Home / Romansa / Pelakor XXL / 1. Juniar dan Reya

Share

Pelakor XXL
Pelakor XXL
Author: Reistya

1. Juniar dan Reya

Author: Reistya
last update Last Updated: 2022-07-25 10:16:41

Seorang gadis bertubuh gemuk terbangun seraya menutupi tubuhnya dengan selimut. Itu adalah Reya Yasmitha, 22 tahun pemilik tubuh gempal dan tinggi seberapa. Bukan tipe ideal untu seorang pelakor. Jika kalian membaca pelakor, itu benar. Dua tahun belakangan ia sibuk menjadi simpanan Juniar Adi Pranaja, pria berusia 42 tahun yang mungkin lebih pantas dikatakan ayahnya sendiri.

Juniar seorang pengusaha sukses, Adidaya Raja Tekstil adalah perusahaan turun menurun milik keluarganya yang kini menjadi tanggung jawabnya. Jangan tanya tentang kekayaan, ia juga memiliki banyak usaha lainnya termasuk kerjasama dibidang resor juga dunia hiburan.

Reya membuka matanya menatap pria di sampingnya yang kini terpejam. Om Jun, begitu Reya memanggil kekasihnya, ungkapan sayang dari gadis itu. Katakan saja Reya gila, tapi Jun punya sejuta pesona yang ia punya selain uang yang memang jangan ditanya jumlahnya berapa. Tatapannya mengintimidasi, rahang tegas, tubuh yang paripurna, terlebih perhatiannya. Boleh dikatakan kalau Jun tak terlalu tampan, tapi lesung pipi saat tersenyum punya magnet luar biasa. Oke baiklah, tampan itu relatif. Namun, Jun memang sesempurna itu di mata Reya. Kini segalanya tenang Jun itu luar biasa.

Gadis bertubuh tambun itu baru saja akan bangkit dari rebah setelah lelahnya pergumulan yang ia lakukan. Tangan Jun menahan meski matanya terpejam.

"Istirahat dulu," kata Jun.

"Katanya, Om mau aku masakin makan siang?" tanya Reya. Saat datang tadi,Jun mengatakan ia ingin makan siang. Menyantap masakan yang dimasak langsung oleh Reya.

Jun membuka mata, tersenyum kemudian. "Saya mau makan nanti. Mana tega saya biarin kamu capek-capek masak setelah saya buat kamu capek. Hmm? Istirahat dulu ya, sayang."

Reya mengambil selimut dan melilitkan ke tubuhnya, lalu melangkah ke kamar mandi. "Om tidur aja, aku tetap mau masak."

Jun hela napas. Memang susah bicara dengan si keras kepala satu ini, batinnya. "Ya udah terserah kamu." Ia kemudian kembali merebahkan tubuh dan memejamkan mata.

Reya memakai pakaian dan kini berjalan ke dapur di apartemen mereka. Jun suka masakan rumahan sederhana. Dulu mendiang ibunya suka membuatkan masakan rumahan. Ketika ia mencicipi masakan Reya ia ingat masakan sang ibu. Bukan berarti ia tak menyantap masakan rumahan di rumah utamanya. Hanya saja, ia merasa rasanya berbeda ketika Reya yang membuat. Ya, bisa saja itu hanya rayuan gombal si Om, tapi sepertinya Reya jadi sedikit besar kepala dengan pujian Juniar.

Aroma masakan menyeruak, terutama saat kini Reya menumis sambal sebagai langkah akhir dari kegiatannya memuaskan kekasihnya. Dari dalam kamar terdengar suara bersin yang buat gadis itu terkekeh geli.

Tak lama Jun berjalan ke luar dari kamar lalu menghampiri Reya. Berdiri tepat di samping gadis itu, lalu menyibak poni Reya menunjukkan kening lebar kekasihnya dan segera ia kecup. Sementara Reya dengan segera menutup kembali poni yang menutupi aibnya.

