Share

Bab 44: Apa Hebatnya Dia?

Penulis: NACL
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-20 20:06:34
“Rosalyn?!” panggil Dewa, suaranya lirih di tengah kesunyian malam dan redupnya cahaya lampu.

Seketika pria itu membuka kelopak mata dan mengedarkan pandangan ke penjuru griya tawang. Ia memijat pelipis lalu tersenyum kecut sebab Rosalyn … tidak ada di sampingnya.

“Aku mimpi kamu lagi,” lirih Dewa sembari membenarkan posisi duduk. Ia menyandarkan punggung dan mentap kosong ke luar dinding kaca.

Saat ini belahan bumi utara sedang musim gugur. Netra Dewa menjadi lembap tatkala mengenang tentang Rosalyn pada peristiwa lima tahun lalu. Ia menghirup udara yang terasa sesak setiap memasuki paru-paru.

Dewa berdiri hendak mengambil segelas air putih untuk melegakan perih pada kerongkongannya. Tiba-tiba saja ia menoleh ke arah tangga dan berjalan tergesa-gesa menghampiri anak tangga paling akhir. Benar saja putri kecilnya terbangun dan terjatuh sambil memeluk boneka beruang putih.

“Sakit, Pa.” Sepasang manik jernih mengeluarkan lelehan bening.

Dewa mensejajarkan tubuh dengan putrinya lantas me
NACL

Terus kalau tahu dia hebat. Kamu mau ngapain Wa?

| 10
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
NACL
mohon doanya ya kak supaya Arimbi cepet sehat lagi ...
goodnovel comment avatar
Imelda
kasihan Thor sm Arimbi pertemukan Arimbi sm Rosalyn ma2ny biar bs sehat kembali.. jgn2 Arimbi sakit jantung bawaan??
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 45: Ada Apa Ini?

    “Bagaimana persiapan acaranya?” Rosalyn menggulir layar tablet dan mengamati setiap laporan yang diberikan.“Sesuai perintah Nona Schmid,” tutur seorang asisten muda yang duduk di depan Rosalyn.“Lily setelah acara peresmian toko, apa aku memiliki jadwal penting lainnya?” Rosalyn mengangkat kepala dan iris hazelnya mengalihkan fokus dari tablet kepada asisten pribadi.Lily mengiakan kemudian menggulir layar tablet di atas pangkuannya. Ketika asisten itu hendak menunjukkan beberapa jadwal pertemuan Rosalyn bersama pimpinan perusahaan asing, pintu limousine terbuka.Seorang pengawal mempersilakan Rosalyn turun dari mobil. “Silakan Nona Schmid.”Rosalyn menanggapi dengan anggukan kecil, lalu menoleh pada asistennya. “Lily, nanti saja ya. Sekarang kita selesaikan dulu acaranya.”Sebelum keluar, ia mengenakan kacamata hitam dan masker untuk menutupi detail wajahnya.Kaki jenjang terbingkai stiletto putih terayun anggun keluar dari mobil. Disusul tubuh ramping dibalut setelan kerja berwarna

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 46: Dia Ingin Bertemu

    “Tunggu! Apa kita saling kenal?” Suara tegas ini membuat Rosalyn membeku dan kesulitan melangkah.Meskipun sudah lima tahun berlalu Rosalyn tidak melupakan suara khas seseorang itu. Ia menolehkan kepala dan … benar saja dugaannya. Seketika netra hazelnya memandang lekat iris abu-abu.‘Kenapa Dewa ada di sini?’ batin Rosalyn.“Nona, apa—”“Tuan, Anda salah orang. Saya permisi.” Jemari berkuku cantik itu berhasil melepas cengkeraman tangan Dewa. Tidak sulit, sebab Rosalyn yakin sang suami memusatkan atensi pada suaranya. Ia berharap Dewa tidak mengetahui identitasnya yang baru.Rosalyn berlari meninggalkan Dewa yang tertegun di tempat. Wanita itu masuk ke dalam mobil lalu memerintah sopir mengantar ke rumah sakit.**Sekarang Dewa sedang duduk gelisah di ruang tamu Bma Hardware.“Dia … siapa? Tidak mungkin Rosalyn!” gumam Dewa.Meskipun berada di ambang kebingungan tetapi lubuk hati Dewa merasakan euforia. Bahkan naluri lelakinya menjadi bergairah setelah bertemu dengan wanita itu.“Pak,

