Beranda / Romansa / Pelakor XXL / 10. Bertengkar

Share

10. Bertengkar

Penulis: Reistya
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-11 17:05:40

"Itu ada pesan kenapa kamu matikan hapenya Mas?" tanya Indie curiga. Ia menatap pada sang suami yang terdiam.

Jun kemudian merebahkan tubuhnya, membawa Indie ke dalam pelukannya membiarkan wanita itu rebah di bahu kemudian memeluknya. Tentu saja harus ada cara agar tak dicurigai dan Jun paling mengerti kalau Indi suka dimanja.

"Saya capek dan udah malas banget malam ini. Kita istirahat ya," rayunya kemudian mencium kening wanitanya.

Masih penasaran sebenarnya dengan gerak-gerik yang ditunjukan Jun. Hanya saja, Indi terlalu naif dan berpikir kalau Jun tak mungkin mendua atau apapun sebutannya. Jun begitu penyayang dan perhatian, hingga Indi berpikir kalau dirinya akan nampak jahat karena memikirkan kemungkinan akan ada perempuan lain di hati prianya.

Bukan tanpa alasan Indi berpikir seperti itu. Dulu wanita itu berasal dari keluarga terpandang dan kehidupannya benar-benar dibatasi. Tak ada yang bisa ia lihat selain keindahan taman rumahnya yang layaknya istana. Kemudian ia dipaksa me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pelakor XXL    11. Indi bertanya 1

    Sejak semalam Reya tak bisa terlelap. Sejak semalam ia memikirkan bagaimana caranya meminta maaf. Jadi takut kalau menghubungi Juna duluan. Takut si Om marah, padahal kangen. Ditambah lagi Jun sama sekali tak menghubungi. Hati dan perasaan Reya jadi makin tak keruan. Sebagai wanita biasanya memang paling menderita kalau perihal bertengkar begini. Paling sensitif, apa-apa jadi enggak enak. Reya pagi ini sudah buat sarapan. Menyiapkan nasi goreng untuk ibu dan adiknya juga yang hari ini akan berangkat ke kampus lebih pagi. Nasi goreng kampung tanpa kecap, dibuat dengan potongan rawit dan banyak daun bawang. Setelah selesai ia menyiapkan semua ke meja makan, tak lupa kerupuk putih yang dia beli di warung dekat rumah. Setelah selesai menyiapkan sarapan, Reya menuju kamar sang ibu untuk membantunya untuk pindah ke kursi roda, kemudian Reya mendorong menuju meja makan. Selanjutnya ia memanggil sang adik untuk segera sarapan bersama. Namun, tak ada jawaban. "Udah kamu di sini aja biarin Ar

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-18
  • Pelakor XXL    Lili!

    "Oh bapak ya kalau di Bandung itu kebanyakan bolak-balik hotel sama pabrik Bu. Kadang sengaja datang ke butik yang produksinya pakai kain dari kita. Kadang juga suka diajak makan sama temannya. Kadang saya diajak juga." Pak Ahyat sudah melatih ini bersama Jun. Dan kini ia benar-benar mempergunakan dengan baik. Indi terdiam, ia sama sekali tak mencurigai jawaban yang diberikan oleh sang sopir. "Dia enggak ketemu perempuan gitu Pak?" tanya Indi lagi. Masih tak menyerah siapa tau dapat info lain."Kalau di Butik ya ketemu Bu. 'Kan bapak sering ke butik itu kalau beliau beli pakaian buat ibu tau mau kasih ke yang lain." Ahyat menjawab lancar. Tentu saja Ahyat akan bungkam karena dia sama saja dengan Jun. Punya selingkuhan, pemilik warung tak jauh dari apartemen Reya dan Jun. Kalau malem selalu kelon bobo hangat dalam dekap janda montok.Mana mau dia kehilangan selingkuhan dan cuan yang jumlahnya banyak? Selama ini Ahyat pintar sekali. Uang gaji jadi sopir dia buat istri tuanya. Bonus da

