Home / CEO / Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak / Bab 21 | Wanita Masa Lalu

Share

Bab 21 | Wanita Masa Lalu

Author: Arta Pradjinta
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Ibu mau makan kalau besok kamu menggantikan Ibu bersama Georgina pergi ke pelelangan," rajuk Julia.

Julia akan melakukan semua cara agar bisa menjauhkan Jovian dari Alessa. Julia bahkan tidak ragu untuk mempermainkan rasa kasihan dari anaknya. Dia tahu walaupun Jovian kerap kali dingin padanya namun Jovian tak akan mengabaikan ibunya itu.

"Ibu, aku mohon apapun asalkan jangan menemani Georgina," ucap Jovian. "Mengertilah ... aku sudah menikah, Bu." Jovian berkata dengan tangan yang ia lipatkan di depan dada bidangnya. Jovian tahu jika ini tak lebih dari akal-akalan ibunya tapi melihat bibir kering Julia, Jovian juga tahu jika ibunya nekat dengan sengaja.

"Ayolah Jo, kasian Mama Julia, kamu mau lihat ibumu sakit? turuti saja deh, lagipula kamu hanya harus duduk manis menemaniku," bujuk Georgina.

Jovian dihadapkan dengan pilihan yang sulit. Dia tahu ibunya juga keras kepala tapi menyetujui ajakan Georgina juga bukan keinginannya. "Terserah kalian saja." Jovian berucap sambil beranjak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 22 | Hubungan Ambigu dan Perasaan yang Bias

    "Ayo, kita batalkan saja kontrak pernikahan ini," ucap Alessa. Jovian menghela napas. Dia meraih tubuh Alessa kemudian memeluknya. "Maaf Alessa, jika apa yang kamu lihat malah menyakitkan perasaanmu." Jovian memeluk Alessa sembari mengusap-usap rambut panjangnya Alessa.Terus lakukan, buat dirimu merasa bersalah atas kebodohanmu, batin Alessa. Ketika Jovian memeluknya dengan lembut. Alessa malah merasakan kehangatan darinya. "Kenapa Kak Jovian memelukku?" tanya Alessa. Tadinya hendak sakit hati, menangis atau merutuki Jovian tapi kini perasaannya jadi damai seketika. "Karena aku ingin," jawab Jovian. Pria itu meletakkan kepalanya dipuncak kepala Alessa yang tercium aroma wangi yang manis seperti buah-buahan ceri."Kenapa Kak Jovian meminta maaf? bukannya kita hanya nikah kontrak?" tanya Alessa.Jovian kali ini tak langsung menjawab malah terdiam sejenak. "Karena aku sadar sudah melukaimu," ucap Jovian.Alessa langsung menanggahkan kepalanya untuk menatap Jovian. Paras rupawan Jovian

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 23 | Cinta itu Sakit

    "Tunggu saja, kau pasti akan menderita untuk kedua kalinya, Wanita penjilat!" Julia melotot sementara dadanya naik turun karena murka. Julia mengepalkan kedua tangannya karena betapa kesalnya ia dengan sosok Alessa yang kini senantiasa bersama Jovian. "Bagaimana bisa sih wanita itu hidup kembali?" tanya Julia. Otaknya saat ini sibuk memikirkan rencana untuk memberi Alessa pembalasan agar Alessa jera bersama Jovian. Julia menggeleng-geleng sendiri. "Tidak bisa, ini tak bisa dibiarkan ... Georgina satu-satunya perempuan yang cocok dengan Jovian," ucap Julia. Kembalinya Alessa jadi mimpi buruk bagi Julia. Apalagi Jovian tampak begitu dengan Alessa. Jovian tak jarang bersama Alessa. Julia pun meraih ponselnya kemudian tampak menekan nomor ponsel Georgina. Bukan Julia namanya jika tak memiliki rencana keji. Lama menunggu akhirnya teleponnya pun tersambung. Julia tersenyum cerah kala mendengar suara Georgina menyapanya. "Nak, tolong Mama deh nanti pas kalian usai pesta," ucap Julia te

