Share

3. Ibu

Author: Reistya
last update Last Updated: 2022-07-25 10:33:27

Reya di dalam mobil menuju Jakarta bersama juniar. Sejak tadi pria itu terus menggenggam tangan ke kasihnya, di kursi belakang. Pria itu sesekali menatap gadis yang ia cintai itu terlihat begitu cemas sambil terus berkomunikasi dengan sang adik. Ibu Reya, Ratna terjatuh di kamar mandi. Tentu saja itu sangat membuat gadis itu cemas.Apalagi adiknya mengatakan kalau sang ibu pingsan.

Pertemuan Reya dan Juniar terjadi empat tahun lalu. Saat Lili sahabat Reya yang tak lain keponakan Jun memperkenalkan mereka berdua. Reya dikenalkan dengan Juniar karena ia ingin menjual rumah petak sederhana milik mendiang ayahnya yang meninggalkan hutang ratusan juta rupiah setelah usahanya hancur. Sejak itu kehidupan Reya sebagai ana pertama semakin keras. Ratna menderita penyakit komplikasi sirosis hati, diabetes dan juga darah tinggi di usianya yang kini beranjak 43 tahun.

Manis dan pekerja kera itu yang ada di pikiran Juniar saat itu. Ia sering menghabiskan waktu dengan melihat status W******p rekan di kontak. Ya sedikit lucu jika dipikirkan, tapi dari sana ia mengamati Reya. Gadis pekerja keras yang menghabiskan waktu untuk merawat ibunya. Konyolnya, ia tertarik dengan status gadis itu karena status rekannya yang lain berisi tentang kemewahan dan juga kesuksesan. Bahasa kasarnya Reya terlihat paling miskin dan tak berdaya diantara yang lain. Namun, itu buat Jun terpikat. Apalagi setiap kali gadis itu mengunggah foto dengan wajah aneh dan berbagi efek yang nyeleneh, Jun suka ia terhibur. Berawal dari pertemuan-pertemuan membahas pembayaran rumah, Jun jadi sering iseng mengomentari status gadis itu, menarik pikirnya. Anggap saja ini cara Tuhan mengatur pertemuan mereka.

"Kalau ada apa-apa sama ibu, kamu hubungi saya ya?" Jun meminta agar ia juga tak terlalu cemas.

Reya kini menoleh menatap pada kekasihnya dan menganggukan kepala. Jun menepuk dadanya pelan, meminta agar Reya menyandarkan dirinya disana. Gadis itu bersandar, Jun segera meletakan tangannya di kepala Reya, memijat pelan agar gadis yang ia sayangi bisa merasa lebih tenang.

"Istirahat, masih ada satu jam lagi sampai ke Jakarta. Kamu cemas terus malah makin pusing nanti. Kamu butuh tenaga untuk jagain ibu, hmm?" pinta Jun. Ia tau Reya cukup lelah hari ini karena harus mengurus dirinya di dapur dan juga ranjang.

Reya anggukan kepala, kemudian memejamkan matanya. Sementara Jun kecup pucuk kepala dan mengusap-usap kening Reya. Ia juga tak tega dengan keadaan Reya saat ini. Pria itu mengambil ponselnya kemudian sibuk dengan jemari tangannya yang bergerak di layar ponsel.

Sementara di rumah sakit saat ini Arka tengah duduk menunggu sang ibu yang sudah sadar. Arka tengah memegangi botol minum sang ibu yang kini meneguk air mineral dari sedotan.

"Mbak-mu benar pulang Ka?" tanya Ratna.

Arka anggukan kepala. "Udah di jalan diantar temannya tadi katanya."

"Aduh, man acaranya Mbak Reya naru besok lho. Gimana dia bolak-balik kesian nanti." Ratna cemas merasa mengganggu kegiatan workshop putrinya.

"Ya, ibu 'kan sakit. Batal paling," sahut Arka enteng.

Ratna mencubit tangan Arka. "Mbak dapat uang dari sana ngisi materi. Ibu enggak bisa kasih apa-apa ibu cuma mau dia bisa senengin hidupnya."

"Ibu jangan mikir aneh-aneh lah. Fokus sehat aja, oke?"

