Share

Menikahlah, Mas. Aku Rela

"Tangan Abang kenapa?" tanya Pelangi saat melihat perban putih yang membungkus telapak tangan kiri Langit. Pemuda itu hanya diam menatap luka yang susah payah dia perban sendiri sembaru menahan perih karena obat yang dia bubuhkan.

"Ehm, Abang nyuci piring tadi, kena ... kena piring pecah."

Pelangi menatap abangnya lekat. Yang dipandang seolah menghindari tatapannya.

"Abang liat apa sampai emosi terus ngelukain tangan sendiri?"

Langit menghela napas panjang dan mendongak. Pelangi meraih tangannya yang terluka, menempelkannya di pipi, dan mengecupnya sekilas.

"Jangan sakiti diri sendiri, Bang. Pelangi nggak mau abang luka."

Langit tersenyum dan merengkuh bahu sang adik, menenggelamkannya dalam pelukan. "Jangan bilang mami, ya!" Pelangi mengangguk.

Sesampainya di Rumah Sakit, Langit langsung menuju kantin untuk sarapan. Tak lupa dia mengabari Pelangi untuk menemuinya di kantin. Langit hanya merasa tidak siap bertemu mam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status