Reya tak suka poninya disibak menunjukkan kening lebarnya dan itu buat ia membecik, menggemaskan. "Om ih, kebiasaan."

"Kenapa sih? Selalu bermasalah sama jidat? Jenong gitu saya kan sayang sama kamu," kekeh Jun sambil mencubit bibir Reya.

"Enggak jenong ya Om. Cuma lebar."

"Lalu apa bedanya?"

"Jenong itu menonjol ke depan. Jidat aku enggak," protes Reya dengan tatapan kesal hingga buat keningnya bertaut.

Juna tertawa geli sendiri melihat kelakuan Reya. Reya menggerakkan matanya seolah meminta pria itu duduk di meja makan. Jun menurut dan ia kini berjalan, lalu duduk di kursi menunggu Reya menyajikan makan siang.

Reya segera membawa sajian terakhir menuju meja makan. Tadi ia sudah selesai membuat sup ayam, pergedel, dan telur dadar. Tak membuat masakan yang sulit karena tak sempat berbelanja. Lalu dengan telaten ia menyajikan ke atas piring. Sudah hapal betul porsi makan kekasihnya.

"Ini," katanya kemudian meletakkan piring ke hadapan Jun. "Ah, lupa minum. Tunggu sebentar Om."

"Biar saya yang ambil," kata pria itu kemudian berjalan ke dapur untuk mengambil air putih dalam botol dan juga gelas yang sudah disiapkan Reya, kemudian dengan segera berjalan kembali ke meja makan.

"Terima kasih Om sayang," ucap Reya.

Jun mengacak rambut Reya segera kembali duduk. Ia menyantap makan siang yang tersaji.

"Ibu Indi sehat kan?"

Jun menatap, tak suka. "Saya lagi makan lho ini."

"Om aku kan cuma tanya," rengek Reya.

"Baik," jawab Jun.

Reya melanjutkan kegiatan makan mereka meski ia ingin bertanya lebih lanjut. "Om enggak ada masalah kan?"

Jun gelengkan kepalanya. "Enggak, memang kenapa kamu mikir gitu?"

Reya menatap pada pria di hadapannya, mencoba cari jawaban dari tatapan Jun. "Soalnya waktu datang tadi muka Om kusut banget."

Jun tersenyum di sudut bibirnya. Reya memang pandai membaca situasi dan apa yang terjadi dalam dirinya. "Ada sedikit masalah di kantor, tapi bukan masalah besar. Jangan khawatir," jawabnya sambil mengusap bahu Reya.

"Syukurlah." Reya menyahut kemudian terdiam. "Om," sapanya.

"Hmm?" tanya Jun seraya mengusap bibirnya dengan tisu setelah selesai makan,

"Aku .., Aku kayaknya mau cari kerja." Reya katakan itu takut-takut.

Jun terhenti, meletakan tangannya ke atas meja sebagai penopang wajahnya, kemudian menatap Reya dengan tatapan kesal. "Uang dari saya enggak cukup buat kamu?"

Reya menggelengkan kepala. "Kadang ibu tanya kenapa aku sering ke Bandung. yang ibu tau kan aku kasih workshop kepenulisan. Ya, kadang ibu tanya mana foto-fotonya. Aku enggak pernah kasih karena memang enggak ada kegiatan itu."

"Kalau kamu kerja malah kamu enggak ada waktu ketemu saya. Gitu mau kamu?"

"Enggak gitu Om."

"Gini aja, kamu bilang kerja di mana gitu. Saya sewakan apartemen di Jakarta. Kamu bisa di sana, pura-pura kerja, Kalau saya ke Jakarta kita bisa bertemu di sana."

Reya menatap Jun, ia ingat dulu Jun yang meminta untuk tak saling bertemu di Jakarta karena takut jika tanpa sengaja bertemu dengan orang yang mungkin mereka kenal.