Arka ingin sang ibu tak terlalu memikirkan masalah lain dan fokus dengan kegiatannya. Ia tau pemberitahuan mengenai kecelakaan yang dialami sang ibu pasti akan membuat Reya cemas. Tapi, akan lebih cemas jika ia terlambat memberitahu, itu yang ada dalam pikiran Arka,

Pintu ruangan terbuka, terlihat Reya yang berjalan masuk dengan tergesa. Ia terlihat sedikit lega melihat sang ibu yang menatapnya dengan senyum. Gadis itu berjalan mendekat lalu mencium tangan dan wajah Ratna, lalu memeluk sang ibu. Sementara Arka segera bangkit dan mengambilkan Reya kursi.

"Ah, syukur ibu udah sadar." Reya lega karena Ratna sudah sadarkan diri.

"Ibu jadi ngerepotin ya?" tanya Ratna tak enak.

Reya menggelengkan kepalanya. Tentu saja ini tak akan menjadi beban untuknya. "Enggak lah Bu. Ibu jangan ngomong aneh gitu ah."

"Acara kamu gimana?"

"Ibu tenang aja. Aku udah bilang diundur dan mereka ngerti pasti," jawab Reya, bohong. Itu yang sudah menjadi keahliannya sejak menjalin hubungan dengan Jun.

"Syukur kalau begitu."

Reya kemudian menatap Arka, penasaran dengan apa yang terjadi. "Kenapa ibu bisa jatuh?"

"Itu-" ucapan Ratna terpotong.

Reya menatap sang ibu. "Reya tanya Arka, Bu."

"Aku lagi ke warung. Pas balik ibu udah jatuh dan pingsan di depan kamar mandi."

Reya kemudian menatap sang ibu. "Ibu mau ngosek kamar mandi ya?" tanya Reya ia tau kebiasaan sang ibu yang tak bisa melihat kamar mandi licin dan berlumut sedikit saja.

Tak ada jawaban dari Ratna ia hanya terdiam. Ya, berarti apa yang ditanyakan Reya adalah benar,

"Bu, kan Reya udah bilang .., Jangan kosek kamar mandi. Tunggu aku pulang. Terus kata dokter apa?"

"Katanya tulang panggul ibu retak. Tapi enggak perlu operasi dan hanya butuh istirahat dan pakai sanggahan punggung." Arka menjelaskan.

"Tuh denger, kamu enggak perlu cemas Rey." Ratna katakan itu karena tak ingin si sulung terus merasa cemas.

Dalam hati Reya merasa lega karena keadaan sang ibu yang tak terlalu parah. Namun tetap saja ia tak ingin Ratna keras kepala dan melakukan banyak kegiatan sementara dokter meminta Ratna untuk beristirahat.

Reya teringat sesuatu ia kemudian beranjak dari tempat duduknya. "Aku ke luar sebentar ya?"

"Mau ke mana Mbak?" tanya Arka.

"Mau beli sesuatu dulu. Tunggu sini aja temenin ibu." Reya kemudian melangkahkan kakinya ke luar kamar rawat.

Related chapters

  • Pelakor XXL    4. Kerokan cara mulia

    Reya berjalan cepat ke luar seolah takut dibuntuti. Ia takut jika Arka mengikutinya dari belakang karena gadis itu berencana untuk menemu kekasihnya. Akan berbahaya jika Arka memergokinya.Ratna menatap cemas putri sulungnya, apalagi ini sudah cukup malam. "Ka, susul Mbak-mu sana. Udah malam ini."Arka anggukan kepala, ia segera berjalan cepat ke luar dari kamar. Namun, di lorong ia kini tak melihat siapapun. Arka berjalan menuju lorong ke luar dan ia tak juga menemukan Reya."Yaelah, mana nih kakak gue yang gemoy?" gumamnya pada diri sendiri.Reya berjalan ke luar ke parkiran belakang tempat Jun tadi mengantar dan mengatakan akan menunggu untuk memastikan keadaannya. Reya segera masuk ke dalam mobi Jun.Jun sedikit merasa lega saat melihat raut wajah kekasihnya yang terlihat baik-baik saja. Hanya ada Jun dan Reya sementara sopir Jun, meminta ijin untuk ke toilet."Gimana ibu?" tanya Jun."Syukur udah sadar Om dan cuma perlu istirahat karena tulang panggulnya retak," jawab Reya."Kalau