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 47: Jangan Mudah Terpedaya

    “Aku bisa!” gumam Rosalyn di sepanjang perjalanan menuju toko peralatan rumah tangga miliknya. Meskipun berkata tidak peduli lagi pada Dewa, tetapi saat ini detak jatungnya berpacu sangat cepat. Selain itu otaknya melepas hormon adrenalin yang mengalir deras ke sekujur tubuh.Dalam sekejap mobil yang ditumpangi Rosalyn tiba di area parkir toko. Rosalyn mengangguk sungkan ketika para wartawan melontarkan kata-kata pujian dan memotretnya. Kemudian ia bergegas menuju ruang kerja.Sebelum membuka pintu, Rosalyn menarik napas dan mengembuskan secara perlahan, Momen ini sangat menegangkan dan ia tidak boleh salah mengambil sikap. Jika gagal, dapat dipastikan Dewa mencari masalah dikemudian hari.Pintu ruangan terbuka. Sepsang kaki dengan stiletto putih melangkah anggun mendekati seorang pria yang duduk membelakangi pintu. Sesaat Rosalyn mengamati penampilan suaminya yang jauh berbeda, Dewa tidak merawat diri seperti lima tahun lalu.Rosalyn mengempas ingatan masa kelam lalu mereguk saliva ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab  48: Tante Rambut Jagung

    “Kerjamu tidak becus, Pandu!” Dewa memelotot pada asistennya.Sekarang mereka telah sampai di griya tawang. Dewa terpaksa membawa Vinensia ke huniannya karena wanita itu mengeluh sakit. Bahkan Vinsensia langsung tertidur di kamar tamu.“Maaf Pak. Saya pikir Nona Vinsensia tidak akan nekat menyusul ke sini,” kata Pandu. Asisten itu menunduk dalam karena Vinsensia selalu menemukan ke mana pun Dewa pergi. Pria itu melanjutkan, “Padahal informasi keberangkatan Pak Dewa sudah saya tutup rapat.”“Sudahlah, sekarang tanggung risikonya. Kamu tidur di sofa!” Dewa beranjak dari ruang tamu. Ia menuju kamar Arimbi di lantai dua.Gadis kecil itu sedang bermain boneka bersama pengasuh. Baru saja Dewa turut bergabung, pintu kamar berwarna putih diketuk dari luar.“Ya?”“Dewa ini aku. Boleh masuk?” Suara mendayu manja terdengar menggelikan di telinga.“Siapa itu, Pa? Jangan-jangan tante rambut jagung ya?” Arimbi melebarkan kelopak mata dan menekuk bibir karena waktu bersama sang ayah diganggu.“Kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 49: Aku Mencarimu

    “Jadi perempuan itu Nona Schmid?” Sorot mata Dewa menatap lekat layar tablet.“Betul Pak. Lima tahun lalun Tuan Jack Schmid merawat putrinya di luar negeri. Tidak lama setelah itu Nona Talicia dinyatakan sembuh dan sekarang memimpin perusahaan property miliknya sendiri.” Pandu antusias menyampaikan informasi, sebab menyimpan kekaguman pada sosok wanita hebat itu.“Ini aneh. Kenapa tidak ada rekam medisnya? Kalau Talicia mengidap penyakit pasti ada berkas di rumah sakit.” Dewa memicingkan mata.Pandu hanya menggeleng. Tentu saja Dewa tidak puas, lantaran hatinya bersikukuh mengenal sosok Talicia Schmid. Jika diulik benang merahnya, Dewa belum pernah bersinggungan dengan Talicia tetapi postur tubuh dan suara wanita itu sangat familiar.Bahkan tanpa sadar Dewa memandangi wajah mungil Arimbi yang terlelap. Ia menyamakan bentuk mata putrinya dengan Nona Schmid. Itu … sama entah kebetulan atau bukan. Sehingga Dewa tertarik berkenalan lebih lanjut dengan wanita yang baru saja menjadi rekan b

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 50: Omong Kosong!

