Share

Mencoba Tekstur

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2024-02-16 11:46:14

Ketegangan di bahu Avanthe membuat Hores semakin penasaran. Mungkin ada sesuatu yang salah. Mungkin ada sesuatu yang tidak pernah dia duga sebelumnya. Lubang hitam menyerap seluruh kemampuan Avanthe. Mengambil energi wanita itu untuk tidak terikat dengan dunia mereka yang sesungguhnya, dan bagian terburuk adalah mengambil separuh ingatan Avanthe; kalau benar – benar itulah yang terjadi.

Akan tetapi mengapa hal tersebut tak sama seperti Elden yang di sisi lain ditemukan terdampar di Negara Eropa tengah? Pria itu memiliki ingatan utuh, meski untuk kembali ke dunia bawah tanah akan membutuhkan sesuatu yang lebih besar dari lubang hitam itu sendiri. Hores belum menemukan kekuatan tersebut untuk membawa Elden atau barangkali Avanthe kembali sebagai selir-nya. Dan sesuatu yang mengejutkan; dia suka bagaimana sikap berani Avanthe yang semakin liar.

Satu tangan Hores menyentuh garis bahu yang ditutup oleh rambut panjang. Avanthe berusaha mengelak, menolak batas apa pun. Demikian menjadi alasa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Violetta
Pergi jauh2 Ava, biarin dia nyesel senyesel2nya dulu baru muncul lagi hufff
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Mandi

    Ini jauh lebih baik dari pada berada di rumah mentereng itu. Avanthe mengembuskan napas lega setelah meletakkan Hope di keranjang bayi. Dia perlu bersiap kerja. Mulai menguncir rambut menjadi gulungan tebal. Tidak apa – apa meninggalkan Hope sendiri, sementara dia berjalan ke kamar mandi. Avanthe menyalakan keran untuk mengisi air ke dalam bak. Dia menumpahkan aroma terapi, mengaduk cairan berwarna tersebut hingga merata; menguarkan semerbak aroma wangi ke ke sekitar ruangan lembab. Sesekali membutuhkan sesuatu untuk menenangkan pikiran. Bayangan tentang Hores penting dilupakan. Avanthe tidak ingin jika bayangan terpuruk dari pria itu akan terbawa sampai ke lokasi dia kerja. Perlahan dia melucuti seluruh pakaian di tubuh. Menunduk. Menatap getir bekas pakaian yang telah teronggok menjadi gumpalan tebal di lantai. Sesuatu dalam dirinya berontak. Sisa sentuhan Hores benar – benar masih terasa panas. Avanthe membencinya. Benci mengingat kembali bagaimana mulut pria itu bergerak liar di

    Last Updated : 2024-02-17
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Tempat Kerja

    “Mommy berangkat kerja dulu, Hope-Hope. Kau jangan nakal – nakal saat bersama Shi-Shi, mengerti? Kita akan bertemu lagi nanti malam.”Avanthe menyingkir setelah mengecup pipi Hope gemas. Tangan mungil itu berusaha memukul di udara. Avanthe tertawa sayup. Sudah cukup rasanya nyaris membuat ekspresi di wajah luntur saat Shilom memberikan pertanyaan – pertanyaan tak terduga.Avanthe mungkin terkejut, tetapi kebenaran yang Shilom ketahui, telah dia jelaskan dengan utuh. Avanthe tidak akan menuntut wanita itu memberinya saran. Terpenting sekarang Shilom mengerti dan tidak akan mencecar-nya dengan tuduhan jahat atau barangkali sampai menghakiminya. Yang dia takutkan justru adalah Hores akan memecat Shilom, walau benar, Avanthe tidak ingin berurusan lebih panjang bersama pria itu. Membiarkan Shilom bekerja di tempat yang sama memang sama seperti meletakkan dua bom di bawah bantalnya. Avanthe hanya tak menyangka kalau Hores cukup gila dalam menawarkan bayaran. Dia tidak tahu pria itu bekerja

    Last Updated : 2024-02-18
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Tak Pernah Lepas

