Share

Bab 38: Kenapa Jadi Begini?

Penulis: NACL
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-17 18:58:43
“Aku mau ke rumah sakit,” ucap Rosalyn sambil menoleh pada Fabian.

Tanpa menatap wajah Rosalyn atau bertanya apa kepentingannya, Fabian menyahut, “Ya, aku antar.” Pria itu merasa tidak ingin hubungannya melampaui batas mengingat status Rosalyn masih istri sah Antakadewa.

Tiba di pelataran rumah sakit, Rosalyn berpamitan dengan Fabian tetapi sabuk pengamannya macet. Ia kesulitan melepas ikatan itu hingga Fabian turun tangan.

“Kamu diam ya, aku bantu.” Fabian mencondongkan tubuh lalu tangannya menggapai sabuk pengaman. Berulang kali berusaha melepas, pria itu tetap gagal. “Maaf, kamu jadi terlambat,” sambung Fabian.

“Tidak apa.” Senyum canggung memenuhi wajah Rosalyn sebab posisi ini sangat dekat dan nyaris menempel. Seadainya orang lain melihat dari luar kaca mobil sudah pasti mengira mereka sedang bermesraan.

Beberapa saat kemudian Fabian berhasil melepaskan sabuk pengaman. Rosalyn mengembus napas lega lantas tersenyum dan bibir merahnya terbuka hendak mengucap kata terima ka
NACL

Rosalyn T_T Sabar juga ya kakak-kakak T_T

| 10
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (8)
goodnovel comment avatar
NACL
uluhhhhh kalau begitu dukung Rosalyn terus Kak supaya cepet selesai masalahnya
goodnovel comment avatar
Tety Juniarwati Sa
Panjang amat penderitaan Rosalyn tanpa tau akar permasalahan intinya apa ,. Lama-lama enek tau, Udah lah Iklannya panjang ..lama dan semakin...
goodnovel comment avatar
NACL
terima kasih Kak Nuraini (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 39: Tidak Mungkin!

    “Sekarang ayah engga sakit lagi. Sampaikan salamku untuk ibu,” lirih Rosalyn memeluk foto Dorian. Ia tidak menangis di atas pusara Dorian.Hingga matahari terbenam, Rosalyn masih betah duduk di area pemakaman sang ayah. Ia tidak sendirian, melainkan ditemani Mathilda yang sama terpukul. Wanita paruh baya itu histeris dan sulit ditenangkan.Rosalyn menolehkan kepala. “Bu, ayo pulang.”“Pulang saja sendiri! Aku mau menemani Dorian,” ketus Mathilda.Sejujurnya, Rosalyn ingin berbincang empat mata bersama ibu sambungnya. Ia penasaran kenapa Dorian tidak menggunakan uang pemberian darinya untuk membiayai operasi. Akan tetapi, melihat situasi tak memungkinkan, Rosalyn mengurungkan niat. Ia terpaksa berjalan sendirian meninggalkan Mathilda yang menangis. Lagi pula, perut Rosalyn terasa sakit dan memerlukan bantuan dokter.Iris hazel Rosalyn melihat satu unit mobil sport berwarna gelap di depan gerbang pemakaman. Ia mengernyit sebab mengenali kendaraan itu. Ia juga sempat berpikir mengapa Dew

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-18
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 40: Kamu Bahagia Meninggalkanku?

    “Rosalyn ….” Dewa memejamkan mata dan berlutut di atas tanah kuburan. Kepalan tangannya bergetar tatkala peti jenazah telah tertutup rapat oleh tanah.Beberapa orang mulai meninggalkan Dewa sendirian di pemakaman, termasuk sanak keluarga.“Maaf,” lirih pria itu sembari menatap kosong ke arah batu nisan.Kedua tangan kekar Dewa meremas kuat rambutnya. Ia menggelengkan kepala menolak kenyataan kejam ini. Tidak pernah terlintas di pikiran Dewa bahwa Rosalyn pergi untuk selamanya.Kini, pria itu hanya bisa menangis dalam diam di atas pusara yang masih basah. Sekelebat bayangan memenuhi kepala, Dewa teringat pertama kali bertemu Rosalyn saat usia wanita itu sembilan belas tahun. Seketika pria itu berteriak lantang, “Argh!”**Senja ini tangisan langit membasahi permukaan bumi. Angin berembus semakin dingin seiring terbenamnya matahari. Dedaunan kering berjatuhan di sepanjang jalan.Seorang pria tertatih menyusuri pematang jalan. Bibir pucat dan badannya yang gemetar menjadi pertanda bahwa

