Share

Melepas Rindu

Penulis: Susi_miu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-05 16:35:50

Avanthe memang memiliki perasaan serupa kepada pria itu, tetapi tidak semua rindu adalah seks. Dia tak ingin otak mesum Hores makin bertambah liar dengan membiarkan pria itu menyentuhnya di tempat kerja. Di hari pertama pula.

“Hores ....”

Tangan Avanthe tertahan di belakang kepala pria itu, yang perlahan turun ke bawah. Mengecup beberapa bagian tubuhnya. Dari dada ... merambat ke perut, meski masih dalam balutan pakaian kerja. Tetapi tentang kehamilan yang telah dia dan Shilom ... berdua duga, sudah sedikit menunjukkan perubahan. Tidak begitu mencolok, mungkin Hores tidak akan pernah menyadarinya, seolah bayi mereka memang menuruti keinginan Avanthe untuk tidak memberitahu pria itu.

“Hores ....”

Dengan terkejut Avanthe memanggil nama pria yang baru saja melucuti celana kain, dan bahkan sekaligus dalaman berenda di tubuhnya, kemudian melempar ke sembarang arah. Itu membuat Avanthe malu. Dia merasa wajahnya segera memanas saat iris gelap Hores s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Violetta
wkwkwk, makasih, thor, muahmuah kkk
goodnovel comment avatar
Susi_miu
Sek ... bentar, aku update satu lagi. Tapi kalau bab ketemu Aceli masih lama.
goodnovel comment avatar
Violetta
up lagi dong, thor sampe mereka ketemu sama Aceli wkwkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Mulut Pedas

    Bayangan tentang Hores telah meninggalkan tempat kerjanya, ternyata salah. Malahan Avanthe terkejut menemukan pria itu sedang duduk menyangga lengan di permukaan meja bar dengan ekspresi yang begitu serius dan bahkan nyaris terlihat tak peduli terhadap setiap gerakan Aleson. Di hadapan Hores terdapat sebotol sampanye yang Avanthe tinggalkan di kamar VVIP tadi. Dia bahkan sudah melupakannya jika pria itu tak memperlihatkan secara langsung. Cara Hores menuang sampanye ke dalam gelas berbentuk tulip terlihat elegan. Pria itu telah mengakhiri semburan kecil, kemudian spiral gelembung akan naik ke permukaan untuk meledakkan pesonanya.Avanthe terus terpaku untuk beberapa saat pada gelas yang terisi separuh, lalu Hores menenggaknya dalam satu tengukan. Rasanya akan sangat membakar di sana. Dia meringis memikirkan itu, tidak tahu sejak kapan Hores mulai menyukai cairan fermentasi anggur, tetapi itu lagi – lagi menegaskan bahwa pria yang diamati saat ini telah mengimbangi porsi man

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Jujur

    Rencana untuk menunggu mereka sampai di rumah membuat Avanthe tidak bisa menahan diri lebih lama. Selama dalam perjalanan menuju pulang, dia terus mengamati wajah Hores yang begitu tenang, seolah tidak ada satu pun hal yang telah pria itu lakukan. Cukup dengan membiarkan mata gelapnya menatap lurus – lurus ke depan, sementara Carlo sedang menyetir, mengingat Hores datang ke bar diantar oleh Nicky.“Hores.”Ragu – ragu akhirnya Avanthe memanggil nama pria itu. Wajah Hores langsung berpaling dengan ekspresi ganjil saat sedang menatapnya. Hal yang membuat Avanthe buru – buru melanjutkan sisa kalimat yang menggantung di ujung tenggorokan. “Apa yang kau lakukan kepada Laticia tidak terlalu berlebihan?”“Apanya yang berlebihan?”Setidaknya bicara bersama Hores memang akan menguras energi. Avanthe menahan napas sesaat, lalu mengembuskan secara perlahan. Perlukah Hores diberitahu apa yang sudah pria itu lakukan di bar tadi, sebelum mereka sepakat pulang bersama, adalah

