Share

Hampir Tenggelam

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2024-04-27 12:39:36

Avanthe tersentak bangun ketika tiba – tiba satu desakan serius mengingatkannya pada perkataan Hores untuk menemui pria itu di luar. Dia tidak tahu seberapa lama membiarkan Hores menunggu. Tetapi sungguh, terlalu ngantuk membuatnya jatuh tertidur. Sesuatu yang secara naluri tidak Avanthe rencanakan. Dia mengerjap. Setelah mengamati Hope yang sedang terlelap puas, tubuh Avanthe segera beringsut, pelan sekali supaya tidak meninggalkan sekecil apa pun suara sekadar membangunkan Hope. Sedikit terburu dia menarik turun kain yang tersibak di sekitar dada, kemudian mengambil beberapa bantal demi mengganjal sisa jarak antara Hope dan pinggir ranjang.

Masih dengan keputusan ‘hanya sebentar’, akhirnya Avanthe memutuskan untuk melangkahkan kaki.

Sebelum benar – benar meninggalkan kamar, dia mengintip Hope sebentar, sekali lagi, dan akhirnya lewat satu tujuan ambigu, bingung, bertanya – tanya apa yang ingin Hores bicarakan, itu menuntut Avanthe supaya tidak memiliki pilihan selain did
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Theresia Debbie
jahat banget ya ...kpn giliran hores yg disiksa batinnya. biar tau rasa, tp apa mungkin ada laki yg lbh dr Hores kekuatannya.
goodnovel comment avatar
Violetta
helahh kupikir bakalan berubah, tapi masih aja kejem... bener2 lahhh Hores ini ckckck
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Tercebur

    Reaksi yang luar biasa sakit langsung menjalar di sekitar denyut nadi Avanthe. Dia memegangi sebelah wajahnya dan mendapati darah sudah melumuri di ujung jari.Ada keterkejutan hingga Avanthe menoleh ke arah Hores. Pria itu mengerjap cepat, dan seperti baru saja tersadar dari bentuk kejahatan—Avanthe akan menganggap demikian. Dia seharusnya meninggalkan Hores di sini. Iris mata Avanthe berpendar ke tengah lautan. Terlalu buruk bahwa dia harus menyaksikan permukaan air yang terombang – ambing semakin menambah pening di kepala. Buru – buru tangan Avanthe berpegangan pada apa pun, sekali lagi meringis saat memaksakan diri bangun. Berjalan tersaruk – saruk, mencoba dengan cepat melewati pinggir dek kapal—berniat berpijak di antara anak tangga tetapi keseimbangan yang kurang segera melempar tubuh Avanthe ke permukaan laut.Percikan besar secara tidak langsung mendorong air naik ke platform renang, cukup menarik perhatian Hores untuk memperhatikan situasi yang benar – benar t

    Last Updated : 2024-04-28
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Pakaian

    Avanthe mengerjap untuk sesuatu yang dia tidak tahu alasannya—sesuatu yang terasa begitu jauh untuk digapai. Tak bisa merangkak ke permukaan demi satu informasi yang begitu sayup. Lambat, iris keunguan Avanthe menatap di sekitar dengan pandangan belum kembali secara utuh. Nyaris tak ingat kapan terakhir kali dia berada di sini, dan tiba – tiba terbaring dengan pakaian kering. Bahkan terlalu hening terhadap suatu bentuk perdamaian dalam diri Avanthe.Dia tersentak melawan naluri yang bergolak penuh desakan. Segera menyadari Hope tidak di mana pun di sekelilingnya. Itu membuat Avanthe berdebar keras. Lewat sikap defensif dia menyibak selimut berbulu kemudian terdiam mendapati dirinya, pun ... bukan hanya dibungkus kemeja putih. Avanthe menelan ludah kasar sekadar menambahkan narasi bahwa separuh tubuhnya dalam balutan celana kain panjang yang kedodoran, dengan satu – satu tali pinggang sebagai harapan dan bagian ujung celana dilipat menjadi gulungan tebal.Tanpa sadar Avanthe

    Last Updated : 2024-04-29
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Hores Ingin Giliran

