Home / Romansa / Pelakor XXL / 10. Bertengkar

Share

10. Bertengkar

Author: Reistya
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Itu ada pesan kenapa kamu matikan hapenya Mas?" tanya Indie curiga. Ia menatap pada sang suami yang terdiam.

Jun kemudian merebahkan tubuhnya, membawa Indie ke dalam pelukannya membiarkan wanita itu rebah di bahu kemudian memeluknya. Tentu saja harus ada cara agar tak dicurigai dan Jun paling mengerti kalau Indi suka dimanja.

"Saya capek dan udah malas banget malam ini. Kita istirahat ya," rayunya kemudian mencium kening wanitanya.

Masih penasaran sebenarnya dengan gerak-gerik yang ditunjukan Jun. Hanya saja, Indi terlalu naif dan berpikir kalau Jun tak mungkin mendua atau apapun sebutannya. Jun begitu penyayang dan perhatian, hingga Indi berpikir kalau dirinya akan nampak jahat karena memikirkan kemungkinan akan ada perempuan lain di hati prianya.

Bukan tanpa alasan Indi berpikir seperti itu. Dulu wanita itu berasal dari keluarga terpandang dan kehidupannya benar-benar dibatasi. Tak ada yang bisa ia lihat selain keindahan taman rumahnya yang layaknya istana. Kemudian ia dipaksa me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pelakor XXL    11. Indi bertanya 1

    Sejak semalam Reya tak bisa terlelap. Sejak semalam ia memikirkan bagaimana caranya meminta maaf. Jadi takut kalau menghubungi Juna duluan. Takut si Om marah, padahal kangen. Ditambah lagi Jun sama sekali tak menghubungi. Hati dan perasaan Reya jadi makin tak keruan. Sebagai wanita biasanya memang paling menderita kalau perihal bertengkar begini. Paling sensitif, apa-apa jadi enggak enak. Reya pagi ini sudah buat sarapan. Menyiapkan nasi goreng untuk ibu dan adiknya juga yang hari ini akan berangkat ke kampus lebih pagi. Nasi goreng kampung tanpa kecap, dibuat dengan potongan rawit dan banyak daun bawang. Setelah selesai ia menyiapkan semua ke meja makan, tak lupa kerupuk putih yang dia beli di warung dekat rumah. Setelah selesai menyiapkan sarapan, Reya menuju kamar sang ibu untuk membantunya untuk pindah ke kursi roda, kemudian Reya mendorong menuju meja makan. Selanjutnya ia memanggil sang adik untuk segera sarapan bersama. Namun, tak ada jawaban. "Udah kamu di sini aja biarin Ar

  • Pelakor XXL    Lili!

    "Oh bapak ya kalau di Bandung itu kebanyakan bolak-balik hotel sama pabrik Bu. Kadang sengaja datang ke butik yang produksinya pakai kain dari kita. Kadang juga suka diajak makan sama temannya. Kadang saya diajak juga." Pak Ahyat sudah melatih ini bersama Jun. Dan kini ia benar-benar mempergunakan dengan baik. Indi terdiam, ia sama sekali tak mencurigai jawaban yang diberikan oleh sang sopir. "Dia enggak ketemu perempuan gitu Pak?" tanya Indi lagi. Masih tak menyerah siapa tau dapat info lain."Kalau di Butik ya ketemu Bu. 'Kan bapak sering ke butik itu kalau beliau beli pakaian buat ibu tau mau kasih ke yang lain." Ahyat menjawab lancar. Tentu saja Ahyat akan bungkam karena dia sama saja dengan Jun. Punya selingkuhan, pemilik warung tak jauh dari apartemen Reya dan Jun. Kalau malem selalu kelon bobo hangat dalam dekap janda montok.Mana mau dia kehilangan selingkuhan dan cuan yang jumlahnya banyak? Selama ini Ahyat pintar sekali. Uang gaji jadi sopir dia buat istri tuanya. Bonus da

