Share

6. Alasan bertahan

Penulis: Ruby jane
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-07 20:02:00

“Sialan kau, Arthur! Waktu itu kau bilang, kalau kau sudah tidak menyukainya. Dan sekarang kau bilang, kalau kau masih mencintainya. Apa maumu, sialan!” geram Sarah.

“Dasar aneh! Memang salah, kalau aku masih mencintai istriku?”

“Jelas salah! Kau milikku sekarang!”

“Jangan asal meng-klaim sesuatu yang belum tentu menjadi milikmu.”

“Apa salahnya? Aku akan menjadi istrimu sebentar lagi.”

“Jangan terlalu berharap. Bisa jadi Lana tidak menyetujui pernikahan kita.”

“Ck. Kenapa kau jadi begini? Baru kemarin kau bilang, kalau kau akan menceraikan Lana dan menikahiku. Dan sekarang kau malah berkata seperti ini. Apa kau sudah gila? Kalau tidak berniat menikahiku, jangan menghamiliku bodoh!”

“Memang siapa yang ingin kau hamil? Dari awal sudah kuingatkan untuk minum obat pencegah hamil, tapi kau selalu mengabaikanku.”

“Oh, jadi kau tidak menginginkan bayi ini?” tanya Sarah, sembari mengangguk-anggukkan kepalanya.

“Oke kalau begitu, batalkan saja pernikahan kita. Aku akan membesarkan bayi ini sendiri,” ucapnya lagi.

Kemudian wanita itu lantas berjalan keluar dari kamarnya. Membuat Arthur langsung mendesis kesal.

“Dasar bocah,” cibir Arthur.

Meskipun dalam keadaan kesal, lelaki itu tetap mengejar Sarah yang sudah berada di dapur. Kemudian ia peluk tubuh Sarah dari belakang, namun langsung ditepis oleh wanita itu.

“Pergilah! Aku tidak mau melihatmu sekarang,” ketus Sarah.

“Kau yakin menyuruhku pergi? Kalau aku pergi, aku tidak mau kembali lagi.”

“Aku tidak peduli! Untuk apa juga, aku menikah dengan orang yang tidak mencintaiku. Lebih baik aku membesarkan anak ini sendiri saja.”

“Oke baik, kalau itu maumu. Lahirkan dia, dan jaga baik- baik,” balas Arthur santai, sembari memberi kecupan terakhir di kening Sarah.

Hal itu tentu saja membuat Sarah semakin kesal. Niat hati ingin merajuk agar Arthur mau minta maaf dan menahannya, tapi malah mendapat balasan seperti ini. Dengan mudahnya, Arthur melepas dirinya dan juga bayinya.

“Jangan harap kau bisa bertemu dia, setelah dia lahir,” desis Sarah.

“Tidak masalah. Aku juga tidak ingin menemuinya,” balas Arthur santai, disertai dengan senyuman meledeknya.

“Bajingan! Pergi kau dari rumahku, sialan!” geram Sarah, seraya melempar spatula yang ia pegang ke arah Arthur, dan tepat mengenai perut lelaki itu.

Kemudian Arthur lantas berlari keluar. Sebelum wanita itu semakin mengamuk, dan melempar semua perlatan dapur yang ada di sana.

***

Dua hari kemudian...

“Untuk membalas semua tuduhan Sarah, kita harus mempunyai bukti yang kuat, Jon! Jangan asal klarifikasi saja,” ujar Gita pada manager Lana, yang sedari tadi sudah kalang kabut sendiri memikirkan berita buruk Lana.

“Terus mau sampai kapan kau akan diam? Media semakin menggoreng berita ini, dan warganet semakin memanas. Karirmu bisa terancam, Lana! Kalau kau masih diam dan tidak menyangkal berita itu,” cerocos Jonathan.

“Semua ada prosesnya Jon, Jangan gegabah! Anak buahku masih mengumpulkan bukti yang lain untuk memperkuat statement kita,” sahut Lana.