    Ironinya, demi Hores tidak meninggalkan mereka secara serius. Avanthe terpaksa harus membiarkan pria itu tetap di kamar—berdiri di sandaran tembok dengan mata gelap tidak meninggalkan dirinya ... dan Hope yang menggerakkan jari – jari tangan—menyentuh bagian bawah wajah Avanthe khas genggaman bayi yang menggiurkan. Mengingat Hores ada di sekitar mereka, berdiam diri seperti patung yang mengawasi, Avanthe merasa dia tidak leluasa mengeluarkan suara, bahkan sekadar menanggapi ocehan Hope, meski gadis kecil itu sesekali masih akan menyesap di payudaranya. Ya, terlalu buruk membiarkan Hores terus memperhatikan. Avanthe menarik napas sebentar, memastikan dia memiliki kalimat terbaik supaya Hores bersedia berpaling dari apa pun yang mungkin sedang pria itu lihat, juga melarangnya untuk menutup bagian dada yang terbuka. Hores memang kurang ajar. Betapa lebih sering menjatuhkan iris gelapnya pada satu titik di tubuh Avanthe, alih – alih menatap Hope yang sedang gemas – gemasn

    Last Updated : 2024-04-30
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Akan Pulang

    Dari Nicky, Avanthe mendapat informasi bahwa mereka akan segera kembali ke pulau pribadi Hores. Ya, sesuatu yang sepertinya menjadi informasi mendadak. Itu bukan berita mengejutkan. Tidak ada satu pun protes keluar dari bibir Avanthe, karena dia tahu ini hanya tujuan aneh Hores untuk melakukan perjalanan dengan yacht dan sebenarnya pria itu sama sekali tidak memiliki tujuan selain menghambur – hamburkan bahan bakar, paling sedikit adalah membuat tenaga Avanthe menguap setelah menghadapi sikap Hores yang keterlaluan. Mereka meletakkan percakapan drastis bahkan sebelum benak Avanthe menyeretnya pada insiden membasah beberapa saat lalu. Dia tak mungkin jatuh jika dorongan itu tidak disebabkan oleh tindakan keji Hores.Avanthe mengerjap berusaha mengenyahkan apa pun. Segera menjatuhkan perhatian pada Hope yang duduk begitu tenang di pangkuannya. Antusiasme Hope muncul saat ombak dengan berani menerjang platform renang. Sudut bibir Avanthe melekuk—senang—betapa menyenangkan mene

    Last Updated : 2024-05-01
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Kai

    Satu bagian paling mengejutkan setelah pulang dari perjalanan di tengah laut adalah tiba – tiba menemukan Kai sudah menunggu di pelataran rumah mewah Hores. Avanthe merasa cukup panik, tidak tahu bagaimana pria itu ada di sini dan sama sekali tidak pernah membayangkan jika Kai akan segera menyusul kembali ke pulau tanpa atau dengan persetujuan Hores. Tentu, terlepas apa pun yang Kai pikirkan, Avanthe yakin Kai sudah berulang kali coba menghubunginya—dan pria itu tidak menemukan sedikitpun petunjuk bahwa dia sebenarnya tidak leluasa menerima suatu informasi. Hores mengambil ponselnya—ntah sekarang akan bagaimana saat secara naluri Avanthe menyadari rahang Hores bergemelatuk kasar.Dia menatap pria itu ragu tetapi tiba – tiba Hores merenggut Hope dari dekapannya, lalu menyerahkan bayi mereka kepada Nicky.“Bawa dia ke kamar.”Itu sebuah perintah mutlak yang tak bisa Nicky hindari. Yang juga menegaskan betapa suara berat dan dalam Hores mendadak mengalami perubahan drastis.

    Last Updated : 2024-05-02
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Cemburu?

    Tiba di halaman depan. Avanthe seketika menahan napas—tercekat—lantaran Kai sudah terlempar jatuh kesakitan. Mungkin terluka parah. Mulut pria itu mengeluarkan darah dan betapa Avanthe takut melihat keadaannya. Dia segera bersimpuh sambil menggendong Hope di sebelah lengan. Pelan sekali menawarkan Kai bantuan; pria itu tertatih saat mencoba bangun, dan wajah yang meringis ... turut membuat Avanthe merasa ngilu. Dia mengernyit saat Kai memandangi wajahnya diliputi kerongkongan yang bergerak kesulitan.“Kau tidak apa – apa, Kai?” Avanthe memperhatikan pria itu lebih teliti—beberapa lebam di pelipis—sudut pipi—hingga ujung bibir yang terlihat robek semakin menambah tuduhan buruk yang mungkin akan Avanthe berikan kepada Hores.Tidak tahu seperti apa bajingan itu sekarang. Sampai detik ini, tidak terbesit sedikitpun niat untuk mengetahui apa yang Hores alami. Apakah juga mengalami hal serupa atau yang lainnya—Avanthe memendam satu tekad penuh untuk tetap mengabaikan, walau samar