  • Pelakor XXL    Tawaran kerja

    Setelah sarapan pagi ini, Reya memutuskan untuk datang ke rumah Lili. Tak ada kerjaan, lagi pula tadi sudah menyelesaikan daily paginya alias update cerita terbaru. Meninggalkan sang ibu yang sedang terlelap setelah sarapan. Hitung-hitung menghilangkan rasa galau karena si Om malam tadi. Sengaja juga matikan hape, lagi malas bicara. Sebelum sampai di rumah Lili, Reya menyempatkan diri untuk membeli kerupuk basreng pedas dan juga es teh dalam plastik. Meski keduanya sudah berusia dua puluh tahun lebih, tapi mereka masih saja suka makanan yang biasa di makan oleh anak-anak dan memang itu salah satu hal yang bisa membuat keduanya merasa senang. Senang setelah membawa bekal untuk mengobrol, Reya kembali melangkah menuju rumah Lili. Segera menyapa dari luar, ia tau tak ada siapa-siapa di dalam rumah. "Lili!" seru Reya.Tak lama temannya itu keluar. Lili tersenyum ketika Reya menunjukkan kantong bening yang terlihat isinya adalah kudapan yang biasa mereka santap dengan nikmat, biasa gene

  • Pelakor XXL    Parsel Buah

    Jun masih berusaha menghubungi Reya bahkan sudah mengancam gadis itu. Hanya saja tak ada balasan, tadi pesannya sudah terbaca, Namun Reya tak membalas dan bahkan enggan untuk menerima panggilan darinya, Jun rasanya mulai gila sendiri karena kelakuan gadis pujaannya itu. Jun kemudian mengambil ponsel miliknya lagi.Mencoba menghubungi Lili. Lagi-lagi mau tau bagaimana situasinya siapa tai masih ada Reya di sana."Halo Om?""Hmm, ibu udah balik?" tanyanya berpura-pura. Padahal tak tau juga apa yang akan dibicarakan kalau ada sang kakak yang sejak tadi ia cari."Belum pulang Om. Nanti kalau ibu pulang aku telepon Om ya?""Hmm, oke. Terus kamu sama siapa?" tanya Jun, "Sendiri, tadi ada Reya sih. Cuma ngobrol sebentar terus pulang nemenin ibunya lagi sakit." Lili menjelaskan."Ah, sakit apa?" Jun putra-pura tak tau-menahu padahal ia dengan jelas tau masalah itu."Jatuh Om. Kurang tau persisinya. Tapi sekarang masih pakai kursi roda. Jadi, apa-apa Reya sekarang, Enggak bisa ditinggal."Jun

  • Pelakor XXL    rapat

    Jun memilih mengalah kali ini. Ia sudah hafal betul jika dicecar, kekasihnya itu malah akan semakin menjadi. Biasanya jika ia terlalu sensitif, Reya tengah dekat dengan datang bulan. Bukan sekali- dua kali gadis itu bersikap seperti itu. Jadi Jun coba maklumi. Meski begitu ia masih merasa kesal karena terlalu lama diabaikan. Jun mengetuk jemarinya di meja kerja. Seperti kebiasaannya setiap kali merasa kesal atau sedang memikirkan sesuatu. Padahal sebentar lagi akan ada pertemuan dengan direksi. Namu, moodnya malah kacau seperti ini. Pria itu lalu coba hela napas beberapa kali, lalu meneguk air mineral yang berada di atas mejanya. Pintu diketuk, Jun mempersilahkan untuk masuk. Itu adalah Siska yang Jun tau kalau ia akan mengingatkan untuk rapat. "Maaf Pak, sudah ditunggu."Jun anggukan kepalanya, ia kemudian berjalan ke luar ruangan. Diikuti Siska berjalan menuju ruang rapat. Pembicaraan kali ini mengenai tawaran dari pemerintahan untuk bekerja sama dalam pemenuhan kain dalam juml

