Beranda / Pernikahan / Pelakor vs Istri sah / 7. Arthur vs Ayah Lana

Share

7. Arthur vs Ayah Lana

Penulis: Ruby jane
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-14 14:08:03

Mendengar penuturan Lana, tentu saja Gita langsung terkejut. Ia tidak tahu, rahasia apa yang disembunyikan oleh Lana sampai wanita itu takut menceraikan suaminya  Tapi menurutnya, bukankah bertahan itu lebih menyakitkan dari pada melepaskan?

“Kau diancam oleh Arthur?” tanya Gita.

Lana mengangguk lemah. Baru kali ini, ia menunjukkan wajah melasnya di depan orang lain. Biasanya ia selalu terlihat garang, tegas dan berwibawa . 

“Apa itu menyangkut nama baikmu?” tanya Gita lagi.

Of course. Maka dari itu, aku tidak berani menceraikannya. Walau sebenarnya, aku berniat mengajukan cerai dalam waktu dekat. Tapi setelah aku pikir- pikir, aku tidak bisa menceraikannya saat ini. Aku belum siap kehilangan karirku.”

Gita mendengus kesal. Ia jadi ikut pusing memikirkan rumah tangga Lana. Ingin rasanya, ia memisahkan Lana dan suaminya secara paksa. Namun sayangnya, ia tidak memiliki hak apa- apa.

“Aku tidak tahu, rahasia apa yang kalian sembunyikan. Tapi bukankah lebih baik kalian berpisah, dari pada bertahan dengan rumah tangga seperti ini? Selesaikan baik- baik masalah kalian, dan cari jalan keluarnya. Ini semua demi kebaikan Lea dan Leo,” tutur Gita panjang lebar. Membuat Lana langsung menunduk lemah sembari memijat pelipisnya yang terasa sangat pusing.

“Tidak semudah itu, Git. Kalau aku bisa bercerai dari Arthur, sudah ku ceraikan dari dulu. Arthur itu tipe orang yang susah dibujuk. Dia tidak akan mau ku ceraikan, sebelum dia sendiri yang minta.”

“Maka dari itu, berhenti memberinya uang! Dia tidak akan melepasmu, kalau kau masih memberinya jatah bulanan. C’mon, Lan! Sampai kapan kau mau mau dibodohi sama pria brengsek itu?”

“Memberinya uang adalah senjataku untuk merendahkan dia, Git. Semuanya sudah ku rencanakan dari awal. Mana mungkin aku memberikan uangku secara sia- sia, pasti ada maksud dan tujuannya bukan? Lagipula uang 5 juta itu sangatlah kecil bagiku. Tidak ada apa- apanya dengan harga pakaian dalamku,” jelas Lana. Membuat Gita langsung memutarkan bola matanya malas.

“Terserah kau saja. Aku lelah, memberimu ceramah panjang lebar. Kau urus saja itu kisah cintamu yang lebih rumit dari Mark Antony dan Cleopatra,” kesal Gita.

Lana menghembuskan nafasnya kasar. Kemudian ia lantas berdiri dari duduknya dan berjalan pergi meninggalkan Gita. Namun sebelum membuka pintu, ia menoleh sebentar ke arah Gita dan berbicara...

“Semua ini kulakukan demi karirku, Git. Percayalah, tidak ada orang yang mau berada diposisi seperti ini, termasuk aku.”

***

Sementara itu, di sisi lain Arthur yang saat ini sedang bersantai di teras rumahnya sambil menikmati segelas kopi, tiba- tiba dikejutkan dengan kedatangan sang mertua yang tidak seperti biasanya.

Biasanya, kedua mertuanya ini selalu datang dengan wajah yang ceria dan berseri- seri. Namun kali ini berbeda, mereka berdua datang dengan wajah yang muram seperti menahan amarah.

“Di mana anakku?” tanya sang Ayah mertua dengan ketus.

Ditatap seperti itu oleh sang Ayah mertua, tentu saja membuat Arthur langsung gelagapan sendiri. Sebejat- bejatnya Arthur, sejahat- jahatnya Arthur, jika sudah berhadapan dengan Ayah Lana, Arthur hanyalah manusia lemah yang tak punya nyali.

