Share

Bab 154: Halusinasi atau Bukan?

“Arimbi? Brahma?” panggil Dewa dengan tatapan berbinar.

Dikarenakan tidak ada tanggapan apa pun, ia sadar diri bahwa ini sekadar halusinasi belaka. Dewa tersenyum getir karena menjadi gila. Ia kembali melangkah menaiki anak tangga.

Ketika tangannya memegang handle pintu kamar utama, entah mengapa debar jantung pria itu berubah cepat. Bahkan kepala Dewa dipenuhi oleh bayang-bayang senyum manis Rosalyn di dalam sana.

“Aku harus menemui psikiater! Rosalyn membuatku tidak waras!” geramnya.

Kemudian ia membuka pintu dan ….

“Hore Papa sudah pulang!”

Dewa mematung di ambang pintu kala mendapati dua anak kembarnya berlari menghampiri. Ia masih bergeming padahal Brahma dan Arimbi memeluk erat pinggangnya.

“Arimbi senang Papa sudah sehat.”

“Selamat datang di Vila Caldwell Papa,” timpal Brahma.

Dewa semakin yakin otaknya mulai terganggu paska ditinggal Rosalyn, tetapi … pelukan kedua buah hati begitu nyata. Ia dapat merasakan kasih sayang anak-anaknya.

“Roslayn lihatlah! Aku tersiksa kehilangan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status