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-18
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 41: Ayah Yang Buruk

    “Masih perlu bukti?” sahut Fabian diiringi tatapan sengit dan mengancam.“Ya.” Dewa berdiri tegak tidak terintimidasi dengan tatapan tajam rivalnya.Fabian memundurkan tubuh lalu keluar dari ruang investigasi. Tidak lama kemudian pria itu kembali dan menarik lengan seorang perawat muda.“Katakan saja jangan takut!” tegas Fabian memerintah perawat itu.Kepala suster menunduk dan badannya gemetar hebat. “Nona itu memberikan saya uang jika berhasil mengeluarkan bayi dari ruang perawatan.”Sedangkan Vinsensia membeliak mendengar penyataan dari bibir suster. Gadis itu langsung meraih lengan kekar Dewa sembari terisak pilu.Sigap Dewa melepaskan tangan Vinsensia dari lengannya. Ekor mata pria itu melirik tajam ke samping dan rahanganya mengetat seakan-akan siap memuntahkan amarah.“Ini namanya Fitnah!” lirih Vinsensia, “A-aku bersumpah tidak melakukannya, Dewa. Mana mungkin menculik anak dari pria yang aku cinta. Lagi pula untuk apa aku menculik bayi itu?”Suster menambahkan, “Saya tidak bo

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-19
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 42: Semoga Kamu Bahagia di Surga

    “Fabian, apa kamu berhasil membawa anak satunya lagi?” tanya seorang wanita dengan sorot mata mengiba.Fabian menggeleng lemah dan mengembus napas dengan kasar. Pria itu menjawab, “Sekarang Dewa mengetahuinya. Sulit bagiku membawa kabur anak itu.”“Baiklah, aku mengerti,” kata wanita itu lalu mengalihkan pandangan ke ruang perawatan. “Kasihan sekali nasibmu, Nak.”Di tengah perbincangan, telepon genggam Fabian berdering. Buru-buru pria itu menerima panggilan suara.“Ya, bagaimana?”[Maaf Tuan Arnold. Kami tidak berhasil mendapatkan CCTV di ruang bayi. Sepertinya perempuan jahat itu dilindungi seseorang.]“Apa pernyataan suster tidak cukup?”[Masalahnya hanya ada satu saksi mata. Itu kurang kuat, apalagi Vinsensia mengelak dan membawa pengacara. Jika di persidangan nanti tidak ada bukti, dia pasti bebas tanpa syarat.]Fabian mendesah lelah, karena sulitnya menangkap Vinsensia sebab gadis itu sangat licin dan memiliki beragam cara untuk berkelit.“Ya sudah, kita berusaha saja dulu.”**

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-19
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 43: Dia Masa Laluku

    “Aduh … seharusnya kamu minta maaf bukan mengomel kaya gini.” Brahma memungut botol minum dari atas rumput.“Maafnya bisa nanti engga? Sekarang kamu bantu aku sembunyi, ayo!”“Hey, aku engga mau! Nanti orang tua kamu marah.” Brahma cemberut karena tangannya ditarik secara paksa. “Kamu ‘kan anak perempuan seharusnya lembut bukan kasar begini.”Sejenak Brahma merasa gadis cantik di depannya mirip dengan seseorang.Gadis kecil itu menempelkan jari telunjuk pada bibir lalu menatap horror ke suatu tempat. Bahkan anak itu memaksa Brahma bersembunyi di balik semak-semak. Rambut pigtail-nya menyapu hidung mancung Brahma sehingga bersin-bersin.Buru-buru gadis itu membekap mulut Brahma. “Jangan berisik ya. Nanti ketahuan.”“Ketahuan siapa?” bisik Brahma.Bibir tipis gadis itu menekuk lalu jari telunjuknya menunjuk lurus pada beberapa orang berpakaian serba hitam.Seolah mengerti isi pikiran Brahma, gadis itu menggelengkan kepala. “Mereka bukan penculik tapi pengawalku. Satu lagi, mamaku ada di