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-22
  • Pelakor XXL    Tawaran kerja

    Setelah sarapan pagi ini, Reya memutuskan untuk datang ke rumah Lili. Tak ada kerjaan, lagi pula tadi sudah menyelesaikan daily paginya alias update cerita terbaru. Meninggalkan sang ibu yang sedang terlelap setelah sarapan. Hitung-hitung menghilangkan rasa galau karena si Om malam tadi. Sengaja juga matikan hape, lagi malas bicara. Sebelum sampai di rumah Lili, Reya menyempatkan diri untuk membeli kerupuk basreng pedas dan juga es teh dalam plastik. Meski keduanya sudah berusia dua puluh tahun lebih, tapi mereka masih saja suka makanan yang biasa di makan oleh anak-anak dan memang itu salah satu hal yang bisa membuat keduanya merasa senang. Senang setelah membawa bekal untuk mengobrol, Reya kembali melangkah menuju rumah Lili. Segera menyapa dari luar, ia tau tak ada siapa-siapa di dalam rumah. "Lili!" seru Reya.Tak lama temannya itu keluar. Lili tersenyum ketika Reya menunjukkan kantong bening yang terlihat isinya adalah kudapan yang biasa mereka santap dengan nikmat, biasa gene

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-23
  • Pelakor XXL    Parsel Buah

    Jun masih berusaha menghubungi Reya bahkan sudah mengancam gadis itu. Hanya saja tak ada balasan, tadi pesannya sudah terbaca, Namun Reya tak membalas dan bahkan enggan untuk menerima panggilan darinya, Jun rasanya mulai gila sendiri karena kelakuan gadis pujaannya itu. Jun kemudian mengambil ponsel miliknya lagi.Mencoba menghubungi Lili. Lagi-lagi mau tau bagaimana situasinya siapa tai masih ada Reya di sana."Halo Om?""Hmm, ibu udah balik?" tanyanya berpura-pura. Padahal tak tau juga apa yang akan dibicarakan kalau ada sang kakak yang sejak tadi ia cari."Belum pulang Om. Nanti kalau ibu pulang aku telepon Om ya?""Hmm, oke. Terus kamu sama siapa?" tanya Jun, "Sendiri, tadi ada Reya sih. Cuma ngobrol sebentar terus pulang nemenin ibunya lagi sakit." Lili menjelaskan."Ah, sakit apa?" Jun putra-pura tak tau-menahu padahal ia dengan jelas tau masalah itu."Jatuh Om. Kurang tau persisinya. Tapi sekarang masih pakai kursi roda. Jadi, apa-apa Reya sekarang, Enggak bisa ditinggal."Jun

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-24
  • Pelakor XXL    rapat

    Jun memilih mengalah kali ini. Ia sudah hafal betul jika dicecar, kekasihnya itu malah akan semakin menjadi. Biasanya jika ia terlalu sensitif, Reya tengah dekat dengan datang bulan. Bukan sekali- dua kali gadis itu bersikap seperti itu. Jadi Jun coba maklumi. Meski begitu ia masih merasa kesal karena terlalu lama diabaikan. Jun mengetuk jemarinya di meja kerja. Seperti kebiasaannya setiap kali merasa kesal atau sedang memikirkan sesuatu. Padahal sebentar lagi akan ada pertemuan dengan direksi. Namu, moodnya malah kacau seperti ini. Pria itu lalu coba hela napas beberapa kali, lalu meneguk air mineral yang berada di atas mejanya. Pintu diketuk, Jun mempersilahkan untuk masuk. Itu adalah Siska yang Jun tau kalau ia akan mengingatkan untuk rapat. "Maaf Pak, sudah ditunggu."Jun anggukan kepalanya, ia kemudian berjalan ke luar ruangan. Diikuti Siska berjalan menuju ruang rapat. Pembicaraan kali ini mengenai tawaran dari pemerintahan untuk bekerja sama dalam pemenuhan kain dalam juml