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 24 | Kekacauan yang Indah

    "Kurang ajar, Wanita bar-bar! berani-beraninya kau padaku!" Alessa mengacuhkan teriakan Julia yang membentak dirinya. Alessa tetap berjalan dengan cepat untuk keluar dari mansion megah ini. Alessa memasang raut wajah datar karena perasaan murka membumbung di hati. Ketika Alessa berada halaman kediaman mansion. Ia bertemu Robert yang sudah berdiri seolah menantinya. "Mari saya antar untuk menjemput Tuan Muda, Nona," ucap Robert.Ternyata Pria tua itu sudah menyaksikan sekaligus menatap keberanian Alessa untuk menghadapi Julia. Alessa dengan berani menentang Julia padahal dulu Alessa yang terjebak dan tak berdaya. "Beruntung Tuan Sebastian tidak ada, cctv tidak berfungsi dan Anda cukup berani," puji Robert.Alessa menghela napas cukup panjang. "Sebenarnya aku sudah tidak perduli," sahut Alessa sembari berjalan menuruni tangga halaman depan. "Antar aku menjemput Tuan Muda yang manja itu," perintah Alessa."Baik, Nona," sahut Robert. Alessa pun pergi menuju Hotel Andrea bersama dengan

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 25 | Cheese Cake

    "Selagi ini hari minggu, apa kamu mau jalan-jalan pagi?" tawar Jovian.Pria itu bangkit berdiri dari ranjang kasur kemudian meraih handuk. Ini hari minggu biasanya Jovian menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Jovian jarang menikmati hari pekan karena memang ia jenuh dengan kehidupan di mansion. "Kenapa kamu diam? jika tidak mau juga tidak apa-apa," ucap Jovian.Alessa langsung menggeleng. "Bukan tidak mau sih tapi setiap akhir pekan biasanya aku hanya di rumah untuk memasak ataupun bersantai," sahut Alessa."Kalau begitu kita bisa berbelanja." Jovian berucap sembari memasuki kamar mandi. Beralih pada Alessa yang memerah sembari duduk dipinggiran ranjang kasur. "Apa maksudnya coba tiba-tiba begitu," gumam Alessa. "Argh dasar Jovian!" jerit Alessa yang salah tingkah."Ya, aku di sini, kenapa Alessa?" tahu-tahu sosok Jovian sudah berdiri di dekat Alessa dengan kaos hitam oblongnya dan celana hitam training. Rambut Jovian yang biasanya ditata ke belakang jadi berponi karena basah oleh ai

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 26 | Ma Chérie

    "Tapi aku mau kau ikut mendampingiku Alessa, kau istriku lebih baik kita pergi bersama," ucap Jovian.Alessa tersenyum kecil. Ketika Jovian mengajaknya pergi menemani perjalanan bisnis itu artinya Alessa tak akan bertemu Julia jadi Alessa lebih mudah menjerat Jovian. "Baiklah, aku setuju," sahut Alessa.Jovian mengangguk. "Habis ini mau pergi ke mana?" tanya Jovian.Alessa bukannya langsung menjawab karena pikirannya masih terujuk pada hubungan Jovian dan Georgina. Memang benar jika kali ini dia berhasil menyelamatkan Jovian dari jebakan Georgina namun unggahan foto lama Georgina dan Jovian tampak begitu mesra. Alessa menatap Jovian. Ia berpikir selama ini Jovian juga memperlakukannya sepergi wanita-wanita lain salah satunya mengajak ke restoran mahal ini. "Kak kamu suka wanita yang bagaimana?" tanya Alessa. Jovian terdiam mendengar penuturan Alessa karena setahunya Alessa cuek dengan urusan pribadinya. "Tidak ada kriteria khusus," jawab Jovian. Alessa mengangguk. Sarapan jadi ajang