"Sesekali, kita ketemu," kata Jun lagi. "Lagian kalau kamu kerja, siapa yang jagain ibu kamu? Arka? Kamu bilang adik kamu enggak bisa jagain ibu."

"Iya sih, cuma kemarin ada teman yang ngajakin aku kerja." Reya masih kekeh dengan keinginannya.

Jun hela napas, ia tak ingin terlalu kesal pada wanitanya. "Siapa? Kamu niat kerja gini emang mau cari apa?"

"Cari uang sih Om. Aku kan enggak mungkin nyusahin Om terus."

"Siapa bilang kamu nyusahin saya? Saya kirim bulanan itu kurang buat kamu sama biaya berobat ibu? Saya tambah kalau memang kurang. Enggak usah macem-macem lah. Saat saya butuh nanti kamu harus ada. Kalau kamu kerja, nanti kamu alasan a,b,c lah. Saya enggak kasih ijin." Jun katakan itu tegas.

Lagi Reya selalu kalah jika meminta ijin untuk bekerja. Ya, meskipun salah satu tujuan berkencan dengan Om Jun adalah utuk membantu finansialnya, tapi entah mengapa setelah ia memiliki rasa pada Juniar. Reya malah merasa tak enak hati dan merasa selalu merepotkan.

Related chapters

  • Pelakor XXL    2. Kembali ke Jakarta

    Sebuah rumah mewah di kawasan crazy rich Surabaya. Bangunan megah bertingkat tiga megah di bangun dengan nuansa modern minimalis Di depan rumah sebuah taman dan juga air mancur berdiri megah; Lantai tiga ada teras luas dan kolam renang. Kemegahannya berbanding terbalik dengan para penghuni yang individualis dan sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Di ruang tengah, Indi tengah sibuk menatap layar ponsel. Ia sibuk dengan kegiatan berkirim pesan singkat dengan para sahabatnya, satu perkumpulan sosialita. Mereka banyak membahas masalah-masalah berita terkini dan juga sibuk mengulas aneka barang branded keluaran terbaru. Sementara Indi sibuk dengan ponsel ia birkan televisi menyala dan menyaksikan kegiatannya berkirim pesan. Indi Denadra, wanita yang kini berusia 41 tahun itu memiliki paras cantik. Bahkan disaat usianya kini telah beranjak empat puluh tahun lebih, masih terlihat begitu cantik. Dengan mata bulat, kulit putih dan juga bibir peach. Tubuh khas standar Indonesia tingg

    Last Updated : 2022-07-25
  • Pelakor XXL    3. Ibu

    Reya di dalam mobil menuju Jakarta bersama juniar. Sejak tadi pria itu terus menggenggam tangan ke kasihnya, di kursi belakang. Pria itu sesekali menatap gadis yang ia cintai itu terlihat begitu cemas sambil terus berkomunikasi dengan sang adik. Ibu Reya, Ratna terjatuh di kamar mandi. Tentu saja itu sangat membuat gadis itu cemas.Apalagi adiknya mengatakan kalau sang ibu pingsan.Pertemuan Reya dan Juniar terjadi empat tahun lalu. Saat Lili sahabat Reya yang tak lain keponakan Jun memperkenalkan mereka berdua. Reya dikenalkan dengan Juniar karena ia ingin menjual rumah petak sederhana milik mendiang ayahnya yang meninggalkan hutang ratusan juta rupiah setelah usahanya hancur. Sejak itu kehidupan Reya sebagai ana pertama semakin keras. Ratna menderita penyakit komplikasi sirosis hati, diabetes dan juga darah tinggi di usianya yang kini beranjak 43 tahun. Manis dan pekerja kera itu yang ada di pikiran Juniar saat itu. Ia sering menghabiskan waktu dengan melihat status W******p rekan di