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-25
  • Pelakor XXL    Tiba Jakarta

    Reya pagi ini telah rapi, bersiap untuk bekerja. Kemarin sore ia sudah melamar pekerjaan. Dan kini akan bekerja di hari pembukaan toko. Reya begitu bersemangat ini adalah pertama kalinya lagi ia bekerja di luar. Ratna juga telah merestui anaknya untuk bekerja. Karena ia juga sudah bisa bangun dari duduknya untuk sekadar berpindah tempat. "Nanti ibu kalau mau apa-apa minta tolong sama Mbak Ulfa ya." Reya berpesan pada sang ibu agar tak nekat sendirian."Iya kamu jangan khawatir. Ibu enggak akan macem-macem.""Aku nanti jam makan siang udah pulang kok Bu, senagaja enggak istirahat di sana. Nanti aku balik lagi jam satu." Reya menjelaskan."Iya Nduk, kamu tenang aja. Jangan cemas, malah ibu yang cemas kalau kamu gini," ucap Ratna karena si sulung yang terus berpesan ini dan itu sejak semalam. Tempo hari ia sudah meninta tolong pada Mbak Ulfa tetangga rumah. Untuk membantu sang ibu jika ibu akan ke toilet. Reya berjanji akan merombak toilet jika ia gajian menulis bulan ini. Tentu saja i

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-27
  • Pelakor XXL    Ada Reya

    Jun tengah duduk di ruang tengah rumah LIli sementara Lili dan Kuki juga duduk bersama di lantai sambil sambil sibuk ngemil. Lili membeli banyak makanan untuk dinikmati bersama sepupunya. Cilung, bilung, papeda dan aneka jajan SD yang ia yakini kalau Kuki belum pernah menyantap semua makanan yang ia beli itu. Jun memerhatikan interaksi di antara keduanya. Lili mengerjai Kuki dengan makann pedas dan ia malah tertawa terbahak-bahak karena adik sepupunya kepedasan hingga buat wajahnya merah."Pedes ya Mbak LIli!" kesal Kuki. Ia segera meneguk air dingin yang sengaja disediakan Lili untuk Kuki."Ya itu kenapa namanya pentol jontor." Lili kemudian menatap pada adik sepupunya itu. Memastikan apakah bibir Kuki menjadi Jontor karena makanan yang ia berikan.Kuki menoleh kemudian ia memonyongkan bibir ke arah Lili dan tentu saja itu buat Lili tertawa terbahak-bahak akibat kelakuan Receh Kuki. "Lemah. Gue sama Reya kalau beli level 5, ini mah cuma level 2 lho Kuki," ledek Lili."Ini level 2 a

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-01
  • Pelakor XXL    Bertemu

    "Selamat datang di D-bakery. Silahkan dipilih kue dan rotinya bapak." Reya menyapa setiap tamu yang datang. Sebenarnya ia bekerja di bagian dapur untuk membantu membuat roti dan kue. Jabatan itu ia terima karena jam kerjanya yang singkat. Dengan begitu ia bisa kembali ke rumah lebih awal untuk menemani sang ibu. Sang pemilik toko yang juga adalah sahabatnya memang menyarankan Reya untuk memilih jabatan itu. Karena ia tahu bahwa Reya juga memiliki kewajiban untuk menjaga ibunya yang sedang sakit. Tentu saja hal itu cukup mudah untuk Reya. Dirinya sudah cukup terlatih untuk bekerja di dapur. Memang sedikit berbeda dengan kegiatan dapurnya sehari-hari. Namun, ia merasa tak akan kesulitan dengan pekerjaan itu maka ia menerima tawaran dari Devi.Dan hari ini Reya belum bisa melaksanakan tugas utamanya karena semua roti dan kue masih dikirim dari cabang. Jadi gadis itu terpaksa untuk menjadi penjaga di toko membantu bagian packing kue. Reya mengerjakan pekerjaannya dengan sangat baik ia j

