Beranda / Rumah Tangga / Pelakormu vs Aku / Bab 17: Chemistry yang Tak Terduga

Share

Bab 17: Chemistry yang Tak Terduga

Penulis: Vivits
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-10 12:34:57

Mobil Antonio berhenti di depan sebuah restoran Jepang yang megah, dengan lampu-lampu hangat yang menyala di depan pintu. Kartini memandang restoran itu dengan sedikit ragu, merasa tempat ini terlalu mewah untuknya.

"Kita makan di sini?" tanya Kartini, menoleh ke Antonio.

Antonio tersenyum tipis. "Tenang saja, saya yang traktir. Lagi pula, makan sambil bicara akan membuat suasana lebih santai."

Kartini hanya mengangguk kecil, meski dalam hatinya ia merasa canggung.

---

Di Restoran Jepang

Mereka masuk ke dalam restoran, disambut oleh pelayan dengan sopan dan diantar ke sebuah meja kecil yang nyaman. Suasana restoran sangat tenang, hanya terdengar suara alat musik Jepang yang dimainkan di latar belakang.

Kartini duduk dengan posisi kaku, merasa dirinya tidak pantas berada di tempat seperti ini. Antonio, di sisi lain, tampak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pelakormu vs Aku   Bab 18: Sushi untuk Anak-anak

    Kartini mengintip ke kanan dan kiri sebelum diam-diam mengambil sepotong sushi dari piringnya. Dengan cepat, ia membungkusnya dalam tisu dan menyelipkannya ke dalam tas. Gerak-geriknya yang hati-hati membuat Antonio tersenyum kecil. "Apa yang kamu lakukan?" tanya Antonio sambil menahan tawa. Kartini langsung gelagapan, mencoba mencari alasan. "Ah, nggak apa-apa. Saya cuma... ya, buat anak-anak di rumah. Mereka belum pernah coba makanan seperti ini." Antonio menatap Kartini dengan pandangan heran sekaligus kagum. "Kamu ini benar-benar ibu yang luar biasa. Tapi kamu nggak perlu repot seperti itu. Kalau mau, saya bisa memesankan untuk dibawa pulang." Kartini menggeleng cepat, wajahnya sedikit memerah. "Ah, nggak usah repot-repot. Ini saja sudah cukup. Saya nggak mau menyusahkan." "Menyusahkan apa?" balas Antonio sambil tertawa kecil. "Kamu sudah menemaniku makan malam. Sekarang giliran aku yang memast

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Pelakormu vs Aku   Bab 19: Pertemuan yang Mematahkan Hati

    Sudah lima hari berlalu sejak Kartini bertemu Antonio dan mendengar kebenaran yang mengejutkan tentang Kadita. Hari ini, setelah suasana rumah sedikit tenang, Kartini memutuskan untuk berbicara lagi dengan Bastian. Ia berharap, setidaknya kali ini suaminya bisa mendengarkan dengan kepala dingin. Bastian sedang duduk di ruang tamu, matanya terpaku pada layar ponsel. Kartini menghampirinya dengan hati-hati, duduk di sofa berseberangan sambil menghela napas panjang. "Mas," Kartini membuka percakapan dengan nada lembut, "aku mau bicara sebentar. Bisa?" Bastian meliriknya sekilas, lalu meletakkan ponselnya di meja. "Apa lagi? Kalau soal uang, aku sudah kasih, kan?" Kartini menggeleng. "Bukan soal uang, Mas. Ini soal Kadita." Mendengar nama itu, Bastian langsung mendesah berat, seolah merasa bosan. "Kenapa lagi sekarang? Kamu nggak capek terus bahas dia?"

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Pelakormu vs Aku   Bab 1: Acara Keluarga

    Suasana di rumah mertua Kartini begitu ramai. Meja makan besar dikelilingi oleh kerabat, teman-teman, dan kolega orang tua suaminya. Kartini duduk di sudut, mencoba menyembunyikan diri di balik secangkir teh hangat, meski ia tahu, matanya sudah sering dijadikan objek perbincangan. Sang mertua, Ibu Sulastri, berdiri di depan, wajahnya cerah dengan senyum yang tampak terlalu dipaksakan. Dia sedang memperkenalkan calon menantunya satu per satu dengan antusias, menunjukkan betapa bangganya dia memiliki anak-anak yang "sukses" dalam hidup. "Ini Dita, menantu pertama kita, seorang dokter yang luar biasa," kata Ibu Sulastri dengan nada bangga, menunjukkan wanita berbaju putih yang sedang mengatur rambutnya. Dita tersenyum manis, menerima tepuk tangan dari kerabat yang hadir. "Dan ini Dini, ipar kedua kita, pegawai negeri sipil yang bekerja keras di pemerintah," lanjut Ibu Sulastri, mengenalkan wanita muda dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Pelakormu vs Aku   Bab 2: Hari Raya yang Memanas