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 27 | Huru Hara di Kediaman Heide

    Alessa mengikuti Jovian kembali ke mansion usai mendapat kabar dari Kenzo jika ayahnya kembali dari perjalanan bisnis. Berhari-hari mereka menghabiskan waktu di apartemen sepulang bekerja, kebiasaan rutin Alessa kini melekat dengan Jovian begitu juga sebaliknya dengan Jovian. "Kenapa kita kembali ke mansion memakai pakaian formal?" tanya Alessa pada Jovian. Jovian masih berdiri diambang pintu apartemen karena dia tengah mengambil gaun pesanan untuk Alessa dari Kenzo. "Ini acara makan malam keluarga, penyambutan kembalinya Ayah sekaligus Ayah hendak menyampaikan keputusannya untukku," jawab Jovian. Alessa termangun. Artinya ia harus bertemu dengan keluarga besar Heide. "Apa semua sanak keluargamu datang?" tanya Alessa cemas. Pria itu mengangguk. "Tenanglah, Ayah cuman punya Adik laki-laki yang jadi satu-satunya keluarga Heide yang masih hidup kemudian ibu," jawab Jovian. "Aku ingin kamu berkesan sebagai pendampingku, Alessa." Jovian berucap sembari menyerahkan kotak oren berisi gau

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 28 | Sang Pendengki

    "Maaf ... aku terlambat datang," ucap Georgina. Julia langsung bangkit dari kursi demi mendatangi Georgina kemudian berpelukan. "Cantik banget, Gina, cantiknya Gina tidak pernah gagal deh." Julia tak lupa melakukan cipika-cipiki pada Gadis favoritnya itu. Julia padahal tahu jika Jovian memilih Alessa tapi Julia tidak sudi menganggap Alessa. "Hi Jo, apa kabarmu?" sapa Georgina kemudian duduk tepat disebelah kiri Jovian. Georgina seolah tak melihat keberadaan Alessa yang duduk di sisi kanan Jovian. Lebih tepatnya sengaja tidak perduli. "Paman Simon, apa kabar? wah, Adriel sudah besar sekarang," ucap Georgina kemudian Gadis itu menyapa seluruh anggota Heide seolah-olah dialah yang paling akrab dengan keluarga Heide.Alessa pun membungkam. Ia belum sempat mengenalkan diri bahkan keluarga Heide melanjutkan makan malamnya tanpa memerdulikan keberadaan Alessa tapi tak lama. Alessa merasakan tangannya yang digenggam oleh Jovian. Alessa melirik ke bawah tepat dibawah meja makan. Tangan Jovia

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 29 | Sampai Kapan?

    "Kak Jo ternyata diam-diam bawel juga," ketus Alessa. Alessa selalu memicingkan kedua matanya. Alessa tidak tahu jika Jovian juga membicarakannya pada keluarganya. Jovian menatap Alessa. Pria itu tak bergeming. Bertemu dengan Simon beberapa hari lalu karena Jovian yang menjemput keluarga pamannya ini dari Bandara. Jovian hanya bercerita sedikit mengenai Alessa kemudian Jovian juga yang menanyakan Cheese Cake terenak pada bibinya semata-mata hanya untuk Alessa. "Apakah itu masalah?" Jovian bertanya dengan nada suara beratnya. "Kami menantikan kunjungan kalian," ucap Simon. Dia bersama keluarga kecilnya pun memasuki sebuah mobil kemudian melesat meninggalkan kediaman Heide yang sempat huru-hara ini. Alessa menghela napas lega. Setidaknya hari ini dia berhasil membantu Jovian mendapatkan keinginannya. Alessa melirik Jovian yang saat itu tengah melonggarkan dasinya. "Kurasa pencapaian hari ini berhasil," gumam Alessa. "Ayo, masuk ke mobil," ajak Jovian. Pria itu berjalan lebih dulu ke