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-03

Bab terbaru

  • Pelakor XXL    Sesosok tubuh

    Orang suruhan Yudha membawa sesosok tubuh yang tadinya terbaring di jalan di pundaknya. Tubuh tersebut kemudian ditaruh di bagasi belakang mobil. Mobil itu melaju meninggalkan gudang kosong. ***"Mami cemas banget sih?" Kuki bertanya. Malam ini, ia bersama dengan Indi sedang duduk di ruang tengah bersama sambil sibuk menonton televisi. Sejak tadi Indy jelas terlihat gelisah. Meskipun tadi siang sama suami sudah mengabarkan kalau berada di Jakarta dan menjenguk. Tetap saja perasaannya gelisah dan cemas"Meskipun papi udah bilang kalau dia lagi ngurus dan ketemu sama bayinya. Mami takut kalau dia malah kembali sama perempuan itu."Kuki terdiam dan ia memerhatikan sang ibu. Di dalam hatinya sebenarnya merasa iba dengan kejadian ini. semua perilaku sang ayah jelas tak bisa dibenarkan. "Sebenarnya, aku agak kaget karena Mami malah mau balik lagi sama papi. Karena laki-laki itu kalau udah berkhianat akan selamanya jadi penghianat.""Mami cuman nggak mau nyia-nyiain apa yang dititipkan alm

  • Pelakor XXL    Hai Sayang

    Indi saat ini di taman belakang. Kemarin membeli beberapa bibit bunga baru dan tengah sibuk untuk menanamnya kembali di taman. Saat itu ponselnya berdering, segera ia mengambil dari kantong epron yang digunakannya. "Ya Ra?""Ada kabar katanya Bapak ke Jakarta." Rara memberitahu atasannya itu."Apa? Bapak ke Jakarta? Bapak tadi berangkat ke kantor kok.""Iya Bu, ada kabar katanya Bapak minta helikopter perusahaan disiapkan untuk berangkat ke Jakarta hari ini." Rara memberitahu lagi, dia terdengar cemas."Emangnya ada apa kenapa ya bapak ke Jakarta hari ini? Mbak Lis baik-baik aja kan?""Maaf Bu, hari ini kabarnya perempuan itu akan melahirkan." "Reya?""Iya Bu." Indi jelas menjadi geram dan kesal. Belakangnya situasi di rumah pun belum pulih, tapi sang suami malah bertingkah lagi seperti ini."Ya udah, terima kasih ya karena kamu udah kabarin saya." Segera saja dia mematikan ponsel, kemudian segera memanggil sang suami.Hatinya benar-benar cemas, takut Jun kembali kepada Reya. Kare

  • Pelakor XXL    Melahirkan

    "Melahirkan?" Jun mengulangi kata-kata yang diucapkan Yudha dari balik telepon."Benar Pak, sudah berada di rumah sakit sejak pagi-pagi sekali sama Yuji."Senyum di bibir Jun sekilas menghilang. Saat ini sedang dalam perjalanan menuju kantor. Pagi ini memang sudah merasa ada yang berbeda. Jadi sengaja berangkat lebih pagi. Ternyata ia mendapatkan sebuah kabar baik. "Tetap ada di sana, kabari saya apa yang terjadi. Kamu tau kan apa yang harus kamu lakukan untuk mendapatkan informasi yang akurat? Kalau ada apa-apa kamu harus segera hubungi handphone saya.""Baik pak, saya tau apa yang harus saya lakukan." Jun segera mematikan panggilan. Ia menghubungi sang sekretaris. "Siapkan helikopter, secapatnya saya akan ke Jakarta. Ingat secepatnya." Jun memerintahkan. Karena tak mungkin ia memiliki waktu yang lebih cepat jika harus memesan tiket penerbangan."Ke Jakarta apa ibu nanti ndak marah pak?" tanya Ahyat karena jujur saja ia cukup cemas dengan apa yang dilakukan Jun. "Nanti saya yang a