Jonathan menghembuskan nafasnya dan mengusap wajahnya kasar.

“Bagaimana bisa, kau setenang ini? Di saat namamu sedang menjadi bahan perbincangan di semua sosial media. Harga dirimu bisa hancur Lana, kalau kau terus diinjak- injak seperti ini,” ucapnya.

“Iya, aku tahu! Tapi kalau kita klarifikasi sekarang dengan bukti yang lemah, semua orang masih punya cela untuk memojokkanku. And I don’t want that to happen. Aku malas, kalau harus klarifikasi berkali- kali,” balas Lana.

Jonathan berdecak kesal, kemudian ia lantas mendudukkan dirinya di kursi putar dengan wajah yang masih meradang.

“Ck. Bahkan namaku sudah mulai terseret,” gerutu Jonathan.

“Santai saja, Jon. Kau tidak perlu pusing- pusing memikirkan hujatan netizen. Selama kita berada dipihak yang benar, kita masih bisa tidur nyenyak,” sahut Gita.

“Kau jangan membuatku semakin pusing, Jon. Kalau kau tidak mau mengikuti strategiku, pulanglah saja! Biar ku urus sendiri masalah ini,” kesal Lana. Sedari tadi ia sudah geregetan dengan sikap Jonathan yang emosional dan tergesa- gesa.

Tak berselang lama, muncul notifikasi pesan di ponsel Lana. Dengan cepat, ia langsung membuka pesan yang dikirim oleh anak buahnya tersebut.

Nafas Lana sempat tercekat saat melihat foto yang dikirim oleh anak buahnya itu. Di mana foto tersebut memperlihatkan kegiatan panas yang dilakukan oleh Arthur dan Sarah disebuah hotel.

Entah kenapa, hati Lana langsung berdenyut nyeri saat melihat foto itu.

“Itu foto kapan?” tanya Gita, yang ternyata sedari tadi sudah berdiri di belakang Lana dan ikut melihat foto tersebut.

Lana mengendikkan bahunya. Kemudian ia lantas menutup ponselnya dan ia letakkan di meja.

Melihat raut wajah Lana yang mendadak muram. Gita lantas mengusap pundak wanita itu, sambil membisikkan kata- kata penenang.

“Sabar, Lan. Aku mengerti perasaanmu,” ujar Gita lirih.

“Tidak ada wanita yang tidak sakit hati, saat melihat lelakinya berhubungan badan dengan wanita lain,” ujar Gita lagi.

“Aku tidak sakit hati. Aku hanya geli melihatnya,” sangkal Lana.

Setelah semua team management keluar dari ruangan, Gita lantas beralih duduk di samping wanita itu.

“Selama bertahun- tahun selingkuh, baru kali ini aku melihat foto vulgar Arthur dengan wanita lain,” ujar Lana.

“Aku jadi khawatir kepadamu, Lan. Kau tidak pernah berhubungan badan dengan dia lagi kan? Aku takut dia terkena penyakit dan menular ke tubuhmu,” sahut Gita, membuat Lana langsung memutarkan bola matanya malas.

“Ya menurutmu saja. Apa mungkin, wanita highclass seperti diriku masih mau tidur dengan lelaki SCTV?”

“SCTV? Maksudnya?” tanya Gita bingung.

“Satu untuk semua,” jawab Lana ketus. Membuat Gita langsung menyemburkan tawanya.

“Kau masih seranjang dengan dia?” tanya Gita lagi.

“Tidak. Sejak lima tahun yang lalu.”

“Astaga … kau kenapa betah sekali bertahan dengan rumah tangga seperti ini,” ujar Gita tak habis pikir dengan jalan hidup yang dipilih oleh Lana.

“Berapa kali aku harus bilang? Aku bertahan demi Lea dan Leo,” kesal Lana.