    Sejak satu jam kedatangan pria yang tidak pernah Avanthe harapkan akan melihatnya ada di sini. Rasa takut dan cemas seolah menjadi satu desakan serius yang tidak bisa Avanthe tinggalkan. Dia selalu berdebar. Melakukan pekerjaan diliputi tingkat kewaspadaan meningkat. Avanthe tidak peduli ke mana Hores pergi ketika pria itu masuk dari pintu depan. Mungkin sudah berakhir ke antah berantah, yang dia pikirkan asal Hores tidak membuat situasi menjadi kacau. Atau barangkali pria itu memang tidak memiliki niat terselubung untuk ada di tempat yang sama mengingat malam sudah semakin larut; tidak ada tanda – tanda yang akan dilakukan. Beberapa tamu di bar mulai meninggalkan meja, walau beberapa yang lain masih sedang berdatangan. Avanthe berjalan ke meja nomor 11 untuk menyisihkan gelas bekas dan menerima sebuah tips besar untuknya. Ini kali kedua dia mendapat tips dengan nominal tak terduga. Sudut bibir Avanthe melekuk tipis. Memasukkan lembaran uang ke saku celana-nya, lalu membersihkan mej

    Last Updated : 2024-02-19
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Terjebak

    Avanthe mengerjap terkejut.Tidak.Tentu saja tidak.Sesuatu dalam dirinya mungkin merasakan dampak buruk, tetapi Avanthe tidak akan pernah mau melakukan sentuhan fisik apa pun bersama pria ini. Hores menjijikkan. Yakin – yakin sudah begitu banyak wanita yang pria itu tiduri. Di sini Avanthe hanya melakukan pekerjaan. Dia rasa meja di samping ranjang cukup untuk meletakkan ember es sekaligus sampaye, lalu keharusnnya di tempat menyedihkan ini akan selesai.Avanthe tidak mengatakan apa – apa ketika berjalan mantap melakukan hal yang diperintahkan oleh isi kepala; menaruh dua komponen di tangan tersebut ke atas meja. “Pergilah.”Samar, suara berat dan dalam Hores menembus di sekitar pendengaran Avanthe. Perintah itu tidak ditujukan kepadanya. Namun, wanita yang menunduk di antara celah kaki pria itulah, yang akhirnya menyingkir. Bangun. Mengusap sudut bibir sebentar. Benar – benar memuakkan. Sebelum wanita itu menghilang, Avanthe segera berbalik badan untuk mengikuti setiap langkah me

    Last Updated : 2024-02-20
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Menyusu

    “Apa yang kau mau, Hores? Lepaskan aku.” Suara Avanthe terbata. Jantungnya berdebar keras. Usaha membebaskan diri menjadi sia – sia saat Hores masih mengintai kejam. Betapa kacau. Beberapa kali Avanthe berusaha menarik lepas borgol yang menjerat pergelangan tangan dan kakinya. Tetapi, sekali lagi, dia tidak berdaya. Berjuang keras memikirkan sesuatu yang lebih serius daripada menyerah di sini. “Kau tidak bisa menahanku terus seperti ini. Rekan kerjaku akan mencariku.” Akhirnya itu yang mendesak dari ujung tenggorokan. Sesaat Avanthe menyadari Hores tidak melakukan apa pun. Diam. Menatap serius, kemudian secara perlahan wajah Hores bergerak miring, mengamati sesuatu secara intim. Iris gelap pria itu menyipit. “Seragam kerjamu basah.” Ada begitu banyak hal yang bisa Hores lihat. Kemarahan, derai kebencian di mata Avanthe, atau batasan – batasan terjal di antara mereka. Namun, pria itu justru memperhatikan satu bagian yang tidak pernah Avanthe ingin terungkap di sini. Ironi sekali,

    Last Updated : 2024-02-21
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Rapuh

    Kepergian Hores membuat waktu berjalan hening. Avanthe mengerjap, mencoba mengembalikan situasi kacau di sekitarnya. Dia merasakan pedih di kaki; tembakan Hores benar – benar menyakitkan. Timah panas yang masih menancap ikut bergeser acapkali Avanthe berusaha bergerak. Dan itu semacam menambah garam di luka terbuka. Benar - benar pedih tak tertahan.Sisa – sisa gemerincing borgol menembus di udara ketika dia bangun. Avanthe mendesis, berusaha memperbaiki kain – kain yang terenggut di tubuhnya. Dia tertatih memperbaiki kepala celana kain untuk membalut di pinggul. Kemudian menyeka rambut panjang yang menjuntai berantakan. Terakhir, jari – jari tangan Avanthe gemetaran saat merekatkan kancing – kancing dari seragam kerja.Dia harus keluar meminta bantuan. Tetapi untuk melangkah, butuh usaha lebih keras. Avanthe menjadikan dinding ruang VVIP dan lorong di sepanjang bar sebagai pegangan. Dia meraba masih diliputi kondisi tubuh yang bergetar. Berjalan tersaruk – saruk hingga beberapa kali