“K-kerja Yah,” jawabnya gugup. Bahkan ia tak berani menatap mata tajam Ayah mertuanya itu.   

“Terus kenapa kau malah bersantai di sini? Kau tidak punya pekerjaan?”

Skak mat.

Tidak ada yang bisa Arthur lakukan selain menunduk dan menahan malu. Ayah Lana memang selalu berbicara tepat sasaran. Dan semua perkataannya selalu menusuk ke hati. Berbeda dengan Ibu Lana yang lebih cenderung sabar dan pendiam.  

“Kalau sudah tidak sanggup merawat anakku, kembalikan padaku secara baik- baik. Jangan malah disiksa batinnya. Kau ini laki- laki, kepala rumah tangga, Ayah dari dua anak. Apa tidak malu, melihat istri yang kerja banting tulang untuk menghidupi keluarga? Di mana akal sehatmu ini?”

“Maaf, Yah. Aku baru saja di PHK minggu kemarin. Selama ini Lana tidak bekerja sendiri kok,” sahut Arthur, berusaha untuk membela dirinya sendiri.

“Tidak usah beralasan lagi! Semua tetangga di sini bilang kepadaku, kalau kau sudah lama tidak bekerja. Setiap hari hanya lontang-lantung seperti orang gila.”

Mendengar hal ini, Arthur mulai terpancing emosi. Ia kira, para tetangga di sini tidak ada yang bermulut ember. Tapi nyatanya, mereka semua sama saja seperti tetangga pada umumnya.

Yah, pada kenyataannya, cctv terbaik adalah mata tetangga bukan?

“Selama ini Ayah diam, bukan berarti Ayah membiarkan. Ayah menunggumu untuk memulangkan Lana secara baik- baik.”

“Maafkan aku, Yah. Aku janji, akan mencari pekerjaan secepat mungkin.”

“Bukan itu pointnya, Tur! Kau ini sudah bertahun- tahun menyiksa batin Lana. Jika kau teruskan seperti ini, anakku akan mati muda! Jadi, turuti saja keinginan Lana untuk bercerai. Jangan mempersulitnya!”

Mendengar hal ini, tentu saja Arthur terkejut. Dari mana ayahnya tahu, jika Lana ingin bercerai darinya? Sementara Lana sendiri adalah orang yang sangat tertutup dan tidak pernah menceritakan hal ini pada keluarganya.

“Tidak usah bertanya, Ayah tahu dari mana. Meskipun Lana tidak pernah bercerita apapun, tapi Ayah sangat tahu perkembangan rumah tangga kalian. Kau juga pernah berselingkuh bukan?”

Deg.

Seketika tubuh Arthur langsung menegang. Apalagi saat melihat senyuman miring sang Ayah mertua, rasanya jantung Arthur seperti dihantam beton. Apakah kejadian enam tahun yang lalu akan terjadi lagi? Di mana sang Ayah mertua memukulinya sampai babak belur dan dirinya hampir saja meregang nyawa? Jika iya, bolehkah Arthur kabur sekarang juga?”

“Tidak Yah. Ayah salah paham,” bantah Arthur.  

Tidak ada salahnya bukan? Melindungi dirinya dari pukulan sang mantan ABRI ini.

“Tidak usah takut. Aku tidak akan membunuhmu sekarang. Kau hanya perlu berkata jujur, mengapa kau menyakiti anak dan cucuku?”

Arthur menghembuskan nafasnya kasar. Kemudian ia mengajak sang Ayah mertua untuk duduk di kursi, agar suasananya tidak terlalu menegang. Sementara itu, sang Ibu mertua memilih untuk masuk ke dalam rumah.

“Demi Tuhan, Yah. Aku tidak berniat menyakiti Lana dan anak- anakku. Selama ini, aku selalu berusaha mencari pekerjaan, tapi gagal. Aku juga tidak berniat selingkuh dari Lana, aku hanya mencari hiburan yang tidak aku dapatkan di rumah. Percayalah, bukan hanya aku yang salah dalam kasus ini. Lana juga salah! Dia tidak bisa menjadi istri yang baik buatku,” cerocos Arthur, yang terus berusaha membela dirinya sendiri. Membuat sang Ayah mertua langsung tertawa sinis.