    Perayaan Idul Fitri kali ini terasa lebih berat bagi Kartini. Seperti biasa, keluarga besar suaminya berkumpul, penuh tawa dan canda. Namun, ada sesuatu yang membuat hatinya tidak tenang. Sambil mendengarkan Dini yang sedang memamerkan pencapaiannya, Kartini merasa setiap kata yang keluar dari mulut mertuanya seolah menusuknya. Dini duduk di sebelah Ibu Sulastri, dengan senyum lebar, menunjukkan kunci mobil Mazda terbaru yang baru dibelinya. "Alhamdulillah, akhirnya aku bisa beli mobil baru! Hasil kerja keras selama ini," ujar Dini bangga. Ibu Sulastri langsung menyambut dengan suara penuh kebanggaan. "Wah, Dini, luar biasa! Kamu benar-benar bisa memberikan kebanggaan untuk keluarga ini. Tidak seperti yang lain," katanya, sambil menatap Kartini yang duduk di sudut. Kartini bisa merasakan sindiran halus itu. Ibu Sulastri jelas-jelas sedang membandingkan Dini dengan dirinya. Semua mata terarah pada Dini, sementara dirinya hanya bisa menundu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Pelakormu vs Aku   Bab 3: Api yang Mulai Menyala

    Setelah kepergian Bastian, suasana di ruang tamu perlahan kembali mencair. Namun, Ibu Sulastri masih tampak kesal, duduk dengan wajah merengut sambil menyeruput teh. Dini, yang sedari tadi menikmati pujian, mencoba menenangkan mertuanya."Sudahlah, Bu. Jangan terlalu diambil hati. Mungkin Bastian cuma lagi stres," ujar Dini lembut sambil menepuk punggung Ibu Sulastri.Alex, suami Dini, malah tersenyum miring. "Tapi apa yang Ibu katakan tadi memang benar. Kalau Kartini mau bantu Bastian kerja, mereka enggak akan ketinggalan seperti sekarang."Dini menoleh ke suaminya, sedikit terganggu dengan komentarnya, tapi memilih untuk diam. Sementara itu, Dita, menantu pertama sekaligus kesayangan Ibu Sulastri, yang sedari tadi mendengarkan perdebatan dengan raut tak nyaman, akhirnya angkat bicara."Ibu, saya tahu Ibu peduli sama Bastian, tapi terus-terusan membandingkan seperti ini, rasanya enggak baik," kata Dita dengan nada hati-hati.Ibu Sul

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Pelakormu vs Aku   Bab 4: Retakan di Tengah Cinta

    *Di Dalam Mobil Bastian dan Kadita duduk di dalam mobil yang melaju pelan menuju rumah Bastian. Sudah hampir sebulan ini, Kadita yang selalu mengantar Bastian pulang. Bastian kini tak pernah membawa motor lagi, selalu memilih untuk menumpang mobil Kadita. Di dalam perjalanan, Bastian menatap Kadita yang tampak santai mengemudi. Wajahnya terlihat tenang dan penuh percaya diri. Ia menghela napas pelan, lalu membuka pembicaraan. "Kadita, kamu selalu semangat kerja, ya? Enggak pernah kelihatan capek," ujar Bastian, mencoba mencairkan suasana. Kadita tersenyum, melirik sekilas ke arah Bastian. "Saya pikir, kalau kita suka sama pekerjaan kita, capeknya jadi enggak terlalu terasa, Pak." Bastian tertawa kecil. "Hebat kamu. Kadang aku iri sama orang-orang kayak kamu." "Iri? Kenapa, Pak? Kan Bapak juga hebat. Jabatan Bapak jauh di atas saya," balas Kadita, nada suara

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Pelakormu vs Aku   Bab 5: Luka yang Kian Dalam

