari yang lainnya. Seolah semua orang ingin mengomentari “kekonyolan” Lucas.

“Aku kenal dengan orang-orang yang ada di sana. Presiden Direkturnya dulu adalah anak buahku,” jawab Lucas dengan ringan tanpa beban.

Semua orang ternganga mendengarnya.

Angeline menoleh dengan keras dan menatap tajam kedua mata Lucas.

Apa dia sudah gila?

Jeremy mengerutkan keningnya. Dia menaruh kecurigaan terhadap Lucas yang membuatnya semakin membencinya.

“Sepertinya kamu sedang mabuk karena baru mengonsumsi obat-obatan terlarang,” kata Jeremy.

Pria itu menatap Angeline sambil berkata, “Lebih baik kamu bawa pergi orang ini. Aku tidak mau Keluarga Jordan terlibat dalam skandal obat-obatan terlarang.”

Lucas juga sudah tidak sabar untuk pergi dari rumah itu. Dia ingin secepatnya membungkam mulut anggota Keluarga Jordan.

“Ayo, Bu Angeline, kita persiapkan proposalnya,” ajak Lucas sambil memegang pinggang Angeline dan menarik wanita itu ke pelukannya.

Angeline kesal dengan Lucas. Dia berpikir kalau Lucas sengaja mencari kesempatan dalam kesempitan. Namun Angeline tetap berusaha tersenyum agar sandiwaranya meyakinkan.

Lisa menatap Lucas. Dia bingung kenapa Lucas bisa begitu percaya diri.

Apa yang dikatakannya benar?

“Sebentar, jangan pergi dulu. Aku belum selesai,” kata Lisa.

Wanita tua itu berdiri dan menatap Angeline.

Dengan tangan diletakkan di belakang, dia berkata, “Tadi aku sudah menjelaskan keuntungan yang akan kamu dapatkan. Sekarang, aku ingin menjelaskan konsekuensi yang akan kamu dapatkan jika gagal mendapatkan investasi.”

Angeline mulai merasa panik saat ini. Sebenarnya dia juga pesimis bisa mendapatkan investasi itu. Jadi, dia sangat cemas.

Ini semua karena si bodoh Lucas. Bisa-bisanya dia menantang nenek.

“Jika kamu gagal, kamu akan dicopot dari jabatan sebagai direktur pemasaran dan hanya akan menjadi staf biasa saja. Selain itu, nenek akan menahan dividen kamu selama tiga tahun ke depan,” ucap Lisa dengan senyum tipis yang tersungging di wajahnya.

Menurunkan Angeline dan menahan dividen selama tiga tahun, membuat perusahaan hemat sampai miliaran.

Rencana yang cerdik dari Lisa.

Angeline lemas. Dia sudah membayangkan ekonominya yang akan hancur sebentar lagi.

Ryan, meski sebelumnya dia keras terhadap Angeline, namun sebenarnya dia begitu menyayangi anak semata wayangnya itu. Tentu, mendengar konsekuensi yang akan didapatkan oleh Angeline, membuatnya cemas

“Kamu jangan bodoh, Angeline! Lupakan omong kosong pria miskin itu dan pergilah kepada Max. Jangan menghancurkan kehidupanmu sendiri!” ujar Ryan.

Angeline merasa bimbang saat ini. Konsekuensi yang akan didapatkan begitu besar. Tapi dia juga tidak bisa menikah dengan Max.

Dengan tatapan mata yang teduh, Lucas berkata, “Bu Angeline akan mendapatkannya. Aku yakin itu.”

Seperti terhipnotis, Angeline menganggukkan kepalanya dengan perlahan.

Setelah kesepakatan terjadi, Lucas dan Angeline pun pergi dari rumah Keluarga Jordan untuk kembali ke rumah masing-masing.

“Masuk ke dalam mobil! Aku akan mengantarmu pulang!” titah Angeline, tajam.

“Aku bisa pulang sendiri. Lagipula, aku ada urusan,” tolak Lucas.

“Kita tidak boleh pisah di sini karena keluargaku pasti masih memata-matai. Kita harus tetap bersama agar mereka tidak curiga dan juga, masih banyak yang harus kita bicarakan,” kata Angeline.

Akhirnya Lucas mengikuti perintah Angeline. Dia pun masuk ke dalam sedan mewah berwarna merah milik Angeline itu.

Sesaat setelah menjauh dari rumah Keluarga Jordan, Angeline menepikan mobilnya. Dia menoleh ke arah Lucas dan menatapnya dengan serius.

Lucas terkejut melihat ekspresi wajah Angeline yang tampak menakutkan. Wanita itu bagaikan penyihir dari pegunungan es.

“Apa maksudmu dengan menantang nenek? Apa kamu sengaja ingin membuatku jatuh?” Angeline bertanya dengan nada suara meninggi.

“Tenang saja, aku akan membantumu mendapatkan investasi itu. Aku sudah bilang sebelumnya kalau aku mengenal semua petinggi Perusahaan Golden Star. Nanti aku akan mengenalkannya padamu,” jawab Lucas dengan tenang.

Angeline menggelengkan kepalanya sambil berkata, “Tidak semudah itu, Lucas. Bisnis tidak mengenal teman. Walaupun kalian benar-benar saling mengenal, dia juga tidak bisa memberikannya padamu. Apalagi dengan kondisimu. Lupakan saja.”

Lucas hanya tersenyum saja sambil menatap wajah Angeline. Meskipun terlihat jutek tetapi dari pandangan Lucas, itu menggemaskan.

Matanya turun sedikit ke bawah, menikmati keindahan gunung bagian luar yang terbuka.

Angeline menyadari tatapan genit Lucas. “Apa yang kamu lihat? Jaga matamu atau aku akan mencoloknya hingga kamu buta!”

Namun Lucas mengabaikannya. Dia malah mendekatkan wajahnya ke wajah Angeline.

Angeline menahan napas. Wajahnya terlihat begitu tegang.

Rasa yang pertama kali dia rasakan semalam, terekam jelas di ingatannya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status