    Last Updated : 2022-07-25
  • Pelakor XXL    5. Status WA

    Sore tadi Jun telah tiba di rumah setelah melalui perjalanan darat yang panjang. Entah mengapa ia begitu menyukai perjalanan dengan mobil pribadi. Meski Reya mengatakan agar si om lebih baik naik pesawat saja karena tak ingin pria itu kelelahan, Tetap Saja, Jun nekat naik mobil, menyenangkan untuknya. Saat tiba ia telah disuguhi makan malam spesial ala nyonya rumah. Steak daging, sayuran yang dikukus dan juga dengan bumbu yang ia pelajari selama kursus memasak tahun lalu. Spesial memang dan Juniar tak pernah menolak dan senang juga sebagai pemuas perutnya yang lapar. Kini pria itu rebah di tempat tidur, ada Indi yang kini masih sibuk dengan ponsel miliknya. Asik melihat tiktok yang dibiarkan saja oleh Jun. Jun pernah menegur, Indi bilang kalau ia butuh hiburan, menjadi istri sulit. Meski di rumah ada empat pelayan, dua sopir dan delapan penjaga pikirannya tetap bercabang, katanya.Jun memijat pelipisnya, kepalanya sedikit sakit. Ia merasa cemas dengan Reya. Apalagi mereka punya atura

    Last Updated : 2022-07-25
  • Pelakor XXL    6. Janji temu

    Pagi ini Jun sudah berada di ruangannya di kantor Adidaya Raja Tekstil. Seperti biasa yang ia lakukan adalah membaca berkas-berkas laporan yang sudah disiapkan oleh sekretarisnya, Siska. Pria itu terlihat begitu gagah dengan setelan jas berwarna navy yang kini dikenakan. Dengan teliti dan tegak, duduk di kursi besar miliknya membaca laporan-laporan itu. Jun memang terkenal begitu perfeksionis dalam pekerjaan mungkin itulah alasannya mengapa ia menjadi salah satu pemilik perusahaan yang disebut memiliki tangan dingin. Bukan hanya perihal mengatur perusahaan, tetapi juga keputusannya untuk memilih siapa saja rekan perusahaan dan juga bagaimana ia bermain di pasar saham. Semua penuh perhitungan, dan itu jelas mengesankan Pria itu terhenti sebentar, kemudian membaca ulang laporan. Ada sedikit yang janggal dari laporan yang ia baca kemudian Jun mengangkat gagang telepon dan menghubungi sekretarisnya untuk masuk ke dalam."Sis Tolong kamu masuk ke dalam ada yang harus saya tanyakan," tita

    Last Updated : 2022-08-02
  • Pelakor XXL    7. Pelakor

    Kemajuan dalam segala bidang di masa sekarang ini sudah banyak memberikan kemudahan bagi para masyarakat saat ini. Mereka tak harus mendapatkan pekerjaan kantoran agar bisa mendapatkan uang. Bahkan remaja yang masih berada di bangku sekolah saat ini, sudah mampu mendapat uang jajan dengan banyak cara seperti berjualan online atau menulis di platform berbayar. Seperti yang dilakukan Reya dan Lili keduanya sama-sama mencari uang dari menulis dan juga berjualan online. Hingga kebersamaan mereka bukan hanya obrolan yang sia-sia. Suka berbagi pikiran mengenai kepenulisan dan juga bisnis kecil-kecilan mereka berjualan merchandise k-pop."Makin susah cari uang kita. Ini lihat, masa gue ngajuin cerita dari bulan maret belum signed juga cerita gue? Gimana ini?" Lili mengeluh seraya memeluk sahabatnya itu.Sama juga dengan Reya. Hanya saja gadis itu memiliki sugar daddy yang bisa memenuhi kebutuhannya. Rasanya tak akan terlalu menjadi masalah bahkan jika ceritanya tertolak. Hanya aja akan suli