    “Pasti Papa ada di dalam. Tapi aku engga tahu mukanya yang mana. Di sini banyak banget om-om,” celetuk bibir mungil berwarna merah jambu.Tiga jam lalu, sepasang mata jernih mengintip dari balik jendela mobil. Butuh usaha keras dan waktu lama agar tubuh kecilnya keluar dari mobil. Tatkala para pengawal membuka pintu, tangan kecil itu mengganjal pintu menggunakan lipatan kertas sehingga tidak terkunci lagi.Setelah kondisi aman, tubuh mungil nan lincah keluar dari mobil. Anak itu menatap kagum pada dekorasi hotel serta tamu undangan yang menggunakan pakaian mewah dan anggun. Ia merasa tidak salah kontus karena mengenakan setelan jas mini dan dasi kupu-kupu.Memasuki area ballroom, manik abu-abunya berbinar sebab meliha mendengar suara tak asing. “Itu Mamaku. Wah, Mama hebat banget.”Sesaat Brahma melupakan tujuannnya untuk mencari sang ayah. Anak itu turut mengalihkan pandangan pada ibunya. Ia terpesona akan kharisma yang terpancar dari atas panggung. Meskipun menggunakan topeng, tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 51: Dia Punya Anak?

    “Jawab aku, Fabian!” desak Rosalyn. Sebab Fabian membisu.Kini, wanita pemilik mata almond menjadi gusar. Setelah lima tahun hidup jauh dari bayang-bayang sang suami, sekarang pria itu kembali dan mengancam ketenangan.“Aku tidak tahu dia sempat melihat kami atau tidak.” Fabian mendesah lesu. Tidak dipungkiri sebagai pria dewasa yang menginginkan balasan cinta, pria itu berharap Rosalyn dan Dewa resmi bercerai.Rosalyn menunduk sambil menutupi wajahnya dengan telapak tangan. Seketika ia menjadi sedih mengingat tragedi berdarah lima tahun lalu. Selama ini ia memendam kenangan buruk itu, dan hatinya berkeyakinan bahwa Dewa memang berniat membunuhnya.Sambil membuang napas panjang dan menatap dedaunan tersapu angin, Rosalyn berkata, “Besok aku mau cuti.”“Mau ke mana? Kamu menghindari Dewa?” Alis Fabian terangkat sebelah.“Aku takut dia menyakiti Brahma. Apalagi … aku lihat Dewa membawa Vinsensia ke kota ini,” lirih wanita itu sembari menyeka tetesan bulir bening. “Aku tidak rela anakku d

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 52: Dia Masih Hidup

    “Papa?” panggil suara lemah dari atas ranjang pasien.Senyum manis terpatri pada bibir pucat nan mungil. Satu tangan kecil terbebas dari saluran infus terjulur ke depan. Anak itu menyambut ayahnya yang baru saja masuk ke ruang rawat inap.“Papa, hidungku berdarah lagi,” sambung suara lemah itu menggetarkan jiwa.Dewa manatap dalam paras manis sang putri. Ia meraih jemari panjang nan kecil yang terasa dingin seperti es. Pria itu tersenyum getir lalu membelai lembut pipi putih seakan tidak dialiri darah. Ia tidak bisa berkata-kata untuk mengekspresikan perasaan.Bola mata pria itu bergulir ke samping, memerhatikan perempuan yang duduk di samping ranjang. Seketika Dewa merasa beruntung karena Vinsensia sigap membawa Arimbi ke rumah sakit.“Terima kasih,” kata Dewa, suaranya dingin dan menyayat hati.“Hu’um. Sudah tugasku sebagai calon—”Ucapan Vinsensia langsung terhenti tatkala Dewa mengangkat telapak tangan setinggi bahu. Ia juga menggeleng lemah agar gadis di sampingnya tidak membahas