“Kau pikir aku percaya? Mana mungkin kau bertahan demi anak yang tidak menyukai ayahnya sendiri. Pasti ada alasan lain yang membuatmu harus bertahan dengan lelaki itu,” ujar Gita, membuat wanita itu langsung terdiam dengan pandangan lurus ke depan.

Melihat reaksi Lana, Gita lantas menyunggingkan senyuman miringnya.

“Benar kan, kataku?” tanya Gita.

“Jujurlah, kenapa kau tidak mau bercerai dari lelaki itu? Aku janji, tidak akan memberi tahu siapapun,” desak Gita. Membuat Lana langsung menghembuskan nafasnya kasar.

“Jika aku menceraikan Arthur, maka karirku akan hancur.”

Bab terkait

  • Pelakor vs Istri sah   7. Arthur vs Ayah Lana

    Mendengar penuturan Lana, tentu saja Gita langsung terkejut. Ia tidak tahu, rahasia apa yang disembunyikan oleh Lana sampai wanita itu takut menceraikan suaminya Tapi menurutnya, bukankah bertahan itu lebih menyakitkan dari pada melepaskan? “Kau diancam oleh Arthur?” tanya Gita. Lana mengangguk lemah. Baru kali ini, ia menunjukkan wajah melasnya di depan orang lain. Biasanya ia selalu terlihat garang, tegas dan berwibawa . “Apa itu menyangkut nama baikmu?” tanya Gita lagi. “Of course. Maka dari itu, aku tidak berani menceraikannya. Walau sebenarnya, aku berniat mengajukan cerai dalam waktu dekat. Tapi setelah aku pikir- pikir, aku tidak bisa menceraikannya saat ini. Aku belum siap kehilangan karirku.” Gita mendengus kesal. Ia jadi ikut pusing memikirkan rumah tangga Lana. Ingin rasanya, ia memisahkan Lana dan suaminya secara paksa. Namun sayangnya, ia tidak memiliki hak apa- apa. “Aku tidak tahu, rahasia apa yang kalian sembunyikan. Tapi bukankah lebih baik kalian berpisah, dar

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-14
  • Pelakor vs Istri sah   8. Pertengkaran keluarga

    “Ehm. Sepertinya anda mulai mengibarkan bendera peperangan dengan keluarga kami.” Sontak saja, mereka bertiga langsung menoleh ke belakang dengan terkejut. Di mana di belakang mereka sudah ada Ayah Lana yang menatap mereka sinis dengan tangan yang bersedekap di dada. Tak lama kemudian, Ibu Lana dan Bi Ika datang menghampirinya. “Anakmu yang memulainya lebih dulu,” ketus Ibu Arthur. Membuat Ayah Lana langsung tertawa remeh. “Ajeng ... Ajeng. Selama sepuluh tahun kita menjadi besan, baru kali ini aku melihat topeng aslimu. Selama ini, kau selalu berpura- pura baik di depanku,” ujar Ayah Lana, disertai dengan senyuman remehnya. “Memangnya ada yang salah dari ucapanku? Aku hanya berbicara fakta, kalau anakmu yang memulai peperangan ini. Dia menghinaku, merendahkanku, dan juga memfitnah Arthur berselingkuh. Apa kau tidak tahu kelakuan buruk anakmu? Dia sangat kurang ajar dan tidak tahu diri,” balas wanita itu menggebu- gebu. “Sebelum kau berbicara seperti ini, apa kau sudah berkaca ter

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-16
  • Pelakor vs Istri sah   9. Mulut manis tapi beracun