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-19
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 44: Apa Hebatnya Dia?

    “Rosalyn?!” panggil Dewa, suaranya lirih di tengah kesunyian malam dan redupnya cahaya lampu.Seketika pria itu membuka kelopak mata dan mengedarkan pandangan ke penjuru griya tawang. Ia memijat pelipis lalu tersenyum kecut sebab Rosalyn … tidak ada di sampingnya.“Aku mimpi kamu lagi,” lirih Dewa sembari membenarkan posisi duduk. Ia menyandarkan punggung dan mentap kosong ke luar dinding kaca.Saat ini belahan bumi utara sedang musim gugur. Netra Dewa menjadi lembap tatkala mengenang tentang Rosalyn pada peristiwa lima tahun lalu. Ia menghirup udara yang terasa sesak setiap memasuki paru-paru.Dewa berdiri hendak mengambil segelas air putih untuk melegakan perih pada kerongkongannya. Tiba-tiba saja ia menoleh ke arah tangga dan berjalan tergesa-gesa menghampiri anak tangga paling akhir. Benar saja putri kecilnya terbangun dan terjatuh sambil memeluk boneka beruang putih.“Sakit, Pa.” Sepasang manik jernih mengeluarkan lelehan bening.Dewa mensejajarkan tubuh dengan putrinya lantas me

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 45: Ada Apa Ini?

    “Bagaimana persiapan acaranya?” Rosalyn menggulir layar tablet dan mengamati setiap laporan yang diberikan.“Sesuai perintah Nona Schmid,” tutur seorang asisten muda yang duduk di depan Rosalyn.“Lily setelah acara peresmian toko, apa aku memiliki jadwal penting lainnya?” Rosalyn mengangkat kepala dan iris hazelnya mengalihkan fokus dari tablet kepada asisten pribadi.Lily mengiakan kemudian menggulir layar tablet di atas pangkuannya. Ketika asisten itu hendak menunjukkan beberapa jadwal pertemuan Rosalyn bersama pimpinan perusahaan asing, pintu limousine terbuka.Seorang pengawal mempersilakan Rosalyn turun dari mobil. “Silakan Nona Schmid.”Rosalyn menanggapi dengan anggukan kecil, lalu menoleh pada asistennya. “Lily, nanti saja ya. Sekarang kita selesaikan dulu acaranya.”Sebelum keluar, ia mengenakan kacamata hitam dan masker untuk menutupi detail wajahnya.Kaki jenjang terbingkai stiletto putih terayun anggun keluar dari mobil. Disusul tubuh ramping dibalut setelan kerja berwarna

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 46: Dia Ingin Bertemu

    “Tunggu! Apa kita saling kenal?” Suara tegas ini membuat Rosalyn membeku dan kesulitan melangkah.Meskipun sudah lima tahun berlalu Rosalyn tidak melupakan suara khas seseorang itu. Ia menolehkan kepala dan … benar saja dugaannya. Seketika netra hazelnya memandang lekat iris abu-abu.‘Kenapa Dewa ada di sini?’ batin Rosalyn.“Nona, apa—”“Tuan, Anda salah orang. Saya permisi.” Jemari berkuku cantik itu berhasil melepas cengkeraman tangan Dewa. Tidak sulit, sebab Rosalyn yakin sang suami memusatkan atensi pada suaranya. Ia berharap Dewa tidak mengetahui identitasnya yang baru.Rosalyn berlari meninggalkan Dewa yang tertegun di tempat. Wanita itu masuk ke dalam mobil lalu memerintah sopir mengantar ke rumah sakit.**Sekarang Dewa sedang duduk gelisah di ruang tamu Bma Hardware.“Dia … siapa? Tidak mungkin Rosalyn!” gumam Dewa.Meskipun berada di ambang kebingungan tetapi lubuk hati Dewa merasakan euforia. Bahkan naluri lelakinya menjadi bergairah setelah bertemu dengan wanita itu.“Pak,