    Last Updated : 2024-05-03
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Curhat

    Hope baru saja didudukkan di atas ranjang. Hores menjulang tinggi, sementara mata besar bulat si bayi terus memandanginya dengan gemas. Hope bahkan sedang menengadah tetapi leher gadis kecil itu tidak ada—tidak terlihat—ingin sekali Hores memeriksa bagaimana jadinya jika satu tangannya menggenggam di sana—persis yang sering kali dia lakukan kepada Avanthe. Sialan. Hores mengumpat saat membayangkan kembali wajah Avanthe yang sengaja mengabaikannya. Kai jauh lebih penting—menarik seluruh perhatian Avanthe, seolah ... terlepas apa pun itu, Avanthe hanya peduli seperti apa luka yang pria itu alami, alih – alih sekali saja bertanya; Hores, bagaimana luka tusuk di pinggulmu?Hores menggeram diliputi rahang bergemelatuk kasar ketika mencoba meraba di sana. Ujung kaki Kai menendang—ntah apakah pria itu melihat bekas luka karena dia yang tidak berpakaian telah memberi pria itu petunjuk. Kenyataan, saat ini sedikit luka telah ditambahkan—lebih lebar hingga darah lambat laun menetes m

    Last Updated : 2024-05-04
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Hores Kurang Ajar

    “Apa yang kau lihat?Begitulah yang pria itu tanyakan setelah memastikan pelbagai tindakannya hanya untuk mengurung Avanthe dan Hope di sini. Di satu kamar yang terasa panas jika melibatkan keberadaan Hores. Avanthe tidak tahu bagaimana dia bisa tenang tepat saat pria telah meletakkan bokong di pinggir ranjang. Membelakangi posisinya dengan wajah separuh berpaling, seakan – akan tak ingin melewatkan setiap gerakan yang sedang Avanthe ciptakan. Dia hanya—perlahan bergeser dan mengatur posisi Hope untuk berada di bagian luar, sementara Avanthe akan berada di tengah – tengah dengan tidur membelakangi Hores. Tidak ada harapan sekadar melarikan diri. Tidak ada gunanya. Semua yang mungkin Avanthe coba lakukan akan berakhir sia – sia berkelipatan. Lebih baik tidur sambil menyusui Hope.Satu bantal untuk Hores segera diambilnya ketika Avanthe merasa ini waktu yang tepat. Benda tersebut akan dijadikan penyangga demi meminimalisir risiko Hope yang ntah – ntah; semoga tidak jatuh

    Last Updated : 2024-05-05

Latest chapter

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ekstra Part

    “Kau benar – benar akan pergi meninggalkan istana, Hores?” Mata gelap Hores menatap setengah kosong ke depan. Dia telah mengambil keputusan dan menyiapkan segala sesuatu untuk berkelena. Mungkin butuh beberapa waktu sampai benar – benar bisa melupakan kematian Avanthe. Sudah tepat seminggu ... tidak ada petunjuk. Hores tidak sanggup bertahan di sini lebih lama. Dia tak bisa terus dibayangi keberadaan Avanthe di wajah anak – anak. Aceli dan Hope merefleksikan sebuah senyum yang pernah begitu indah. Itu sangat menyakitkan. Hores tidak tahu bagaimana cara melupakan. Berharap dengan berpegian akan menyeretnya keluar dari jurang terjal. Dia ingin menjadi musafir yang lupa arah jalan pulang. Ingin meninggalkan pelbagai macam ingatan di masa lalu, seperti permintaan Avanthe; saat di mana wanita itu pernah begitu ingin agar dia melupakan masa kelam yang menyatukan mereka. Andai saja. Hores menarik napas panjang setelah mengemasi seluruh kebutuhan untuk memulai. Dia menatap Raja V

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ending

    “Sudah tiga hari, Hores. Kau menghabiskan darahmu di sini. Jika kau memang mencintai Ava. Biarkan dia bereinkarnasi, dia akan hidup kembali. Berharaplah akan menjadi manusia. Tapi, dengan menyimpan jasadnya kau tidak akan mendapat apa pun. Selain itu, apa yang kau lakukan bisa membuatmu terbunuh. Kau satu – satunya yang kumiliki. Aku tidak ingin kehilangan dirimu.” Raja Vanderox menjulang tinggi di belakang, menatap sebentuk bahu Hores yang lunglai ketika pria itu bersimpuh di depan peti tembus pandang, sambil meletakkan tangan ke dalam. Darah terus dibiarkan menetes supaya mengisi penuh dan merendam tubuh kaku Avanthe sebagai proses pengawetan. Tidak ada yang tahu kapan semua berakhir seperti semestinya. Sebagian dari mereka menyimpan pengetahuan berani bahwa Avanthe jelas – jelas tidak akan kembali. Tidak termasuk ke dalam pengecualian. Bagaimanapun, Raja Vanderox tak sanggup melihat putranya menderita. Hores seperti hilang arah; tersesat; melupakan bahwa pria

