Share

Maya

“Sialan, breng*ek, anj*ng!” umpatku, entah sudah berapa kali aku menelpon Robi, tapi sejak dia meninggalkan ku, tak lagi telponku di angkatnya.

Sudah berulang kali pula aku ke kantornya, tapi sekertaris yang jutek itu selalu bilang kalau Robi tak ada di tempat.

Kupandangi lekat benda yang ada di tangan kanan, garis dua berwarna merah tergambar jelas.

“Aku harus bagaimana?” tanyaku lirih. “Aku harus bertemu Robi, dia harus bertanggungjawab. Ini anaknya, tak bisa dia lepas tangan.”

Kumasukan kembali tespek ke dalam plastik tempatnya, lalu berganti pakaian, berdandan seperti biasa, lalu menarik tas yang teronggok di atas meja rias. Tujuanku ke rumah Robi untuk meminta pertanggungjawaban.

Sampai di depan pintu sebuah rumah megah dengan pilar yang berdiri kokoh berwarna putih, aku mengetuk pintu dengan pedenya. Tak berapa lama seorang pembantu membukakan pintu saat tau maksudku untuk bertemu Robi, muka wanita tua itu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status