    Last Updated : 2022-07-25
  • Pelakor XXL    4. Kerokan cara mulia

    Reya berjalan cepat ke luar seolah takut dibuntuti. Ia takut jika Arka mengikutinya dari belakang karena gadis itu berencana untuk menemu kekasihnya. Akan berbahaya jika Arka memergokinya.Ratna menatap cemas putri sulungnya, apalagi ini sudah cukup malam. "Ka, susul Mbak-mu sana. Udah malam ini."Arka anggukan kepala, ia segera berjalan cepat ke luar dari kamar. Namun, di lorong ia kini tak melihat siapapun. Arka berjalan menuju lorong ke luar dan ia tak juga menemukan Reya."Yaelah, mana nih kakak gue yang gemoy?" gumamnya pada diri sendiri.Reya berjalan ke luar ke parkiran belakang tempat Jun tadi mengantar dan mengatakan akan menunggu untuk memastikan keadaannya. Reya segera masuk ke dalam mobi Jun.Jun sedikit merasa lega saat melihat raut wajah kekasihnya yang terlihat baik-baik saja. Hanya ada Jun dan Reya sementara sopir Jun, meminta ijin untuk ke toilet."Gimana ibu?" tanya Jun."Syukur udah sadar Om dan cuma perlu istirahat karena tulang panggulnya retak," jawab Reya."Kalau

    Last Updated : 2022-07-25
  • Pelakor XXL    5. Status WA

    Sore tadi Jun telah tiba di rumah setelah melalui perjalanan darat yang panjang. Entah mengapa ia begitu menyukai perjalanan dengan mobil pribadi. Meski Reya mengatakan agar si om lebih baik naik pesawat saja karena tak ingin pria itu kelelahan, Tetap Saja, Jun nekat naik mobil, menyenangkan untuknya. Saat tiba ia telah disuguhi makan malam spesial ala nyonya rumah. Steak daging, sayuran yang dikukus dan juga dengan bumbu yang ia pelajari selama kursus memasak tahun lalu. Spesial memang dan Juniar tak pernah menolak dan senang juga sebagai pemuas perutnya yang lapar. Kini pria itu rebah di tempat tidur, ada Indi yang kini masih sibuk dengan ponsel miliknya. Asik melihat tiktok yang dibiarkan saja oleh Jun. Jun pernah menegur, Indi bilang kalau ia butuh hiburan, menjadi istri sulit. Meski di rumah ada empat pelayan, dua sopir dan delapan penjaga pikirannya tetap bercabang, katanya.Jun memijat pelipisnya, kepalanya sedikit sakit. Ia merasa cemas dengan Reya. Apalagi mereka punya atura

    Last Updated : 2022-07-25
  • Pelakor XXL    6. Janji temu

    Pagi ini Jun sudah berada di ruangannya di kantor Adidaya Raja Tekstil. Seperti biasa yang ia lakukan adalah membaca berkas-berkas laporan yang sudah disiapkan oleh sekretarisnya, Siska. Pria itu terlihat begitu gagah dengan setelan jas berwarna navy yang kini dikenakan. Dengan teliti dan tegak, duduk di kursi besar miliknya membaca laporan-laporan itu. Jun memang terkenal begitu perfeksionis dalam pekerjaan mungkin itulah alasannya mengapa ia menjadi salah satu pemilik perusahaan yang disebut memiliki tangan dingin. Bukan hanya perihal mengatur perusahaan, tetapi juga keputusannya untuk memilih siapa saja rekan perusahaan dan juga bagaimana ia bermain di pasar saham. Semua penuh perhitungan, dan itu jelas mengesankan Pria itu terhenti sebentar, kemudian membaca ulang laporan. Ada sedikit yang janggal dari laporan yang ia baca kemudian Jun mengangkat gagang telepon dan menghubungi sekretarisnya untuk masuk ke dalam."Sis Tolong kamu masuk ke dalam ada yang harus saya tanyakan," tita