  • Pelakor XXL    Tiba Jakarta

    Reya pagi ini telah rapi, bersiap untuk bekerja. Kemarin sore ia sudah melamar pekerjaan. Dan kini akan bekerja di hari pembukaan toko. Reya begitu bersemangat ini adalah pertama kalinya lagi ia bekerja di luar. Ratna juga telah merestui anaknya untuk bekerja. Karena ia juga sudah bisa bangun dari duduknya untuk sekadar berpindah tempat. "Nanti ibu kalau mau apa-apa minta tolong sama Mbak Ulfa ya." Reya berpesan pada sang ibu agar tak nekat sendirian."Iya kamu jangan khawatir. Ibu enggak akan macem-macem.""Aku nanti jam makan siang udah pulang kok Bu, senagaja enggak istirahat di sana. Nanti aku balik lagi jam satu." Reya menjelaskan."Iya Nduk, kamu tenang aja. Jangan cemas, malah ibu yang cemas kalau kamu gini," ucap Ratna karena si sulung yang terus berpesan ini dan itu sejak semalam. Tempo hari ia sudah meninta tolong pada Mbak Ulfa tetangga rumah. Untuk membantu sang ibu jika ibu akan ke toilet. Reya berjanji akan merombak toilet jika ia gajian menulis bulan ini. Tentu saja i

  • Pelakor XXL    Ada Reya

    Jun tengah duduk di ruang tengah rumah LIli sementara Lili dan Kuki juga duduk bersama di lantai sambil sambil sibuk ngemil. Lili membeli banyak makanan untuk dinikmati bersama sepupunya. Cilung, bilung, papeda dan aneka jajan SD yang ia yakini kalau Kuki belum pernah menyantap semua makanan yang ia beli itu. Jun memerhatikan interaksi di antara keduanya. Lili mengerjai Kuki dengan makann pedas dan ia malah tertawa terbahak-bahak karena adik sepupunya kepedasan hingga buat wajahnya merah."Pedes ya Mbak LIli!" kesal Kuki. Ia segera meneguk air dingin yang sengaja disediakan Lili untuk Kuki."Ya itu kenapa namanya pentol jontor." Lili kemudian menatap pada adik sepupunya itu. Memastikan apakah bibir Kuki menjadi Jontor karena makanan yang ia berikan.Kuki menoleh kemudian ia memonyongkan bibir ke arah Lili dan tentu saja itu buat Lili tertawa terbahak-bahak akibat kelakuan Receh Kuki. "Lemah. Gue sama Reya kalau beli level 5, ini mah cuma level 2 lho Kuki," ledek Lili."Ini level 2 a

  • Pelakor XXL    Bertemu

    "Selamat datang di D-bakery. Silahkan dipilih kue dan rotinya bapak." Reya menyapa setiap tamu yang datang. Sebenarnya ia bekerja di bagian dapur untuk membantu membuat roti dan kue. Jabatan itu ia terima karena jam kerjanya yang singkat. Dengan begitu ia bisa kembali ke rumah lebih awal untuk menemani sang ibu. Sang pemilik toko yang juga adalah sahabatnya memang menyarankan Reya untuk memilih jabatan itu. Karena ia tahu bahwa Reya juga memiliki kewajiban untuk menjaga ibunya yang sedang sakit. Tentu saja hal itu cukup mudah untuk Reya. Dirinya sudah cukup terlatih untuk bekerja di dapur. Memang sedikit berbeda dengan kegiatan dapurnya sehari-hari. Namun, ia merasa tak akan kesulitan dengan pekerjaan itu maka ia menerima tawaran dari Devi.Dan hari ini Reya belum bisa melaksanakan tugas utamanya karena semua roti dan kue masih dikirim dari cabang. Jadi gadis itu terpaksa untuk menjadi penjaga di toko membantu bagian packing kue. Reya mengerjakan pekerjaannya dengan sangat baik ia j

