Share

Ada Reya

Penulis: Reistya
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-01 23:33:54

Jun tengah duduk di ruang tengah rumah LIli sementara Lili dan Kuki juga duduk bersama di lantai sambil sambil sibuk ngemil. Lili membeli banyak makanan untuk dinikmati bersama sepupunya. Cilung, bilung, papeda dan aneka jajan SD yang ia yakini kalau Kuki belum pernah menyantap semua makanan yang ia beli itu.

Jun memerhatikan interaksi di antara keduanya. Lili mengerjai Kuki dengan makann pedas dan ia malah tertawa terbahak-bahak karena adik sepupunya kepedasan hingga buat wajahnya merah.

"Pedes ya Mbak LIli!" kesal Kuki. Ia segera meneguk air dingin yang sengaja disediakan Lili untuk Kuki.

"Ya itu kenapa namanya pentol jontor." Lili kemudian menatap pada adik sepupunya itu. Memastikan apakah bibir Kuki menjadi Jontor karena makanan yang ia berikan.

Kuki menoleh kemudian ia memonyongkan bibir ke arah Lili dan tentu saja itu buat Lili tertawa terbahak-bahak akibat kelakuan Receh Kuki.

"Lemah. Gue sama Reya kalau beli level 5, ini mah cuma level 2 lho Kuki," ledek Lili.

"Ini level 2 a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pelakor XXL    Bertemu

    "Selamat datang di D-bakery. Silahkan dipilih kue dan rotinya bapak." Reya menyapa setiap tamu yang datang. Sebenarnya ia bekerja di bagian dapur untuk membantu membuat roti dan kue. Jabatan itu ia terima karena jam kerjanya yang singkat. Dengan begitu ia bisa kembali ke rumah lebih awal untuk menemani sang ibu. Sang pemilik toko yang juga adalah sahabatnya memang menyarankan Reya untuk memilih jabatan itu. Karena ia tahu bahwa Reya juga memiliki kewajiban untuk menjaga ibunya yang sedang sakit. Tentu saja hal itu cukup mudah untuk Reya. Dirinya sudah cukup terlatih untuk bekerja di dapur. Memang sedikit berbeda dengan kegiatan dapurnya sehari-hari. Namun, ia merasa tak akan kesulitan dengan pekerjaan itu maka ia menerima tawaran dari Devi.Dan hari ini Reya belum bisa melaksanakan tugas utamanya karena semua roti dan kue masih dikirim dari cabang. Jadi gadis itu terpaksa untuk menjadi penjaga di toko membantu bagian packing kue. Reya mengerjakan pekerjaannya dengan sangat baik ia j

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-03
  • Pelakor XXL    Naif

    Nindi kini berada bersama rekan-rekannya menikmati kegiatan sore setelah mereka selesai melakukan kegiatan berbagi sejak pagi tadi. Kegiatan mereka memang memiliki jadwal roadshow khusus yang akan menjangkau seluruh Indonesa. Dan kali ini sasaran mereka adalah daerah semarang jadi hari ini Indi dan rekannya menginap. tentu saja Indi juga membawa tangan kanannya yang membantu dalam setiap kegiatan. Rara adalah pelayan dan juga tangan kanan yang ia percayai. wanita itu sudah sepuluh tahun ini mnegikuti segala kegiatan Indie. Indie juga termasuk royal pada Rara. Beberapa waktu lalu Rara harus kembali ke kampung menemui anak dan sang suami. Kini telah kembali dan menemani Indi dalam setiap kegiatan. "Jeng Indi, sesekali diajak lah Pak Juniar. Memang enggak takut kalau direbut sama perempuan lain?" tanya Tari salah satu rekannya. Suami Tari bisa dikatakan adalah salah seorang yang penting. Menjadi anggota DPRD selama kurang lebih sembilan tahun belakangan. "Dia ada urusan Jeng, lagia

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-04
  • Pelakor XXL    Rencana Jun