    Lana menyeret tangan Arthur menuju taman yang berada di samping rumah. Membiarkan orang tua mereka kembali bertarung dan beradu mulut. “Apa maksudmu? Bukankan kau bertahan denganku karena uang? Lalu kenapa, kau malah menolak tawaran dari Ayah? Jangan membuat semuanya semakin rumit! Ambil uangnya, dan ceraikan aku sekarang juga!” marah Lana, penuh dengan emosi. “Kau yakin, tidak mau memberiku kesempatan?” tanya Arthur, yang berhasil membuat Lana semakin geram. Saking gregetannya, wanita itu sampai menggertakkan gigi dan mengepal tangannya kuat. “Pertanyaan bodoh! Untuk apa juga, aku memberi kesempatan pada bajingan? Bahkan anakmu sendiri menginginkan orang tuanya untuk bercerai.” Arthur menghembuskan nafasnya sembari mengusap rambutnya kasar. Pikirannya benar- benar tidak karuan saat ini. “Aku janji, akan berubah menjadi lebih baik lagi. Aku juga akan memutuskan Sarah dan tidak akan menikahinya,” ujar Arthur. “Kau pikir aku percaya? Kau bahkan sudah mengatakan ini berkali- kali

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-18
  • Pelakor vs Istri sah   10. Serangan nafsu

    Lana menggeram kesal sembari membanting ponselnya ke meja. Lelaki itu benar- benar menguji kesabarannya. Jika membunuh orang itu tidak dosa, mungkin sudah Lana lakukan dari dulu. “Ya Tuhan. Aku harus bagaimana,” keluh Lana, sembari mengusap wajahnya kasar. Setelah berpikir selama beberapa menit, Lana memutuskan untuk menemui lelaki itu. Bukan untuk bercinta, tetapi untuk menegosiasi agar Arthur meringankan persyaratannya. Apapun itu akan Lana lakukan, asal tidak bercinta. Bahkan jika Arthur meminta mobil baru, akan Lana belikan sekarang juga. Sesampainya di rumah, Lana langsung mendorong pintunya dengan kasar, hingga menimbulkan suara gebrakan yang begitu keras. Arthur yang sedang duduk santai di ruang tamu pun terkejut. Namun sedetik kemudian, ekspresinya berubah menjadi sangat songong dan menyebalkan. Lelaki itu menatap Lana sembari tersenyum menyeringai. Sementara itu, Lana hanya menatapnya datar. “Kau siap untuk bercinta, babe?” tanya Arthur, seraya menaik turunkan alisnya me

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-21
  • Pelakor vs Istri sah   11. Ancaman Arthur

    Setelah kegiatan panas yang dilakukan oleh pasangan suami istri itu selesai, Arthur langsung keluar dari kamar. Membiarkan Lana tidur dan beristirahat. Ia paham, istri cantiknya itu sedang kelelahan akibat kegiatan panas yang mereka lakukan mulai dari sore sampai malam. Arthur merasakan suasana yang berbeda dari rumah ini. Biasanya, rumah selalu ramai dengan suara keributan maupun canda tawa kedua anaknya. Tetapi saat ini terasa sangat sepi dan sunyi seperti tidak ada kehidupan. Kedua anaknya sudah pindah ke rumah orang tuanya, sedangkan Bi Ika sudah pulang ke kampung halamannya. “Bahagia selalu ya. Maafkan Daddy, tidak bisa memberikan kebahagiaan untuk kalian berdua,” ujar Arthur, seraya memandangi foto Lea dan Leo yang terpajang di dinding. “Jaga Mommy kalian. Jangan membuatnya bersedih. Cukup Daddy saja yang menyakiti hatinya,” monolognya lagi. “Tumbuhlah dengan baik. Buatlah Mommymu bangga dengan prestasimu.” Kemudian Arthur lantas berjalan ke living room. Mengambil ponselnya

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-25
  • Pelakor vs Istri sah   12. Balas dendam

