Share

Ketahuan

Penulis: Susi_miu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-10 14:31:25

Nyatanya Laticia tahu bahwa Hores akan muncul, menjulang tinggi di depan pintu kamar, hingga memberi Avanthe rasa takut. Terakhir kali, pria itu melakukan pembelaan terhadap Laticia. Sekarang wanita yang sama; mungkin akan memutarbalikkan fakta, barangkali ... Hores pun akan percaya.

Lambat sekali Avanthe berusaha bangun, tetapi dia tidak ingin mengatakan apa – apa sekadar melakukan pembelaan. Sudah menduga siapa yang akan dipersalah, terutama Laticia mengaku sedang mengandung anak pria itu, yang tidak pernah diberitahukan kejujuran.

Avanthe takut akan terjadi sesuatu kepada kandungannya. Rasa sakit setelah kali pertama jatuh mungkin sedikit dapat dikendalikan. Dia hanya ingin memastikan langsung, menemui Shilom, dan yang paling penting ... tidak ingin dijadikan kambing hitam.

Sudah cukup rasanya menghadapi tingkah berlebihan Laticia. Biarkan wanita itu berjaung keras mendapat perhatian Hores saat secara tiba – tiba sentuhan di lengan Avanthe membuatny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Susi_miu
Wkwkwk Hores dapat cinta
goodnovel comment avatar
Susi_miu
Lope lope too. Hamidun dong wkwk. Hores aja yang gak tahu.
goodnovel comment avatar
Susi_miu
Ada masanya wkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Mencuri

    Avanthe berniat ingin mengakhiri langkahnya di dapur, tetapi dia sama sekali tak mengira Hores akan dengan cepat menyusul. Begitu dekat, seperti seekor anjing kelaparan.“Apa yang kau lakukan, Hores? Aku tidak nyaman terus kau ikuti terus – terusan begini?”Setengah enggan, Avanthe segera memastikan dia bertanya sambil berbalik badan, menatap Hores dengan wajah menengadah tinggi – tinggi saat pria itu menjulang kokoh, tak tersentuh.“Memastikan kau baik – baik saja.”Pernyataan Hores nyaris membuat Avanthe tak percaya. Dia mengerjap untuk mengenyahkan sisa – sisa gema dari suara berat dan dalam itu di puncak kepalanya. “Aku baik – baik saja.”Sambil menambahkan lambat, ada keinginan di benak Avanthe untuk menghindari kontak mata, memalingkan wajah. Akan tetapi, malah Hores mengambil dagunya supaya saling menatap.“Aku melihatmu sangat gelisah. Ada apa?”Sekali lagi, ntahlah, Avanthe merasa ganjil terhadap perubahan Hores yang ekstrim, seolah benaknya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-11
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Harus Ada Ampun

    Selama beberapa waktu di sini, Avanthe merasa cukup lega memikirkan Hores tidak akan menyusulnya. Pria itu disibukkan pelbagai hal dan memang ... sempat setuju pada permintaan yang telah Avanthe ajukan, bahwa jika pria itu akan datang hanya dengan tujuan sungguhan, bukan sengaja membuat huru – hara di sekitar bar dan mengusik pekerjaan apa pun yang Avanthe kerjakan. Rasanya menyenangkan ketika menyelesaikan segala sesuatu tanpa ketakutan di balik bahu. Avanthe tersenyum tipis, berpamitan pergi setelah menyerahkan pesanan ke meja tamu yang diberitahukan kepadanya. Pemikiran mengenai pria itu baru saja terlintas. Sekarang sulur – sulur Avanthe mendapati gestur tertentu dari Aleson, seolah ada sesuatu yang ingin disampaikan, dan itu menarik perhatian Avanthe supaya berjalan lebih dekat. “Ada apa?” Dia bertanya saat iris mata Aleson mengendar di setiap sudut bar. Tangan pria itu masih sibuk bekerja, tetapi tingkat kewaspadaan seperti telah mening