    Malam semakin larut, tapi Kartini masih duduk termenung di ruang tamu. Pikirannya melayang-layang, mengingat kata-kata tajam Bastian yang terus terngiang di telinganya. "Lihat Kadita, dia mandiri, tangguh. Itu yang aku butuhkan."Matanya memerah, tapi ia menahan diri untuk tidak menangis. Ia tahu Bastian sedang berubah. Namun, ia tidak menyangka perubahan itu akan begitu menyakitkan.Saat Kartini sedang hanyut dalam pikirannya, suara langkah kaki terdengar dari arah dapur. Ibu Sulastri muncul dengan wajah yang tampak lelah, tapi tatapannya langsung tajam begitu melihat Kartini duduk termenung. Ibu Sulastri adalah seorang janda tua, tinggal serumah dengan anak bungsunya–Bastian."Masih duduk di sini? Sudah malam, bukannya tidur," kata Ibu Sulastri sambil melipat tangan di depan dada.Kartini mengangkat wajahnya, mencoba tersenyum kecil. "Iya, Bu. Saya lagi kepikiran sesuatu."Ibu Sulastri mendekat, duduk di sofa berseberangan dengan K

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Pelakormu vs Aku   Bab 6: Malam yang Menyesatkan

    Dua bulan berlalu, dan hubungan antara Bastian dan Kadita semakin dekat. Apa yang awalnya hanya sekadar obrolan ringan di mobil kini berubah menjadi percakapan mendalam tentang mimpi, ambisi, dan kehidupan pribadi mereka. Kadita, seorang janda muda yang mandiri dan percaya diri, merasa bahwa ia dan Bastian adalah pasangan yang sempurna. Bastian, di sisi lain, semakin terperangkap dalam pesona Kadita. Kehadirannya memberi warna baru di tengah tekanan pekerjaan dan konflik rumah tangga. Kartini, dengan segala kecemasannya, mulai merasakan ada yang salah, tapi ia belum memiliki bukti kuat.____ Malam Itu di Kantor Selesai rapat malam itu, Kadita menghampiri Bastian yang sedang membereskan berkas-berkasnya. Senyumnya manis, tapi ada sesuatu di balik tatapan matanya yang mengundang. "Pak Bastian, malam ini pulang sama saya lagi, ya?" ujar Kadita, santai tapi penuh maksud. Bastian menatapnya sejenak,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31

Bab terbaru

  • Pelakormu vs Aku   Bab 19: Pertemuan yang Mematahkan Hati

    Sudah lima hari berlalu sejak Kartini bertemu Antonio dan mendengar kebenaran yang mengejutkan tentang Kadita. Hari ini, setelah suasana rumah sedikit tenang, Kartini memutuskan untuk berbicara lagi dengan Bastian. Ia berharap, setidaknya kali ini suaminya bisa mendengarkan dengan kepala dingin. Bastian sedang duduk di ruang tamu, matanya terpaku pada layar ponsel. Kartini menghampirinya dengan hati-hati, duduk di sofa berseberangan sambil menghela napas panjang. "Mas," Kartini membuka percakapan dengan nada lembut, "aku mau bicara sebentar. Bisa?" Bastian meliriknya sekilas, lalu meletakkan ponselnya di meja. "Apa lagi? Kalau soal uang, aku sudah kasih, kan?" Kartini menggeleng. "Bukan soal uang, Mas. Ini soal Kadita." Mendengar nama itu, Bastian langsung mendesah berat, seolah merasa bosan. "Kenapa lagi sekarang? Kamu nggak capek terus bahas dia?"

  • Pelakormu vs Aku   Bab 18: Sushi untuk Anak-anak

    Kartini mengintip ke kanan dan kiri sebelum diam-diam mengambil sepotong sushi dari piringnya. Dengan cepat, ia membungkusnya dalam tisu dan menyelipkannya ke dalam tas. Gerak-geriknya yang hati-hati membuat Antonio tersenyum kecil. "Apa yang kamu lakukan?" tanya Antonio sambil menahan tawa. Kartini langsung gelagapan, mencoba mencari alasan. "Ah, nggak apa-apa. Saya cuma... ya, buat anak-anak di rumah. Mereka belum pernah coba makanan seperti ini." Antonio menatap Kartini dengan pandangan heran sekaligus kagum. "Kamu ini benar-benar ibu yang luar biasa. Tapi kamu nggak perlu repot seperti itu. Kalau mau, saya bisa memesankan untuk dibawa pulang." Kartini menggeleng cepat, wajahnya sedikit memerah. "Ah, nggak usah repot-repot. Ini saja sudah cukup. Saya nggak mau menyusahkan." "Menyusahkan apa?" balas Antonio sambil tertawa kecil. "Kamu sudah menemaniku makan malam. Sekarang giliran aku yang memast

