Home / Romansa / Patah / 18, Pagi Itu

Share

18, Pagi Itu

MANGGALA belum tidur sama sekali ketika menyadari malam tergelap sudah terlewati. Sebentar lagi fajar. Dia memang biasa tak tidur sepanjang malam. Rasa badan yang tak keruan tak jelas sudah biasa dia rasakan. Menggeliat, dia berusaha meregangkan otot-otot yang kaku. Saat itulah dia teringat tamunya.

Sedang apa dia sekarang? ujarnya dalam hati sambil bergerak dan duduk di tepi ranjang. Dia hanya menyambar yukata[1] yang tersampir di ujung ranjang lalu perlahan membuka pintu.

Gadis itu sudah tidak ada di sofa tempatnya terakhir terlihat.

Secarik kertas terlihat mencolok di meja. Dia ambil lalu dia baca.

Pak, terima kasih tumpangannya. Tumpangan mobil dan rumah. Sudah fajar, saya pamit. Maaf merepotkan dan mengganggu.

-Nayara-

Ah, dia benar-benar pergi ketika fajar sudah datang meski dunia masih sangat gelap. Berarti dia baru saja pergi, pikirnya lagi. Mangg

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status