    Jun kini tengah berganti pakaian, berencana untuk mencari hotel untuk beristirahat malam ini. Sementara Kuki memilih untuk tinggal bersama sang bude. Tak ada senyum yang ia tunjukan sejak tadi. Masih kesal dengan kelakuan Reya. Belum bisa reda kalau belum dengar sendiri apa yang Reya katakan. Pria itu kini berdua bersama Kuki yang merebahkan tubuh di tempat tidur. Anak itu tengah sibuk bermain game sambil mengobrol dengan teman-temannya yang lain."Kamu jangan suka jodoh-jodohin orang Kuki," kata Jun mengingat apa yang ia katakan pada Reya tadi. "Aku cuma mau ngenalin Reya sama temenku Pi. Kebetulan ada temenku namanya Riko anaknya baik, ganteng, udah punya usaha juga. Mandiri cocok sama Reya yang sama-sama mandiri." Kuki menjawab masih fokus dengan ponsel di tangannya. Jun sempat terhenti mengancingkan kemejanya, kemudian kembali melanjutkan. Tentu saja akan mengancam dirinya jika Kuki benar-benar melakukan hal itu. Ia tak akan membiarkan hati Reya berpaling. Hanya untuknya, hanya

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-06
  • Pelakor XXL    Hukuman

    Tangan Jun mencengkram rambut gadis itu, menatap pada cermin saat itu bergerak tepat di belakang Reya. Sejak tadi ia gumuli kekasihnya tanpa ampun. Selama beberapa hari ini terus menahan emosi karena kelakuan gadis kesayangannya. Kini ia melepaskan semua hasratnya dan amarahnya. Berkali-kali Reya terdorong oleh Jun dari belakang. Pria itu coba mencari kenikmatan untuk dirinya dengan sedikit keras. Bukan berarti bermain secara kasar hanya saja ia memang menikmati di saat Reya berada di depannya seperti ini, posisi kesukaan Jun. Entah sudah berapa kali Jun menarik-narik rambut panjang gadisnya ke belakang hingga buat tersentak-sentak. Tantangan yang semakin dalam dan mengoyak tubuh Reya. Rasanya bahkan jin saat ini tak mendengar ketika gadis di hadapannya mengaduh karena kelakuan yang ia lakukan. Sampai kemudian Jun mengeluarkan miliknya. Mengajak Reya untuk pertarungan selanjutnya, di ranjang. Ia tau kekasihnya sudah terlalu lelah untuk tetap berdiri. Tatapan Reya susah sayu sekali,

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14
  • Pelakor XXL    Ketemu Kuki

    Pagi ini Reya sudah melakukan kegiatan seperti biasanya tubuhnya lelah sekali setelah semalam adu ranjang bersama Jun. Tau betul akan semakin sulit meninggalkan pria itu karena si om yang selalu mengejar dan mengancamnya. Meski tak ia pungkiri bahwa dirinya begitu menyayangi Jun. Sarapan pagi ini Reya hanya memasak nasi kemudian membeli lauk di warung tak jauh dari rumah. Membeli ayam goreng dan sambal untuk dinikmati bersama sang Ibu dan juga adiknya. Gadis itu kini tengah sibuk merapikan meja makan sementara sang ibu mulai berlatih berjalan sambil sedikit menyapu ruang tamu. Setelah selesai Ratna kembali ke belakang untuk meletakkan sapu ke tempat semula. "Bu makan dulu," kata Reya saat ia melihat sang Ibu berjalan melewatinya.Ratna jalan meletakkan sabuk kemudian ia kembali untuk duduk di meja makan. "Hari ini kamu kerja nduk?" tanya sang ibu. "Iya hari ini aku kerja Bu. Tapi nanti aku nggak langsung pulang karena temenku yang kemarin ngajak nonton. Sebenarnya kemarin mau non

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14
  • Pelakor XXL    panggilan istri dan napsu