  • Pelakormu vs Aku   Bab 17: Chemistry yang Tak Terduga

    Mobil Antonio berhenti di depan sebuah restoran Jepang yang megah, dengan lampu-lampu hangat yang menyala di depan pintu. Kartini memandang restoran itu dengan sedikit ragu, merasa tempat ini terlalu mewah untuknya. "Kita makan di sini?" tanya Kartini, menoleh ke Antonio. Antonio tersenyum tipis. "Tenang saja, saya yang traktir. Lagi pula, makan sambil bicara akan membuat suasana lebih santai." Kartini hanya mengangguk kecil, meski dalam hatinya ia merasa canggung. --- Di Restoran Jepang Mereka masuk ke dalam restoran, disambut oleh pelayan dengan sopan dan diantar ke sebuah meja kecil yang nyaman. Suasana restoran sangat tenang, hanya terdengar suara alat musik Jepang yang dimainkan di latar belakang. Kartini duduk dengan posisi kaku, merasa dirinya tidak pantas berada di tempat seperti ini. Antonio, di sisi lain, tampak

  • Pelakormu vs Aku   Bab 16: Pengakuan Mengejutkan

    Kartini berdiri di ambang pintu, wajahnya bingung menatap pria tampan dengan pakaian rapi yang berdiri di depan rumah. Pria itu memperkenalkan diri dengan tegas. "Selamat sore, Bu. Nama saya Antonio. Saya ingin bertemu dengan Bastian," katanya singkat. Kartini mengerutkan kening. "Bastian tidak ada di rumah, Pak Antonio. Saya istrinya. Ada keperluan apa?" tanyanya hati-hati. Antonio memandang Kartini dengan sorot mata penuh pertimbangan sebelum menjawab. "Ini soal Kadita. Saya rasa Anda perlu tahu sesuatu." Mendengar nama Kadita, Kartini langsung waspada. "Kadita? Apa hubungannya dengan saya atau suami saya?" Antonio tersenyum tipis. "Mungkin lebih baik kita bicara di tempat lain. Bisakah Anda ikut dengan saya sebentar?" Kartini langsung mundur satu langkah. "Maaf, saya tidak bisa begitu saja ikut dengan orang asing, Pak Antonio." Antonio menarik napas panjang. "Saya m

  • Pelakormu vs Aku   Bab 15: Kadita dan Gunjingan Staf Hotel

    Kadita berjalan dengan langkah cepat menuju ruangannya di area kantor hotel. Wajahnya masih memerah, bukan karena malu, tapi karena campuran emosi dan rasa kesal. Di sepanjang lorong, para staf hotel yang berpapasan dengannya menundukkan kepala, berusaha menahan senyum. Sesampainya di pantry, ia mendengar suara cekikikan dari dua resepsionis yang sedang mengobrol sambil menyeduh kopi. “Eh, beneran tadi ibu-ibu itu ngomong gitu?” tanya salah satu dari mereka, Rina, sambil terkikik. “Iya, dong! Dia bilang, ‘Anak saya tuh pimpinan di sini! Kalau bukan karena dia, kamu enggak bakal kerja di tempat sekeren ini!’” balas Novi, menirukan gaya Ibu Sulastri sambil melambai-lambaikan tangannya seperti diva. Mereka tertawa terbahak-bahak, tak sadar Kadita masuk ke ruangan itu. Kadita berdeham keras, membuat mereka tersentak dan menoleh. “Ada yang lucu, ya?” tanyanya dengan nada dingin. Rina

  • Pelakormu vs Aku   Bab 14: Bajai, Drama, dan Pertengkaran Hebat

    Ibu Sulastri pulang dari hotel dengan perasaan campur aduk. Dengan santainya, ia naik bajai karena dia itu kuno tak tahu cara pakai ojek online. Sopir bajai yang tua dan agak pendiam itu tampak bingung saat Ibu Sulastri terus menggerutu sepanjang jalan. “Eh, Pak! Jangan ngebut-ngebut, saya bukan karung beras yang bisa dilempar sembarangan!” teriaknya sambil memegang erat kursi. Sopir bajai menoleh setengah bingung. “Ini udah pelan, Bu. Bajai saya juga bukan motor balap.” Ibu Sulastri menggerutu. “Ah, pokoknya hati-hati aja! Kalau saya jatuh, kamu enggak sanggup bayar biaya rumah sakit saya!” Bajai berbelok sedikit tajam, membuat Ibu Sulastri terpental sedikit. “Astaghfirullah! Ini bajai apa wahana Dufan!” serunya dengan wajah panik. --- Sesampainya di Rumah Saat sampai di rumah, Ibu Sulastri turun dari bajai sambil berusaha tetap anggun, meskipun rambutnya sedikit berantakan