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Dan Paling Akhir

    Avanthe menjulang dengan pandangan lurus ke bawah. Ujung pedang ... menancap di telapak tangan Margarheta Bell kembali ditarik. Wanita itu lagi – lagi mendesis, tetapi dia tak peduli. Tujuannya pasti. Margarheta Bell harus membayar setiap penderitaan Hores, yang menjadi rasa takut terdalam di pikiran pria tersebut. Untuk memusnahkannya; mereka perlu melenyapkan sumber utama. Telah begitu dekat. Hampir. Avanthe menyeringai tipis. “Aku akan membunuhmu,” ucapnya diliputi serangan konkrit dan menghujam perut Margarheta Bell. Dia tak ingin wanita itu terburu mengembuskan napas terakhir. Harus ada penderitaan lain, yang belum terbayarkan. Ingin mendengar teriakan lebih keras ketika Margarheta Bell mengerang kesakitan. Ada kepuasann di mana Avanthe menekan ujung pedang dan membuat wanita itu terlihat diliputi kecenderungan untuk menahan diri, atau memang Margarheta Bell berusaha mengatakan sesuatu. Wanita itu memegangi luka lubang menganga di perutnya sambil mendedika

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Perang Akhir

    Kai .... Pria itu ada di sana, berdiri nyaris tanpa diberi jarak dari Margarheta Bell. Sebuah pemandangan yang membuat perasaan Avanthe seperti ditikam. Dia dirampas, kemudian dilempar ke tepian untuk menyadari bahwa Kai tidak sebaik dari yang pernah dibayangkan. Mengapa seperti ini? Benak Avanthe bertanya – tanya kapan? Apakah ini bagian rencana awal yang tidak sama sekali dia ketahui, bahwa Kai bukan benar – benar seorang teman. Pria itu sama sekali tidak memberi petunjuk. Tak ada yang sanggup menyadarinya atau malah Hores .... Wajah Avanthe berpaling ke arah pria, persis menjulang tinggi di sampingnya. Hores tidak diliputi ekspresi terkejut, atau sebenarnya .... “Kau tahu ini dari awal?” tanya Avanthe nyaris tak percaya. Hores melirik singkat, tetapi anggukan luar biasa samar seperti menamparnya dengan keras. “Mengapa kau tidak sedikitpun bicarakan ini kepadaku?” “Berharap kau akan pe

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Mendekati Akhir

    “Aku tidak menginzinkanmu pergi, Ava. Kau tidak boleh ikut berperang. Ada risiko yang kau tahu kita tak bisa menghindarinya. Aku tak ingin sesuatu terjadi kepadamu. Kau adikku.”Avanthe tersenyum tipis menanggapi pernyataan Kingston. Dia akan baik – baik saja, meski merasa getir mengenai apa yang menjadi keputusan; menitipkan anak – anak, lalu berniat kembali ke dunia mereka sesungguhnya. Ini sudah termasuk sebagai keputusan yang bulat. Avanthe tahu betapa mereka akan menghadapi risiko riskan, tetapi terus menyaksikan Hores terluka adalah rasa sakit tak terungkap. Makin mencekik jika dia berusaha bersikap tak peduli. Malah, benaknya terus menaruh desakan khawatir mengenai pria itu. Hores sudah menghadapi masa – masa sulit. Dia tidak ingin berakhir terlalu jauh. “Aku akan baik – baik saja. Tidak usah takut. Kau tahu aku tidak lemah, bisa menjaga diriku dengan baik. Hores dan ayahnya mungkin akan kalah pasukan. Kita tidak tahu seberapa jauh Margarheta Bell menyiapkan perang i