“Kau pikir aku percaya dengan manusia manipulatif seperti dirimu?”

Arthur menggeram kesal. Jiwa iblisnya untuk mencekik sang mertua hampir saja keluar. Namun syukurnya, ia masih bisa berpikir jernih.

Tak lama kemudian, Ibu Arthur datang dengan anak pertamanya, yang tak lain adalah Kakak perempuan Arthur.

Ibu Arthur melirik Ayah Lana sekilas dengan tatapan sinisnya. Kemudian tanpa basa- basi, ia dan anak perempuannya langsung masuk ke dalam rumah. Membuat Arthur langsung berlari mengikutinya.

“Bu, ada apa?” tanya Arthur. Membuat sang Ibu langsung menghentikan langkahnya.

“Di mana istrimu itu? Aku ingin menemuinya sekarang juga,” ujar wanita paruh baya itu.

“Ada perlu apa? Lana masih kerja.”

“Aku ingin mengolok- olok istri sombongmu itu. Beberapa hari yang lalu, dia menghinaku dan juga menghinamu. Dan sekarang, dia tersandung rumor jelek. Jadi aku ingin membalasnya,” ujar sang Ibu dengan amarah yang menggebu- gebu.

“Rumor? Rumor apa maksud Ibu?” tanya Arthur kaget sekaligus bingung.

“Ck. Apa kau tidak tahu? Istrimu itu terlibat skandal dengan seseorang,” sahut kakak perempuannya.

“Skandal seperti apa? Aku benar- benar tidak tahu.”

Sang kakak itu kembali berdecak kesal. Kemudian ia lantas membuka ponselnya dan menunjukkan sesuatu pada Arthur.

“Jelaskan saja! Aku malas membaca,” ujar Arthur, membuat sang kakak langsung mendesis kesal.

“Ada seseorang yang speak up di twitter tentang sikap buruk istrimu yang selalu merendahkan orang lain. Dia juga menjelaskan, jika istrimu pernah berselingkuh dengan kekasihnya. Dan parahnya lagi, dia juga pernah melihat istrimu memukul anak- anakmu,” jelas wanita itu. Membuat Arthur langsung membulatkan matanya terkejut.

“Kenapa kau betah sekali, hidup dengan wanita iblis seperti dia? Ceraikan dia sekarang, dan ambil hak asuh anakmu!” seru sang Ibu dengan keras, yang berhasil mengundang perhatian semua orang yang berada di rumah.

“Ehm. Sepertinya anda mulai mengibarkan bendera peperangan dengan keluarga kami,”

Bab terkait

  • Pelakor vs Istri sah   8. Pertengkaran keluarga

    “Ehm. Sepertinya anda mulai mengibarkan bendera peperangan dengan keluarga kami.” Sontak saja, mereka bertiga langsung menoleh ke belakang dengan terkejut. Di mana di belakang mereka sudah ada Ayah Lana yang menatap mereka sinis dengan tangan yang bersedekap di dada. Tak lama kemudian, Ibu Lana dan Bi Ika datang menghampirinya. “Anakmu yang memulainya lebih dulu,” ketus Ibu Arthur. Membuat Ayah Lana langsung tertawa remeh. “Ajeng ... Ajeng. Selama sepuluh tahun kita menjadi besan, baru kali ini aku melihat topeng aslimu. Selama ini, kau selalu berpura- pura baik di depanku,” ujar Ayah Lana, disertai dengan senyuman remehnya. “Memangnya ada yang salah dari ucapanku? Aku hanya berbicara fakta, kalau anakmu yang memulai peperangan ini. Dia menghinaku, merendahkanku, dan juga memfitnah Arthur berselingkuh. Apa kau tidak tahu kelakuan buruk anakmu? Dia sangat kurang ajar dan tidak tahu diri,” balas wanita itu menggebu- gebu. “Sebelum kau berbicara seperti ini, apa kau sudah berkaca ter

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-16
  • Pelakor vs Istri sah   9. Mulut manis tapi beracun