  • Pelakormu vs Aku   Bab 13: Keributan Ibu Sulastri

    “KADITA! Jangan kabur, kamu!” teriak Ibu Sulastri dengan suara lantang saat melihat Kadita berjalan cepat meninggalkan lobi. Kadita langsung mempercepat langkahnya menuju lift, sementara staf hotel hanya bisa melongo melihat kejadian ini. Beberapa tamu yang sedang check-in bahkan berhenti untuk menonton. “Bu, tolong tenang. Ini area publik,” ujar supervisor dengan suara pelan, mencoba mencegah Ibu Sulastri melangkah lebih jauh. Tapi Ibu Sulastri menepis tangan supervisor. “Kamu jangan ikut campur! Ini urusan saya sama perempuan itu!” Seorang staf resepsionis berbisik kepada rekannya, “Buset, drama live, ya? Kayak sinetron.” Ibu Sulastri berlari kecil, tetapi sandal jepitnya tersangkut karpet. “Aduh! Sandal saya!” teriaknya sambil membetulkan sandal, membuat beberapa tamu menahan tawa. Supervisor kembali mencoba menenangkan. “Ibu, kalau terus begini, kami terpaksa memanggil keamanan.”

  • Pelakormu vs Aku   Bab 12: Kunjungan Norak yang Menghebohkan

    Pagi itu, Ibu Sulastri duduk di ruang tamu sambil memegangi ponselnya dengan wajah murung. Pikirannya tak lepas dari uang bulanan yang tiba-tiba berhenti diberikan oleh Bastian. Rasa kesalnya memuncak saat ia ingat pengakuan Kartini bahwa uang yang seharusnya untuk keluarga mungkin digunakan untuk selingkuhan. Tak tahan dengan kegelisahannya, Ibu Sulastri memutuskan menelepon menantunya, Dini. “Dini, kamu lagi sibuk?” tanya Ibu Sulastri begitu sambungan tersambung. Dini yang terdengar ceria di seberang menjawab, “Enggak, Bu. Ada apa? Tumben telepon pagi-pagi.” Ibu Sulastri mendengus. “Tumben apanya? Ibu ini lagi pusing, tahu! Si Bastian belakangan ini enggak pernah kasih uang ke Ibu lagi. Malah nyuruh minta sama Alex! Ini, kan, keterlaluan!” “Hah? Serius, Bu? Bastian? Kok bisa?” tanya Dini, terdengar terkejut. “Itu dia yang Ibu bingung. Katanya ada utang di kantin, tapi Ibu yakin ini

  • Pelakormu vs Aku   Bab 11: Teman Seperjuangan

    Kartini duduk di ruang tamu dengan wajah yang masih basah oleh air mata. Ia mencoba menenangkan dirinya, tetapi hatinya terus bergemuruh memikirkan perubahan sikap Bastian dan semua kebohongan yang mulai terbongkar. Ibu Sulastri yang kebetulan lewat memperhatikan keadaan menantunya yang tampak murung. Ibu Sulastri menghentikan langkahnya dan mendekati Kartini. “Kamu nangis, Kartini? Ada apa ini?” tanyanya dengan nada setengah ingin tahu, setengah bingung. Kartini buru-buru menghapus air matanya. “Enggak, Bu. Cuma kecapekan aja.” Namun, Ibu Sulastri tidak bodoh. Ia duduk di kursi di seberang Kartini, menatap tajam. “Jangan bohong sama saya. Kamu nangis pasti ada sebabnya. Jangan bilang kalau ini gara-gara Bastian.” Kartini mencoba tersenyum, tapi itu terlihat dipaksakan. “Enggak, Bu. Enggak ada apa-apa kok.” Ibu Sulastri mendesah, lalu bertanya dengan nada penasaran. “Kamu jangan ngelindur. Saya tan

DMCA.com Protection Status