( Sebagian cerita diambil dari berbagai sumber)
Ruang dan waktu dalam sejarah juga dikenal sebagai suatu konsep dimensi spasial dan temporal. Dimensi spasial adalah sebutan untuk ruang sedangkan dimensi temporal adalah waktu. Hatiku diam-diam bertanya, ada berapakah ruang dan waktu di alam semesta itu? Sebuah kejutan besar aku mendapati seseorang yang bisa menggunakan matanya untuk menembus ruang dan waktu.Indigo merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan anak yang di yakini memiliki kemampuan atau sifat yang spesial, tidak biasa dan bahkan supranatural, serta memiliki pemikiran nalar di luar pemikiran anak-anak pada umumnya.
Adam Andrew adalah salah satu dari segelintir orang yang memiliki kemampuan khusus. Begitu bertatap muka, ia langsung tahu bahwa aku bukanlah Scarlet dan juga bukan merupakan bagian dari dunia ini.
"Jadi kamu terlempar ke sini tanpa tahu sebabnya?" tanya Adam saat aku melempar berry terakh
"Pengantarku?" tanyaku tidak percaya.Aku menatap Adam yang tengah memakan keripik gula di kantin. Kami sengaja memilih tempat duduk yang jauh dari kerumunan. Luar biasa, Entitas Entitas itu tidak menyentuhku sama sekali hari ini."Asal kamu tau, keberadaanmu disini adalah hukuman atas perbuatan burukmu di dunia" ujar Adam saat ia menandaskan sekaleng penuh keripik gula."Aku? Kenapa aku? " tanyaku tidak terima."Ingat ingat apa yang kau lakukan di duniamu. Tuan Grandia sebetulnya tau apa seharusnya kau perbuat disini. Namun sepertinya ia belum mengungkapkannya" jawabnya absurd."Kenapa dia begitu?" tuntutku."Mungkin alasan ia menahanmu disini karena menyenangi penderitaanmu atau mungkin ia membiarkan Scarlet merasakan indahnya duniamu lebih lama""Spekulasi payahmu diterima"Adam tidak lagi bicara. Anak ini memang dasarnya pendiam dan le
Dunia tak se naif yang ku kira. Di tengah kenormalan yang menaungi nya, ada beberapa peristiwa yang cukup pantas disebut sebagai keajaiban. Semakin mendekati Januari semakin banyak periatiwa-peristiwa aneh terjadi. Kurasa terlempar nya diriku ke dunia ini bukan tanpa sebab. Pasti ada alasan menarik bahkan klise dibalik keganjalan ini.Tak tak terasa genap satu bulan aku berada di dunia ini. Letusan kembang api terpancar di mana-mana. Langit hitam legam tidak lagi menampakkan kengeriannya. Sekarang ia tampak cantik di 1 januari. Sulit mempercayai kenyataan bahwa aku sekarang aku sedang menyalakan kembang api di atas menara di dekat laut dengan seorang laki-laki yang tidak bisa berhenti membuat kembang api dengan kemampuannya di dunia lain. Rasanya menyenangkan sampai aku lupa fakta bahwa tetanggaku adalah anak yang tersesat sama sepertiku. Sejak kemarin aku menolak bertemu Adam. Lalu Ethan datang ke rumah membawa segerobak bunga yang hidup di dalam pot batu
Pernahkah kalian berfikir bahwasanya dunia parallel itu benar adanya? Dunia yang sama persis dengan dunia kita.Penduduk yang sama dan cerita kehidupannya sama pula.Aku percaya bahwa bumi bisa berjumlah sebanyak bintang bintang yang terhampar di angkasa raya.Dunia itu benar benar ada dan berinteraksi dengan kita.Tertawalah jika kalian menganggap ini lelucon dan simaklah, bacalah sampai akhir jika kalian percaya dengan omong kosong ini.Apakah kalian pernah membayangkan seperti apa diri kalian di masa sebelumnya? Atau mungkin masa yang akan datang?Seperti misalnya, kebanyakan dari kita melihat wujud dinosaurus melalui tulang belulang yang ditemukan dan disatukan kembali menjadi sebuah kerangka makhluk zaman purba.Atau kita biasa melihatnya melalui sebuah proyeksi, gambar di atas kertas dan visual di layar gadget.Kita tidak pernah tau seperti apa wujud aslinya.Apakah benar benar seperti yang kita lihat selama ini atau tidak.