Latest chapter

  • Pelakor XXL    mau beli jamu

    Lili duduk dengan galau di depan teras rumahnya. Sebenarnya ingin menghampiri rumah Reya untuk sekadar memberikan dukungan. Hanya saja dia masih merasa bersalah atas apa yang dilakukan oleh sang ibu. Dan saat ini memilih untuk menjauhkan diri. Memang sih, itu bukan pilihan yang tepat. Akan tetapi, setidaknya bisa membuat perasaannya sedikit lebih baik karena tak harus merasakan rasa bersalah itu. Sewaktu berada di rumah Reya, setiap kali melihat Reya perasaannya merasa terluka, rasa bersalahnya membuncah, Lili Bahkan tak berani untuk mendekati, hanya memandang dari jauh saja. Ponselnya berdering di sebuah pesan dari sepupunya.Kuki:Masih belum jenguk Reya, Lo?Lili:Gue nggak ada keberanian sama sekali.Kuki:Kan itu takdir. Nggak ada satu orang pun yang bisa melawan takdir Li.Lili:Bokap sama nyokap Lo gimana?Kuki:Habis balik dari jakarta bokap gue cuman diam aja. Sementara nyokap gue katanya mau nunggu bulan depan sampai benar-benar stop sama kegiatannya. Gue nggak tahu, apa me

  • Pelakor XXL    Reya sakit

    Reya pagi ini terbangun dengan sekujur tubuh yang terasa benar-benar sakit. Beberapa hari ini sama sekali tak makan, membuat tubuhnya sangat lemas. Pikiran dan hatinya kacau berantakan bahkan seharusnya hari ini memiliki jadwal untuk pemotretan. Namun, bagaimana dia bisa pergi untuk melakukan pekerjaannya, sementara tubuhnya sakit seperti ini?Setelah duduk di tepi tempat tidur dan terdiam Reya meminum teh manis yang sudah dibuatkan oleh Arka pagi ini. Pagi ini adiknya itu sudah berangkat ke kampus untuk mengurus keberangkatannya ke Singapura 3 minggu lagi. "Mas Yuji." Reya memanggil dia ingin meminta tolong kepada pria itu untuk mengambilkan obat maag. Karena saat ini benar-benar lemas dan tak bisa bangun sama sekali. Tak lama terdengar suara di depan pintu. "Aku masuk ya?""Iya," sahut Reya. Yuji masuk ke dalam kamar kemudian berjalan menghampiri dan duduk di samping Reya. Jelas aja ia sangat cemas, apalagi melihat keadaan Reya saat ini. Yuji lalu memegang kening Reya, demam. "

  • Pelakor XXL    pengakuan Arka

    Reya terbangun, kemudian berjalan ke luar kamar dan ia masih melihat tenda biru itu berada di depan jalan tepat di depan rumahnya. Semalam berharap kalau dia akan terbangun kemudian menemukan sang ibu yang tengah duduk sambil meminum teh buat tanya. Sejak semalam belum juga makan, padahal kemarin siang sempat sakit perut karena maag-nya kambuh. Dia berjalan ke dapur dan menemukan Yuji yang tengah membuat teh manis. Pria itu memang berniat untuk memberikan pada Reya. Saat Gadis itu berjalan mendekat ia menoleh Dan tersenyum. "Aku lagi buatin kamu teh. Minum dulu ya? Nanti aku beli makanan di luar. Kamu mau apa bubur ayam atau nasi uduk?" Yuji mencoba menawarkan sambil mengaduk teh manis."Aku nggak mau makan Mas.""Harus makan dong. Nanti kamu sakit gimana? Bubur ayam aja ya? Kemarin kan kamu nggak enak perut, ya?" Yuji bertanya dan hanya mendapatkan jawaban sebuah gelengan kepala. Sejujurnya Yuji juga merasa cemas apalagi sejak kemarin Reya benar-benar tak meneteskan air matanya la