  • Pelakor XXL    Kangen Berat

    Indi berada di rumahnya. Dia kini tengah menunggu Rara. Sejak kejadian tadi pagi sama sekali tak bisa tenang. Terus memikirkan kemungkinan kalau sang suami mengetahui apa yang ia lakukan. Tentu saja Indi tak ingin sama suaminya tahu, karena dia takut ditinggalkan.Saat itu Rara berjalan masuk, kemudian Gadis itu mendekati sang majikan. "Ada apa ya Bu?" Rara bertanya karena panggilan Indi yang begitu tiba-tiba siang ini.Indi menepuk bangku yang berada di sampingnya. "Kamu duduk sini dulu Ra. Ada yang mau saya omongin."Rara menurut, kemudian duduk di samping Indi. Yang kaki tangan kemudian terdiam dan menunggu apa yang akan dikatakan oleh Indi."Kamu udah bisa pastiin kan kalau nggak ada orang suruhan Pak Jun yang ikut ngawasin perempuan itu?" Indi bertanya mencoba untuk memastikan. Tentu saja dia harus mencari tahu.Rara anggukan kepalanya dengan yakin. "Saya udah memeriksa, juga sudah memetakan di tempat itu dan sama sekali nggak ketemu sama orang suruhnya Pak Jun. Jadi, saya bisa p

  • Pelakor XXL    Taktik

    Pagi ini di rumah Jun seperti biasa, diawali dengan sarapan bersama keluarganya. Rutinitas yang selalu dilakukan sejak kembali ke Surabaya. Pagi ini menu yang dibuat oleh Indi adalah bubur ayam. Menu itu diracik khusus yang dibuat oleh Indi pagi ini. Sengaja ingin membuat itu karena sepertinya kemarin sang suami kurang enak badan."Aku sengaja masa kini buat kamu Mas. Soalnya kayaknya kemarin kamu kurang enak badan." Indi mengatakan itu, sambil menuangkan bubur ayam ke atas mangkok. Setelahnya dia memberikan kepada Jun. Pria itu menerima, seperti biasa tidak ada senyum di bibirnya. "Terima kasih."Kuki selalu memerhatikan, seolah kini tak ada kebahagiaan lagi di rumahnya. Meskipun sang ayah masih juga berusaha untuk membuka pembicaraan hanya saja itu jarang sekali dilakukan."Hari ini kamu ke mana Nak?" Jun bertanya. "Hari ini kayak biasa Pi. Aku ngerjain skripsi dan tapi kayaknya, minggu depan ada niat untuk ke Jakarta. Biasa, aku ada urusan sama beberapa teman di sana." Kuki menj

  • Pelakor XXL    Jangan Khawatir

    Sore ini Jun baru saja pulang bekerja. Pria itu berada di dalam mobil bersama Ahyat sang sopir. Ia menatap keluar jalan, seraya memutar rolex yang terpasang di tangannya. Saat itu, Ahyat yang berada di depan memberikan ponsel miliknya."Dari tadi Mas Yudha telepon terus pak. Cuman saya belum angkat."Untuk menghindari pantauan dari Indi, dia memang meminta tolong sang sopir untuk membantunya dalam menghubungi Yudha ataupun keperluan lain yang ia butuhkan untuk mengetahui keberadaan Reya. Jun menekan layar ponsel milik Ahyat kemudian segera menghubungi Yudha. "Ya, ada apa?""Mbak Reya, sama Yuji sudah nggak ada di rumah sejak pagi-pagi.""Loh, terus mereka ke mana?""Saya belum tau pastinya pak. Karena memang kami hanya memantau pagi dan sore seperti apa yang bapak minta. Tapi ada yang beri informasi, kalau pagi-pagi ada yang melempar jendela rumah mbak Reya dengan sebuah batu besar. Sepertinya itu adalah orang yang sama yang diminta oleh ibu ini untuk teror." Yudha beritahu hasil dar