    Last Updated : 2024-02-22
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Pulang

    “Nah, sekarang, baru kau boleh pulang.”Suara Kai muncul meliputi pintu ruang rawat yang terbuka. Meskipun Avanthe cukup terkejut Kai akan datang dengan kursi roda. Tetapi dia tidak menolak saat pria itu menawarkan bantuan. Avanthe menyambut tangan Kai pelan. Lengan hangat pria itu memeluk di punggulnya. Membantu Avanthe melangkah tertatih untuk kemudian duduk atas kursi roda. Semalam, setelah tiba di rumah sakit. Dokter langsung mengambil tindakan serius. Luka sobek di betis Avanthe sangat besar. Peluru menancap dalam; benar – benar sebuah kenyataan paling menyakitkan. Dokter memberikan banyak saran dan dengan Kai yang setuju tinggal di sini selama satu malam ... Avanthe tidak memiliki pilihan mengapa akhirnya dia akan sangat merindukan Hope di rumah.“Kau dapat ini dari mana?” tanya Avanthe. Iris keunguan di matanya berpendar, menatap takjub pada beberapa bagian kursi yang terlihat berkilauan. Jemari Avanthe mengusap ringan. Dia segera menengadah mengamati Kai sedang tersenyum lem

    Last Updated : 2024-02-23
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Sampai

    Tidak banyak pembicaraan selama dalam perjalanan. Avanthe memiringkan wajah menghadap ke luar jendela. Mobil bergerak lambat. Sementara Kai sepertinya sangat hati – hati tetapi pria itu belum mengatakan apa pun. Avanthe juga tidak berusaha mendesak Kai bicara. Hanya sesekali akan mendengar embusan napas kasar itu merambat ke udara.Hening untuk beberapa saat. Avanthe memikirkan Hope. Waktu – waktu seperti ini biasanya dia akan membawa Hope bermain ke taman atau di mana pun putri kecilnya suka. Berpikir bahwa setelah ini dia akan lebih sering bersama Hope di rumah. Avanthe sudah memberitahu Shilom mengenai kondisinya. Wanita itu mungkin sedang menunggu di rumah.“Kau masih mencintainya?”Tiba – tiba suara Kai muncul ke permukaan. Avanthe tersentak. Kemudian dia mengatur posisi lebih baik mengenyak di sandaran jok.“Maksudmu?” tanyanya mencoba memastikan pertanyaan pembuka Kai.“Aku yakin kau tahu maksudku, Ava.”Mencintainya? Hores? Begitukah?Avanthe nyaris tertawa getir memikirkan ha

    Last Updated : 2024-02-24

Latest chapter

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ekstra Part

    “Kau benar – benar akan pergi meninggalkan istana, Hores?” Mata gelap Hores menatap setengah kosong ke depan. Dia telah mengambil keputusan dan menyiapkan segala sesuatu untuk berkelena. Mungkin butuh beberapa waktu sampai benar – benar bisa melupakan kematian Avanthe. Sudah tepat seminggu ... tidak ada petunjuk. Hores tidak sanggup bertahan di sini lebih lama. Dia tak bisa terus dibayangi keberadaan Avanthe di wajah anak – anak. Aceli dan Hope merefleksikan sebuah senyum yang pernah begitu indah. Itu sangat menyakitkan. Hores tidak tahu bagaimana cara melupakan. Berharap dengan berpegian akan menyeretnya keluar dari jurang terjal. Dia ingin menjadi musafir yang lupa arah jalan pulang. Ingin meninggalkan pelbagai macam ingatan di masa lalu, seperti permintaan Avanthe; saat di mana wanita itu pernah begitu ingin agar dia melupakan masa kelam yang menyatukan mereka. Andai saja. Hores menarik napas panjang setelah mengemasi seluruh kebutuhan untuk memulai. Dia menatap Raja V

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ending

    “Sudah tiga hari, Hores. Kau menghabiskan darahmu di sini. Jika kau memang mencintai Ava. Biarkan dia bereinkarnasi, dia akan hidup kembali. Berharaplah akan menjadi manusia. Tapi, dengan menyimpan jasadnya kau tidak akan mendapat apa pun. Selain itu, apa yang kau lakukan bisa membuatmu terbunuh. Kau satu – satunya yang kumiliki. Aku tidak ingin kehilangan dirimu.” Raja Vanderox menjulang tinggi di belakang, menatap sebentuk bahu Hores yang lunglai ketika pria itu bersimpuh di depan peti tembus pandang, sambil meletakkan tangan ke dalam. Darah terus dibiarkan menetes supaya mengisi penuh dan merendam tubuh kaku Avanthe sebagai proses pengawetan. Tidak ada yang tahu kapan semua berakhir seperti semestinya. Sebagian dari mereka menyimpan pengetahuan berani bahwa Avanthe jelas – jelas tidak akan kembali. Tidak termasuk ke dalam pengecualian. Bagaimanapun, Raja Vanderox tak sanggup melihat putranya menderita. Hores seperti hilang arah; tersesat; melupakan bahwa pria