    Lana menyeret tangan Arthur menuju taman yang berada di samping rumah. Membiarkan orang tua mereka kembali bertarung dan beradu mulut. “Apa maksudmu? Bukankan kau bertahan denganku karena uang? Lalu kenapa, kau malah menolak tawaran dari Ayah? Jangan membuat semuanya semakin rumit! Ambil uangnya, dan ceraikan aku sekarang juga!” marah Lana, penuh dengan emosi. “Kau yakin, tidak mau memberiku kesempatan?” tanya Arthur, yang berhasil membuat Lana semakin geram. Saking gregetannya, wanita itu sampai menggertakkan gigi dan mengepal tangannya kuat. “Pertanyaan bodoh! Untuk apa juga, aku memberi kesempatan pada bajingan? Bahkan anakmu sendiri menginginkan orang tuanya untuk bercerai.” Arthur menghembuskan nafasnya sembari mengusap rambutnya kasar. Pikirannya benar- benar tidak karuan saat ini. “Aku janji, akan berubah menjadi lebih baik lagi. Aku juga akan memutuskan Sarah dan tidak akan menikahinya,” ujar Arthur. “Kau pikir aku percaya? Kau bahkan sudah mengatakan ini berkali- kali

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-18
  • Pelakor vs Istri sah   10. Serangan nafsu

    Lana menggeram kesal sembari membanting ponselnya ke meja. Lelaki itu benar- benar menguji kesabarannya. Jika membunuh orang itu tidak dosa, mungkin sudah Lana lakukan dari dulu. “Ya Tuhan. Aku harus bagaimana,” keluh Lana, sembari mengusap wajahnya kasar. Setelah berpikir selama beberapa menit, Lana memutuskan untuk menemui lelaki itu. Bukan untuk bercinta, tetapi untuk menegosiasi agar Arthur meringankan persyaratannya. Apapun itu akan Lana lakukan, asal tidak bercinta. Bahkan jika Arthur meminta mobil baru, akan Lana belikan sekarang juga. Sesampainya di rumah, Lana langsung mendorong pintunya dengan kasar, hingga menimbulkan suara gebrakan yang begitu keras. Arthur yang sedang duduk santai di ruang tamu pun terkejut. Namun sedetik kemudian, ekspresinya berubah menjadi sangat songong dan menyebalkan. Lelaki itu menatap Lana sembari tersenyum menyeringai. Sementara itu, Lana hanya menatapnya datar. “Kau siap untuk bercinta, babe?” tanya Arthur, seraya menaik turunkan alisnya me

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-21
  • Pelakor vs Istri sah   11. Ancaman Arthur

    Setelah kegiatan panas yang dilakukan oleh pasangan suami istri itu selesai, Arthur langsung keluar dari kamar. Membiarkan Lana tidur dan beristirahat. Ia paham, istri cantiknya itu sedang kelelahan akibat kegiatan panas yang mereka lakukan mulai dari sore sampai malam. Arthur merasakan suasana yang berbeda dari rumah ini. Biasanya, rumah selalu ramai dengan suara keributan maupun canda tawa kedua anaknya. Tetapi saat ini terasa sangat sepi dan sunyi seperti tidak ada kehidupan. Kedua anaknya sudah pindah ke rumah orang tuanya, sedangkan Bi Ika sudah pulang ke kampung halamannya. “Bahagia selalu ya. Maafkan Daddy, tidak bisa memberikan kebahagiaan untuk kalian berdua,” ujar Arthur, seraya memandangi foto Lea dan Leo yang terpajang di dinding. “Jaga Mommy kalian. Jangan membuatnya bersedih. Cukup Daddy saja yang menyakiti hatinya,” monolognya lagi. “Tumbuhlah dengan baik. Buatlah Mommymu bangga dengan prestasimu.” Kemudian Arthur lantas berjalan ke living room. Mengambil ponselnya

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-25
  • Pelakor vs Istri sah   12. Balas dendam

