Beranda / Romansa / Pelakor XXL / 8. Rencana ke Jakarta

Share

8. Rencana ke Jakarta

Penulis: Reistya
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-05 18:35:07

Sore ini Jun dalam perjalanan pulang dari kantor. Menyempatkan waktu untuk melipir sejenak untuk membeli martabak telur. Jun tak segan untuk membeli makanan di jalan. Sebelumnya, ia tak pernah melakukannya karena semua terbiasa dilayani, Hidup sebagai anak dengan privilege, istilah masa kini. Namun, lagi-lagi semua berubah saat Reya yang mengajarkan si om untuk sesekali merasakan sensasi jajan di jalan.

Jun duduk di dalam mobil seraya menunggu pesanannya. Kemudian mengambil ponselnya dan segera menghubungi Reya. Tak lama sampai panggilan diterima

"Kamu di mana?"

"Aku di rumah habis mandi, belum pulang Om?"

Jun tersenyum, membayangkan kekasihnya itu selesai mandi kemudian aroma strawberry menyeruak dari dalam kamar mandi. Reya memang menyukai mandi dengan sabun dengan wangi buah terutama strawberry.

"PAsti wangi strawberry. hmm? Kamu bikin saya kangen." Jun merayu, kata-kata gombal.

"Kita kan nanti ketemu lagi kalau om ke Jakarta minggu depan." Reya coba mengingatkan janji temu mereka berdua.

"Iya, cuma masih terlalu lama buat saya. Saya lagi beli martabak telur."

"Makan yang banyak ya Om. Jangan lupa vitaminnya diminum juga, makan nasi, minum air putih, dan jangan lupa jangan begadang. Aku enggak mau Om sakit." Reya berucap panjang lebar penuh perhatian.

Lalu jika gadis itu bersikap semanis itu, bagaimana Jun tak jatuh hati? Perhatian yang diberikan tulus dan tak berlebihan. Reya juga tak pernah menuntut mungkin jika bisa meminta, Jun ingin mengenal Reya dulu kemudian jatuh cinta dan bisa merasakan bagaimana menjalani kisah kasih berdua. Meski jelas semua itu tak akan mungkin. Jadi ia mensyukuri saja bahwa bisa bertemu dengan Reya di masa sekarang disaat dia sudah bisa memberikan banyak hal untuk gadis itu.

"Om kok diem?"

"Iya sayangnya Om. Kamu juga, inget kalau ada apa-apa hubungi saya."

"Siap. Ya Udah ya Om, aku mau ke kamar ibu. Mau mandiin ibu."

"Oke," jawab Jun.

"Sayang om banyak-banyak. Bye," pamit Reya kemudian mematikan panggilannya.

Jun kemudian mematikan panggilan. Ia segera menghapus riwayat panggilan dari aplikasi. Menunggu sebentar sampai martabak pesanannya tiba. Kemudian melanjutkan perjalanannya untuk pulang.

Perjalanan menuju rumah memakan waktu tak lebih dari 10 menit. Setelah tiba Jun segera berjalan turun dan masuk ke dalam rumah besarnya. Ke dalam kemudian menuju dapur melihat putra tunggalnya Kuki Yang kini tengah meneguk air dingin. Kuki sepertinya baru saja pulang kuliah terlihat dari pakaian yang dikenakan juga tas dan sepatu yang belum ia lepas. Melihat sang ayah cookie segera mencium tangan ayahnya.

Jun kemudian berjalan menuju meja makan. "Sini makan dulu. Ambil piring sama sendok," ajak Jun

Anak itu berjalan mendekati sang ayah, sambil membawa piring yang tadi diperintahkan oleh sang ayah untuk dibawa. kemudian duduk di kursi yang tepat bersebelahan dengan Jun yang kini tengah membuka kotak martabak yang ia beli tadi. Terlihat masih hangat.

"Nih makan dulu, ngemil." Jun memang begitu menyayangi putra semata wayang.

"Tumben banget nih papi jajan di luar sendirian?" tanya Kuki sambil sibuk mengunyah martabak miliknya.

"Papi kebetulan emang lagi pengen aja."