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Tembak Mommy

    “Jadi, bagaimana hari pertamu setelah kembali bekerja?” Pertanyaan Shilom di pagi hari membuat Avanthe menunggu jeda beberapa saat. Dia tersenyum tipis sambil mengumpulkan sisa suapan terakhir ke dalam sendok untuk didekatkan di depan mulut mungil Hope. Si bayi menggeleng berulang kali persis seperti menolak. Mungkin sudah begitu kenyang sehingga Avanthe meletakkan mangkok plastik ke atas meja, sementara tangannya mulai membuka ikatan tali baby bip di leher Hope. “Aku senang dengan pekerjaanku. Sangat menyenangkan.” Dia menjawab diliputi kegiatan mengurus Hope. Hati – hati mengusap mulut mungil si kecil dengan tissue basah. Sesaat Avanthe ingin beranjak bangkit sekadar mencuci perlengkapan makan, tetapi Shilom segera menahannya. “Biar aku saja, Ava.” Bahkan wanita itu sudah merenggut sesuatu di tangannya, yang seketika memberi Avanthe perasaan tidak nyaman. “Tidak apa – apa?” tanyanya nyaris begitu ragu. Shilom b

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Kacau

    “Apa yang kau lakukan di sini?” Suara berat dan dalam Hores sarat nada dingin membekukan. Penting mengetahui tujuan dari senyum yang menyeringai masam, tetapi juga terlihat menyimpan beberapa hal terselubung di sana. Keretakan di mata wanita itu kemarin malam seolah hilang tak bersisa, tergantikan oleh Laticia yang baru ... penuh keangkuhan. “Aku di sini untuk meminta tanggung jawab-mu.” Ntah tanggung jawab seperti apa yang wanita itu maksud. Avanthe mendeteksi ekspresi wajah Hores berubah gelap dan serius, bahkan memperhatikan Laticia begitu lamat. Ada sesuatu di antara mereka. Barangkali itulah yang nyaris tidak pernah Avanthe pikirkan. “Tanggung jawab apa?” Dia masih mengamati setiap percakapan antara Hores maupun Laticia yang segera melangkah lebih dekat. Sudut bibir wanita itu berkedut getir. Sekelebat muncul kilatan sinis saat mata Laticia mendelik ke arah Avanthe, kemudian tangan wanita itu mulai menyentuh dada liat Hores. Menyapukan dengan begitu tentatif seakan – aka

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-08
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Berulah

    Hope baru saja tertidur lelap, yang Avanthe posisikan begitu nyaman di keranjang bayi. Dia mengusap lembut puncak kepala putri kecilnya, bersiap untuk meninggalkan kamar dengan harapan Shilom akan membutuhkan bantuan di dapur, tetapi alih – alih bayangan wanita itu muncul, Avanthe justru mendapati Laticia sudah berdiri angkuh di ambang pintu diliputi tangan saling mendekap di depan dada.Napas Avanthe secara murni berembus panjang. Dia sedang tidak ingin berurusan bersama Laticia atau semacam drama panjang yang ingin wanita itu berikan. Cukup terhadap kesalahan Hores, yang sungguh – sungguh akan membuat hubungan mereka kembali renggang, tidak lagi, Avanthe tidak ingin apa pun lagi.“Apa yang membuatmu tertarik datang ke sini?” Dia bertanya sarat nada defensif. Biar Laticia mengerti tentang sebuah aturan untuk tidak berusaha berjalan terlalu jauh. Mereka tidak memiliki keterikatan mutlak, selain terjebak di antara satu pria. Lagi pula, Avanthe tidak pernah berniat melakukan h

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-09
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ketahuan

    Nyatanya Laticia tahu bahwa Hores akan muncul, menjulang tinggi di depan pintu kamar, hingga memberi Avanthe rasa takut. Terakhir kali, pria itu melakukan pembelaan terhadap Laticia. Sekarang wanita yang sama; mungkin akan memutarbalikkan fakta, barangkali ... Hores pun akan percaya. Lambat sekali Avanthe berusaha bangun, tetapi dia tidak ingin mengatakan apa – apa sekadar melakukan pembelaan. Sudah menduga siapa yang akan dipersalah, terutama Laticia mengaku sedang mengandung anak pria itu, yang tidak pernah diberitahukan kejujuran. Avanthe takut akan terjadi sesuatu kepada kandungannya. Rasa sakit setelah kali pertama jatuh mungkin sedikit dapat dikendalikan. Dia hanya ingin memastikan langsung, menemui Shilom, dan yang paling penting ... tidak ingin dijadikan kambing hitam. Sudah cukup rasanya menghadapi tingkah berlebihan Laticia. Biarkan wanita itu berjaung keras mendapat perhatian Hores saat secara tiba – tiba sentuhan di lengan Avanthe membuatny

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-10
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Mencuri