    “Kau benar- benar licik, Arthur! Aku sudah menyerahkan tubuhku kepadamu, tetapi kau masih ingin membongkar rahasiaku? Are you kidding me,” kesal Lana, sembari melempar Arthur dengan handuk yang ia pegang. “Kita main adil saja. Kau tutupi aibku? Maka akan ku tutup juga aibmu,” balas Arthur santai. “Kau ini – arrgghh... kenapa kau tega sekali denganku,” ujar Lana dengan mata berkaca- kaca. Sepertinya, kekesalannya benar- benar sudah berada di puncak. “Selama kau menyakitiku, apa aku pernah membalas? Selama kau berselingkuh dariku, apa aku pernah membalas juga? Selama kau pengangguran, apa aku pernah menyuruhmu mencari kerja? Tidak kan?! Aku selalu sabar menghadapimu. Tapi kenapa, di saat harga diriku diinjak- injak oleh selingkuhanmu, kau malah diam saja? Kau tidak berniat membelaku, dan kau sama sekali tidak menegur selingkuhanmu. Kenapa kau jahat sekali...” ujar Lana dengan berlinang air mata. Sementara itu, Arthur hanya terdiam menunduk sambil meremas jari- jemarinya. Kemudian Lan

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-27
  • Pelakor vs Istri sah   13. Kegilaan keluarga Arthur

    Lana membanting tubuhnya di kasur. Hari ini benar- benar melelahkan baginya. Setelah sempat lega karena sudah memberikan klarifikasi, Lana kembali dibuat resah atas ancaman Arthur. Jika memang lelaki itu benar- benar akan membocorkan rahasianya. Demi Tuhan, Lana akan membawa anaknya pindah ke luar negeri. Ia tidak mau anaknya menjadi korban serangan kebencian dari semua orang, akibat skandal yang menimpa kedua orang tuanya. “Ya Tuhan... kepalaku pusing sekali,” gumam Lana, seraya memijit kepalanya. Lana bangun dari tidurnya dan berjalan menuju dapur. Apartemen yang Lana beli ini tidak terlalu besar, hanya terdapat satu kamar tidur, satu kamar mandi, ruang tamu, dan dapur yang berhadapan langsung dengan ruang tamu. “Sepertinya aku harus membeli apartemen baru. Aku tidak bisa, hidup di tempat sempit seperti ini,” ujar Lana. Selesai membuat teh hangat, Lana lantas berjalan menuju balkon. Menikmati udara di malam hari dengan ditemani segelas teh hangat dan selimut tebal yang melilit d

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-01
  • Pelakor vs Istri sah   14. Akhir dari segalanya

    Lana melangkahkan kakinya memasuki rumah yang saat ini ditinggali oleh Arthur. Pintu rumah tidak terkunci, namun ia tidak melihat siapa- siapa di dalamnya. Mungkin sedang keluar, pikirnya.Sambil menunggu Arthur muncul di depannya, Lana melangkahkan kakinya menuju dapur untuk mencari air minum. Tak lama kemudian, Arthur keluar dari kamar dengan penampilan yang masih berantakan. Sepertinya pria itu baru saja terbangun dari tidur.Melihat Lana yang tiba- tiba berada di rumahnya, pria itu sedikit terkejut. Kemudian ia lantas mengikuti Lana yang saat ini sedang mendudukkan dirinya di sofa.“Sejak kapan kau di sini?” tanya Arthur, namun tidak dipedulikan oleh Lana. Wanita itu malah mengeluarkan sebuah map coklat dari dalam tasnya.“Tanda tangani surat ini,” ketus Lana seraya meletakkan map tersebut di atas meja.Arthur melirik wanita itu sekilas. Wajahnya terlihat judes seperti biasanya. Tidak ada senyuman manis yang terukir di bibirnya, dan tidak ada tatapan lembut dari matanya.Arthur me

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-23
  • Pelakor vs Istri sah   1. Pasangan aneh

    “Aku akan menikahi Sarah,” ujar seorang pria bertubuh tinggi kepada istrinya yang sedang dirias oleh MUA pribadinya. “Aku tidak peduli,” ketus wanita itu, tanpa mengalihkan pandangannya dari layar handphone. “Dia hamil anakku,” ucap lelaki itu lagi. “Mau dia hamil anakmu, atau hamil anak setan, aku tetap tidak peduli!” “Dia akan tinggal di rumah kita.” Wanita itu menolehkan kepalanya sebentar, menatap sang suami yang masih berdiri di sampingnya. “Dia harus siap menjadi pembantu,” balasnya seraya tersenyum miring, membuat sang suami langsung menghembuskan nafasnya kasar. “Aku harap kau memperlakukan dia dengan baik,” ujar lelaki itu, membuat sang wanita langsung tertawa sinis. “Teori dari mana itu? Mana mungkin seorang istri sah memperlakukan pelakor dengan baik. Itu mustahil, brader!” “Dia akan menjadi istri sahku juga.” “Ya ya ya. Terserah kau! Aku sudah terbiasa memanggilnya pelakor.” “Kau ... tidak sakit hati kan? Aku takut kau diam- diam menangis, terus menjadi depresi,”