"Oiya Pi, aku minggu depan kayaknya mau ke Jakarta deh."

Jun melirik ke arah Kuki. "Mau ngapain kamu ke sana?"

"Biasalah ada pertemuan sama anak-anak gamers. Aku udah minta izin sama mami, kata mami oke boleh." Kuki kemudian menatap sang papi yang menganggukkan kepala.

Game kemudian menatap pada putra semata wayangnya. "Kalau ke Jakarta kamu mau tidur di mana? Kalau emang kamu mau ke sana biar papi sewain apartemen."

Kuki menggeleng, Ia benar-benar sudah memiliki rencana untuk ini. "Aku kemarin udah ngobrol sama Lili kalau aku bakalan nginep di rumah bude Lis. Lagian di sana kan ada Lili yang bisa naik motor. Jadi, aku bisa bonceng dia buat nganterin. Lagian mumpung Lili nganggur gitu manfaatkan jadi tukang ojek. Lili juga udah oke buat bantuin aku."

Mendengar nama Lili mengingatkan Jun pada Reya. Dan tentu saja jika Kuki ke sana ia akan bertemu dengan kekasihnya itu.

"Apa nggak ngerepotin?"

"Lili bilang sih nggak ngerepotin Pi. Ya daripada dia nggak ada kerjaan. Dan aku juga minta tolong dia nanti buat ambil foto aku dan teman-teman." Kuki menjelaskan lagi terlihat jika sang papin tampaknya agak atas setuju dengan keputusannya untuk menginap di rumah Lili.

Sedikit banyak Jun setuju dengan apa yang dikatakan oleh Kuki. Selain itu Kuki bisa juga berkumpul dengan Lili sepupunya. "Kebetulan papi juga mau ke Jakarta minggu depan. Papi ada rencana mau nginep di hotel sih. Kita berangkat bareng aja Jadi papi juga bisa mampir ke rumahnya Bude Lis."

Rencana telah dibuat tentu saja tujuan Jun tak dan tak bukan agar ia bisa melihat Reya. Rumah Lili dan kekasihnya tam terlalu jauh. Hanya berbeda RT dan rumah Reya berada sedikit di depan dari rumah Lili. Sepertinya, Jun akan meminta kekasihnya itu untuk bermain di rumah Lili, agar ia bisa mengamati gadis itu. Kemudian jika memungkinkan, Jun akan membuat rencana berdua. Jun rindu dimanjakan dan berpeluh bersama tuntaskan dahaga napsu.

Sementara di sisi lain Kuki merasa senang karena ia bisa berangkat bersama dengan sang papi. Andai ia tahu niat buruk ayahnya itu, mungkin saja ya takkan merasa sesenang ini.

Bab terkait

  • Pelakor XXL    9. Kegiatan Indi

    Jun dulu pernah bersikap naif dan membayangkan masa pernikahan yang manis. Meskipun gadis yang ia nikahi berdasarkan perjodohan. Berharap menjadi layaknya raja yang diberikan perhatian dan tempat untuk bersandar. Ya, Jun memang laki-laki dan tak salah 'kan jika ia berharap dan juga membayangkan akan melalui pernikahan dimana ia berniat meratukan sang istri kelak. Berharap akan ada wanita yang ia jadikan tempat mengeluhkan segala masalah dan juga sandaran bagi emosi-emosi kecilnya. Nyatanya, raja tak selamanya terpuaskan oleh ratunya. Ia yang harus membesarkan hati untu itu menggapai mimpinya sendiri, Sementara sang ratu membangun dunia yang katanya demi kebaikan sang raja. Bukan berarti ia tak menghargai apa yang sudah diberikan Indie bahkan ia bersyukur karena sang istri telah memberikannya buah hati. Tetap ada yang kurang, dan ia tak bisa temukan di di Indi. Selama ini coba ia tahan dan jadikan dirinya setia. Namun ketika ia benar-benar telah menemukan seorang yang bisa memberi it

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-07
  • Pelakor XXL    10. Bertengkar