Latest chapter

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 122 | End

    Alessa baru saja memasak nasi goreng, dia merasa sedikit nasi gorengnya kemudian dirasa kurang cukup jika tak ditaburi oleh bawang goreng. Lantas, dia pun menjinjit untuk menggapai lemari atas yang lumayan tinggi dari tinggi badannya. “Ah~ kenapa tinggi tubuhku ini.” Alessa menggerutu berusaha menggapai lemari atas itu. Sebuah tangan kanan meraih wadah berisi bawang goreng kemudian memberikannya kepada Alessa. “Mama, mau mengambil bawang goreng bukan?” tanya Seorang remaja pria bersurai pirang yang baru berusia lima belas tahun itu tersenyum kepadanya. Putera Jovian Arsenio Heide dan Alessa Camelia Amarei. Si mata Aquamarine, Elio Heide. “Elio, membantu banyak!” Alessa meraih wadah itu dari Elio kemudian mengusap-usap puncak kepalanya, walaupun Elio harus menunduk agar sang Mommy bisa menggapainya. Elio tersenyum dengan lembut, sifatnya yang tenang dan serius menuruni sang ayah. Omong-omong, Elio ini terlahir lahir lima menita setelah saudara kembarnya. “MAMA! Lihat, Ayah membelika

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 121 | Wedding

    Gugup. Tentu saja, itulah yang dirasakan Mina Harun saat ini. Gaun putih yang dikenakannya itu begitu pas pada tubuh langsingnya, Mina ini masih bersiap-siap di ruang rias, selagi dirias di sampingnya Alessa tersenyum-senyum sendiri.“Kak Mina cantik," puji Alessa sembari tersenyum.Sebaliknya Mina juga mengangumi kecantikannya Alessa. Tak tampak seperti ibu dengan dua anak. “A-ah itu, terima kasih.” Mina berucap sembari mengangguk gugup. Dia bukan seseorang yang pandai menguasai situasi berbeda dengan si mata lelehan madu yang ceria dan lemah lembut.Mina tak lama merasa jika tangannya terasa digenggam. “Tenang saja, Kenzo itu benar-benar mencintaimu juga. Terus ... dia itu pencemburu akut loh~” Gadis itu mengedipkan matanya, dia tersenyum dengan ringan."Aku kadang iri padamu Alessa, dibandingkan aku, kamu lebih hebat bahkan sudah jadi sosok ibu yang baik bahkan aku takut menikah karena aku takut jika aku tak bisa jadi ibu yang baik," ucap Mina gusar.Alessa mengangguk paham, kini

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 120 | Gangguan Kecil

    "Baiklah, besok pagi kita jemput Si Kembar ya, karena sebenarnya lusa Mina dan Kenzo akan menikah," ucap Jovian. Malamnya Alessa dan Jovian masih bersantai di hotel. Alessa menatap Jovian yang saat itu sedang berkutat dengan laptopnya. Alessa mendekati suaminya dan memeluk Jovian. Alessa menyandarkan kepalanya pada dada bidang Jovian kemudian berbaring dengan santai di sana.Jovian sama sekali tak terganggu dengan kehadiran Alessa yang lebih manja itu. Jovian melirik jam dinding yang menunjukkan pukul delapan malam. Ia melirik Alessa kemudian mematikan laptopnya. "Kamu sedang mau makan apa?" tanya Jovian."Kakak sungguhan bertanya padaku?" Alessa balik bertanya heran karena suaminya yang super kaku itu bisa bertanya padanya. Alessa tersenyum kecil karena menatap wajah heran Jovian.Alessa tampak menimbang sebentar isi kepalanya. "Aku pengen makan burger, fries dan ayam, apa boleh?" "Ayo, kita pergi cari makanan yang kamu mau," ajak Jovian. Malam itu Alessa dan Jovian sama-sama perg