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-21

Bab terbaru

  • Pelakor vs Istri sah   14. Akhir dari segalanya

    Lana melangkahkan kakinya memasuki rumah yang saat ini ditinggali oleh Arthur. Pintu rumah tidak terkunci, namun ia tidak melihat siapa- siapa di dalamnya. Mungkin sedang keluar, pikirnya.Sambil menunggu Arthur muncul di depannya, Lana melangkahkan kakinya menuju dapur untuk mencari air minum. Tak lama kemudian, Arthur keluar dari kamar dengan penampilan yang masih berantakan. Sepertinya pria itu baru saja terbangun dari tidur.Melihat Lana yang tiba- tiba berada di rumahnya, pria itu sedikit terkejut. Kemudian ia lantas mengikuti Lana yang saat ini sedang mendudukkan dirinya di sofa.“Sejak kapan kau di sini?” tanya Arthur, namun tidak dipedulikan oleh Lana. Wanita itu malah mengeluarkan sebuah map coklat dari dalam tasnya.“Tanda tangani surat ini,” ketus Lana seraya meletakkan map tersebut di atas meja.Arthur melirik wanita itu sekilas. Wajahnya terlihat judes seperti biasanya. Tidak ada senyuman manis yang terukir di bibirnya, dan tidak ada tatapan lembut dari matanya.Arthur me

  • Pelakor vs Istri sah   13. Kegilaan keluarga Arthur

    Lana membanting tubuhnya di kasur. Hari ini benar- benar melelahkan baginya. Setelah sempat lega karena sudah memberikan klarifikasi, Lana kembali dibuat resah atas ancaman Arthur. Jika memang lelaki itu benar- benar akan membocorkan rahasianya. Demi Tuhan, Lana akan membawa anaknya pindah ke luar negeri. Ia tidak mau anaknya menjadi korban serangan kebencian dari semua orang, akibat skandal yang menimpa kedua orang tuanya. “Ya Tuhan... kepalaku pusing sekali,” gumam Lana, seraya memijit kepalanya. Lana bangun dari tidurnya dan berjalan menuju dapur. Apartemen yang Lana beli ini tidak terlalu besar, hanya terdapat satu kamar tidur, satu kamar mandi, ruang tamu, dan dapur yang berhadapan langsung dengan ruang tamu. “Sepertinya aku harus membeli apartemen baru. Aku tidak bisa, hidup di tempat sempit seperti ini,” ujar Lana. Selesai membuat teh hangat, Lana lantas berjalan menuju balkon. Menikmati udara di malam hari dengan ditemani segelas teh hangat dan selimut tebal yang melilit d

  • Pelakor vs Istri sah   12. Balas dendam

    “Kau benar- benar licik, Arthur! Aku sudah menyerahkan tubuhku kepadamu, tetapi kau masih ingin membongkar rahasiaku? Are you kidding me,” kesal Lana, sembari melempar Arthur dengan handuk yang ia pegang. “Kita main adil saja. Kau tutupi aibku? Maka akan ku tutup juga aibmu,” balas Arthur santai. “Kau ini – arrgghh... kenapa kau tega sekali denganku,” ujar Lana dengan mata berkaca- kaca. Sepertinya, kekesalannya benar- benar sudah berada di puncak. “Selama kau menyakitiku, apa aku pernah membalas? Selama kau berselingkuh dariku, apa aku pernah membalas juga? Selama kau pengangguran, apa aku pernah menyuruhmu mencari kerja? Tidak kan?! Aku selalu sabar menghadapimu. Tapi kenapa, di saat harga diriku diinjak- injak oleh selingkuhanmu, kau malah diam saja? Kau tidak berniat membelaku, dan kau sama sekali tidak menegur selingkuhanmu. Kenapa kau jahat sekali...” ujar Lana dengan berlinang air mata. Sementara itu, Arthur hanya terdiam menunduk sambil meremas jari- jemarinya. Kemudian Lan