    Avanthe berniat ingin mengakhiri langkahnya di dapur, tetapi dia sama sekali tak mengira Hores akan dengan cepat menyusul. Begitu dekat, seperti seekor anjing kelaparan.“Apa yang kau lakukan, Hores? Aku tidak nyaman terus kau ikuti terus – terusan begini?”Setengah enggan, Avanthe segera memastikan dia bertanya sambil berbalik badan, menatap Hores dengan wajah menengadah tinggi – tinggi saat pria itu menjulang kokoh, tak tersentuh.“Memastikan kau baik – baik saja.”Pernyataan Hores nyaris membuat Avanthe tak percaya. Dia mengerjap untuk mengenyahkan sisa – sisa gema dari suara berat dan dalam itu di puncak kepalanya. “Aku baik – baik saja.”Sambil menambahkan lambat, ada keinginan di benak Avanthe untuk menghindari kontak mata, memalingkan wajah. Akan tetapi, malah Hores mengambil dagunya supaya saling menatap.“Aku melihatmu sangat gelisah. Ada apa?”Sekali lagi, ntahlah, Avanthe merasa ganjil terhadap perubahan Hores yang ekstrim, seolah benaknya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-11
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Harus Ada Ampun

    Selama beberapa waktu di sini, Avanthe merasa cukup lega memikirkan Hores tidak akan menyusulnya. Pria itu disibukkan pelbagai hal dan memang ... sempat setuju pada permintaan yang telah Avanthe ajukan, bahwa jika pria itu akan datang hanya dengan tujuan sungguhan, bukan sengaja membuat huru – hara di sekitar bar dan mengusik pekerjaan apa pun yang Avanthe kerjakan. Rasanya menyenangkan ketika menyelesaikan segala sesuatu tanpa ketakutan di balik bahu. Avanthe tersenyum tipis, berpamitan pergi setelah menyerahkan pesanan ke meja tamu yang diberitahukan kepadanya. Pemikiran mengenai pria itu baru saja terlintas. Sekarang sulur – sulur Avanthe mendapati gestur tertentu dari Aleson, seolah ada sesuatu yang ingin disampaikan, dan itu menarik perhatian Avanthe supaya berjalan lebih dekat. “Ada apa?” Dia bertanya saat iris mata Aleson mengendar di setiap sudut bar. Tangan pria itu masih sibuk bekerja, tetapi tingkat kewaspadaan seperti telah mening

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12

Bab terbaru

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ekstra Part

    “Kau benar – benar akan pergi meninggalkan istana, Hores?” Mata gelap Hores menatap setengah kosong ke depan. Dia telah mengambil keputusan dan menyiapkan segala sesuatu untuk berkelena. Mungkin butuh beberapa waktu sampai benar – benar bisa melupakan kematian Avanthe. Sudah tepat seminggu ... tidak ada petunjuk. Hores tidak sanggup bertahan di sini lebih lama. Dia tak bisa terus dibayangi keberadaan Avanthe di wajah anak – anak. Aceli dan Hope merefleksikan sebuah senyum yang pernah begitu indah. Itu sangat menyakitkan. Hores tidak tahu bagaimana cara melupakan. Berharap dengan berpegian akan menyeretnya keluar dari jurang terjal. Dia ingin menjadi musafir yang lupa arah jalan pulang. Ingin meninggalkan pelbagai macam ingatan di masa lalu, seperti permintaan Avanthe; saat di mana wanita itu pernah begitu ingin agar dia melupakan masa kelam yang menyatukan mereka. Andai saja. Hores menarik napas panjang setelah mengemasi seluruh kebutuhan untuk memulai. Dia menatap Raja V

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ending

    “Sudah tiga hari, Hores. Kau menghabiskan darahmu di sini. Jika kau memang mencintai Ava. Biarkan dia bereinkarnasi, dia akan hidup kembali. Berharaplah akan menjadi manusia. Tapi, dengan menyimpan jasadnya kau tidak akan mendapat apa pun. Selain itu, apa yang kau lakukan bisa membuatmu terbunuh. Kau satu – satunya yang kumiliki. Aku tidak ingin kehilangan dirimu.” Raja Vanderox menjulang tinggi di belakang, menatap sebentuk bahu Hores yang lunglai ketika pria itu bersimpuh di depan peti tembus pandang, sambil meletakkan tangan ke dalam. Darah terus dibiarkan menetes supaya mengisi penuh dan merendam tubuh kaku Avanthe sebagai proses pengawetan. Tidak ada yang tahu kapan semua berakhir seperti semestinya. Sebagian dari mereka menyimpan pengetahuan berani bahwa Avanthe jelas – jelas tidak akan kembali. Tidak termasuk ke dalam pengecualian. Bagaimanapun, Raja Vanderox tak sanggup melihat putranya menderita. Hores seperti hilang arah; tersesat; melupakan bahwa pria