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Dia

    Avanthe memejam putus asa saat sentuhan yang begitu dingin seperti benar – benar memulai sebuah ukiran di wajahnya. Rasa sakit itu tidak lebih buruk dari apa yang pernah dia lalui selama ini. Laticia hanya mencoba menggertak, Avanthe tahu. Dia tidak akan memohon ampun, tak peduli jika pada akhirnya tetap terluka dan darah perlahan—mungkin—menetes di sana. “Ternyata kau cukup tangguh. Mengapa tidak menjerit saja? Biarkan aku merasa puas atas semua rasa sakit yang dialami.” “Kau mencari sakit-mu sendiri, bukan aku yang menyebabkannya. Tidak semua hal akan berakhir seperti keinginanmu. Kau tidak bisa menyalahkan orang lain atas segala sesuatu yang harusnya kau tanggung sendiri. Jika Hores tidak bisa mencintaimu, artinya kau perlu bertanya kepadanya mengapa. Apakah ada yang salah dalam dirimu, atau cintanya yang dulu memang tidak pernah berubah.” “Kau ingin menolak sejauh apa pun, Hores tetap mengenalku lebih dulu, tapi itu tidak bisa kau jadikan alasan unt

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-13
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Pembalasan

    Bahu Avanthe menegang oleh sebuah jeritan dahsyat. Laticia sedang memohon ampun, tetapi dia hanya bisa berusaha keras memberanikan diri mengetahui apa yang sedang Hores kerjakan. Pria itu ... telah membiarkan tubuh Laticia telentang di atas ranjang. Sementara, dengan posisi duduk di atas tubuh yang tergoler tak berdaya, Hores disergap kebutuhan menyayat wajah Laticia dalam – dalam. Darah telah berjatuhan, seketika memberi Avanthe perasaan tidak nyaman. Dia merasa mual, segera membekap bibir erat dengan ketakutan menjalar di bahunya. “Hentikan, Roarke. Ini sangat menyakitkan.” Suara Laticia terdengar getir, tetapi Avanthe tidak bisa melakukan apa pun, memilih tidak melihat sisanya, hal – hal yang sangat mengerikan dan segala sesuatu di sana. “Saat kau lakukan ini kepadanya. Apa menurutmu itu tidak sakit?” “Sampai suaramu habis pun. Aku tidak akan memberimu ampun.” Hores sesadis itu, begitu bebas membiarkan suara Laticia menggelegar ke seluruh ruangan, seolah tak peduli ap

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-14
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Bagian Tak Terduga

    “Sudah merasa lebih baik, Ava?” Iris mata Avanthe masih mencoba untuk mencari tahu sesuatu. Dia mengernyit heran menghadapi senyum samar di sudut bibir Shilom. Wanita itu segera duduk di pinggir kasur seraya mengusap puncak kepalanya lembut. Ini terlalu tiba – tiba. Rasanya Avanthe tak pernah ingat kapan dia pernah menjatuhkan diri di atas ranjang. Terakhir kali, yang tersisa adalah orang – orang seperti sedang berbisik di sekitar bar, lalu dia mati – matian menyembunyikan wajah di dekapan Hores yang hangat. Hanya itu. Sekarang ... masih dengan senyum Shilom di sana, Avanthe menelan ludah kasar sembari berusaha bangun, mengatur posisi duduk bersandar. “Ada apa denganku, Shilom?” Perasaan Avanthe tidak pasti, tetapi dia tak sanggup menemukan bagian yang seharusnya dia ketahui sendirian. Butuh Shilom untuk menjabarkan sesuatu. Wanita itu tidak keberatan melakukan, setelah menarik lengan mundur, dan sedikit menghela napas

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Pembalasan Lainnya

    “Ampun, Mr. Darkgray. Saya tidak tahu jika Laticia akan meminjam beberapa orang-ku untuk datang ke bar milik Anda.” Victor sudah bersimpuh ketakutan setelah Hores datang menggertak ke kediamannya sendiri. Dia sungguh tidak tahu ternyata Laticia akan membuat kekacauan di bar. Hores sangat berkuasa. Nyaris tidak ada celah untuk menandingi pria kaya secara materi dan segalanya. Setiap hentakan kaki yang mendekat, itu benar – benar menjadi ancaman nyata. Seluruh bahu Victor menegak tegang. Ujung sepatu Hores bahkan menjadi bagian yang tak dapat dia taklukkan. Pria itu sedang menjulang tinggi, kokoh, dan berbahaya. Terutama setelah Victor mengetahui jika orang – orang-nya telah tewas, termasuk Laticia. Dia sedang berdarah – darah, membayangkan akan segera menyusul adalah ketakutan terbesar. Ada keluarga yang masih harus dihidupi, tetapi salahnya ... memiliki wanita lain sebagai simpanan, yang justru menjadi bumerang jahat. “