  • Pelakor vs Istri sah   11. Ancaman Arthur

    Setelah kegiatan panas yang dilakukan oleh pasangan suami istri itu selesai, Arthur langsung keluar dari kamar. Membiarkan Lana tidur dan beristirahat. Ia paham, istri cantiknya itu sedang kelelahan akibat kegiatan panas yang mereka lakukan mulai dari sore sampai malam. Arthur merasakan suasana yang berbeda dari rumah ini. Biasanya, rumah selalu ramai dengan suara keributan maupun canda tawa kedua anaknya. Tetapi saat ini terasa sangat sepi dan sunyi seperti tidak ada kehidupan. Kedua anaknya sudah pindah ke rumah orang tuanya, sedangkan Bi Ika sudah pulang ke kampung halamannya. “Bahagia selalu ya. Maafkan Daddy, tidak bisa memberikan kebahagiaan untuk kalian berdua,” ujar Arthur, seraya memandangi foto Lea dan Leo yang terpajang di dinding. “Jaga Mommy kalian. Jangan membuatnya bersedih. Cukup Daddy saja yang menyakiti hatinya,” monolognya lagi. “Tumbuhlah dengan baik. Buatlah Mommymu bangga dengan prestasimu.” Kemudian Arthur lantas berjalan ke living room. Mengambil ponselnya

  • Pelakor vs Istri sah   10. Serangan nafsu

    Lana menggeram kesal sembari membanting ponselnya ke meja. Lelaki itu benar- benar menguji kesabarannya. Jika membunuh orang itu tidak dosa, mungkin sudah Lana lakukan dari dulu. “Ya Tuhan. Aku harus bagaimana,” keluh Lana, sembari mengusap wajahnya kasar. Setelah berpikir selama beberapa menit, Lana memutuskan untuk menemui lelaki itu. Bukan untuk bercinta, tetapi untuk menegosiasi agar Arthur meringankan persyaratannya. Apapun itu akan Lana lakukan, asal tidak bercinta. Bahkan jika Arthur meminta mobil baru, akan Lana belikan sekarang juga. Sesampainya di rumah, Lana langsung mendorong pintunya dengan kasar, hingga menimbulkan suara gebrakan yang begitu keras. Arthur yang sedang duduk santai di ruang tamu pun terkejut. Namun sedetik kemudian, ekspresinya berubah menjadi sangat songong dan menyebalkan. Lelaki itu menatap Lana sembari tersenyum menyeringai. Sementara itu, Lana hanya menatapnya datar. “Kau siap untuk bercinta, babe?” tanya Arthur, seraya menaik turunkan alisnya me

  • Pelakor vs Istri sah   9. Mulut manis tapi beracun

    Lana menyeret tangan Arthur menuju taman yang berada di samping rumah. Membiarkan orang tua mereka kembali bertarung dan beradu mulut. “Apa maksudmu? Bukankan kau bertahan denganku karena uang? Lalu kenapa, kau malah menolak tawaran dari Ayah? Jangan membuat semuanya semakin rumit! Ambil uangnya, dan ceraikan aku sekarang juga!” marah Lana, penuh dengan emosi. “Kau yakin, tidak mau memberiku kesempatan?” tanya Arthur, yang berhasil membuat Lana semakin geram. Saking gregetannya, wanita itu sampai menggertakkan gigi dan mengepal tangannya kuat. “Pertanyaan bodoh! Untuk apa juga, aku memberi kesempatan pada bajingan? Bahkan anakmu sendiri menginginkan orang tuanya untuk bercerai.” Arthur menghembuskan nafasnya sembari mengusap rambutnya kasar. Pikirannya benar- benar tidak karuan saat ini. “Aku janji, akan berubah menjadi lebih baik lagi. Aku juga akan memutuskan Sarah dan tidak akan menikahinya,” ujar Arthur. “Kau pikir aku percaya? Kau bahkan sudah mengatakan ini berkali- kali