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Dan Paling Akhir

    Avanthe menjulang dengan pandangan lurus ke bawah. Ujung pedang ... menancap di telapak tangan Margarheta Bell kembali ditarik. Wanita itu lagi – lagi mendesis, tetapi dia tak peduli. Tujuannya pasti. Margarheta Bell harus membayar setiap penderitaan Hores, yang menjadi rasa takut terdalam di pikiran pria tersebut. Untuk memusnahkannya; mereka perlu melenyapkan sumber utama. Telah begitu dekat. Hampir. Avanthe menyeringai tipis. “Aku akan membunuhmu,” ucapnya diliputi serangan konkrit dan menghujam perut Margarheta Bell. Dia tak ingin wanita itu terburu mengembuskan napas terakhir. Harus ada penderitaan lain, yang belum terbayarkan. Ingin mendengar teriakan lebih keras ketika Margarheta Bell mengerang kesakitan. Ada kepuasann di mana Avanthe menekan ujung pedang dan membuat wanita itu terlihat diliputi kecenderungan untuk menahan diri, atau memang Margarheta Bell berusaha mengatakan sesuatu. Wanita itu memegangi luka lubang menganga di perutnya sambil mendedika

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Perang Akhir

    Kai .... Pria itu ada di sana, berdiri nyaris tanpa diberi jarak dari Margarheta Bell. Sebuah pemandangan yang membuat perasaan Avanthe seperti ditikam. Dia dirampas, kemudian dilempar ke tepian untuk menyadari bahwa Kai tidak sebaik dari yang pernah dibayangkan. Mengapa seperti ini? Benak Avanthe bertanya – tanya kapan? Apakah ini bagian rencana awal yang tidak sama sekali dia ketahui, bahwa Kai bukan benar – benar seorang teman. Pria itu sama sekali tidak memberi petunjuk. Tak ada yang sanggup menyadarinya atau malah Hores .... Wajah Avanthe berpaling ke arah pria, persis menjulang tinggi di sampingnya. Hores tidak diliputi ekspresi terkejut, atau sebenarnya .... “Kau tahu ini dari awal?” tanya Avanthe nyaris tak percaya. Hores melirik singkat, tetapi anggukan luar biasa samar seperti menamparnya dengan keras. “Mengapa kau tidak sedikitpun bicarakan ini kepadaku?” “Berharap kau akan pe

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Mendekati Akhir

    “Aku tidak menginzinkanmu pergi, Ava. Kau tidak boleh ikut berperang. Ada risiko yang kau tahu kita tak bisa menghindarinya. Aku tak ingin sesuatu terjadi kepadamu. Kau adikku.”Avanthe tersenyum tipis menanggapi pernyataan Kingston. Dia akan baik – baik saja, meski merasa getir mengenai apa yang menjadi keputusan; menitipkan anak – anak, lalu berniat kembali ke dunia mereka sesungguhnya. Ini sudah termasuk sebagai keputusan yang bulat. Avanthe tahu betapa mereka akan menghadapi risiko riskan, tetapi terus menyaksikan Hores terluka adalah rasa sakit tak terungkap. Makin mencekik jika dia berusaha bersikap tak peduli. Malah, benaknya terus menaruh desakan khawatir mengenai pria itu. Hores sudah menghadapi masa – masa sulit. Dia tidak ingin berakhir terlalu jauh. “Aku akan baik – baik saja. Tidak usah takut. Kau tahu aku tidak lemah, bisa menjaga diriku dengan baik. Hores dan ayahnya mungkin akan kalah pasukan. Kita tidak tahu seberapa jauh Margarheta Bell menyiapkan perang i