  • Pelakor XXL    Diikuti

    "Hamil?" tanya Tata. Wanita itu segera melirik ke arah Yuji. "Emang kalian enggak pakai pengaman kalau berhubungan? Yuji, Yuji, gimana sih?" tanya Tata mengira kalau apa yang terjadi pada Reya adalah kesalahan pria itu."Bukan Mas-" Reya terhenti saat Yuji memotong ucapannya. "Iya maaf Mbak, namanya juga musibah. Hehehe," sahut Yuji kemudian terkekeh kemudian mengusap tengkuknya yang tak gatal. Yuji tidak ingin nama Reya menjadi semakin buruk karena Gadis itu tak mau untuk mengakui apa yang dikatakan Tata. Lagi pula masalahnya akan semakin runyam jika mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Hal itu menyebabkan Yuji pasang badan untuk masalah yang tengah dihadapi oleh Reya. "Enggak usah stop Rey, setelah nanti kamu melahirkan bisa langsung kerja lagi. Kalau memang mau istirahat ya istirahat dulu." Tata merasa sampai saat ini hanya Reya yang paling pas untuk menjadi brand ambassador produk pakaian big size-nya. Dia juga merasa kalau masalah ini sebenarnya cukup sering terjadi di kal

  • Pelakor XXL    Pantau

    Sekarang setiap kali sendirian di rumah, Indi memilih untuk merapikan taman belakang. Menanam aneka mawar dan anggrek hal itu cukup membuat punya kesibukan di rumah. Indi memang sudah tak lagi mengikuti kegiatan roadshow. Tetapi masih ikut sebagai penyumbang dana dan berhubungan di grup bersama dengan teman-teman yang lain. Saat tengah memupuki tanaman, tiba-tiba saja Rara masuk ke dalam menyusul atasannya."Saya sudah dari rumah Bu Yuni dan menyampaikan pesan dari ibu. Saya juga ke sana sambil bawa sembako yang Ibu pesan kemarin." Rara memberitahu. Indi memang lebih senang memberikan berupa barang daripada uang. Ikarena ia paham betul kalau memberikan uang lebih mudah untuk diselewengkan. Meski Indi sudah lama tergabung dalam yayasan tersebut, dia tetap saja tak terlalu percaya pada para pemegang pendanaan. Karena ia dan juga orang-orang bagian keuangan tak terlalu dekat."Terima kasih kalau begitu. Dan jatah untuk pengiriman sembako berarti dua minggu lagi ya Ra. Nanti kamu tolong

  • Pelakor XXL    Berhenti

    'Saya minta maaf, tapi saya ingin mengundurkan diri dari pekerjaan ini.'Itu adalah kata-kata yang diucapkan oleh Yuji kepada Jun. Dan kini rahang Jun menjadi mengeras, tangannya mengepal berpangku pada sisi pintu mobil. Ada hal yang tak benar menurutnya, mengapa tiba-tiba saja Yuji ingin berhenti? Kemudian ia mengambil ponsel dan menghubungi seseorang."Yudha kamu bisa bantu saya?"Sementara itu setelah berbicara dengan Jun, Yuji kembali masuk ke dalam kamar. Dia melihat kondisi Reya. Gadis itu menangis setelah kepergian Jun. Yuji berjalan mendekat dan segera duduk di samping Reya. Reya menatap Yuji, dia benar-benar bingung dengan apa yang akan terjadi. "Kayaknya aku nggak akan bisa lepas dari Om Jun ya Mas? Dia bisa ngelakuin apa aja."Itu memang benar, karena Jun memiliki segalanya, uang dan juga kekuasaan. Pria itu juga cukup dekat dengan beberapa politikus. Hal itu lantaran memang sebagian bisnis miliknya membutuhkan orang dalam untuk bisa dibangun dan dimulai. Itu memang sudah

DMCA.com Protection Status