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 119 | Heaven

    Alessa tengah duduk di sebuah sofa, dia tampak kesulitan mengikat tali sepatu heels rendah itu. Alessa pun menghela napas dan menyerah, ia memilih bersandar pada sofa yang empuk itu sembaru mengusap-usap perutnya yang bundar."Lelahnya," gumam Alessa.Jovian baru masuk ke dalam ruang tamu, sedang mengancingi ujung lengan kemeja putihnya. Ia tersenyum melihat ibu hamil yang sedang menyerah itu. Jovian menatap kedua sepatu heels Alessa yang sudah dipasang cuman belum diikat. "Kamu padahal bisa memakai sepatu lain, Alessa," ucap Jovian sembari berlutut untuk mengikatkan kedua tali sepatu Alessa. Alessa mengerucutkan bibirnya. Tidak senang dengan ucapan suaminya itu. "Kan aku sedang mau memakai sepatu itu, ish Kak Jovian tahu memberi anak saja," celetuk Alessa sebal. "Baiklah, maaf," sahut Jovian usai mengikat tali sepatunya Alessa kemudian duduk di sebelahnya. Jovian langsung melihat Alessa yang mendekati tubuh kekarnya dan melingkari kedua tangannya di dada Jovian. Alessa kini bersan

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 118 | Dear Old Friend

    "Selamat pagi Alessa, selamat kamu hamil enam minggu," ucap Mina."Kakak bercanda," elak Alessa masih tak menyangka.Mina menggeleng. "Benar Lessa, rahimmu yang terkena luka peluru ternyata belum diangkat namun hanya dijahit tapi tampaknya ada kesalahan saat penyampaian mengenai prosedur ini, tapi beruntungnya rahimmu bertahun-tahun lamanya pulih dan bisa mengandung bayi lagi meski nanti kamu harus operasi caesar agar mengurangi resikonya," ucap Mina menjelaskan. "Ini keajaiban Alessa, selamat untuk kalian berdua," ucap Mina tersenyum. Mina terhanyut menatap Alessa yang menangis dengan pelukan Jovian yang menyambutnya. Ia pun beranjak keluar dari ruangan itu untuk memberi waktu luang bagi Alessa dan Jovian.Mina Harun, dokter berdedikasi tinggi teman dekatnya Jovian dan Eidar sejak remaja. Mina jadi satu-satunya perempuan yang menjaga persahabatan kedua Pria itu. Mina bahkan masih rela membantu urusan Alessa dan Georgina dalam urusan kehamilan. Usai menyelesaikan visite dari ruangan

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 117 | Kenangan dan Keajaiban

    "Alessa, kaukah itu?"Alessa menoleh mendapati seorang Wanita sedang menggengam tangan mungil gadis cilik yang cantik jelita. Wanita itu menatap Alessa dengan tatapan berkaca-kaca. Ia hendak mendekati Alessa namun mengurungkan niatnya. Alessa tersenyum kecil dan berlari kecil mendatangi Wanita itu. "Apa kabarmu, Gina?" tanya Alessa riang.Georgina tersentak kaget. Ia sangka Alessa akan menolak menyapanya, mengingat dosa dan kesalahannya pada Alessa begitu fatal. Georgina tersenyum kecil kemudian mengangguk. "Aku baik-baik saja, kamu semakin cantik," puji Georgina. "Haha jadi malu dipuji oleh seorang model," kekeh Alessa. Alessa pun melirik pada sosok gadis cilik yag malu-malu menatapnya, Alessa pun menunduk untuk menyetarakan tingginya. Ia pun tersenyum pada Anak Kecil itu. "Kamu mirip seseorang, siapa namamu, Cantik?" tanya Alessa."Emily," gumam Anak itu.Alessa pun tersenyum sembari mengusap puncak kepala Anak itu. "Anakmu dan Kak Eidar ya?" tanya Alessa. Georgina pun mengangguk