    Jun kini berada di hotel, duduk seraya memikirkan bagaimana caranya agar bisa terus bersama Reya saat ia berada di Jakarta. Acara pernikahan rekan bisnisnya masih lima hari lagi. Dan ia ingin selama itu Reya bersamanya menghabiskan waktu bersama. Jun ingin Reya dalam pelukannya, Kungkungan tangannya. Semua hal tentang Reya masih saja jadi candu untuknya. Namun dilema juga rasanya karena Kuki pasti akan mampir ke hotel tempatnya menginap. Tentu saja akan berbahaya kalau puteranya mendapati dirinya tengah bersama Reya. Saat itu bel terdengar, Jun tersenyum ia tau siapa yang datang. Karena kemarin ia meminta agar kekasihnya datang setelah memutuskan mengundurkan diri. Pria itu masih mengenakan kimono setelah selesai mandi. Ia kemudian berjalan dan membuka pintu. Terlihat Reya yang berdiri di sana tersenyum menatapnya. "Om," sapa gadis itu.Jun segera menggandeng tangan kekasihnya itu untuk masuk ke dalam. Segera berjalan menuju kamar, dan duduk di tempat tidur. Jun melepas ikatan ram

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-24
  • Pelakor XXL    Kuki dan Lili

    Jun mematikan panggilan ketika mendengar jawaban dari Indi. Setelahnya sedikit melempar ponselnya. Jun menrendahkan tubuhnya kini bisa mencium bibir Reya yang memejamkan mata saat tubuhnya terhentak- hentak akibat ulah Jun. "Seneng ya, liat saya enggak bisa desah hmm?" tanya Jun sambil memperkuat gerakannya. Seperti biasa pria itu selalu bisa menyentuh titik kenikmatan yang membuat Reya hilang akal. Kegiatan seksual bersama Jun adalah hal yang menyenangkan dan juga dosa terhina yang mereka lakukan. Tapi Reya dan Jun sangat menyukai itu, kegiatan rahasia yang dengan gairah menggebu ingin menghancurkan dan merasakan kenikmatan satu sama lain Pipi Reya menjadi merah, aliran darahnya mengalir lancar membuat pipi itu bersemu. Jun dekatkan wajah dan ciumi wajah kekasihnya. Saat tangan Reya mencengkram erat pada kedua bahunya, berhasil dapatkan klimaks pertamanya. Jun mengeluarkan ereksinya, memperlihatkan urat-urat yang penuh dengan cairan lubrikasi dari puncak hingga ujung, meski tertut

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-21
  • Pelakor XXL    Tangan Om Jun

    Setelah pintu dibuka oleh Jun semuanya masuk ke dalam. Kuki berjalan masuk terlebih dulu disusul Lili mereka kemudian duduk di karpet saat Jun merebahkan tubuh di tempat tidur. Jun jelas kelelah karena baru saja melakukan hubungan dengan Reya, bahkan ia belum puas melakukan itu dan kini ia diganggu oleh kedua remaja tanggung itu. Jun kesal dan ia hanya bisa menahan emosinya. "Reya ke mana tadi enggak ada di toko?" tanya Kuki dan itu membuat Jun membuka matanya. "Dia katanta tadi mau ketemu temen penulis. Kalau dia sih kayaknya pergaulannya lumayan luas. Gabung banyak grup kepenulisan gitu," sahut Lili yang dijawab anggukan oleh Kuki."Lo ngapain dong?" tanya Kuki pada sepupunya itu."Gue mah mager, males interaksi lah." Lili berkata lagi. "Sesekali lah kami interaksi Li. Biar ada temen nambah ilmu juga kan'" kata Jun mencoba meninpali. Padahal di dalam hatinya senang sekali mendnegar kalau Lili malas berinteraksi bersama Reya. Karena jika mereka dalam ruang lingkup yang sama akan