  • Pelakor XXL    menemani reya

    Jun terus berada di rumah itu menemani. Meskipun dia tak berinteraksi dengan Reya, pria itu tetap mengawasi dari jauh. siapa tahu Reya membutuhkan sesuatu. Sejak tadi gadis kesayangannya itu berusaha untuk tidak menangis. Bahkan saat pemakaman tadi, Reya benar-benar terlihat tegar mengikuti semua prosesi sampai selesai. Reya hanya ingin mengantarkan sang ibu dengan keadaan yang terlihat kuat. Meski begitu, hal itu sebenarnya yang ditakutkan oleh Jun. Semakin kuat Reya menekan perasaan, semakin akan bertumpuk dan terakumulasi. Akan menjadi semakin menyakitkan untuk Reya. "Mending kamu istirahat aja deh. Lagi Ini udah malam. Ada aku sama Arka." Yuji meminta Gadis yang duduk di sampingnya itu untuk beristirahat.Hari memang sudah cukup larut. Tapi pada tetangga masih berada di sana untuk menemani. Mereka jelas iba dengan keadaan Arka dan juga sang kakak. "Aku nggak apa-apa kok mas." Reya menundukkan kepala, sambil menggenggam tangan adik laki-lakinya. Jun sejujurnya juga merasa terl

  • Pelakor XXL    Suka Reya

    Reya duduk di mobil dengan sedih, air matanya terus saja menetes. Yuji tak tega melihat itu, ia kemudian menepuk-nepuk tangan Reya. Hanya itu yang bisa ia lakukan tak bisa banyak bicara karena pasti akan menangis lebih keras nanti.Mobil itu kemudian berhenti tak jauh dari rumah. Banyak orang di sana, sebuah tenda biru terpasang di depan rumah dengan kursi-kursi yang kini diduduki oleh para tetangga. Satu persatu ditatap namun Reya seolah kehilangan memorinya, menatap nanar pada pagar yang terbuka lebar. Ia lupa siapa saja yang berjalan mendekat sampai Yuji kini berdiri di sampingnya.Bendera kuning itu terpasang kuat tempat di samping rumahnya. Reya mengira Kalau mungkin saja nama yang tertulis di sana bukan nama yang ia kenal. Gadis itu berjalan mendekat dengan cepat. Pikirannya masih kosong sementara kakinya terus melangkah mengikuti naluri. Orang-orang memerhatikan, melangkahkan kakinya masuk menuju pintu terlihat Arka yang duduk di samping sebuah jasad.Arka berdiri sambil menang

  • Pelakor XXL    kenapa Li

    Kuki berada di ruang tengah, sejujurnya Ia terus memikirkan mengenai hubungan kedua orang tuanya. Meskipun terkesan cuek dan tak peduli, tapi semua hal itu berputar di pikirannya. Apalagi gadis yang menjadi selingkuhan sang ayah adalah seseorang yang sempat ia sukai. Masih ada rasa tak percaya. Jika Itu adalah sebuah kebenaran, jelas ia akan merasa sangat kecewa kepada Reya. Kuki juga tahu kalau lebih baik kedua orang tuanya berpisah daripada kehidupan mereka berdua tak berlangsung dengan baik. Selama beberapa tahun ini sang Ibu memang selalu saja sibuk. Tapi itu juga bukan sebuah kebenaran yang bisa dijadikan alasan bahwa Jun bisa berselingkuh kan? Namun, di sisi lain itu jelas jadi salah satu alasan mengapa Jun berselingkuh. Sebagian Laki-laki itu punya sisi egois dan harga diri yang tinggi. Si ego yang harus diberi apresiasi, laki-laki itu ingin wanitanya merasa membutuhkannya, laki-laki juga butuh tempat untuk bersandar dan juga menceritakan semua hal yang ia rasakan, laki-laki

  • Pelakor XXL    ibu kenapa?