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Taktik

    “Hores ...,” panggil Avanthe lirih. Dia dengan gemetar mengusap rahang kasar pria itu. Berharap akan ada prospek bagus, tetapi tidak. Hening terasa penuh gemuruh. Rasanya benar – benar menyakitkan. “Aku bicara denganmu, Hores ....” “Hores tidak akan mendengarmu. Dia sedang masa pemulihan saat ikut berperang. Aku mengingatkannya supaya tidak ikut. Putra-ku sangat keras kepala. Dia tetap melibatkan diri, sampai mereka menemukan kelemahannya dan menghajarnya tanpa ampun.” Kelemahan? Di mana sebenarnya Hores juga sedang terluka? Dan mereka, siapa pun mereka, memanfaatkan situasi ini untuk menikung di belakang? Avanthe mengetatkan pelukan secara naluriah. Dia hanya ingin melarikan diri dari cengkeraman Hores, bukan dengan sengaja membuat pria itu terluka parah. Hores menghadapi risiko besar, karena berusaha memulangkannya ke neraka berbentuk mewah, berusaha mengembalikannya ke Meksiko dan anak – anak akan itu serta. Namun, semua berubah

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Kenyataan yang Tak Terduga

    “Hores?” Seperti ada gemuruh besar dengan segala bentuk sambaran mengerikan. Avanthe menatap wajah Ellordi penuh tanda tanya. Dia tak ingin percaya terhadap apa pun itu. Tidak ada penjelasan gamblang mengenai keadaan Hores saat ini, tetapi mengapa rasanya seperti telah membawa dia menghadapi pendekatan yang jelas, di mana kekhawatiran berakhir sebagai rayuan tidak masuk akal. Hores baik – baik saja ... akan selalu begitu. Pria itu harus kembali untuk anak – anaknya. Bukankah Aceli sudah menunggu? Meminta supaya Avanthe membangunkan ketika Hores datang? Sekarang apa yang bisa dilakukan setelah semua terasa mengejutkan? Avanthe menatap ayahnya sambil menggeleng samar. Bagian paling penting adalah menyingkirkan tumpukan air yang membentuk percikan kaca. Dia melihat semua dengan buram, sama seperti berjuang keras meyakinkan perasaannya, meski tidak ada harapan tersisa. “Jangan katakan itu, Papa,“ ucap Avanthe mendeteksi akan ada suatu informasi u

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ketakutan

    Pernyataan Hores mengenai perang di wilayah pria itu menjadi suatu bagian paling nyata, bahwa mereka ... meski tidak terlibat; juga mengalami dampak serius. Suara – suara ledakan hingga guncangan yang sesekali terasa begitu keras merupakan prospek terburuk. Avanthe bertanya – tanya pertempuran seperti apa, atau barangkali perebutan hak dari mana sehingga nyaris tidak ada damai di Kerajaan Bawah Tanah. Dia khawatir mengenai Hores, takut jika akan terjadi suatu hal tak diinginkan dan berakibat fatal. Rasanya sesuatu di dalam diri Avanthe seakan ingin memberi petunjuk. Dia tak ingin terlalu memikirkan hal tersebut, hanya tidak tahu bagaimana caranya, tidak tahu apakah seharus ini mendambakan Hores baik – baik saja, maka pria itu akan kembali mendatangi anak – anak, apalagi ... jika secara ajaib mereka bisa berdamai. Membayangkan andai perasaan mereka kembali utuh. Anak – anak juga akan menyukainya; tidak ada pemisahan dan pelbagai hal lain yang menjadi masalah besar.“Mommy,

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Uraian

    Pernyataan Hores terdengar penuh pengalihan serius. Perkara pancake itu lagi dan permasalahan yang selalu sama ....Avanthe diam beberapa saat, terpaku, memikirkan kembali pengajuan Hores sebagai berikut;Apa yang dia ingin pria itu katakan?Tidak banyak, tetapi Hores telah mengatakannya. Ya, setidaknya Avanthe mengerti ... betapa dia perlu menyadari bentuk kesalahpahaman yang menyemat di sana dengan suatu pengakuan nyata. “Dan kau percaya aku akan melakukannya?” tanyanya sarat ekspresi nanar. Ini lebih buruk dari membayangkan Hores telah sadar dari setiap tindakan buruk. Avanthe ingin tahu, adakah cara ampuh untuk menarik Hores ke permukaan, memberi pria itu petunjuk, atau sejenis lainnya, tetapi bagaimana? Dia belum menemukan cara. Dengan desakan putus asa dalam dirinya, reaksi Avanthe yang paling murni adalah menunduk saat Hores seperti tidak memiliki niat menanggapi. Pria itu selalu percaya terhadap apa yang menurutnya benar, tetapi lupa bahwa logika juga h

DMCA.com Protection Status