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-21

Bab terbaru

  • Pelakor XXL    Membawa Kira

    Lili berjalan masuk kembali dengan cemas. Ia menghampiri Reya yang tengah menimang buah hatinya. Ia menatap Lili dengan tatapan bingung. "Kenapa Li?" tanga Reya tak kalah cemasnya. Lili duduk di samping Reya. "Kalau gue bilang ini, lo nggak boleh cemas atau panik ya," kata Lili. "Lo ngomong kayak gitu, gue malah jadi cemas dan makin panik." Reya berkata. Seperti biasa, apa yang dikatakan seseorang, malah biasanya akan menjadi hal yang dilakukan oleh orang yang mendengar. "Ya, pokoknya lo berpikir yang positif aja ya? Oke?" Lili mengatakan lagi. Ia berharap kalau sahabatnya itu, tidak terlalu cemas dan takut oleh kedatangan Indi.Reya anggukkan kepalanya. Jadi merasa cemas sebenarnya, ia bahkan sampai mendekap erat Kira dalam pelukannya. "Kenapa sih?""Ada Tante Indi di depan." Reya terkejut, terpaku beberapa saat. "Hah? Ibu Indi? Ngapain ke sini?" Reya semakin panik setelah mendengar nama yang disebut. Apalagi Reya merasa tidak melakukan kesalahan apapun. "Gue udah bilang sama Om

  • Pelakor XXL    Melihat Kira

    "Kenapa kamu larang saya Mas? Seolah-seolah saya ini mau mencelakai perempuan itu?" tanya Indi tak terima. Jun memang sangat takut jika Indi bertemu dengan Reya. Apalagi saat ini kondisi Reya tidak stabil secara fisik, dan juga emosi. Jun tak ingin kondisinya semakin parah jika Indi menemui Reya. "Iya, saya memang takut. Kamu kan tahu, kalau dia itu takut sama kamu. Dengan kamu datang dan jenguk dia, itu kan nambah beban pikirannya. Saat ini aja dia kesulitan menyusui. Jangan tambah beban pikirannya, kasihan anak saya." Jun mengatakan alasan mengapa ia tidak ingin Indi menemui Reya.""Memangnya saya mau ngapain sih Mas? Saya cuman mau lihat doang Kok. Saya juga penasaran gimana muka anak kamu." Indi mencoba menahan diri dan emosinya. Ia ingin bersikap lebih baik lagi agar ia bisa menemui Reya. "Sekarang tidak. Untuk sekarang, lebih baik Kalau kamu tidak bertemu Reya. Kalau kamu mau ketemu sama Kira ndak masalah. Saya bisa minta Lili untuk keluar dan bawa bayi itu supaya kamu bisa l

  • Pelakor XXL    Harus menurut

    "Hai Mas," sapa Indi dengan senyuman manisnya. Jun jelas terkejut, amarahnya tiba-tiba saja membuncah. Pria itu mencengkram bahu Indi, membawa sang istri menjauh dari apartemennya. Mereka berjalan menuju pintu emergency. Jun membawa Indi ke sana. Menatap dengan penuh kekesalan."Kamu ngapain sih Mas!" teriak Indi kesal."Kamu ngapain ke sini? Enggak bilang saja juga, sejak kapan kamu jadi lancang begini?!" Jun naik pitam sejak awal melihat Indi, emosinya tak bisa dikendalikan.Indi semakin kesal dengan kelakuannya Jun, ia hanya mencoba menahan emosinya. Tak ingin terlihat kesal dan marah. Indi tak ingin presisi hati Jun semakin berpaling darinya. Bahkan keputusannya untuk datang ke Jakarta adalah dalam rangka mempertahankan rumah tangga yang sudah lama terjalin. "Mas, aku cuma mau lihat anak kamu. Salah memang? Aku juga bawa bingkisan untuk Kira. Aku bisa menerima anak itu, untuk kamu." Indi mengatakan itu berharap Jun akan lebih bisa menerimanya.Jun itu mengerti bagaimana Indi,