    “Kau benar- benar licik, Arthur! Aku sudah menyerahkan tubuhku kepadamu, tetapi kau masih ingin membongkar rahasiaku? Are you kidding me,” kesal Lana, sembari melempar Arthur dengan handuk yang ia pegang. “Kita main adil saja. Kau tutupi aibku? Maka akan ku tutup juga aibmu,” balas Arthur santai. “Kau ini – arrgghh... kenapa kau tega sekali denganku,” ujar Lana dengan mata berkaca- kaca. Sepertinya, kekesalannya benar- benar sudah berada di puncak. “Selama kau menyakitiku, apa aku pernah membalas? Selama kau berselingkuh dariku, apa aku pernah membalas juga? Selama kau pengangguran, apa aku pernah menyuruhmu mencari kerja? Tidak kan?! Aku selalu sabar menghadapimu. Tapi kenapa, di saat harga diriku diinjak- injak oleh selingkuhanmu, kau malah diam saja? Kau tidak berniat membelaku, dan kau sama sekali tidak menegur selingkuhanmu. Kenapa kau jahat sekali...” ujar Lana dengan berlinang air mata. Sementara itu, Arthur hanya terdiam menunduk sambil meremas jari- jemarinya. Kemudian Lan

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-27
  • Pelakor vs Istri sah   13. Kegilaan keluarga Arthur

    Lana membanting tubuhnya di kasur. Hari ini benar- benar melelahkan baginya. Setelah sempat lega karena sudah memberikan klarifikasi, Lana kembali dibuat resah atas ancaman Arthur. Jika memang lelaki itu benar- benar akan membocorkan rahasianya. Demi Tuhan, Lana akan membawa anaknya pindah ke luar negeri. Ia tidak mau anaknya menjadi korban serangan kebencian dari semua orang, akibat skandal yang menimpa kedua orang tuanya. “Ya Tuhan... kepalaku pusing sekali,” gumam Lana, seraya memijit kepalanya. Lana bangun dari tidurnya dan berjalan menuju dapur. Apartemen yang Lana beli ini tidak terlalu besar, hanya terdapat satu kamar tidur, satu kamar mandi, ruang tamu, dan dapur yang berhadapan langsung dengan ruang tamu. “Sepertinya aku harus membeli apartemen baru. Aku tidak bisa, hidup di tempat sempit seperti ini,” ujar Lana. Selesai membuat teh hangat, Lana lantas berjalan menuju balkon. Menikmati udara di malam hari dengan ditemani segelas teh hangat dan selimut tebal yang melilit d

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-01
  • Pelakor vs Istri sah   14. Akhir dari segalanya

    Lana melangkahkan kakinya memasuki rumah yang saat ini ditinggali oleh Arthur. Pintu rumah tidak terkunci, namun ia tidak melihat siapa- siapa di dalamnya. Mungkin sedang keluar, pikirnya.Sambil menunggu Arthur muncul di depannya, Lana melangkahkan kakinya menuju dapur untuk mencari air minum. Tak lama kemudian, Arthur keluar dari kamar dengan penampilan yang masih berantakan. Sepertinya pria itu baru saja terbangun dari tidur.Melihat Lana yang tiba- tiba berada di rumahnya, pria itu sedikit terkejut. Kemudian ia lantas mengikuti Lana yang saat ini sedang mendudukkan dirinya di sofa.“Sejak kapan kau di sini?” tanya Arthur, namun tidak dipedulikan oleh Lana. Wanita itu malah mengeluarkan sebuah map coklat dari dalam tasnya.“Tanda tangani surat ini,” ketus Lana seraya meletakkan map tersebut di atas meja.Arthur melirik wanita itu sekilas. Wajahnya terlihat judes seperti biasanya. Tidak ada senyuman manis yang terukir di bibirnya, dan tidak ada tatapan lembut dari matanya.Arthur me