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Dan Paling Akhir

    Avanthe menjulang dengan pandangan lurus ke bawah. Ujung pedang ... menancap di telapak tangan Margarheta Bell kembali ditarik. Wanita itu lagi – lagi mendesis, tetapi dia tak peduli. Tujuannya pasti. Margarheta Bell harus membayar setiap penderitaan Hores, yang menjadi rasa takut terdalam di pikiran pria tersebut. Untuk memusnahkannya; mereka perlu melenyapkan sumber utama. Telah begitu dekat. Hampir. Avanthe menyeringai tipis. “Aku akan membunuhmu,” ucapnya diliputi serangan konkrit dan menghujam perut Margarheta Bell. Dia tak ingin wanita itu terburu mengembuskan napas terakhir. Harus ada penderitaan lain, yang belum terbayarkan. Ingin mendengar teriakan lebih keras ketika Margarheta Bell mengerang kesakitan. Ada kepuasann di mana Avanthe menekan ujung pedang dan membuat wanita itu terlihat diliputi kecenderungan untuk menahan diri, atau memang Margarheta Bell berusaha mengatakan sesuatu. Wanita itu memegangi luka lubang menganga di perutnya sambil mendedika

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Perang Akhir

    Kai .... Pria itu ada di sana, berdiri nyaris tanpa diberi jarak dari Margarheta Bell. Sebuah pemandangan yang membuat perasaan Avanthe seperti ditikam. Dia dirampas, kemudian dilempar ke tepian untuk menyadari bahwa Kai tidak sebaik dari yang pernah dibayangkan. Mengapa seperti ini? Benak Avanthe bertanya – tanya kapan? Apakah ini bagian rencana awal yang tidak sama sekali dia ketahui, bahwa Kai bukan benar – benar seorang teman. Pria itu sama sekali tidak memberi petunjuk. Tak ada yang sanggup menyadarinya atau malah Hores .... Wajah Avanthe berpaling ke arah pria, persis menjulang tinggi di sampingnya. Hores tidak diliputi ekspresi terkejut, atau sebenarnya .... “Kau tahu ini dari awal?” tanya Avanthe nyaris tak percaya. Hores melirik singkat, tetapi anggukan luar biasa samar seperti menamparnya dengan keras. “Mengapa kau tidak sedikitpun bicarakan ini kepadaku?” “Berharap kau akan pe

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Mendekati Akhir

    “Aku tidak menginzinkanmu pergi, Ava. Kau tidak boleh ikut berperang. Ada risiko yang kau tahu kita tak bisa menghindarinya. Aku tak ingin sesuatu terjadi kepadamu. Kau adikku.”Avanthe tersenyum tipis menanggapi pernyataan Kingston. Dia akan baik – baik saja, meski merasa getir mengenai apa yang menjadi keputusan; menitipkan anak – anak, lalu berniat kembali ke dunia mereka sesungguhnya. Ini sudah termasuk sebagai keputusan yang bulat. Avanthe tahu betapa mereka akan menghadapi risiko riskan, tetapi terus menyaksikan Hores terluka adalah rasa sakit tak terungkap. Makin mencekik jika dia berusaha bersikap tak peduli. Malah, benaknya terus menaruh desakan khawatir mengenai pria itu. Hores sudah menghadapi masa – masa sulit. Dia tidak ingin berakhir terlalu jauh. “Aku akan baik – baik saja. Tidak usah takut. Kau tahu aku tidak lemah, bisa menjaga diriku dengan baik. Hores dan ayahnya mungkin akan kalah pasukan. Kita tidak tahu seberapa jauh Margarheta Bell menyiapkan perang i