    Last Updated : 2022-08-04
  • Pelakor XXL    8. Rencana ke Jakarta

    Sore ini Jun dalam perjalanan pulang dari kantor. Menyempatkan waktu untuk melipir sejenak untuk membeli martabak telur. Jun tak segan untuk membeli makanan di jalan. Sebelumnya, ia tak pernah melakukannya karena semua terbiasa dilayani, Hidup sebagai anak dengan privilege, istilah masa kini. Namun, lagi-lagi semua berubah saat Reya yang mengajarkan si om untuk sesekali merasakan sensasi jajan di jalan. Jun duduk di dalam mobil seraya menunggu pesanannya. Kemudian mengambil ponselnya dan segera menghubungi Reya. Tak lama sampai panggilan diterima "Kamu di mana?""Aku di rumah habis mandi, belum pulang Om?"Jun tersenyum, membayangkan kekasihnya itu selesai mandi kemudian aroma strawberry menyeruak dari dalam kamar mandi. Reya memang menyukai mandi dengan sabun dengan wangi buah terutama strawberry."PAsti wangi strawberry. hmm? Kamu bikin saya kangen." Jun merayu, kata-kata gombal."Kita kan nanti ketemu lagi kalau om ke Jakarta minggu depan." Reya coba mengingatkan janji temu merek

    Last Updated : 2022-08-05
  • Pelakor XXL    9. Kegiatan Indi

    Jun dulu pernah bersikap naif dan membayangkan masa pernikahan yang manis. Meskipun gadis yang ia nikahi berdasarkan perjodohan. Berharap menjadi layaknya raja yang diberikan perhatian dan tempat untuk bersandar. Ya, Jun memang laki-laki dan tak salah 'kan jika ia berharap dan juga membayangkan akan melalui pernikahan dimana ia berniat meratukan sang istri kelak. Berharap akan ada wanita yang ia jadikan tempat mengeluhkan segala masalah dan juga sandaran bagi emosi-emosi kecilnya. Nyatanya, raja tak selamanya terpuaskan oleh ratunya. Ia yang harus membesarkan hati untu itu menggapai mimpinya sendiri, Sementara sang ratu membangun dunia yang katanya demi kebaikan sang raja. Bukan berarti ia tak menghargai apa yang sudah diberikan Indie bahkan ia bersyukur karena sang istri telah memberikannya buah hati. Tetap ada yang kurang, dan ia tak bisa temukan di di Indi. Selama ini coba ia tahan dan jadikan dirinya setia. Namun ketika ia benar-benar telah menemukan seorang yang bisa memberi it

    Last Updated : 2022-08-07
  • Pelakor XXL    10. Bertengkar

    "Itu ada pesan kenapa kamu matikan hapenya Mas?" tanya Indie curiga. Ia menatap pada sang suami yang terdiam.Jun kemudian merebahkan tubuhnya, membawa Indie ke dalam pelukannya membiarkan wanita itu rebah di bahu kemudian memeluknya. Tentu saja harus ada cara agar tak dicurigai dan Jun paling mengerti kalau Indi suka dimanja. "Saya capek dan udah malas banget malam ini. Kita istirahat ya," rayunya kemudian mencium kening wanitanya.Masih penasaran sebenarnya dengan gerak-gerik yang ditunjukan Jun. Hanya saja, Indi terlalu naif dan berpikir kalau Jun tak mungkin mendua atau apapun sebutannya. Jun begitu penyayang dan perhatian, hingga Indi berpikir kalau dirinya akan nampak jahat karena memikirkan kemungkinan akan ada perempuan lain di hati prianya. Bukan tanpa alasan Indi berpikir seperti itu. Dulu wanita itu berasal dari keluarga terpandang dan kehidupannya benar-benar dibatasi. Tak ada yang bisa ia lihat selain keindahan taman rumahnya yang layaknya istana. Kemudian ia dipaksa me