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21

Bab terbaru

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 266: Terima Kasih

    “Bagaimana kondisi Lily, Kak?” tanya Rosalyn sesampainya di rumah sakit.“Air ketubannya pecah. Dia kesakitan.” Kevin tampak gelisah, pria itu masih mengenakan piama dan menutupi tubuh dengan selimut.Rosalyn menuntun Kevin supaya duduk di bangku logam depan ruang bersalin. “Kita berdoa saja semoga Lily dan bayinya selamat.”Ketiga orang itu menanti dengan gelisah. Setelah hampir setengah jam berjalan, seorang dokter menghampiri Kevin dan menjelaskan, “Bayi Nyonya Lily sebentar lagi lahir, jika suaminya ingin melihat proses persalinan, kami persilakan.”Kevin menggeleng. Justru ia mendorong Rosalyn supaya menemani Lily di dalam sana. Sebagai wanita yang pernah melahirkan, ia mencebik melihat dua pria duduk gelisah di kursi. Ia pun mendampingi Lily di ruang bersalin.Rosalyn segera menggenggam tangan iparnya. Lily sedang kesakitan setelah pembukaan jalan lahir melebar sempurna.“Semangat Lily, kamu pasti bisa,” bisik Rosalyn diangguki iparnya.Dengan bimbingan dokter spesialis kandungan

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 265 : Gagal!

    “Kenapa, Bro?” sapa Fabian sambil menyodorkan sekaleng minuman. “Orang bilang ini bagus dan tahan lama,” kata pria itu.Dewa memelotot dan menyambar kaleng, lalu membuangnya ke tempat sampah.“Tidak butuh!” sentak Dewa dengan tatapan menghunus tajam.Fabian menepuk bahu temannya dan berujar, “Jangan marah-marah, kamu bisa darah tinggi!”Dewa mendengkus kasar, baginya kalimat Fabian bukan menenangkan melainkan sebuah ejekan. Pria itu menepis kasar tangan temannya, lalu berjalan mencari Rosalyn ke dalam mansion.Pagi ini, keluarga kecil itu sengaja mengunjungi Mansion Arnold. Tentu saja, karena Tuan Jack dan Feli menitipkan beberapa hadiah untuk Lily dan calon bayinya.Akan tetapi, kening Dewa mengerut dalam ketika melihat Rosalyn berjalan sendirian tanpa keempat anak mereka.“Di mana Brahma, Arimbi, Devendra dan Daneswara?” tanya Dewa dengan tatapan menyelidik.Mendengar pertanyaan itu tentunya Rosalyn mengulum senyum. Ah, ia memang sengaja menyiapkan kejutan istimewa ini untuk suami p

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 264: Iri

    “Halo, Sayang … Papa datang. Janeta sudah mandi, ya? Harum banget.” Kevin menggendong putri kecilnya yang menyambut di balik pintu. Pria itu menciumi puncak kepala Janeta dan mengayun tubuhnya, membuat putri kecil tertawa riang. Namun, di ujung lorong, seorang wanita sedang cemberut menatap ke arah Kevin.“Terima ka—” Ucapan Kevin menggantung karena wanita itu melengos saja ke dapur tanpa mengelurkan sepatah kata.Kevin menurunkan tubuh Janeta dan membiarkannya bermain, lalu ia menyusul pujaan hati yang entah kenapa memasang wajah ketus.“Kamu kenapa?” tanya Kevin.“Menurutmu, kenapa?” ketusnya.“Aku tidak tahu, Lily. Ayo, bilang,” ucap Kevin lagi.Lily menatap tajam ke arah Kevin dan berujar, “Aku bosan seharian di rumah. Aku ini biasa kerja, bukan diam di rumah. Apalagi … ka-mu lebih memperhatikan Janeta dibanding aku.” Pascadinyatakan hamil, Lily diberhentikan oleh Dewa. Wanita itu pun ikut tinggal di Milan. Dia tidak lagi sibuk mengurusi peternakan, karena Dewa berhasil mencari