    Last Updated : 2022-08-02
  • Pelakor XXL    7. Pelakor

    Kemajuan dalam segala bidang di masa sekarang ini sudah banyak memberikan kemudahan bagi para masyarakat saat ini. Mereka tak harus mendapatkan pekerjaan kantoran agar bisa mendapatkan uang. Bahkan remaja yang masih berada di bangku sekolah saat ini, sudah mampu mendapat uang jajan dengan banyak cara seperti berjualan online atau menulis di platform berbayar. Seperti yang dilakukan Reya dan Lili keduanya sama-sama mencari uang dari menulis dan juga berjualan online. Hingga kebersamaan mereka bukan hanya obrolan yang sia-sia. Suka berbagi pikiran mengenai kepenulisan dan juga bisnis kecil-kecilan mereka berjualan merchandise k-pop."Makin susah cari uang kita. Ini lihat, masa gue ngajuin cerita dari bulan maret belum signed juga cerita gue? Gimana ini?" Lili mengeluh seraya memeluk sahabatnya itu.Sama juga dengan Reya. Hanya saja gadis itu memiliki sugar daddy yang bisa memenuhi kebutuhannya. Rasanya tak akan terlalu menjadi masalah bahkan jika ceritanya tertolak. Hanya aja akan suli

    Last Updated : 2022-08-04
  • Pelakor XXL    8. Rencana ke Jakarta

    Sore ini Jun dalam perjalanan pulang dari kantor. Menyempatkan waktu untuk melipir sejenak untuk membeli martabak telur. Jun tak segan untuk membeli makanan di jalan. Sebelumnya, ia tak pernah melakukannya karena semua terbiasa dilayani, Hidup sebagai anak dengan privilege, istilah masa kini. Namun, lagi-lagi semua berubah saat Reya yang mengajarkan si om untuk sesekali merasakan sensasi jajan di jalan. Jun duduk di dalam mobil seraya menunggu pesanannya. Kemudian mengambil ponselnya dan segera menghubungi Reya. Tak lama sampai panggilan diterima "Kamu di mana?""Aku di rumah habis mandi, belum pulang Om?"Jun tersenyum, membayangkan kekasihnya itu selesai mandi kemudian aroma strawberry menyeruak dari dalam kamar mandi. Reya memang menyukai mandi dengan sabun dengan wangi buah terutama strawberry."PAsti wangi strawberry. hmm? Kamu bikin saya kangen." Jun merayu, kata-kata gombal."Kita kan nanti ketemu lagi kalau om ke Jakarta minggu depan." Reya coba mengingatkan janji temu merek

    Last Updated : 2022-08-05
  • Pelakor XXL    9. Kegiatan Indi

    Jun dulu pernah bersikap naif dan membayangkan masa pernikahan yang manis. Meskipun gadis yang ia nikahi berdasarkan perjodohan. Berharap menjadi layaknya raja yang diberikan perhatian dan tempat untuk bersandar. Ya, Jun memang laki-laki dan tak salah 'kan jika ia berharap dan juga membayangkan akan melalui pernikahan dimana ia berniat meratukan sang istri kelak. Berharap akan ada wanita yang ia jadikan tempat mengeluhkan segala masalah dan juga sandaran bagi emosi-emosi kecilnya. Nyatanya, raja tak selamanya terpuaskan oleh ratunya. Ia yang harus membesarkan hati untu itu menggapai mimpinya sendiri, Sementara sang ratu membangun dunia yang katanya demi kebaikan sang raja. Bukan berarti ia tak menghargai apa yang sudah diberikan Indie bahkan ia bersyukur karena sang istri telah memberikannya buah hati. Tetap ada yang kurang, dan ia tak bisa temukan di di Indi. Selama ini coba ia tahan dan jadikan dirinya setia. Namun ketika ia benar-benar telah menemukan seorang yang bisa memberi it