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-23

Bab terbaru

  • Pelakor vs Istri sah   14. Akhir dari segalanya

    Lana melangkahkan kakinya memasuki rumah yang saat ini ditinggali oleh Arthur. Pintu rumah tidak terkunci, namun ia tidak melihat siapa- siapa di dalamnya. Mungkin sedang keluar, pikirnya.Sambil menunggu Arthur muncul di depannya, Lana melangkahkan kakinya menuju dapur untuk mencari air minum. Tak lama kemudian, Arthur keluar dari kamar dengan penampilan yang masih berantakan. Sepertinya pria itu baru saja terbangun dari tidur.Melihat Lana yang tiba- tiba berada di rumahnya, pria itu sedikit terkejut. Kemudian ia lantas mengikuti Lana yang saat ini sedang mendudukkan dirinya di sofa.“Sejak kapan kau di sini?” tanya Arthur, namun tidak dipedulikan oleh Lana. Wanita itu malah mengeluarkan sebuah map coklat dari dalam tasnya.“Tanda tangani surat ini,” ketus Lana seraya meletakkan map tersebut di atas meja.Arthur melirik wanita itu sekilas. Wajahnya terlihat judes seperti biasanya. Tidak ada senyuman manis yang terukir di bibirnya, dan tidak ada tatapan lembut dari matanya.Arthur me

  • Pelakor vs Istri sah   13. Kegilaan keluarga Arthur

    Lana membanting tubuhnya di kasur. Hari ini benar- benar melelahkan baginya. Setelah sempat lega karena sudah memberikan klarifikasi, Lana kembali dibuat resah atas ancaman Arthur. Jika memang lelaki itu benar- benar akan membocorkan rahasianya. Demi Tuhan, Lana akan membawa anaknya pindah ke luar negeri. Ia tidak mau anaknya menjadi korban serangan kebencian dari semua orang, akibat skandal yang menimpa kedua orang tuanya. “Ya Tuhan... kepalaku pusing sekali,” gumam Lana, seraya memijit kepalanya. Lana bangun dari tidurnya dan berjalan menuju dapur. Apartemen yang Lana beli ini tidak terlalu besar, hanya terdapat satu kamar tidur, satu kamar mandi, ruang tamu, dan dapur yang berhadapan langsung dengan ruang tamu. “Sepertinya aku harus membeli apartemen baru. Aku tidak bisa, hidup di tempat sempit seperti ini,” ujar Lana. Selesai membuat teh hangat, Lana lantas berjalan menuju balkon. Menikmati udara di malam hari dengan ditemani segelas teh hangat dan selimut tebal yang melilit d

  • Pelakor vs Istri sah   12. Balas dendam

    “Kau benar- benar licik, Arthur! Aku sudah menyerahkan tubuhku kepadamu, tetapi kau masih ingin membongkar rahasiaku? Are you kidding me,” kesal Lana, sembari melempar Arthur dengan handuk yang ia pegang. “Kita main adil saja. Kau tutupi aibku? Maka akan ku tutup juga aibmu,” balas Arthur santai. “Kau ini – arrgghh... kenapa kau tega sekali denganku,” ujar Lana dengan mata berkaca- kaca. Sepertinya, kekesalannya benar- benar sudah berada di puncak. “Selama kau menyakitiku, apa aku pernah membalas? Selama kau berselingkuh dariku, apa aku pernah membalas juga? Selama kau pengangguran, apa aku pernah menyuruhmu mencari kerja? Tidak kan?! Aku selalu sabar menghadapimu. Tapi kenapa, di saat harga diriku diinjak- injak oleh selingkuhanmu, kau malah diam saja? Kau tidak berniat membelaku, dan kau sama sekali tidak menegur selingkuhanmu. Kenapa kau jahat sekali...” ujar Lana dengan berlinang air mata. Sementara itu, Arthur hanya terdiam menunduk sambil meremas jari- jemarinya. Kemudian Lan