    "Itu ada pesan kenapa kamu matikan hapenya Mas?" tanya Indie curiga. Ia menatap pada sang suami yang terdiam.Jun kemudian merebahkan tubuhnya, membawa Indie ke dalam pelukannya membiarkan wanita itu rebah di bahu kemudian memeluknya. Tentu saja harus ada cara agar tak dicurigai dan Jun paling mengerti kalau Indi suka dimanja. "Saya capek dan udah malas banget malam ini. Kita istirahat ya," rayunya kemudian mencium kening wanitanya.Masih penasaran sebenarnya dengan gerak-gerik yang ditunjukan Jun. Hanya saja, Indi terlalu naif dan berpikir kalau Jun tak mungkin mendua atau apapun sebutannya. Jun begitu penyayang dan perhatian, hingga Indi berpikir kalau dirinya akan nampak jahat karena memikirkan kemungkinan akan ada perempuan lain di hati prianya. Bukan tanpa alasan Indi berpikir seperti itu. Dulu wanita itu berasal dari keluarga terpandang dan kehidupannya benar-benar dibatasi. Tak ada yang bisa ia lihat selain keindahan taman rumahnya yang layaknya istana. Kemudian ia dipaksa me

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-11
  • Pelakor XXL    11. Indi bertanya 1

    Sejak semalam Reya tak bisa terlelap. Sejak semalam ia memikirkan bagaimana caranya meminta maaf. Jadi takut kalau menghubungi Juna duluan. Takut si Om marah, padahal kangen. Ditambah lagi Jun sama sekali tak menghubungi. Hati dan perasaan Reya jadi makin tak keruan. Sebagai wanita biasanya memang paling menderita kalau perihal bertengkar begini. Paling sensitif, apa-apa jadi enggak enak. Reya pagi ini sudah buat sarapan. Menyiapkan nasi goreng untuk ibu dan adiknya juga yang hari ini akan berangkat ke kampus lebih pagi. Nasi goreng kampung tanpa kecap, dibuat dengan potongan rawit dan banyak daun bawang. Setelah selesai ia menyiapkan semua ke meja makan, tak lupa kerupuk putih yang dia beli di warung dekat rumah. Setelah selesai menyiapkan sarapan, Reya menuju kamar sang ibu untuk membantunya untuk pindah ke kursi roda, kemudian Reya mendorong menuju meja makan. Selanjutnya ia memanggil sang adik untuk segera sarapan bersama. Namun, tak ada jawaban. "Udah kamu di sini aja biarin Ar

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-18
  • Pelakor XXL    Lili!

    "Oh bapak ya kalau di Bandung itu kebanyakan bolak-balik hotel sama pabrik Bu. Kadang sengaja datang ke butik yang produksinya pakai kain dari kita. Kadang juga suka diajak makan sama temannya. Kadang saya diajak juga." Pak Ahyat sudah melatih ini bersama Jun. Dan kini ia benar-benar mempergunakan dengan baik. Indi terdiam, ia sama sekali tak mencurigai jawaban yang diberikan oleh sang sopir. "Dia enggak ketemu perempuan gitu Pak?" tanya Indi lagi. Masih tak menyerah siapa tau dapat info lain."Kalau di Butik ya ketemu Bu. 'Kan bapak sering ke butik itu kalau beliau beli pakaian buat ibu tau mau kasih ke yang lain." Ahyat menjawab lancar. Tentu saja Ahyat akan bungkam karena dia sama saja dengan Jun. Punya selingkuhan, pemilik warung tak jauh dari apartemen Reya dan Jun. Kalau malem selalu kelon bobo hangat dalam dekap janda montok.Mana mau dia kehilangan selingkuhan dan cuan yang jumlahnya banyak? Selama ini Ahyat pintar sekali. Uang gaji jadi sopir dia buat istri tuanya. Bonus da

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-22
  • Pelakor XXL    Tawaran kerja