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Taktik

    “Hores ...,” panggil Avanthe lirih. Dia dengan gemetar mengusap rahang kasar pria itu. Berharap akan ada prospek bagus, tetapi tidak. Hening terasa penuh gemuruh. Rasanya benar – benar menyakitkan. “Aku bicara denganmu, Hores ....” “Hores tidak akan mendengarmu. Dia sedang masa pemulihan saat ikut berperang. Aku mengingatkannya supaya tidak ikut. Putra-ku sangat keras kepala. Dia tetap melibatkan diri, sampai mereka menemukan kelemahannya dan menghajarnya tanpa ampun.” Kelemahan? Di mana sebenarnya Hores juga sedang terluka? Dan mereka, siapa pun mereka, memanfaatkan situasi ini untuk menikung di belakang? Avanthe mengetatkan pelukan secara naluriah. Dia hanya ingin melarikan diri dari cengkeraman Hores, bukan dengan sengaja membuat pria itu terluka parah. Hores menghadapi risiko besar, karena berusaha memulangkannya ke neraka berbentuk mewah, berusaha mengembalikannya ke Meksiko dan anak – anak akan itu serta. Namun, semua berubah

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Kenyataan yang Tak Terduga

    “Hores?” Seperti ada gemuruh besar dengan segala bentuk sambaran mengerikan. Avanthe menatap wajah Ellordi penuh tanda tanya. Dia tak ingin percaya terhadap apa pun itu. Tidak ada penjelasan gamblang mengenai keadaan Hores saat ini, tetapi mengapa rasanya seperti telah membawa dia menghadapi pendekatan yang jelas, di mana kekhawatiran berakhir sebagai rayuan tidak masuk akal. Hores baik – baik saja ... akan selalu begitu. Pria itu harus kembali untuk anak – anaknya. Bukankah Aceli sudah menunggu? Meminta supaya Avanthe membangunkan ketika Hores datang? Sekarang apa yang bisa dilakukan setelah semua terasa mengejutkan? Avanthe menatap ayahnya sambil menggeleng samar. Bagian paling penting adalah menyingkirkan tumpukan air yang membentuk percikan kaca. Dia melihat semua dengan buram, sama seperti berjuang keras meyakinkan perasaannya, meski tidak ada harapan tersisa. “Jangan katakan itu, Papa,“ ucap Avanthe mendeteksi akan ada suatu informasi u

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ketakutan

    Pernyataan Hores mengenai perang di wilayah pria itu menjadi suatu bagian paling nyata, bahwa mereka ... meski tidak terlibat; juga mengalami dampak serius. Suara – suara ledakan hingga guncangan yang sesekali terasa begitu keras merupakan prospek terburuk. Avanthe bertanya – tanya pertempuran seperti apa, atau barangkali perebutan hak dari mana sehingga nyaris tidak ada damai di Kerajaan Bawah Tanah. Dia khawatir mengenai Hores, takut jika akan terjadi suatu hal tak diinginkan dan berakibat fatal. Rasanya sesuatu di dalam diri Avanthe seakan ingin memberi petunjuk. Dia tak ingin terlalu memikirkan hal tersebut, hanya tidak tahu bagaimana caranya, tidak tahu apakah seharus ini mendambakan Hores baik – baik saja, maka pria itu akan kembali mendatangi anak – anak, apalagi ... jika secara ajaib mereka bisa berdamai. Membayangkan andai perasaan mereka kembali utuh. Anak – anak juga akan menyukainya; tidak ada pemisahan dan pelbagai hal lain yang menjadi masalah besar.“Mommy,

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Uraian

    Pernyataan Hores terdengar penuh pengalihan serius. Perkara pancake itu lagi dan permasalahan yang selalu sama ....Avanthe diam beberapa saat, terpaku, memikirkan kembali pengajuan Hores sebagai berikut;Apa yang dia ingin pria itu katakan?Tidak banyak, tetapi Hores telah mengatakannya. Ya, setidaknya Avanthe mengerti ... betapa dia perlu menyadari bentuk kesalahpahaman yang menyemat di sana dengan suatu pengakuan nyata. “Dan kau percaya aku akan melakukannya?” tanyanya sarat ekspresi nanar. Ini lebih buruk dari membayangkan Hores telah sadar dari setiap tindakan buruk. Avanthe ingin tahu, adakah cara ampuh untuk menarik Hores ke permukaan, memberi pria itu petunjuk, atau sejenis lainnya, tetapi bagaimana? Dia belum menemukan cara. Dengan desakan putus asa dalam dirinya, reaksi Avanthe yang paling murni adalah menunduk saat Hores seperti tidak memiliki niat menanggapi. Pria itu selalu percaya terhadap apa yang menurutnya benar, tetapi lupa bahwa logika juga h

DMCA.com Protection Status