  • Pelakor vs Istri sah   11. Ancaman Arthur

    Setelah kegiatan panas yang dilakukan oleh pasangan suami istri itu selesai, Arthur langsung keluar dari kamar. Membiarkan Lana tidur dan beristirahat. Ia paham, istri cantiknya itu sedang kelelahan akibat kegiatan panas yang mereka lakukan mulai dari sore sampai malam. Arthur merasakan suasana yang berbeda dari rumah ini. Biasanya, rumah selalu ramai dengan suara keributan maupun canda tawa kedua anaknya. Tetapi saat ini terasa sangat sepi dan sunyi seperti tidak ada kehidupan. Kedua anaknya sudah pindah ke rumah orang tuanya, sedangkan Bi Ika sudah pulang ke kampung halamannya. “Bahagia selalu ya. Maafkan Daddy, tidak bisa memberikan kebahagiaan untuk kalian berdua,” ujar Arthur, seraya memandangi foto Lea dan Leo yang terpajang di dinding. “Jaga Mommy kalian. Jangan membuatnya bersedih. Cukup Daddy saja yang menyakiti hatinya,” monolognya lagi. “Tumbuhlah dengan baik. Buatlah Mommymu bangga dengan prestasimu.” Kemudian Arthur lantas berjalan ke living room. Mengambil ponselnya

  • Pelakor vs Istri sah   10. Serangan nafsu

    Lana menggeram kesal sembari membanting ponselnya ke meja. Lelaki itu benar- benar menguji kesabarannya. Jika membunuh orang itu tidak dosa, mungkin sudah Lana lakukan dari dulu. “Ya Tuhan. Aku harus bagaimana,” keluh Lana, sembari mengusap wajahnya kasar. Setelah berpikir selama beberapa menit, Lana memutuskan untuk menemui lelaki itu. Bukan untuk bercinta, tetapi untuk menegosiasi agar Arthur meringankan persyaratannya. Apapun itu akan Lana lakukan, asal tidak bercinta. Bahkan jika Arthur meminta mobil baru, akan Lana belikan sekarang juga. Sesampainya di rumah, Lana langsung mendorong pintunya dengan kasar, hingga menimbulkan suara gebrakan yang begitu keras. Arthur yang sedang duduk santai di ruang tamu pun terkejut. Namun sedetik kemudian, ekspresinya berubah menjadi sangat songong dan menyebalkan. Lelaki itu menatap Lana sembari tersenyum menyeringai. Sementara itu, Lana hanya menatapnya datar. “Kau siap untuk bercinta, babe?” tanya Arthur, seraya menaik turunkan alisnya me

  • Pelakor vs Istri sah   9. Mulut manis tapi beracun

    Lana menyeret tangan Arthur menuju taman yang berada di samping rumah. Membiarkan orang tua mereka kembali bertarung dan beradu mulut. “Apa maksudmu? Bukankan kau bertahan denganku karena uang? Lalu kenapa, kau malah menolak tawaran dari Ayah? Jangan membuat semuanya semakin rumit! Ambil uangnya, dan ceraikan aku sekarang juga!” marah Lana, penuh dengan emosi. “Kau yakin, tidak mau memberiku kesempatan?” tanya Arthur, yang berhasil membuat Lana semakin geram. Saking gregetannya, wanita itu sampai menggertakkan gigi dan mengepal tangannya kuat. “Pertanyaan bodoh! Untuk apa juga, aku memberi kesempatan pada bajingan? Bahkan anakmu sendiri menginginkan orang tuanya untuk bercerai.” Arthur menghembuskan nafasnya sembari mengusap rambutnya kasar. Pikirannya benar- benar tidak karuan saat ini. “Aku janji, akan berubah menjadi lebih baik lagi. Aku juga akan memutuskan Sarah dan tidak akan menikahinya,” ujar Arthur. “Kau pikir aku percaya? Kau bahkan sudah mengatakan ini berkali- kali