    Last Updated : 2022-08-11
  • Pelakor XXL    11. Indi bertanya 1

    Sejak semalam Reya tak bisa terlelap. Sejak semalam ia memikirkan bagaimana caranya meminta maaf. Jadi takut kalau menghubungi Juna duluan. Takut si Om marah, padahal kangen. Ditambah lagi Jun sama sekali tak menghubungi. Hati dan perasaan Reya jadi makin tak keruan. Sebagai wanita biasanya memang paling menderita kalau perihal bertengkar begini. Paling sensitif, apa-apa jadi enggak enak. Reya pagi ini sudah buat sarapan. Menyiapkan nasi goreng untuk ibu dan adiknya juga yang hari ini akan berangkat ke kampus lebih pagi. Nasi goreng kampung tanpa kecap, dibuat dengan potongan rawit dan banyak daun bawang. Setelah selesai ia menyiapkan semua ke meja makan, tak lupa kerupuk putih yang dia beli di warung dekat rumah. Setelah selesai menyiapkan sarapan, Reya menuju kamar sang ibu untuk membantunya untuk pindah ke kursi roda, kemudian Reya mendorong menuju meja makan. Selanjutnya ia memanggil sang adik untuk segera sarapan bersama. Namun, tak ada jawaban. "Udah kamu di sini aja biarin Ar

    Last Updated : 2022-08-18

Latest chapter

  • Pelakor XXL    Bonus 4

    Reya dan Kira tidur di tempat tidur, sementara saat ini Yuji tidur di sofa. Reya dan Yuji merebahkan diri dan saling berhadapan. Sejak tadi mereka mengobrol satu sama lain."Mas, besok Ibu Indi ngajak aku untuk ke panti asuhan." Reya memberitahu. "Ke panti asuhan? Mau ngapain ke sana?" Pria itu bertanya karena cukup heran juga. Kenapa mereka akan ke panti asuhan besok.Reya duduk, kemudian menatap kepada Yuji. Yuji juga ikut duduk dan mereka berdua saling berhadapan. "Ibu Indi ada niat buat ngangkat anak dari panti asuhan. Buat nemenin dia di rumah.""Ya udah, nggak apa-apa kalau kamu mau ikut.""Tapi besok katanya kamu mau ngajak aku ke panti asuhan tempat kamu gede dulu?""Kita masih punya waktu beberapa hari di sini kan? Bisa lusa atau habis pulang dari panti asuhan juga bisa kan?" Reya menganggukkan kepalanya mengerti. "Sebenarnya nggak apa-apa ya kalau kita di sini?"Yuji bangkit, mengambil tongkat yang berada di sampingnya, lalu berjalan mendekat. Ia kemudian duduk di samping

  • Pelakor XXL    Bonus 3

    "Nginep sini aja Rey." Indi membujuk. Kini semua sedang duduk di ruang tamu. Membujuk Reya untuk menginap di rumah Jun saja. Sebenarnya hal itu membuat Reya jadi sedikit merasa tidak nyaman. Namun, bagaimana lagi dia tidak bisa menghindar."Iya, kalau kamu butuh apa-apa atau mau ke mana-mana di sini ada sopir yang siap nganterin ke mana kamu mau." Kuki kini menimpali. Sementara Jun duduk sedikit menjauh, dia tidak berbicara apa-apa dari tadi dan juga tidak berusaha membujuk. Pria itu ingin menghargai Indi takut jika sang istri cemburu atu berpikir aneh-aneh. Ia juga tau Reya tak nyaman berada dekat dengannya. "Iya, aku tidur di sini." Reya akhirnya mengalah dan ia memutuskan tinggal di sana selama di Surabaya.Kira turun dari pangkuan Lili lalu berlari menghampiri Reya. "Ibu nen." Kira seperti biasa setelah ia melihat sang Ibu sudah selesai dengan pembicaraannya meminta untuk disusui. "Enggak boleh di sini kan banyak orang sayang," kata reya. Kira membecik, menggembungkan pipi

  • Pelakor XXL    Bonus 2

    Indi bersama dengan Lili dan Lis sedang duduk bersama di ruang makan. Kuki, Jun dan Kira sedang berjalan-jalan menggunakan mobil untuk berkeliling komplek pagi ini. Kira sudah berada di sana selama dua hari, anak itu senang sekali. Apalagi setiap pagi sang kakak tiri, dan juga sang papi mengajaknya berjalan-jalan.Jika di Jakarta, Kira lebih banyak menghabiskan waktu bersama Yuji jika pagi sampai sore hari dikarenakan sang ibu yang harus berkuliah. Di Surabaya, Kira juga sangat senang mendapatkan banyak perhatian."Reya benar-benar enggak mau datang ke sini ya?" Indi bertanya, agak kecewa juga karena kemarin saat ulang tahun Reya tak datang.Lili menggelengkan kepalanya kemudian menjawab pertanyaan sang tante. "Iya, dia bilang nggak enak kalau datang. Tante tahulah, dia anaknya emang gitu. Tapi nanti kan dia mau ke sini untuk jemput Kira sama Mas Yuji.""Padahal sebenarnya aku kemarin minta dia datang ke sini loh. Mas Jun juga udah nggak apa-apa kok. Kalau ditelepon atau video call d