    Setelah sarapan pagi ini, Reya memutuskan untuk datang ke rumah Lili. Tak ada kerjaan, lagi pula tadi sudah menyelesaikan daily paginya alias update cerita terbaru. Meninggalkan sang ibu yang sedang terlelap setelah sarapan. Hitung-hitung menghilangkan rasa galau karena si Om malam tadi. Sengaja juga matikan hape, lagi malas bicara. Sebelum sampai di rumah Lili, Reya menyempatkan diri untuk membeli kerupuk basreng pedas dan juga es teh dalam plastik. Meski keduanya sudah berusia dua puluh tahun lebih, tapi mereka masih saja suka makanan yang biasa di makan oleh anak-anak dan memang itu salah satu hal yang bisa membuat keduanya merasa senang. Senang setelah membawa bekal untuk mengobrol, Reya kembali melangkah menuju rumah Lili. Segera menyapa dari luar, ia tau tak ada siapa-siapa di dalam rumah. "Lili!" seru Reya.Tak lama temannya itu keluar. Lili tersenyum ketika Reya menunjukkan kantong bening yang terlihat isinya adalah kudapan yang biasa mereka santap dengan nikmat, biasa gene

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-23
  • Pelakor XXL    Parsel Buah

    Jun masih berusaha menghubungi Reya bahkan sudah mengancam gadis itu. Hanya saja tak ada balasan, tadi pesannya sudah terbaca, Namun Reya tak membalas dan bahkan enggan untuk menerima panggilan darinya, Jun rasanya mulai gila sendiri karena kelakuan gadis pujaannya itu. Jun kemudian mengambil ponsel miliknya lagi.Mencoba menghubungi Lili. Lagi-lagi mau tau bagaimana situasinya siapa tai masih ada Reya di sana."Halo Om?""Hmm, ibu udah balik?" tanyanya berpura-pura. Padahal tak tau juga apa yang akan dibicarakan kalau ada sang kakak yang sejak tadi ia cari."Belum pulang Om. Nanti kalau ibu pulang aku telepon Om ya?""Hmm, oke. Terus kamu sama siapa?" tanya Jun, "Sendiri, tadi ada Reya sih. Cuma ngobrol sebentar terus pulang nemenin ibunya lagi sakit." Lili menjelaskan."Ah, sakit apa?" Jun putra-pura tak tau-menahu padahal ia dengan jelas tau masalah itu."Jatuh Om. Kurang tau persisinya. Tapi sekarang masih pakai kursi roda. Jadi, apa-apa Reya sekarang, Enggak bisa ditinggal."Jun

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-24
  • Pelakor XXL    rapat

    Jun memilih mengalah kali ini. Ia sudah hafal betul jika dicecar, kekasihnya itu malah akan semakin menjadi. Biasanya jika ia terlalu sensitif, Reya tengah dekat dengan datang bulan. Bukan sekali- dua kali gadis itu bersikap seperti itu. Jadi Jun coba maklumi. Meski begitu ia masih merasa kesal karena terlalu lama diabaikan. Jun mengetuk jemarinya di meja kerja. Seperti kebiasaannya setiap kali merasa kesal atau sedang memikirkan sesuatu. Padahal sebentar lagi akan ada pertemuan dengan direksi. Namu, moodnya malah kacau seperti ini. Pria itu lalu coba hela napas beberapa kali, lalu meneguk air mineral yang berada di atas mejanya. Pintu diketuk, Jun mempersilahkan untuk masuk. Itu adalah Siska yang Jun tau kalau ia akan mengingatkan untuk rapat. "Maaf Pak, sudah ditunggu."Jun anggukan kepalanya, ia kemudian berjalan ke luar ruangan. Diikuti Siska berjalan menuju ruang rapat. Pembicaraan kali ini mengenai tawaran dari pemerintahan untuk bekerja sama dalam pemenuhan kain dalam juml

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-25
  • Pelakor XXL    Tiba Jakarta