  • Pelakor vs Istri sah   8. Pertengkaran keluarga

    “Ehm. Sepertinya anda mulai mengibarkan bendera peperangan dengan keluarga kami.” Sontak saja, mereka bertiga langsung menoleh ke belakang dengan terkejut. Di mana di belakang mereka sudah ada Ayah Lana yang menatap mereka sinis dengan tangan yang bersedekap di dada. Tak lama kemudian, Ibu Lana dan Bi Ika datang menghampirinya. “Anakmu yang memulainya lebih dulu,” ketus Ibu Arthur. Membuat Ayah Lana langsung tertawa remeh. “Ajeng ... Ajeng. Selama sepuluh tahun kita menjadi besan, baru kali ini aku melihat topeng aslimu. Selama ini, kau selalu berpura- pura baik di depanku,” ujar Ayah Lana, disertai dengan senyuman remehnya. “Memangnya ada yang salah dari ucapanku? Aku hanya berbicara fakta, kalau anakmu yang memulai peperangan ini. Dia menghinaku, merendahkanku, dan juga memfitnah Arthur berselingkuh. Apa kau tidak tahu kelakuan buruk anakmu? Dia sangat kurang ajar dan tidak tahu diri,” balas wanita itu menggebu- gebu. “Sebelum kau berbicara seperti ini, apa kau sudah berkaca ter

  • Pelakor vs Istri sah   7. Arthur vs Ayah Lana

    Mendengar penuturan Lana, tentu saja Gita langsung terkejut. Ia tidak tahu, rahasia apa yang disembunyikan oleh Lana sampai wanita itu takut menceraikan suaminya Tapi menurutnya, bukankah bertahan itu lebih menyakitkan dari pada melepaskan? “Kau diancam oleh Arthur?” tanya Gita. Lana mengangguk lemah. Baru kali ini, ia menunjukkan wajah melasnya di depan orang lain. Biasanya ia selalu terlihat garang, tegas dan berwibawa . “Apa itu menyangkut nama baikmu?” tanya Gita lagi. “Of course. Maka dari itu, aku tidak berani menceraikannya. Walau sebenarnya, aku berniat mengajukan cerai dalam waktu dekat. Tapi setelah aku pikir- pikir, aku tidak bisa menceraikannya saat ini. Aku belum siap kehilangan karirku.” Gita mendengus kesal. Ia jadi ikut pusing memikirkan rumah tangga Lana. Ingin rasanya, ia memisahkan Lana dan suaminya secara paksa. Namun sayangnya, ia tidak memiliki hak apa- apa. “Aku tidak tahu, rahasia apa yang kalian sembunyikan. Tapi bukankah lebih baik kalian berpisah, dar

  • Pelakor vs Istri sah   6. Alasan bertahan

    “Sialan kau, Arthur! Waktu itu kau bilang, kalau kau sudah tidak menyukainya. Dan sekarang kau bilang, kalau kau masih mencintainya. Apa maumu, sialan!” geram Sarah. “Dasar aneh! Memang salah, kalau aku masih mencintai istriku?” “Jelas salah! Kau milikku sekarang!” “Jangan asal meng-klaim sesuatu yang belum tentu menjadi milikmu.” “Apa salahnya? Aku akan menjadi istrimu sebentar lagi.” “Jangan terlalu berharap. Bisa jadi Lana tidak menyetujui pernikahan kita.” “Ck. Kenapa kau jadi begini? Baru kemarin kau bilang, kalau kau akan menceraikan Lana dan menikahiku. Dan sekarang kau malah berkata seperti ini. Apa kau sudah gila? Kalau tidak berniat menikahiku, jangan menghamiliku bodoh!” “Memang siapa yang ingin kau hamil? Dari awal sudah kuingatkan untuk minum obat pencegah hamil, tapi kau selalu mengabaikanku.” “Oh, jadi kau tidak menginginkan bayi ini?” tanya Sarah, sembari mengangguk-anggukkan kepalanya. “Oke kalau begitu, batalkan saja pernikahan kita. Aku akan membesarkan bayi

DMCA.com Protection Status