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 263: Kangen Dipeluk

    “Astaga apa-apaan mereka ini?!” geram Fabian. Ia menatap layar ponsel yang tidak berhenti berpendar sedari tadi. Itu bukan masalah pekerjaan kantor, tetapi … masalah rumah tangga, terutama ranjang. Demi kelangsungan masa depannya. Meskipun sudah mengetahui isinya, tetap saja Kevin mengintip melalui pop up. Dia terbelalak ketika satu pesan kembali masuk dari adik ipar. [Tutorial posisi hubungan intim untuk memiliki keturunan secepatnya.] “Dia pikir aku pria polos? Aku ini lebih berpengalaman darinya!” Kevin melempar telepon genggam ke atas sofa, lantas berdiri sambil memandangi foto pernikahan di atas meja. Lagi, Kevin tetap membaca pesan adik iparnya. Sebagai seorang pria berpengalaman, tentu saja posisi itu tidak asing lagi. Ia pun mereguk saliva, pikirannya berfantasi liar membayangkan Lily. Gairah pria itu tersulut. Hanya saja, ia bingung menyalurkannya, sebab Lily tidak ada di sini. Pasangan itu menjalani hubungan jarak jauh. Terpaksa Kevin bertahan sampai Dewa menemukan p

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 262: Ikat Saja

    “Kevin … anakku apa kabar? Ibu selalu menunggumu setiap hari, Nak. Kenapa baru datang sekarang?” berondong Mathilda dari balik partisi kaca tebal.Wanita paruh baya itu menempelkan tangannya pada penghalang, lalu menggerakkan jemari—seolah membelai pipi putra tunggalnya.“Aku datang ke sini ada perlu. Kuharap Ibu menerimanya,” kata Kevin dengan intonasi dingin dan ekspresi datar.Mathilda mengangguk dan menyahut penuh kasih, “Pasti, Nak. Ibu menerima apa pun yang terbaik untukmu.”Kulit keriput Mathilda tertarik ke atas, ia tersenyum merekah sambil meneteskan bulir bening.Lebih dari semenit keduanya terdiam saling memandangi. Entah apa yang dipikirkan kedua orang itu. Hanya saja Mathila tidak menjauhkan tangannya dari kaca tebal. Kevin pun bisa melihat tangan ibunya berkeringat.“Aku sudah menikah.”Sorot mata Mathilda berbinar. “Benarkah? Siapa gadis beruntung itu? B

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 261: Perhelatan Cinta

    “I-ini masih siang,” gugup Lily. Perempuan itu mengedarkan pandangan ke penjuru kamar. Ada ranjang besar yang disiapkan khusus pengantin baru, sofa panjang serta meja kaca dan cermin besar menggantung di depannya. Sekilas, ini kamar hotel pada umumnya. Namun, Lily dibuat asing dengan status baru ini.Sejak masuk kamar, Kevin memeluk erat tubuh sang istri dari belakang. Pria itu menggesek puncak hidungnya pada tengkuk harum. “Memangnya kenapa kalau siang? Bukahkah itu bagus, kita bisa menikmati siang dan malam di hari yang sama?” Lily mereguk saliva. Walaupun bukan pengalaman pertama berhubungan intim, tetapi … ini pertama kali bersama pria berstatus sebagai suami.“Tapi—”Ucapan Lily tertahan karena Kevin memutar tubuh wanita itu dengan cepat. “Tidak ada tapi. Kamu milikku sekarang dan selamanya.” Lily hendak menunduk, tetapi Kevin mencegahnya. Pria itu menahan dagu sang istri, lalu meraup bibir tipis yang ia rinduka