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24

Bab terbaru

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 266: Terima Kasih

    “Bagaimana kondisi Lily, Kak?” tanya Rosalyn sesampainya di rumah sakit.“Air ketubannya pecah. Dia kesakitan.” Kevin tampak gelisah, pria itu masih mengenakan piama dan menutupi tubuh dengan selimut.Rosalyn menuntun Kevin supaya duduk di bangku logam depan ruang bersalin. “Kita berdoa saja semoga Lily dan bayinya selamat.”Ketiga orang itu menanti dengan gelisah. Setelah hampir setengah jam berjalan, seorang dokter menghampiri Kevin dan menjelaskan, “Bayi Nyonya Lily sebentar lagi lahir, jika suaminya ingin melihat proses persalinan, kami persilakan.”Kevin menggeleng. Justru ia mendorong Rosalyn supaya menemani Lily di dalam sana. Sebagai wanita yang pernah melahirkan, ia mencebik melihat dua pria duduk gelisah di kursi. Ia pun mendampingi Lily di ruang bersalin.Rosalyn segera menggenggam tangan iparnya. Lily sedang kesakitan setelah pembukaan jalan lahir melebar sempurna.“Semangat Lily, kamu pasti bisa,” bisik Rosalyn diangguki iparnya.Dengan bimbingan dokter spesialis kandungan

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 265 : Gagal!

    “Kenapa, Bro?” sapa Fabian sambil menyodorkan sekaleng minuman. “Orang bilang ini bagus dan tahan lama,” kata pria itu.Dewa memelotot dan menyambar kaleng, lalu membuangnya ke tempat sampah.“Tidak butuh!” sentak Dewa dengan tatapan menghunus tajam.Fabian menepuk bahu temannya dan berujar, “Jangan marah-marah, kamu bisa darah tinggi!”Dewa mendengkus kasar, baginya kalimat Fabian bukan menenangkan melainkan sebuah ejekan. Pria itu menepis kasar tangan temannya, lalu berjalan mencari Rosalyn ke dalam mansion.Pagi ini, keluarga kecil itu sengaja mengunjungi Mansion Arnold. Tentu saja, karena Tuan Jack dan Feli menitipkan beberapa hadiah untuk Lily dan calon bayinya.Akan tetapi, kening Dewa mengerut dalam ketika melihat Rosalyn berjalan sendirian tanpa keempat anak mereka.“Di mana Brahma, Arimbi, Devendra dan Daneswara?” tanya Dewa dengan tatapan menyelidik.Mendengar pertanyaan itu tentunya Rosalyn mengulum senyum. Ah, ia memang sengaja menyiapkan kejutan istimewa ini untuk suami p

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 264: Iri

    “Halo, Sayang … Papa datang. Janeta sudah mandi, ya? Harum banget.” Kevin menggendong putri kecilnya yang menyambut di balik pintu. Pria itu menciumi puncak kepala Janeta dan mengayun tubuhnya, membuat putri kecil tertawa riang. Namun, di ujung lorong, seorang wanita sedang cemberut menatap ke arah Kevin.“Terima ka—” Ucapan Kevin menggantung karena wanita itu melengos saja ke dapur tanpa mengelurkan sepatah kata.Kevin menurunkan tubuh Janeta dan membiarkannya bermain, lalu ia menyusul pujaan hati yang entah kenapa memasang wajah ketus.“Kamu kenapa?” tanya Kevin.“Menurutmu, kenapa?” ketusnya.“Aku tidak tahu, Lily. Ayo, bilang,” ucap Kevin lagi.Lily menatap tajam ke arah Kevin dan berujar, “Aku bosan seharian di rumah. Aku ini biasa kerja, bukan diam di rumah. Apalagi … ka-mu lebih memperhatikan Janeta dibanding aku.” Pascadinyatakan hamil, Lily diberhentikan oleh Dewa. Wanita itu pun ikut tinggal di Milan. Dia tidak lagi sibuk mengurusi peternakan, karena Dewa berhasil mencari