    Last Updated : 2022-08-07

Latest chapter

  • Pelakor XXL    Bonus 4

    Reya dan Kira tidur di tempat tidur, sementara saat ini Yuji tidur di sofa. Reya dan Yuji merebahkan diri dan saling berhadapan. Sejak tadi mereka mengobrol satu sama lain."Mas, besok Ibu Indi ngajak aku untuk ke panti asuhan." Reya memberitahu. "Ke panti asuhan? Mau ngapain ke sana?" Pria itu bertanya karena cukup heran juga. Kenapa mereka akan ke panti asuhan besok.Reya duduk, kemudian menatap kepada Yuji. Yuji juga ikut duduk dan mereka berdua saling berhadapan. "Ibu Indi ada niat buat ngangkat anak dari panti asuhan. Buat nemenin dia di rumah.""Ya udah, nggak apa-apa kalau kamu mau ikut.""Tapi besok katanya kamu mau ngajak aku ke panti asuhan tempat kamu gede dulu?""Kita masih punya waktu beberapa hari di sini kan? Bisa lusa atau habis pulang dari panti asuhan juga bisa kan?" Reya menganggukkan kepalanya mengerti. "Sebenarnya nggak apa-apa ya kalau kita di sini?"Yuji bangkit, mengambil tongkat yang berada di sampingnya, lalu berjalan mendekat. Ia kemudian duduk di samping

  • Pelakor XXL    Bonus 3

    "Nginep sini aja Rey." Indi membujuk. Kini semua sedang duduk di ruang tamu. Membujuk Reya untuk menginap di rumah Jun saja. Sebenarnya hal itu membuat Reya jadi sedikit merasa tidak nyaman. Namun, bagaimana lagi dia tidak bisa menghindar."Iya, kalau kamu butuh apa-apa atau mau ke mana-mana di sini ada sopir yang siap nganterin ke mana kamu mau." Kuki kini menimpali. Sementara Jun duduk sedikit menjauh, dia tidak berbicara apa-apa dari tadi dan juga tidak berusaha membujuk. Pria itu ingin menghargai Indi takut jika sang istri cemburu atu berpikir aneh-aneh. Ia juga tau Reya tak nyaman berada dekat dengannya. "Iya, aku tidur di sini." Reya akhirnya mengalah dan ia memutuskan tinggal di sana selama di Surabaya.Kira turun dari pangkuan Lili lalu berlari menghampiri Reya. "Ibu nen." Kira seperti biasa setelah ia melihat sang Ibu sudah selesai dengan pembicaraannya meminta untuk disusui. "Enggak boleh di sini kan banyak orang sayang," kata reya. Kira membecik, menggembungkan pipi

  • Pelakor XXL    Bonus 2

    Indi bersama dengan Lili dan Lis sedang duduk bersama di ruang makan. Kuki, Jun dan Kira sedang berjalan-jalan menggunakan mobil untuk berkeliling komplek pagi ini. Kira sudah berada di sana selama dua hari, anak itu senang sekali. Apalagi setiap pagi sang kakak tiri, dan juga sang papi mengajaknya berjalan-jalan.Jika di Jakarta, Kira lebih banyak menghabiskan waktu bersama Yuji jika pagi sampai sore hari dikarenakan sang ibu yang harus berkuliah. Di Surabaya, Kira juga sangat senang mendapatkan banyak perhatian."Reya benar-benar enggak mau datang ke sini ya?" Indi bertanya, agak kecewa juga karena kemarin saat ulang tahun Reya tak datang.Lili menggelengkan kepalanya kemudian menjawab pertanyaan sang tante. "Iya, dia bilang nggak enak kalau datang. Tante tahulah, dia anaknya emang gitu. Tapi nanti kan dia mau ke sini untuk jemput Kira sama Mas Yuji.""Padahal sebenarnya aku kemarin minta dia datang ke sini loh. Mas Jun juga udah nggak apa-apa kok. Kalau ditelepon atau video call d