  • Pelakor vs Istri sah   8. Pertengkaran keluarga

    “Ehm. Sepertinya anda mulai mengibarkan bendera peperangan dengan keluarga kami.” Sontak saja, mereka bertiga langsung menoleh ke belakang dengan terkejut. Di mana di belakang mereka sudah ada Ayah Lana yang menatap mereka sinis dengan tangan yang bersedekap di dada. Tak lama kemudian, Ibu Lana dan Bi Ika datang menghampirinya. “Anakmu yang memulainya lebih dulu,” ketus Ibu Arthur. Membuat Ayah Lana langsung tertawa remeh. “Ajeng ... Ajeng. Selama sepuluh tahun kita menjadi besan, baru kali ini aku melihat topeng aslimu. Selama ini, kau selalu berpura- pura baik di depanku,” ujar Ayah Lana, disertai dengan senyuman remehnya. “Memangnya ada yang salah dari ucapanku? Aku hanya berbicara fakta, kalau anakmu yang memulai peperangan ini. Dia menghinaku, merendahkanku, dan juga memfitnah Arthur berselingkuh. Apa kau tidak tahu kelakuan buruk anakmu? Dia sangat kurang ajar dan tidak tahu diri,” balas wanita itu menggebu- gebu. “Sebelum kau berbicara seperti ini, apa kau sudah berkaca ter

  • Pelakor vs Istri sah   7. Arthur vs Ayah Lana

    Mendengar penuturan Lana, tentu saja Gita langsung terkejut. Ia tidak tahu, rahasia apa yang disembunyikan oleh Lana sampai wanita itu takut menceraikan suaminya Tapi menurutnya, bukankah bertahan itu lebih menyakitkan dari pada melepaskan? “Kau diancam oleh Arthur?” tanya Gita. Lana mengangguk lemah. Baru kali ini, ia menunjukkan wajah melasnya di depan orang lain. Biasanya ia selalu terlihat garang, tegas dan berwibawa . “Apa itu menyangkut nama baikmu?” tanya Gita lagi. “Of course. Maka dari itu, aku tidak berani menceraikannya. Walau sebenarnya, aku berniat mengajukan cerai dalam waktu dekat. Tapi setelah aku pikir- pikir, aku tidak bisa menceraikannya saat ini. Aku belum siap kehilangan karirku.” Gita mendengus kesal. Ia jadi ikut pusing memikirkan rumah tangga Lana. Ingin rasanya, ia memisahkan Lana dan suaminya secara paksa. Namun sayangnya, ia tidak memiliki hak apa- apa. “Aku tidak tahu, rahasia apa yang kalian sembunyikan. Tapi bukankah lebih baik kalian berpisah, dar

  • Pelakor vs Istri sah   6. Alasan bertahan

    “Sialan kau, Arthur! Waktu itu kau bilang, kalau kau sudah tidak menyukainya. Dan sekarang kau bilang, kalau kau masih mencintainya. Apa maumu, sialan!” geram Sarah. “Dasar aneh! Memang salah, kalau aku masih mencintai istriku?” “Jelas salah! Kau milikku sekarang!” “Jangan asal meng-klaim sesuatu yang belum tentu menjadi milikmu.” “Apa salahnya? Aku akan menjadi istrimu sebentar lagi.” “Jangan terlalu berharap. Bisa jadi Lana tidak menyetujui pernikahan kita.” “Ck. Kenapa kau jadi begini? Baru kemarin kau bilang, kalau kau akan menceraikan Lana dan menikahiku. Dan sekarang kau malah berkata seperti ini. Apa kau sudah gila? Kalau tidak berniat menikahiku, jangan menghamiliku bodoh!” “Memang siapa yang ingin kau hamil? Dari awal sudah kuingatkan untuk minum obat pencegah hamil, tapi kau selalu mengabaikanku.” “Oh, jadi kau tidak menginginkan bayi ini?” tanya Sarah, sembari mengangguk-anggukkan kepalanya. “Oke kalau begitu, batalkan saja pernikahan kita. Aku akan membesarkan bayi

DMCA.com Protection Status