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 116 | Hari Baru

    “Lessa, apakah kau bahagia bersamaku?”Alessamenoleh, pada pria yang ada disampingnya itu. Mereka baru saja mengantri membeli Poffertjes pada sebuah restoran cepat saji, Alessa masih memengang Poffertjes yang dibungkus kertas cokelat itu. Bahkan dia baru saja mengigit Poffertjes. “Ha?! Kau berbicara apa, kak Jev?”Sebelah alis Alessamenaik.“Tidak, bukan apa-apa.” Pria pirang itu menoleh, dia mengelap ujung bibir Alessa yang terdapat gula halus dari Poffertjes yang tengah dimakannya itu “Mau kemana lagi?”Ujar Jovian dengan lembut.Alessa tampak berpikir sejenak “Aku sukanya pantai sih, tapi kalau mengunjungi pantai saat malam hari rasanya tidak enak. Apa kau memiliki rekomendasi?”“Nonton?”“Tch. Film yang Kak Jo pasti pilih film-filem yang temanya serius.”Jovian terkekeh pelan, dia mengakui hal itu. “Jarang-jarang bisa santai seperti ini tanpa Si Kembar bukan?”Alessa mengangguk saja tanpa menggubris Jovian karena sibuk mengunyah makanan manisnya. Sulit bagi Alessa berpaling dari mak

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 115 | Hidup Berdampingan

    Alessa termangun, sejak kemarin duduk menemani Aji Santoso yang terbaring tak sadarkan diri. Kedua tangannya yang di perban kini sudah diganti dengan perban yang lebih kecil. Alessa menunggui Aji menemui keajaibannya, meski rasanya percuma karena alat-alat penunjang hidup Pria itu sudah memeluk hidupnya sejak kemarin.Alessa melamun dengan tatapan datar yang sendu, dia tak menangis karena air matanya terasa sudah terkuras habis. Alessa hanya diam duduk di samping Aji Santoso, bapaknya kemudian mengingat momen-momen ketika ia kecil, remaja hingga dewasa. Alessa menghela napas cukup panjang usai mendengar bunyi monitor disampingnya berbunyi setiap detik seiras dengan pernapasannya yang juga harus ditunjang. Alessa tahu hidup bapaknya bisa saja berakhir sebentar atau di waktu yang tidak ia duga-duga jadi Alessa memilih tidak beranjak sama sekali. Alessa menyentuh permukaan punggung tangan bapaknya itu. Tangan yang dulu Pria itu gunakan untuk memukulnya bahkan buah karya tangannya menye

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 114 | Membencimu Bukan Pilihanku

    "Tuan, Pak Aji Santoso pingsan dan kini sedang gawat," beritahu Kenzo. Alessa terperanjat kaget begitu juga dengan Jovian. Keduanya buru-buru mendatangi ruang gawat darurat. Alessa tak menyangka bapaknya menderita congestive heart failure. Selama ini yang Alessa tahu bapaknya yang hobi judi dan mabuk-mabukan itu terlepas dari semua penyakit."Pak AJi Santoso menderita gagal jantung, kami berhasil memberi perawatan intensif namun tampaknya membutuhkan perawatan yang maksimal," ucap Dokter.Alessa hanya mengangguk sementara ibunya, Rinka sudah terisak oleh tangisnya. Alessa gantian menatap Jovian kemudian Pria itu mengelus puncak kepalanya. Memberi ketennangan dan kehangatan di sana."Alessa, semuanya akan baik-baik saja," ucap Jovian menenangkan Alessa.Bukan itu yang jadi alasan Alessa terdiam pada perasaannya sendiri, melainkan masa lalu yang terus terbayang-bayang olehnya. Alessa segera menggeleng kemudian membalikkan tubuhnya membiarkan sosok Aji Santoso yang terbaring di atas ran

DMCA.com Protection Status