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Bersama Kucing

    Hope sudah bersamanya usai Carlo berpamitan pergi. Shilom benar. Pria itu tidak seburuk yang Avanthe bayangkan. Mungkin sedikit menyerupai Nicky, meski terdapat krisis perbedaan. Mereka bekerja kepada satu ‘bos’ yang sama. Barangkali hal demikian menjadi alasan utama. Lingkungan. Pergaulan. Avanthe segera membawa Hope menyisir lebih dekat ke dinding kaca. Arah pandang mereka menembus langsung ke halaman samping. Tangan Hope memukul – mukul di sana ketika gadis kecil itu menaruh perhatian pada kucing baru Hores yang sedang meringkuk santai di sana. Tidak ada tanggapan walau hewan tersebut, diberi nama Nicoco oleh pria yang tidak Avanthe ketahui keberadaannya, menyadari keberadaan si bayi. “Sangat sombong seperti ayahmu,” ucap Avanthe sambil mengamati wajah Hope yang begitu antusias, antara geram, tetapi gadis kecil itu tidak bisa menembus kaca hanya dengan telapak tangan yang mencoba terus menepuk – nepuk ringan. Tiba - tiba loncatan Hope sedi

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-19
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Berkunjung

    ‘Beberapa minggu lagi’ persis pernyataan hari itu. Untunglah kali ini Hores setuju melakukan perjalanan ke rumah Shilom dengan harapan yang Avanthe ajukan untuk mengetahui berapa persen prospek renovasi yang dikerjakan. Dia hanya ingin memastikan kapan akan kembali tinggal di tempat pertama kali Shilom menawarkan tumpangan. Sudah begitu dekat.Avanthe dengan antusias menegakkan bahu. Dia datang bersama Hores, berdua, tanpa melibatkan Hope. Si bayi masih terlalu kecil untuk berada di area pembangunan. Debu berhamburan dan suara – suara berisik menjadi alasannya kuat. Avanthe memalingkan wajah menatap Hores ketika pria itu menghentikan mobil sekian jengkal jarak dari halaman rumah Shilom. Perlu berjalan kaki untuk benar – benar bisa mengawasi secara langsung. Dugaan Avanthe benar tentang Hores yang melakukan perbahuruan besar. Dia yakin Shilom akan merasa tidak nyaman saat tahu kediaman-nya disulap nyaris begitu sempurna. Jauh dari keadaan rumah terdahulu, seakan –

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20

Bab terbaru

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ekstra Part

    “Kau benar – benar akan pergi meninggalkan istana, Hores?” Mata gelap Hores menatap setengah kosong ke depan. Dia telah mengambil keputusan dan menyiapkan segala sesuatu untuk berkelena. Mungkin butuh beberapa waktu sampai benar – benar bisa melupakan kematian Avanthe. Sudah tepat seminggu ... tidak ada petunjuk. Hores tidak sanggup bertahan di sini lebih lama. Dia tak bisa terus dibayangi keberadaan Avanthe di wajah anak – anak. Aceli dan Hope merefleksikan sebuah senyum yang pernah begitu indah. Itu sangat menyakitkan. Hores tidak tahu bagaimana cara melupakan. Berharap dengan berpegian akan menyeretnya keluar dari jurang terjal. Dia ingin menjadi musafir yang lupa arah jalan pulang. Ingin meninggalkan pelbagai macam ingatan di masa lalu, seperti permintaan Avanthe; saat di mana wanita itu pernah begitu ingin agar dia melupakan masa kelam yang menyatukan mereka. Andai saja. Hores menarik napas panjang setelah mengemasi seluruh kebutuhan untuk memulai. Dia menatap Raja V

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ending

    “Sudah tiga hari, Hores. Kau menghabiskan darahmu di sini. Jika kau memang mencintai Ava. Biarkan dia bereinkarnasi, dia akan hidup kembali. Berharaplah akan menjadi manusia. Tapi, dengan menyimpan jasadnya kau tidak akan mendapat apa pun. Selain itu, apa yang kau lakukan bisa membuatmu terbunuh. Kau satu – satunya yang kumiliki. Aku tidak ingin kehilangan dirimu.” Raja Vanderox menjulang tinggi di belakang, menatap sebentuk bahu Hores yang lunglai ketika pria itu bersimpuh di depan peti tembus pandang, sambil meletakkan tangan ke dalam. Darah terus dibiarkan menetes supaya mengisi penuh dan merendam tubuh kaku Avanthe sebagai proses pengawetan. Tidak ada yang tahu kapan semua berakhir seperti semestinya. Sebagian dari mereka menyimpan pengetahuan berani bahwa Avanthe jelas – jelas tidak akan kembali. Tidak termasuk ke dalam pengecualian. Bagaimanapun, Raja Vanderox tak sanggup melihat putranya menderita. Hores seperti hilang arah; tersesat; melupakan bahwa pria