  • Pelakor XXL    Lili khawatir

    Lili dan Lis kini dalam perjalan pulang. Lili sejak tadi meminta sang ibu untuk guru-guru kembali ke apartemen. Pasalnya, dia khawatir dengan keadaan Reya. Ia bisa merasakan kalau sahabatnya itu sangat takut jika berada di dekat Jun."Kamu itu, padahal tadi saudara kita belum pada pulang loh nggak enak sama bulekmu." Lis protes. "Aku tuh nggak tega ninggalin Reya lama-lama sama Om Jun." Lis menoleh ke arah sang putri. "Kamu kenapa terlalu khawatir kayak gitu sih? Lagian, nggak mungkinlah kamu itu ngapa-ngapain. Dia kan udah janji kalau bakal berubah. Di sana juga ada mbak yang jagain. Jadi ada yang ngawasin dan nggak mungkin kamu itu berani macam-macam." Lis sangat mempercayai sang adik. dia percaya kalau Jun tak mungkin akan macam-macam Apalagi sudah berjanji tak akan mendekati gadis itu lagi. Lagi pula, selama dia menemani di apartemen juga selalu menjaga jarak dan hanya ingin dekat dengan putri kecilnya."Ya, anggap aja lah Om Jun memang nggak mau dekat sama Reya. Tapi Ibu kan

  • Pelakor XXL    Menemani Reya

    Pagi ini Jun menemani Reya. Terpaksa Reya menurut, karena Lili dan sang ibu ada kegiatan di luar dan akan kembali sore hari. Reya kini tengah memangku sang putri yang baru saja selesai minum susu formula. ASI yang keluar tak banyak, tapi Reya masih berusaha keras agar ASI nya bisa keluar lebih banyak lagi. Reya hari ini berniat untuk ke rumah sakit ibu dan anak untuk melalui check up. Hanya saja terpaksa dibatalkan karena Lili dan ibunya harus pergi karena urusan mendesak. "ASI kamu masih belum keluar?" tanya Jun."Keluar Om. Cuma kurang untuk Kira." Reya menjawab. Ia juga sedih setiap kali ada yang bertanya seperti itu. Karena jelas itu juga bukan kemauannya. Belakangan Reya terlalu stres memikirkan Jun yang masih saja tinggal di sana. Bahkan memaksanya untuk tinggal di apartemen yang ia beli. Jun memang telah menyiapkan semua dengan baik untuk Reya. Di apartemen yang ia beli sudah disediakan semua kebutuhan untuk bayi. Ia juga membayar perawat dan pelayan. Juga perawatan pijat k

  • Pelakor XXL    Menemani Reya

    Indi tengah duduk di ruang tengah. Tiga hari sudah Jun berada di Jakarta menemani Reya. Jujur saja ia kecewa dan terluka. Nyatanya meskipun ia berusaha mempertahankan, sang suami tetap memilih untuk menemani kekasih gelapnya. Kuki baru saja pulang setelah seharian tadi sibuk mengerjakan tugas bersama teman-temannya di kampus. Jujur saja, ia bisa merasakan kesedihan yang dialami oleh sang ibu. Kuki juga sudah berbicara dengan sang ayah. Jun mengatakan ia akan kembali setelah merayakan akikah yang akan dilakukan untuk Kira, adik tirinya. "Mami pasti mikirin papi?" tanya Kuki.Indi menolah ke arah Kuki, menatap putra semata wayangnya dengan penuh kasih sayang. Indi kemudian menyandarkan kepalanya ke bahu Kuki. Bahu kecil yang kini bahkan bis aia jadikan tempat bersandar. Indi genggam tangan sang putra, tang itu juga dulu kecil dan mungil. Tangan yang bahkan tak bisa menggenggam jari telunjuknya. Kini tangan itu begitu besar, lebih besar dari tangannya."Dulu kamu kecil banget. Mami eng

