Share

Bab 42: Semoga Kamu Bahagia di Surga

“Fabian, apa kamu berhasil membawa anak satunya lagi?” tanya seorang wanita dengan sorot mata mengiba.

Fabian menggeleng lemah dan mengembus napas dengan kasar. Pria itu menjawab, “Sekarang Dewa mengetahuinya. Sulit bagiku membawa kabur anak itu.”

“Baiklah, aku mengerti,” kata wanita itu lalu mengalihkan pandangan ke ruang perawatan. “Kasihan sekali nasibmu, Nak.”

Di tengah perbincangan, telepon genggam Fabian berdering. Buru-buru pria itu menerima panggilan suara.

“Ya, bagaimana?”

[Maaf Tuan Arnold. Kami tidak berhasil mendapatkan CCTV di ruang bayi. Sepertinya perempuan jahat itu dilindungi seseorang.]

“Apa pernyataan suster tidak cukup?”

[Masalahnya hanya ada satu saksi mata. Itu kurang kuat, apalagi Vinsensia mengelak dan membawa pengacara. Jika di persidangan nanti tidak ada bukti, dia pasti bebas tanpa syarat.]

Fabian mendesah lelah, karena sulitnya menangkap Vinsensia sebab gadis itu sangat licin dan memiliki beragam cara untuk berkelit.

“Ya sudah, kita berusaha saja dulu.”

**

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status