  • Pelakor XXL    Bonus bab 1

    Lili kini berada di rumah Reya. Dia sedang bermain dengan Kira. Sudah cukup lama tak bertemu dengan Kira membuat Lili begitu kangen dengan anak itu. Saat ini, Lili dengan Kira berada di ruang tengah. Sementara Reya memasak makan siang. Yuji ingin makan sayur lodeh, ikan asin dan telur dadar. "Masih Yuji ke mana?" Lili bertanya sambil sibuk bermain dengan Kira. "Kemarin, Mas Yuji itu ada rencana mau buka restoran. Jadi, dia lagi cari tempat buat restoran kita berdua. Sekarang, nggak bisa andelin uang dari endorse aja. Lo tau kan gue kuliah, ada cicilan mobil juga." Reya mengeluh. "Om Jun kan kirim uang? Lo pakai aja sedikit." Lili memberi saran."Nggak mau, itu kan emang uang untuk Kira. Semua uang dari Om Jun itu masuk ke tabungan pribadinya Kira. Gue nggak mau ngacak acak ataupun ganggu uang anak gue. Gue enggak tau gimana ke depan, uang itu buat biaya Kira sampai kuliah Li." Reya tidak mau memakai uang Kira Reya selama ini memang tak pernah mengganggu uang yang diberikan Jun u

  • Pelakor XXL    Dua tahun kemudian (tamat)

    Dua tahun kemudian...Indi berada di dapur sibuk memasak sayur lodeh, ayam goreng dan juga telur dadar. Menyiapkan makan siang sang suami. Makanan kesukaan Jun selalu tersaji hasil tangan sendiri. "Mbak tolong masukin ke kotak bekal, saya mandi dulu ya. Minta tolong juga Pak Boris buat panasin mobil." Indi berkata, kemudian berjalan menuju kamar untuk segera mandi dan bersiap menuju kantor Jun.Selesai mandi, segera dia berangkat bersama sang sopir untuk menuju kantor suaminya mengantar makan siang. Sudah jadi kebiasaan dua tahun terkahir. Perjalanan hari itu sedikit terburu-buru karena dia terlambat bangun tadi. Perjalanan menghabiskan waktu sekitar 10 menit Sampai akhirnya dia tiba di kantor. Indi segera turun dari mobil, dan berjalan masuk ke dalam. Seperti biasa mendapat banyak sapaan ketika ia masuk ke dalam. Banyak karyawan yang menyapanya dengan ramah dan juga ia menjawab dengan sangat ramah."Selamat siang Bu, "ucap salah seorang karyawan."Selamat siang, sudah jam maka

  • Pelakor XXL    Untung ada dia

    Jun terdiam cukup lama, menatap pada Reya yang hanya memejamkan mata. Menggenggam tangan Reya sambil entah memikirkan apa. Beberapa kali hela napas, tak berhenti berdoa agar Reya lekas sadar. "Li, Om pulang. Kalau ada apa apa hubungi saya."Lili menatap sekilas, lalu anggukan kepala. "Iya Om. Enggak apa-apa, aku juga enggak sendirian."Akhirnya, ia memutuskan pulang ke apartemen meski Reya belum sadarkan diri. Ia berjalan masuk dan melihat Indi yang masih terbangun, sedang membuat susu untuk Kira. "Kamu pulang Mas?"Pria itu anggukan kepala, lalu duduk di kursi makan. "Mau aku buatin minum?""Kopi boleh," jawab Jun."Aku nyelesain buat susu Kira dulu ya." Indi kembali melanjutkan kegiatannya. Lalu ia menyiapkan kopi untuk sang suami. Sambil menunggu kopi ia menuju kamar, mengantarkan susu untuk Kira. Jun bangkit kemudian berjalan menuju kamar kecil untuk membersihkan diri. Mungkin saja jika membersihkan diri akan membuat tubuhnya terasa lebih segar. Apa yang terjadi pada Reya bena