  • Pelakor XXL    Bonus bab 1

    Lili kini berada di rumah Reya. Dia sedang bermain dengan Kira. Sudah cukup lama tak bertemu dengan Kira membuat Lili begitu kangen dengan anak itu. Saat ini, Lili dengan Kira berada di ruang tengah. Sementara Reya memasak makan siang. Yuji ingin makan sayur lodeh, ikan asin dan telur dadar. "Masih Yuji ke mana?" Lili bertanya sambil sibuk bermain dengan Kira. "Kemarin, Mas Yuji itu ada rencana mau buka restoran. Jadi, dia lagi cari tempat buat restoran kita berdua. Sekarang, nggak bisa andelin uang dari endorse aja. Lo tau kan gue kuliah, ada cicilan mobil juga." Reya mengeluh. "Om Jun kan kirim uang? Lo pakai aja sedikit." Lili memberi saran."Nggak mau, itu kan emang uang untuk Kira. Semua uang dari Om Jun itu masuk ke tabungan pribadinya Kira. Gue nggak mau ngacak acak ataupun ganggu uang anak gue. Gue enggak tau gimana ke depan, uang itu buat biaya Kira sampai kuliah Li." Reya tidak mau memakai uang Kira Reya selama ini memang tak pernah mengganggu uang yang diberikan Jun u

  • Pelakor XXL    Dua tahun kemudian (tamat)

    Dua tahun kemudian...Indi berada di dapur sibuk memasak sayur lodeh, ayam goreng dan juga telur dadar. Menyiapkan makan siang sang suami. Makanan kesukaan Jun selalu tersaji hasil tangan sendiri. "Mbak tolong masukin ke kotak bekal, saya mandi dulu ya. Minta tolong juga Pak Boris buat panasin mobil." Indi berkata, kemudian berjalan menuju kamar untuk segera mandi dan bersiap menuju kantor Jun.Selesai mandi, segera dia berangkat bersama sang sopir untuk menuju kantor suaminya mengantar makan siang. Sudah jadi kebiasaan dua tahun terkahir. Perjalanan hari itu sedikit terburu-buru karena dia terlambat bangun tadi. Perjalanan menghabiskan waktu sekitar 10 menit Sampai akhirnya dia tiba di kantor. Indi segera turun dari mobil, dan berjalan masuk ke dalam. Seperti biasa mendapat banyak sapaan ketika ia masuk ke dalam. Banyak karyawan yang menyapanya dengan ramah dan juga ia menjawab dengan sangat ramah."Selamat siang Bu, "ucap salah seorang karyawan."Selamat siang, sudah jam maka

  • Pelakor XXL    Untung ada dia

    Jun terdiam cukup lama, menatap pada Reya yang hanya memejamkan mata. Menggenggam tangan Reya sambil entah memikirkan apa. Beberapa kali hela napas, tak berhenti berdoa agar Reya lekas sadar. "Li, Om pulang. Kalau ada apa apa hubungi saya."Lili menatap sekilas, lalu anggukan kepala. "Iya Om. Enggak apa-apa, aku juga enggak sendirian."Akhirnya, ia memutuskan pulang ke apartemen meski Reya belum sadarkan diri. Ia berjalan masuk dan melihat Indi yang masih terbangun, sedang membuat susu untuk Kira. "Kamu pulang Mas?"Pria itu anggukan kepala, lalu duduk di kursi makan. "Mau aku buatin minum?""Kopi boleh," jawab Jun."Aku nyelesain buat susu Kira dulu ya." Indi kembali melanjutkan kegiatannya. Lalu ia menyiapkan kopi untuk sang suami. Sambil menunggu kopi ia menuju kamar, mengantarkan susu untuk Kira. Jun bangkit kemudian berjalan menuju kamar kecil untuk membersihkan diri. Mungkin saja jika membersihkan diri akan membuat tubuhnya terasa lebih segar. Apa yang terjadi pada Reya bena