  • Pelakor XXL    Sesosok tubuh

    Orang suruhan Yudha membawa sesosok tubuh yang tadinya terbaring di jalan di pundaknya. Tubuh tersebut kemudian ditaruh di bagasi belakang mobil. Mobil itu melaju meninggalkan gudang kosong. ***"Mami cemas banget sih?" Kuki bertanya. Malam ini, ia bersama dengan Indi sedang duduk di ruang tengah bersama sambil sibuk menonton televisi. Sejak tadi Indy jelas terlihat gelisah. Meskipun tadi siang sama suami sudah mengabarkan kalau berada di Jakarta dan menjenguk. Tetap saja perasaannya gelisah dan cemas"Meskipun papi udah bilang kalau dia lagi ngurus dan ketemu sama bayinya. Mami takut kalau dia malah kembali sama perempuan itu."Kuki terdiam dan ia memerhatikan sang ibu. Di dalam hatinya sebenarnya merasa iba dengan kejadian ini. semua perilaku sang ayah jelas tak bisa dibenarkan. "Sebenarnya, aku agak kaget karena Mami malah mau balik lagi sama papi. Karena laki-laki itu kalau udah berkhianat akan selamanya jadi penghianat.""Mami cuman nggak mau nyia-nyiain apa yang dititipkan alm

  • Pelakor XXL    Hai Sayang

    Indi saat ini di taman belakang. Kemarin membeli beberapa bibit bunga baru dan tengah sibuk untuk menanamnya kembali di taman. Saat itu ponselnya berdering, segera ia mengambil dari kantong epron yang digunakannya. "Ya Ra?""Ada kabar katanya Bapak ke Jakarta." Rara memberitahu atasannya itu."Apa? Bapak ke Jakarta? Bapak tadi berangkat ke kantor kok.""Iya Bu, ada kabar katanya Bapak minta helikopter perusahaan disiapkan untuk berangkat ke Jakarta hari ini." Rara memberitahu lagi, dia terdengar cemas."Emangnya ada apa kenapa ya bapak ke Jakarta hari ini? Mbak Lis baik-baik aja kan?""Maaf Bu, hari ini kabarnya perempuan itu akan melahirkan." "Reya?""Iya Bu." Indi jelas menjadi geram dan kesal. Belakangnya situasi di rumah pun belum pulih, tapi sang suami malah bertingkah lagi seperti ini."Ya udah, terima kasih ya karena kamu udah kabarin saya." Segera saja dia mematikan ponsel, kemudian segera memanggil sang suami.Hatinya benar-benar cemas, takut Jun kembali kepada Reya. Kare

  • Pelakor XXL    Melahirkan

    "Melahirkan?" Jun mengulangi kata-kata yang diucapkan Yudha dari balik telepon."Benar Pak, sudah berada di rumah sakit sejak pagi-pagi sekali sama Yuji."Senyum di bibir Jun sekilas menghilang. Saat ini sedang dalam perjalanan menuju kantor. Pagi ini memang sudah merasa ada yang berbeda. Jadi sengaja berangkat lebih pagi. Ternyata ia mendapatkan sebuah kabar baik. "Tetap ada di sana, kabari saya apa yang terjadi. Kamu tau kan apa yang harus kamu lakukan untuk mendapatkan informasi yang akurat? Kalau ada apa-apa kamu harus segera hubungi handphone saya.""Baik pak, saya tau apa yang harus saya lakukan." Jun segera mematikan panggilan. Ia menghubungi sang sekretaris. "Siapkan helikopter, secapatnya saya akan ke Jakarta. Ingat secepatnya." Jun memerintahkan. Karena tak mungkin ia memiliki waktu yang lebih cepat jika harus memesan tiket penerbangan."Ke Jakarta apa ibu nanti ndak marah pak?" tanya Ahyat karena jujur saja ia cukup cemas dengan apa yang dilakukan Jun. "Nanti saya yang a

DMCA.com Protection Status