    Pagi ini Indi beristirahat di rumah dan memutuskan untuk tidak ikut kegiatan seperti biasanya. Wanita itu kini tengah duduk di ruang tengah menonton televisi bersama dengan putra semata wayangnya. Kuki sesekali melirik ke arah sang ibu. "Mami kemarin berantem lagi kenapa sih?" Kuki bertanya. Indi menatap ke arah Kuki. "Papi mau minta cerai. Dia milih perempuan selingkuhannya dibanding bertahan sama keluarganya sendiri." Kuki menatap dengan heran, sejujurnya tak terlalu terkejut mengenai perceraian kedua orang tuanya. Karena memang keduanya terlihat sudah sangat berjarak. Tapi, mengetahui kalau sang ayah berselingkuh tentu saja itu hal yang berbeda. "Papi selingkuh? Sama siapa?"Indi memalingkan wajahnya kemudian memilih menatap ke arah televisi. Tengah menimbang apakah harus memberitahu atau tidak. "Kamu kenal perempuannya."Mendengar itu tentu saja membuatnya semakin penasaran. Kuki menatap sang mami, mencoba mencari tahu siapa orang yang ia kenal itu. "Siapa Mi?""Reya," jawab In

  • Pelakor XXL    memberitahu Ratih

    Pagi ini Lis terlihat tak bersemangat, ia menyiapkan sarapan dengan lesu. Lili menatap sang ibu yang terlihat tak bertenaga. "Sakit Bu?" Lili bertanya karena merasa cemas dengan kondisi sang ibu. Sejak tadi hanya merebahkan diri."Enggak, kita makan dulu yuk."Selama sarapan pagi itu Lis tak fokus, ia salah menuangkan air teh dan memberikan kepada Lili, padahal seharusnya atau sang suami. Juga beberapa kali dipanggil dan tak segera menyahut. Lili sebenarnya penasaran sekali dengan apa yang terjadi dengan ibunya. Hanya saja pagi ini ia memiliki pekerjaan yang harus dikerjakan, sehingga memutuskan untuk bertanya nanti setelah pulang bekerja. Setelah semua anggota keluarganya pergi, Lis kemudian memutuskan untuk merapikan diri dan berjalan keluar rumah. Dengan langkah ragu wanita itu berjalan menuju rumah Reya. "Bu Ratih," sapanya dari luar. Tak lama terlihat sosok hati yang berjalan keluar dari dalam. Segera saja membukakan pagar untuk Lis. "Eh, Mbak Lis? Masuk, masuk sini. Ada apa

  • Pelakor XXL    terbongkar

    "Demi perempuan kayak gitu kamu mau cariin aku?! Aku nggak mau cerai dari kamu. Kamu nggak mikirin gimana perasaan anak kita nanti?" Indi menyauti perkataan sang suami yang memintanya untuk bercerai."Perempuan yang mana? Kamu itu selalu nuduh tanpa bukti." Jun mengatakan itu dengan tenang sambil menatap kepada ponselnya. Indi membuka tas kemudian mengeluarkan sebuah amplop coklat. Ia melemparkan kepada Jun. Tentu saja dalam diamnya Indi melakukan sesuatu untuk mencari bukti mengenai perselingkuhan suaminya hal itu yang membuat Indi semakin yakin mengenai perselingkuhan Jun dan juga gadis yang adalah teman dari putranya itu.Jun membuka amplop terlihat foto dari CCTV saat ia masuk ke dalam hotel bersama Reya. Dalam hatinya merasa jengkel, bukankah seharusnya informasi seperti ini menjadi rahasia hotel? Dalam hal ini adalah kesalahan terbesar yang dibuat oleh Jun. Seharusnya pria itu tak membawa selingkuhannya ke hotel di tempat di mana ia menginap dan diketahui oleh keluarganya. "

DMCA.com Protection Status