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 263: Kangen Dipeluk

    “Astaga apa-apaan mereka ini?!” geram Fabian. Ia menatap layar ponsel yang tidak berhenti berpendar sedari tadi. Itu bukan masalah pekerjaan kantor, tetapi … masalah rumah tangga, terutama ranjang. Demi kelangsungan masa depannya. Meskipun sudah mengetahui isinya, tetap saja Kevin mengintip melalui pop up. Dia terbelalak ketika satu pesan kembali masuk dari adik ipar. [Tutorial posisi hubungan intim untuk memiliki keturunan secepatnya.] “Dia pikir aku pria polos? Aku ini lebih berpengalaman darinya!” Kevin melempar telepon genggam ke atas sofa, lantas berdiri sambil memandangi foto pernikahan di atas meja. Lagi, Kevin tetap membaca pesan adik iparnya. Sebagai seorang pria berpengalaman, tentu saja posisi itu tidak asing lagi. Ia pun mereguk saliva, pikirannya berfantasi liar membayangkan Lily. Gairah pria itu tersulut. Hanya saja, ia bingung menyalurkannya, sebab Lily tidak ada di sini. Pasangan itu menjalani hubungan jarak jauh. Terpaksa Kevin bertahan sampai Dewa menemukan p

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 262: Ikat Saja

    “Kevin … anakku apa kabar? Ibu selalu menunggumu setiap hari, Nak. Kenapa baru datang sekarang?” berondong Mathilda dari balik partisi kaca tebal.Wanita paruh baya itu menempelkan tangannya pada penghalang, lalu menggerakkan jemari—seolah membelai pipi putra tunggalnya.“Aku datang ke sini ada perlu. Kuharap Ibu menerimanya,” kata Kevin dengan intonasi dingin dan ekspresi datar.Mathilda mengangguk dan menyahut penuh kasih, “Pasti, Nak. Ibu menerima apa pun yang terbaik untukmu.”Kulit keriput Mathilda tertarik ke atas, ia tersenyum merekah sambil meneteskan bulir bening.Lebih dari semenit keduanya terdiam saling memandangi. Entah apa yang dipikirkan kedua orang itu. Hanya saja Mathila tidak menjauhkan tangannya dari kaca tebal. Kevin pun bisa melihat tangan ibunya berkeringat.“Aku sudah menikah.”Sorot mata Mathilda berbinar. “Benarkah? Siapa gadis beruntung itu? B

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 261: Perhelatan Cinta

    “I-ini masih siang,” gugup Lily. Perempuan itu mengedarkan pandangan ke penjuru kamar. Ada ranjang besar yang disiapkan khusus pengantin baru, sofa panjang serta meja kaca dan cermin besar menggantung di depannya. Sekilas, ini kamar hotel pada umumnya. Namun, Lily dibuat asing dengan status baru ini.Sejak masuk kamar, Kevin memeluk erat tubuh sang istri dari belakang. Pria itu menggesek puncak hidungnya pada tengkuk harum. “Memangnya kenapa kalau siang? Bukahkah itu bagus, kita bisa menikmati siang dan malam di hari yang sama?” Lily mereguk saliva. Walaupun bukan pengalaman pertama berhubungan intim, tetapi … ini pertama kali bersama pria berstatus sebagai suami.“Tapi—”Ucapan Lily tertahan karena Kevin memutar tubuh wanita itu dengan cepat. “Tidak ada tapi. Kamu milikku sekarang dan selamanya.” Lily hendak menunduk, tetapi Kevin mencegahnya. Pria itu menahan dagu sang istri, lalu meraup bibir tipis yang ia rinduka