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Dan Paling Akhir

    Avanthe menjulang dengan pandangan lurus ke bawah. Ujung pedang ... menancap di telapak tangan Margarheta Bell kembali ditarik. Wanita itu lagi – lagi mendesis, tetapi dia tak peduli. Tujuannya pasti. Margarheta Bell harus membayar setiap penderitaan Hores, yang menjadi rasa takut terdalam di pikiran pria tersebut. Untuk memusnahkannya; mereka perlu melenyapkan sumber utama. Telah begitu dekat. Hampir. Avanthe menyeringai tipis. “Aku akan membunuhmu,” ucapnya diliputi serangan konkrit dan menghujam perut Margarheta Bell. Dia tak ingin wanita itu terburu mengembuskan napas terakhir. Harus ada penderitaan lain, yang belum terbayarkan. Ingin mendengar teriakan lebih keras ketika Margarheta Bell mengerang kesakitan. Ada kepuasann di mana Avanthe menekan ujung pedang dan membuat wanita itu terlihat diliputi kecenderungan untuk menahan diri, atau memang Margarheta Bell berusaha mengatakan sesuatu. Wanita itu memegangi luka lubang menganga di perutnya sambil mendedika

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Perang Akhir

    Kai .... Pria itu ada di sana, berdiri nyaris tanpa diberi jarak dari Margarheta Bell. Sebuah pemandangan yang membuat perasaan Avanthe seperti ditikam. Dia dirampas, kemudian dilempar ke tepian untuk menyadari bahwa Kai tidak sebaik dari yang pernah dibayangkan. Mengapa seperti ini? Benak Avanthe bertanya – tanya kapan? Apakah ini bagian rencana awal yang tidak sama sekali dia ketahui, bahwa Kai bukan benar – benar seorang teman. Pria itu sama sekali tidak memberi petunjuk. Tak ada yang sanggup menyadarinya atau malah Hores .... Wajah Avanthe berpaling ke arah pria, persis menjulang tinggi di sampingnya. Hores tidak diliputi ekspresi terkejut, atau sebenarnya .... “Kau tahu ini dari awal?” tanya Avanthe nyaris tak percaya. Hores melirik singkat, tetapi anggukan luar biasa samar seperti menamparnya dengan keras. “Mengapa kau tidak sedikitpun bicarakan ini kepadaku?” “Berharap kau akan pe

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Mendekati Akhir

    “Aku tidak menginzinkanmu pergi, Ava. Kau tidak boleh ikut berperang. Ada risiko yang kau tahu kita tak bisa menghindarinya. Aku tak ingin sesuatu terjadi kepadamu. Kau adikku.”Avanthe tersenyum tipis menanggapi pernyataan Kingston. Dia akan baik – baik saja, meski merasa getir mengenai apa yang menjadi keputusan; menitipkan anak – anak, lalu berniat kembali ke dunia mereka sesungguhnya. Ini sudah termasuk sebagai keputusan yang bulat. Avanthe tahu betapa mereka akan menghadapi risiko riskan, tetapi terus menyaksikan Hores terluka adalah rasa sakit tak terungkap. Makin mencekik jika dia berusaha bersikap tak peduli. Malah, benaknya terus menaruh desakan khawatir mengenai pria itu. Hores sudah menghadapi masa – masa sulit. Dia tidak ingin berakhir terlalu jauh. “Aku akan baik – baik saja. Tidak usah takut. Kau tahu aku tidak lemah, bisa menjaga diriku dengan baik. Hores dan ayahnya mungkin akan kalah pasukan. Kita tidak tahu seberapa jauh Margarheta Bell menyiapkan perang i