  • Pelakor XXL    Menunggu Reya

    "Mbak kalau mau istirahat, istirahat aja. Lagian ada Kuki di depan. Nanti aku minta temenin dia." Indi berkata pada Lis yang terlihat mengantuk. "Lemes banget aku Ndi. Kejadian hari ini bener-bener nguras tenaga, pikiran, dan perasaan aku." Lis katakan itu sambil mengusap matanya karena rasa kantuk. "Iya Mbak tidur aja, biar Kira aku yang jagain. Kira mungkin ngerasa kangen sama ibunya." Indi berkata sambil mencium pipi gembil bayi cantik itu. "Iya, soalnya dia semua mau sama ibunya. Makasih ya Ndi," ucap Lis dijawab anggukan kepala oleh Indi.Indi dan Lis bertugas di rumah menjaga Kira. sementara itu, Lili dan Jun berada di rumah sakit untuk menjaga Reya. Kuki bahkan segera terbang ke Jakarta ketika dia mendengar kabar itu dari sang mami."Iya mbak, selama ini dia memang cuman sama ibunya aja. Ya udah, mbak tidur aja.""Makasih ya Ndi. kamu mau jagain Kira."Lis segera tertidur karena merasa sangat lelah. sementara Indi menjaga kirara yang masih terbangun. Siang tadi seharian bay

  • Pelakor XXL    Donor darah

    Lili dan Lis kini berada di kamar, Lili berlari masuk kembali setelah mengambil pakaian dan perlengkapan untuk Kira. Sementara itu Lis yang membersihkan bayi itu. Kira sudah tak menangis setelah Lili membuatkan susu formula untuk Kira."Ada apa sih Li?"Lili menghapus air mata yang terus saja menetes. Ia tak menyangka dengan apa yang terjadi. Saat itu Indi berjalan masuk ke dalam kamar Lis. "Ibu sama Tante ya, aku mau bantu Om Jun."Lis menganggukkan kepala. Setelah mendapat persetujuan dari sang Ibu segera berjalan keluar. Tentu saja harus ada yang menemani Jun saat ini. Sementara itu ini duduk di tempat tidur. Ini adalah pertama kalinya dia bisa melihat Kira dalam jarak yang sangat dekat. Bahkan wanita itu kini menyentuh pipi bayi mungil itu dengan lembut.Lis menatap ke arah Indi. "Itulah di. Kenapa kita harus hati-hati dalam bicara. Apalagi sama ibu yang baru melahirkan. Mbak enggak bermaksud menyalakan kamu. Tahu betul kalau kamu kecewa dan terluka karena ulah Jun. Tapi, Reya it

  • Pelakor XXL    Tolong bertahan

    Jun, Lis, lili dan Indi kini dalam perjalan. Jun berada di depan menyetir mobil, di sampingnya ada Indi, lalu di belakang ada Lili dan juga sang ibu. Perjalanan kali ini cukup lancar karena hari juga sudah cukup siang saat mereka berangkat. "Mbak, kita jangan lama-lama di sana ya. Soalnya kasihan kalau Reya sendirian. " Jun memberitahu sang kakak. Karena sejujurnya Ia juga tak tega meninggalkan Reya sendirian di rumah.Indi melirik tak suka ke arah sang suami. Tentu saja dia jadi kesal, karena apa yang dikatakan oleh Jun yang terlalu memberikan perhatian kepada pelakor itu. "Ngapain sih kamu? Lagian kita kan udah lama juga nggak ketemu sama saudara-saudara. Di rumah kan juga ada Mbak, tenang aja lah." Helaan napas berat terdengar dari Jun. Ia kesal dengan apa yang dikatakan sang istri. "Iya, nanti kamu sama Indi bisa pulang duluan ke apartemen. biar Mbak sama Lili yang di sana agak lama." Lis mencoba melerai pertikaian di antara suami istri di hadapannya. "Indi kamu jangan dulu ng

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status