    Reya pagi ini telah rapi, bersiap untuk bekerja. Kemarin sore ia sudah melamar pekerjaan. Dan kini akan bekerja di hari pembukaan toko. Reya begitu bersemangat ini adalah pertama kalinya lagi ia bekerja di luar. Ratna juga telah merestui anaknya untuk bekerja. Karena ia juga sudah bisa bangun dari duduknya untuk sekadar berpindah tempat. "Nanti ibu kalau mau apa-apa minta tolong sama Mbak Ulfa ya." Reya berpesan pada sang ibu agar tak nekat sendirian."Iya kamu jangan khawatir. Ibu enggak akan macem-macem.""Aku nanti jam makan siang udah pulang kok Bu, senagaja enggak istirahat di sana. Nanti aku balik lagi jam satu." Reya menjelaskan."Iya Nduk, kamu tenang aja. Jangan cemas, malah ibu yang cemas kalau kamu gini," ucap Ratna karena si sulung yang terus berpesan ini dan itu sejak semalam. Tempo hari ia sudah meninta tolong pada Mbak Ulfa tetangga rumah. Untuk membantu sang ibu jika ibu akan ke toilet. Reya berjanji akan merombak toilet jika ia gajian menulis bulan ini. Tentu saja i

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-27

Bab terbaru

  • Pelakor XXL    Kembali pulang

    Reya menyiapkan diri untuk kembali ke rumah, dokter mengatakan kalau dia boleh pulang hari ini. Yuji saat ini sedang melakukan pembayaran. Setelah merapikan tas miliknya, gadis itu kemudian duduk di tempat tidur dan menunggu. Reya menatap layar ponsel di tangan saat ini sedang berkirim pesan dengan Arka. Senang sekali karena sama adik sudah mendapatkan teman dan juga kini tengah mengikuti kelas penyesuaian. Reya akan memberitahu mengenai kehamilannya nanti ketika Arka kembali.Saat itu pintu terbuka, Reya menatap dengan antusias dia berpikir kalau itu adalah Yuji yang kembali dari ruang administrasi."Kita udah bisa pulang—" Tapi salah, itu adalah Jun. Ucapannya terhenti, dia menatap ke arah pria itu. Ia berpikir walaupun sudah pulang kemarin bersama dengan Indi setelah pertikaian mereka beberapa hari yang lalu. Reya salah, John memang takut rumah Sakit. Dia memberikan waktu untuk Reya lebih banyak lagi beristirahat. Dan karena tadi saat menghubungi Yuji mengatakan mereka akan pulan

  • Pelakor XXL    Kesempatan

    Indi berjalan ke luar dari ruang perawatan. Harga dirinya hancur setelah apa yang dikatakan oleh Reya. Cemburu ia rasakan menguar dari dalam diri. Mengetahui bagaimana Jun begitu menginginkan Reya, hingga melakukan hal seperti itu membuat ia merasa malu sendiri. Ia Indi sadar memang itu adalah kesalahan yang telah ia lakukan. Ketidakpeduliannya pada Jun dan juga putranya membawa ia semakin jauh.Wanita itu menatap pada sang suami yang terlihat cemas. Jelas kecemasan itu bukan ditujukan untuknya. Jun cemas pasti dengan keadaan Reya, dan itu membuatnya semakin kesal. Jun bergerak, berniat masuk ke dalam ruang rawat, tangan Indi menahan. "mau ngapain kamu Mas?" tanya Indi.Jun menatap sekilas, lalu memalingkan wajahnya. "Dia udah nolak kamu, kamu masih kayak gini? harga diri kamu di mana Mas?" tanya Indi yang merasa malu sendiri dengan kelakuan sang suami. Ia menahan amarah, tangannya mengepal hingga buat suaranya bergetar. "Dia lagi sakit Ndi." Jun melemah, suaranya mengiba berharap

  • Pelakor XXL    Kekesalan Reya

    Jun berjalan keluar dengan ragu kemudian menutup pintu. Hanya saja ia tetap berdiri di depan pintu kamar. Menjaga jika sesuatu terjadi di dalam. Takut jika Indi melakukan sesuatu pada Reya. Ia tak ingin terjadi sesuatu pada keduanya.Yuji dan Lis sama terkejutnya ketika ia melihat jun yang berada di luar bersama mereka. Bukankah seharusnya Jun berada dsi dalam kamar dan mengawasi krduanya? "Kok kamu malah ada di luar sih Jun?" tanya Lis."Indi yang minta aku keluar, mereka berdua mau ngomong berdua aja katanya." Jun menjawab terlihat tak fokus karena pikirannya bercabang saat ini. "Yakin kamu? mereka enggak akan ada apa-apa saat kamu ada di sini?' tanya Lis.Jun terdiam ia sendiri tak bisa memastikan itu. Ia hanya percaya kalau Indi tal akan melakukan sesuatu yang buruk pada Reya. Apalagi gadis itu kini tengah mengandung. Di dalam sejak kepergian Jun keduanya masih diam. Reya menunggu karena ia tau Indi mempunyai banyak hal yang harus dikatakan. Indi masih menatap Reya yang terliha

  • Pelakor XXL    Melindungi pelakor?!