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 260: Kamu Pasti Bahagia 

    Kevin menghela napas melihat tanggapan Lily. Haruskan ia menyerah dan tenggelam ke dasar lautan patah hati? Ya, mungkin … karena ini bukanlah kali pertama gadis itu menolaknya. Pria itu menarik tangannya. Namun ….“Cincinya kebesaran. Enggak sesuai ukuran jariku,” kata gadis itu menggunakan bahasa informal . Lily mengulurkan tangan kanan, yang menampilkan jemari ramping dan mungil.Seketika Kevin memperhatikan jemari gadis itu, dan pikirannya mencerna maksud ucapan Lily barusan. Bagi seorang pria, tentunya ini merupakan teka-teki. “Umm … maksudmu?” Alis tebal Kevin terangkat.Lily tersenyum jengah mendengar pertanyaan itu. Tanpa banyak bicara, gadis itu mengambil cincin dari tangan Kevin, lalu menyematkan sendiri pada jari manisnya.“Ini kebesaran, lihat bukan?” keluh gadis itu dengan bibir merengut yang sangat menggoda.Melihat cincin pilihannya melingkar pada jari manis sang gadis pujaan hati, membuat pria itu kegirangan. Kevi

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 259: Aku Serius

    Untuk sesaat keduanya membeku di tempat. Tidak ada aksi apa pun selain saling memandang lekat-lekat dengan isi pikiran masing-masing.Lily mereguk saliva karena saat ini tubuhnya hanya tertutupi sehelai handuk putih saja. Ia meremas kain handuk dengan erat, khawatir terjadi hal yang tidak seharusnya.“Maaf, aku lancang ….” Kevin berbalik badan dan menutup pintu.Pria itu bersandar pada pintu sambil mengatur napas. Melihat kemolekan seorang wanita, ditambah memiliki kenangan ranjang membuat nalurinya sebagai lelaki tersulut gairah. Ia ingin menyentuh, membelai dan mengecup setiap jengkal kulit mulus itu. Hanya saja, tidak! Kevin melawan egonya.Pria itu kembali ke kamar. Ia menemani Janeta, dan berupaya menenangkan batita itu.Sedangkan Lily masih berdiri di depan pintu kamar mandi. Namun, napasnya tidak tegang lagi. Ada kelegaan setelah Kevin pergi.“Dia …,” gumam gadis itu sambil mengangguk.Lily menggunakan pakaian serba panjang. Entah mengapa ia teringat pada tatapan Kevin tadi. Set

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 258: Perasaan Asing

    Beberapa hari berlalu, Lily tampak kesulitan berpamitan dengan Janeta. Gadis itu selalu menahan diri untuk pulang ke peternakan. Pada akhirnya ia menemani Janeta di vila atau rawat jalan ke rumah sakit. Seperti hari ini, Lily mengantar Janeta bertemu dokter.Akan tetapi, gadis itu tidak menduga Kevin datang menjemputnya. Bahkan mereka makan bertiga di restoran.Setelahnya Kevin membawa Lily dan Janeta pulang.“Kamu yakin bisa sendirian? Janeta berat. Biar aku saja yang gendong,” ujar Kevin.“Saya kuat, Pak.” Lily tidak menggubris ucapan Kevin. Gadis itu merengkuh tubuh batita yang terlelap tidur dari jok belakang, menggendongnya dan membawa ke kamar.Dengan hati-hati, Lily membaringkan Janeta, lantas mengecup kening batita itu. Ia tersenyum sambil menatap wajah polos bocah kecil yang agak mirip dengan Vinsensia.“Mama sayang kamu, Janeta,” gumam Lily.Hingga derit pintu terbuka membuat Lily menoleh

DMCA.com Protection Status