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 260: Kamu Pasti Bahagia 

    Kevin menghela napas melihat tanggapan Lily. Haruskan ia menyerah dan tenggelam ke dasar lautan patah hati? Ya, mungkin … karena ini bukanlah kali pertama gadis itu menolaknya. Pria itu menarik tangannya. Namun ….“Cincinya kebesaran. Enggak sesuai ukuran jariku,” kata gadis itu menggunakan bahasa informal . Lily mengulurkan tangan kanan, yang menampilkan jemari ramping dan mungil.Seketika Kevin memperhatikan jemari gadis itu, dan pikirannya mencerna maksud ucapan Lily barusan. Bagi seorang pria, tentunya ini merupakan teka-teki. “Umm … maksudmu?” Alis tebal Kevin terangkat.Lily tersenyum jengah mendengar pertanyaan itu. Tanpa banyak bicara, gadis itu mengambil cincin dari tangan Kevin, lalu menyematkan sendiri pada jari manisnya.“Ini kebesaran, lihat bukan?” keluh gadis itu dengan bibir merengut yang sangat menggoda.Melihat cincin pilihannya melingkar pada jari manis sang gadis pujaan hati, membuat pria itu kegirangan. Kevi

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 259: Aku Serius

    Untuk sesaat keduanya membeku di tempat. Tidak ada aksi apa pun selain saling memandang lekat-lekat dengan isi pikiran masing-masing.Lily mereguk saliva karena saat ini tubuhnya hanya tertutupi sehelai handuk putih saja. Ia meremas kain handuk dengan erat, khawatir terjadi hal yang tidak seharusnya.“Maaf, aku lancang ….” Kevin berbalik badan dan menutup pintu.Pria itu bersandar pada pintu sambil mengatur napas. Melihat kemolekan seorang wanita, ditambah memiliki kenangan ranjang membuat nalurinya sebagai lelaki tersulut gairah. Ia ingin menyentuh, membelai dan mengecup setiap jengkal kulit mulus itu. Hanya saja, tidak! Kevin melawan egonya.Pria itu kembali ke kamar. Ia menemani Janeta, dan berupaya menenangkan batita itu.Sedangkan Lily masih berdiri di depan pintu kamar mandi. Namun, napasnya tidak tegang lagi. Ada kelegaan setelah Kevin pergi.“Dia …,” gumam gadis itu sambil mengangguk.Lily menggunakan pakaian serba panjang. Entah mengapa ia teringat pada tatapan Kevin tadi. Set

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 258: Perasaan Asing

    Beberapa hari berlalu, Lily tampak kesulitan berpamitan dengan Janeta. Gadis itu selalu menahan diri untuk pulang ke peternakan. Pada akhirnya ia menemani Janeta di vila atau rawat jalan ke rumah sakit. Seperti hari ini, Lily mengantar Janeta bertemu dokter.Akan tetapi, gadis itu tidak menduga Kevin datang menjemputnya. Bahkan mereka makan bertiga di restoran.Setelahnya Kevin membawa Lily dan Janeta pulang.“Kamu yakin bisa sendirian? Janeta berat. Biar aku saja yang gendong,” ujar Kevin.“Saya kuat, Pak.” Lily tidak menggubris ucapan Kevin. Gadis itu merengkuh tubuh batita yang terlelap tidur dari jok belakang, menggendongnya dan membawa ke kamar.Dengan hati-hati, Lily membaringkan Janeta, lantas mengecup kening batita itu. Ia tersenyum sambil menatap wajah polos bocah kecil yang agak mirip dengan Vinsensia.“Mama sayang kamu, Janeta,” gumam Lily.Hingga derit pintu terbuka membuat Lily menoleh

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status