    "Mami beneran mau ketemu sama Reya?" tanya Kuki. Jujur saja, ia merasa takut. Reya tengah mengandung dan sang ibu juga saat ini sedang kesal dan marah. Indi dan Kuki kini duduk di dalam kamar. Sejak pembicaraan tadi di ruang makan, ia beristirahat sejenak karena Lis yang akan mengantarkan Indi ke rumah sakit, untuk berbicara dengan Reya. "Ya harus, mami harus tau dia mau apa sampai ngotot mau sama papi kamu," sahut Indi yang kini tengah duduk di tempat tidur. Kuki hela napas, ia tau kalau dalam pikiran Indi saat ini adalah, Reya yang merayu sang ayah dan menginginkan Jun sepenuhnya. "Mami mungkin belum tau, kalau papi yang perkosa Reya supaya dia mau sama papi.""Itu kan kata dia, kamu enggak tau kan apa yang sebenarnya terjadi? Mana ada maling mau ngaku? Kalau semua maling ngaku, ya penjara penuh." Indi masih percaya, kalau sang suami tak mungkin melakukan hal semacam itu.Kuki sadar kalau akan sulit merubah kepercayaan Indi. Ia tau kesan yang dibuat sang ayah terlelu kuat. Bahka

  • Pelakor XXL    Stop kegiatan sosial

    Jun tengah bersiap kembali untuk rumah sakit. Semalaman juga tak bisa tidur di rumah Lis karena memikirkan tentang Reya. Khawatir sekali dengan kondisi Reya, apalagi semalam diberitahu kalau kekasihnya itu demam. Setelah selesai mandi dan berpakaian Dia segera berjalan keluar menuju ruang makan.Di sana ada Lis, Lili dan juga Kuki yang sudah siap di meja makan. Menu sarapan pagi ini adalah nasi goreng buatan Lis. Jun duduk di sana, Tak banyak bicara sama seperti yang lain. Sepertinya masalah ini sudah membuat lelah keempat orang tersebut."Reya gimana Li?" tanya Lis. "Kemarin waktu aku pulang sih ya oke oke aja Bu. Udah mau makan—" "Semalam dia demam tinggi lagi. Jadi pagi ini saya mau buru-buru ke rumah sakit." Jun memotong pembicaraan di antara Lili dan juga Lis.Kuki hela napas, tentu saja tak salah kalau sang ayah memberikan perhatian. Tapi kali ini jadi sedikit merasa jengah karena sepertinya yang ada dalam pikiran Jun hanyalah Reya. Saat itu seseorang mengetuk pintu. Lili ke

  • Pelakor XXL    Ingin pergi

    Reya terbaring di tempat tidur. Dokter mengatakan kondisinya baik, tadi karena terlalu tegang dan ketakutan. Menyebabkan bayi dalam kandungannya merasakan hal yang sama. Beruntung kondisinya sudah stabil. Dokter mengatakan ia tak boleh stres. Di sampingnya ada Jun yang menemani, diam sejak tadi, duduk sambil memainkan tangan Reya dan sesekali mengecup dengan lembut. Jun begitu menyayangi Reya, ini bukan sekadar urusan ranjang. Alasan mengapa ia begitu posesif, semua karena perasannya. Begitu takut kehilangan dan ditinggalkan.Yuji juga sejak tadi berada di ruangan, sejujurnya dia juga takut kalau Jun melakukan sesuatu lagi kepada Reya, saat hadis itu terbangun nanti. Jadi ia berada di sana untuk mengawasi dan menjaga. Kemudian pintu tiba-tiba saja terbuka menunjukkan sosok Lili dan kuki yang berjalan masuk dengan cemas. Kedua anak itu mendapatkan kabar dari Lis kalau Reya dibawa ke rumah sakit. "Bisa kita ngomong sebentar Pi?" Kuki bertanya kepada sang ayah. Jun menganggukkan kepa

  • Pelakor XXL    Ngapain ke sini?