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Taktik

    “Hores ...,” panggil Avanthe lirih. Dia dengan gemetar mengusap rahang kasar pria itu. Berharap akan ada prospek bagus, tetapi tidak. Hening terasa penuh gemuruh. Rasanya benar – benar menyakitkan. “Aku bicara denganmu, Hores ....” “Hores tidak akan mendengarmu. Dia sedang masa pemulihan saat ikut berperang. Aku mengingatkannya supaya tidak ikut. Putra-ku sangat keras kepala. Dia tetap melibatkan diri, sampai mereka menemukan kelemahannya dan menghajarnya tanpa ampun.” Kelemahan? Di mana sebenarnya Hores juga sedang terluka? Dan mereka, siapa pun mereka, memanfaatkan situasi ini untuk menikung di belakang? Avanthe mengetatkan pelukan secara naluriah. Dia hanya ingin melarikan diri dari cengkeraman Hores, bukan dengan sengaja membuat pria itu terluka parah. Hores menghadapi risiko besar, karena berusaha memulangkannya ke neraka berbentuk mewah, berusaha mengembalikannya ke Meksiko dan anak – anak akan itu serta. Namun, semua berubah

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Kenyataan yang Tak Terduga

    “Hores?” Seperti ada gemuruh besar dengan segala bentuk sambaran mengerikan. Avanthe menatap wajah Ellordi penuh tanda tanya. Dia tak ingin percaya terhadap apa pun itu. Tidak ada penjelasan gamblang mengenai keadaan Hores saat ini, tetapi mengapa rasanya seperti telah membawa dia menghadapi pendekatan yang jelas, di mana kekhawatiran berakhir sebagai rayuan tidak masuk akal. Hores baik – baik saja ... akan selalu begitu. Pria itu harus kembali untuk anak – anaknya. Bukankah Aceli sudah menunggu? Meminta supaya Avanthe membangunkan ketika Hores datang? Sekarang apa yang bisa dilakukan setelah semua terasa mengejutkan? Avanthe menatap ayahnya sambil menggeleng samar. Bagian paling penting adalah menyingkirkan tumpukan air yang membentuk percikan kaca. Dia melihat semua dengan buram, sama seperti berjuang keras meyakinkan perasaannya, meski tidak ada harapan tersisa. “Jangan katakan itu, Papa,“ ucap Avanthe mendeteksi akan ada suatu informasi u

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ketakutan

    Pernyataan Hores mengenai perang di wilayah pria itu menjadi suatu bagian paling nyata, bahwa mereka ... meski tidak terlibat; juga mengalami dampak serius. Suara – suara ledakan hingga guncangan yang sesekali terasa begitu keras merupakan prospek terburuk. Avanthe bertanya – tanya pertempuran seperti apa, atau barangkali perebutan hak dari mana sehingga nyaris tidak ada damai di Kerajaan Bawah Tanah. Dia khawatir mengenai Hores, takut jika akan terjadi suatu hal tak diinginkan dan berakibat fatal. Rasanya sesuatu di dalam diri Avanthe seakan ingin memberi petunjuk. Dia tak ingin terlalu memikirkan hal tersebut, hanya tidak tahu bagaimana caranya, tidak tahu apakah seharus ini mendambakan Hores baik – baik saja, maka pria itu akan kembali mendatangi anak – anak, apalagi ... jika secara ajaib mereka bisa berdamai. Membayangkan andai perasaan mereka kembali utuh. Anak – anak juga akan menyukainya; tidak ada pemisahan dan pelbagai hal lain yang menjadi masalah besar.“Mommy,

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Uraian

    Pernyataan Hores terdengar penuh pengalihan serius. Perkara pancake itu lagi dan permasalahan yang selalu sama ....Avanthe diam beberapa saat, terpaku, memikirkan kembali pengajuan Hores sebagai berikut;Apa yang dia ingin pria itu katakan?Tidak banyak, tetapi Hores telah mengatakannya. Ya, setidaknya Avanthe mengerti ... betapa dia perlu menyadari bentuk kesalahpahaman yang menyemat di sana dengan suatu pengakuan nyata. “Dan kau percaya aku akan melakukannya?” tanyanya sarat ekspresi nanar. Ini lebih buruk dari membayangkan Hores telah sadar dari setiap tindakan buruk. Avanthe ingin tahu, adakah cara ampuh untuk menarik Hores ke permukaan, memberi pria itu petunjuk, atau sejenis lainnya, tetapi bagaimana? Dia belum menemukan cara. Dengan desakan putus asa dalam dirinya, reaksi Avanthe yang paling murni adalah menunduk saat Hores seperti tidak memiliki niat menanggapi. Pria itu selalu percaya terhadap apa yang menurutnya benar, tetapi lupa bahwa logika juga h

DMCA.com Protection Status