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Taktik

    “Hores ...,” panggil Avanthe lirih. Dia dengan gemetar mengusap rahang kasar pria itu. Berharap akan ada prospek bagus, tetapi tidak. Hening terasa penuh gemuruh. Rasanya benar – benar menyakitkan. “Aku bicara denganmu, Hores ....” “Hores tidak akan mendengarmu. Dia sedang masa pemulihan saat ikut berperang. Aku mengingatkannya supaya tidak ikut. Putra-ku sangat keras kepala. Dia tetap melibatkan diri, sampai mereka menemukan kelemahannya dan menghajarnya tanpa ampun.” Kelemahan? Di mana sebenarnya Hores juga sedang terluka? Dan mereka, siapa pun mereka, memanfaatkan situasi ini untuk menikung di belakang? Avanthe mengetatkan pelukan secara naluriah. Dia hanya ingin melarikan diri dari cengkeraman Hores, bukan dengan sengaja membuat pria itu terluka parah. Hores menghadapi risiko besar, karena berusaha memulangkannya ke neraka berbentuk mewah, berusaha mengembalikannya ke Meksiko dan anak – anak akan itu serta. Namun, semua berubah

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Kenyataan yang Tak Terduga

    “Hores?” Seperti ada gemuruh besar dengan segala bentuk sambaran mengerikan. Avanthe menatap wajah Ellordi penuh tanda tanya. Dia tak ingin percaya terhadap apa pun itu. Tidak ada penjelasan gamblang mengenai keadaan Hores saat ini, tetapi mengapa rasanya seperti telah membawa dia menghadapi pendekatan yang jelas, di mana kekhawatiran berakhir sebagai rayuan tidak masuk akal. Hores baik – baik saja ... akan selalu begitu. Pria itu harus kembali untuk anak – anaknya. Bukankah Aceli sudah menunggu? Meminta supaya Avanthe membangunkan ketika Hores datang? Sekarang apa yang bisa dilakukan setelah semua terasa mengejutkan? Avanthe menatap ayahnya sambil menggeleng samar. Bagian paling penting adalah menyingkirkan tumpukan air yang membentuk percikan kaca. Dia melihat semua dengan buram, sama seperti berjuang keras meyakinkan perasaannya, meski tidak ada harapan tersisa. “Jangan katakan itu, Papa,“ ucap Avanthe mendeteksi akan ada suatu informasi u

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ketakutan

    Pernyataan Hores mengenai perang di wilayah pria itu menjadi suatu bagian paling nyata, bahwa mereka ... meski tidak terlibat; juga mengalami dampak serius. Suara – suara ledakan hingga guncangan yang sesekali terasa begitu keras merupakan prospek terburuk. Avanthe bertanya – tanya pertempuran seperti apa, atau barangkali perebutan hak dari mana sehingga nyaris tidak ada damai di Kerajaan Bawah Tanah. Dia khawatir mengenai Hores, takut jika akan terjadi suatu hal tak diinginkan dan berakibat fatal. Rasanya sesuatu di dalam diri Avanthe seakan ingin memberi petunjuk. Dia tak ingin terlalu memikirkan hal tersebut, hanya tidak tahu bagaimana caranya, tidak tahu apakah seharus ini mendambakan Hores baik – baik saja, maka pria itu akan kembali mendatangi anak – anak, apalagi ... jika secara ajaib mereka bisa berdamai. Membayangkan andai perasaan mereka kembali utuh. Anak – anak juga akan menyukainya; tidak ada pemisahan dan pelbagai hal lain yang menjadi masalah besar.“Mommy,

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Uraian

    Pernyataan Hores terdengar penuh pengalihan serius. Perkara pancake itu lagi dan permasalahan yang selalu sama ....Avanthe diam beberapa saat, terpaku, memikirkan kembali pengajuan Hores sebagai berikut;Apa yang dia ingin pria itu katakan?Tidak banyak, tetapi Hores telah mengatakannya. Ya, setidaknya Avanthe mengerti ... betapa dia perlu menyadari bentuk kesalahpahaman yang menyemat di sana dengan suatu pengakuan nyata. “Dan kau percaya aku akan melakukannya?” tanyanya sarat ekspresi nanar. Ini lebih buruk dari membayangkan Hores telah sadar dari setiap tindakan buruk. Avanthe ingin tahu, adakah cara ampuh untuk menarik Hores ke permukaan, memberi pria itu petunjuk, atau sejenis lainnya, tetapi bagaimana? Dia belum menemukan cara. Dengan desakan putus asa dalam dirinya, reaksi Avanthe yang paling murni adalah menunduk saat Hores seperti tidak memiliki niat menanggapi. Pria itu selalu percaya terhadap apa yang menurutnya benar, tetapi lupa bahwa logika juga h

DMCA.com Protection Status