    Kuki, Lili dan Reya ini berada di rumah Reya. Ketiganya berada di kamar Gadis itu karena Reya yang terasa lemas setelah pertemuan tadi dengan Jun. Tentu saja dia merasa takut, setiap kali Jun menatapnya dengan dingin dan marah kakinya seketika saja melemas. Beruntung kali ini tak ada hukuman yang diberikan oleh Jun.Kuki menatap dengan iba pada Reya. "Bokap gue ngapain lo sih?"Reya terdiam memikirkan Apakah dia harus memberitahu semuanya kepada kedua sahabatnya ini? Sambil berpikir ia menggigit kuku ibu jarinya, menatap ragu pada Lili. "Lo ngapain sih tadi mau ngajak gue nikah?" Dan pertanyaan ini adalah jawaban bahwa ia memilih untuk tak memberitahu.Kuki dan Lili jelas mengerti dan mereka menerima saja keputusan yang diberikan oleh Reya. Sebuah trauma memang tak mudah untuk diungkapkan, butuh persiapan, hati dan juga keberanian. Itulah alasannya mengapa banyak orang yang mengalami trauma memilih untuk sendiri dan menarik diri jauh-jauh dari kerumunan. Mereka takut untuk bicara, ka

  • Pelakor XXL    Musyawarah

    Jun terdiam, terkejut dengar tentang kehamilan Reya. Namun, ia merasa senang. Kini menatap kekasihnya dengan mata yang berbinar. "Kamu hamil?" Pertanyaan terlontar mencoba meyakinkan diri. Reya memilih memalingkan wajahnya, sementara tangannya genggam tangan Lili. Lili mengerti Reya yang kini diantara rasa takut dan cemas, saat melihat reaksi yang akan diberikan oleh Jun. Di sisi lain, Kuki tak kalah terkejutnya. Dalam hati jadi semakin geram dengan kelakuan Jun. Apalagi melihat reaksi Reya, Kuki bisa melihat betapa gadis itu merasakan ketakutan dan ingin menjauh dari Jun. "Saya akan nikahi Reya." Tentu saja Jun tak pernah merasa ragu sedikitpun untuk menikahi Reya. Seperti hal yang sudah ia dambakan dan inginkan. Membayangkan menjalin rumah tangga bersama Reya, menyenangkan menurutnya apalagi ketika memikirkan perhatian-perhatian yang diberikan oleh Gadis itu selama mereka menjalin hubungan."Aku enggak mau nikah sama Om." Reya dengan cepat menolak."Tapi kamu ham —""Enggak akan

  • Pelakor XXL    Rembuk

    Lis duduk di ruang tamu terlihat ragu. Dia kemudian mengambil ponsel yang tergeletak di meja dan menghubungi seseorang."Halo Mbak?" Terdengar suara sapaan Jun dari balik telepon."Jun, kamu bisa ke sini? Boleh sama Kuki, sebisamu Kapa ," kata Lis."Ada sesuatu Mbak?" Jun terdengar cemas setelah mendengar sang kakak memintanya untuk datang ke Jakarta."Ada yang harus Mbak omongin ke kamu." Lis berpikir kalau dengan memberitahu Jun terlebih dahulu sebelum memberitahu Indi adalah jalan yang terbaik. Sengaja ia minta Kuki untuk ikut juga supaya sebagai saksi bahwa pembicaraan ini bukanlah tentang menginginkan Jun untuk berpisah dengan Indi, melainkan untuk membahas permasalahan yang lain."Oke kalau gitu aku akan cari waktu untuk ke Jakarta sama Kuki.""Ya udah, kalau gitu mbak tunggu kamu."***Beberapa hari ini Lili menginap di rumah Reya. Dia cemas dan takut kalau Reya akan melakukan sesuatu pada kehamilannya. Bisa saja sahabatnya itu nekat dengan kondisinya saat ini. Malam ini Rey

DMCA.com Protection Status