  • Pelakor XXL    Menunggu Reya

    "Mbak kalau mau istirahat, istirahat aja. Lagian ada Kuki di depan. Nanti aku minta temenin dia." Indi berkata pada Lis yang terlihat mengantuk. "Lemes banget aku Ndi. Kejadian hari ini bener-bener nguras tenaga, pikiran, dan perasaan aku." Lis katakan itu sambil mengusap matanya karena rasa kantuk. "Iya Mbak tidur aja, biar Kira aku yang jagain. Kira mungkin ngerasa kangen sama ibunya." Indi berkata sambil mencium pipi gembil bayi cantik itu. "Iya, soalnya dia semua mau sama ibunya. Makasih ya Ndi," ucap Lis dijawab anggukan kepala oleh Indi.Indi dan Lis bertugas di rumah menjaga Kira. sementara itu, Lili dan Jun berada di rumah sakit untuk menjaga Reya. Kuki bahkan segera terbang ke Jakarta ketika dia mendengar kabar itu dari sang mami."Iya mbak, selama ini dia memang cuman sama ibunya aja. Ya udah, mbak tidur aja.""Makasih ya Ndi. kamu mau jagain Kira."Lis segera tertidur karena merasa sangat lelah. sementara Indi menjaga kirara yang masih terbangun. Siang tadi seharian bay

  • Pelakor XXL    Donor darah

    Lili dan Lis kini berada di kamar, Lili berlari masuk kembali setelah mengambil pakaian dan perlengkapan untuk Kira. Sementara itu Lis yang membersihkan bayi itu. Kira sudah tak menangis setelah Lili membuatkan susu formula untuk Kira."Ada apa sih Li?"Lili menghapus air mata yang terus saja menetes. Ia tak menyangka dengan apa yang terjadi. Saat itu Indi berjalan masuk ke dalam kamar Lis. "Ibu sama Tante ya, aku mau bantu Om Jun."Lis menganggukkan kepala. Setelah mendapat persetujuan dari sang Ibu segera berjalan keluar. Tentu saja harus ada yang menemani Jun saat ini. Sementara itu ini duduk di tempat tidur. Ini adalah pertama kalinya dia bisa melihat Kira dalam jarak yang sangat dekat. Bahkan wanita itu kini menyentuh pipi bayi mungil itu dengan lembut.Lis menatap ke arah Indi. "Itulah di. Kenapa kita harus hati-hati dalam bicara. Apalagi sama ibu yang baru melahirkan. Mbak enggak bermaksud menyalakan kamu. Tahu betul kalau kamu kecewa dan terluka karena ulah Jun. Tapi, Reya it

  • Pelakor XXL    Tolong bertahan

    Jun, Lis, lili dan Indi kini dalam perjalan. Jun berada di depan menyetir mobil, di sampingnya ada Indi, lalu di belakang ada Lili dan juga sang ibu. Perjalanan kali ini cukup lancar karena hari juga sudah cukup siang saat mereka berangkat. "Mbak, kita jangan lama-lama di sana ya. Soalnya kasihan kalau Reya sendirian. " Jun memberitahu sang kakak. Karena sejujurnya Ia juga tak tega meninggalkan Reya sendirian di rumah.Indi melirik tak suka ke arah sang suami. Tentu saja dia jadi kesal, karena apa yang dikatakan oleh Jun yang terlalu memberikan perhatian kepada pelakor itu. "Ngapain sih kamu? Lagian kita kan udah lama juga nggak ketemu sama saudara-saudara. Di rumah kan juga ada Mbak, tenang aja lah." Helaan napas berat terdengar dari Jun. Ia kesal dengan apa yang dikatakan sang istri. "Iya, nanti kamu sama Indi bisa pulang duluan ke apartemen. biar Mbak sama Lili yang di sana agak lama." Lis mencoba melerai pertikaian di antara suami istri di hadapannya. "Indi kamu jangan dulu ng

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status