Aku melewatkan makan malam dengan berdiam diri di depan cermin persegi milik toilet sekolahan yang kini beralih ke meja belajarku.Aku masih menatap diriku yang ada di dalam cermin.Aku memutar bola mata dan yang ada di dalam cermin juga begitu.Tidak pernah seumur hidupku memandangi cermin sampai 3 jam begini.Aku menghela nafas, seketika aku jadi merinding sendiri.Menurut cerita yang beredar di kalangan penduduk sekolah, toilet cowok adalah tempat angker nomor 3 setelah laboratorium bahasa dan gudang penyimpanan.Aku sih tidak terlalu mempercayai hal itu.Akan tetapi kejadian siang tadi benar benar membuatku terpana dimana aku melihat pantulanku bertindak seenaknya.Mungkin saja itu adalah tipuan proyeksi karya anak anak genius dan jahil.Atau bisa saja sebenarnya aku memilki lembaran tak kasat mata yang bisa ku lihat hanya melalui cermin.Namun jika benar seperti itu maka seharusnya ini bukan kali pertama mengalami peristiwa macam ini.Kembali ke logika, lebih b
Sesuai janji Laurent, aku menyetir mobilnya ke sekolah.Laurent meneriakiku agar berjalan cepat dan jika aku menambah sedikit kecepatan, maka ia akan mendepak kepalaku agar aku berhati hati.Kami sampai di sekolahan tepat saat bell berbunyi.Laurent menggerutu tentang penyesalannya yang mengizinkan bayi kemarin sore menyetir mobil.Aku langsung melempar kunci mobil itu ke dada pemiliknya dengan sedikit lebih keras.Aku berjalan memasuki kelas dan langsung di sambut oleh berita Demitria memasuki toilet laki laki.Sahabatku Asheelin langsung menerjangku dan mulai menginterogasiku."Jadi apa benar kau masuk ke toilet cowok?" Itu pertanyaannya alih alih menyapaku."Itu benar" jawabku tidak minat sama sekali."KAU GILA! KAU BISA DI HUKUM DETRA!""Lalu bagaimana lagi jika aku sudah kebelet? Apa aku harus buang air kecil di depan pintu kamar mandi? Di bawah pohon? Begitu?" T
Aku menggendong tas ku sambil merapat rapat di tembok.Aku sedang memastikan tidak ada seorang pun yang ada di sekitar ku.Sekiranya aman, aku langsung mengeluarkan benda (cermin) itu.Tidak ada Scarlet.Hanya ada diriku yang sedang melongo.Aku benci jika harus menunggu apalagi yang tidak pasti seperti ini.Scarlet tidak bisa di tebak kapan munculnya.Bisa saja kan sekarang ini dia ada di depanku hanya saja sedang menyamar.Dia hanya pernah muncul 2 kali."Scarlet" bisikku."Scarlet""SCARLET!!!!" Habis sudah kesabaran."Berisik sekali"Jantungku mencelos mendengar suara berat itu.Aku berbalik dan mendapati cowok super ganteng bernama Ethan berdiri di belakangku.Aku langsung menyembunyikan cermin itu ke belakang tubuhku.Raut wajah Ethan terlihat datar dan tidak memiliki minat untuk menghajarku.Biasanya anak ini main pukul kalau melihat ada orang bodoh di daerahnya.Dan aku salah satu orang bodoh it
Tamat? Tentu saja tidak,karena aku membuka mata lagi keesokan harinya.Kepalaku dilanda pusing tapi tidak ada luka sedikitpun di tubuhku.Aku yakin kemarin kepalaku mengeluarkan se ember darah.Apa yang terjadi sebenarnya?Aku segera bangun dan menuruni tangga.Mama sedang memasak sementara Papa,entah apa yang sedang dilakukannya.Biasanya Papa membaca koran atau berkutik dengan laptop di pagi hari.Tapi untuk hari ini beliau sedang merangkai kotak kotak yang kuyakin itu adalah kotak kue.Apa Mama akan mengadakan arisan? Ada acara keluarga? Lantas untuk apa Mama memasak? Apa dia sudah memecat semua pembantunya?"Pagi Ma,Pa" Tiga kata yang selalu ku ucapkan untuk memulai hari yang membingungkan."Pagi sayang" sapa mereka balik.Aku hampir kehilangan pita suaraku.Jika aku mengucapkan kata itu biasanya Papa hanya menanggapi dengan gumanan atau hanya berupa suara koran yang dibalik.Sementara Mama tidak pernah m
"Sarapan kesukaanmu" ujar Mama.Sepotong sandwich berisi telur goreng dan sayuran berada di depanku. Aku berjengkit, katanya aku dan Scarlet adalah orang yang sama. Bagaimana bisa ia menyukai sesuatu yang paling ku benci didunia. Aku ingin makan pasta!"Ma,aku mau pasta""Kita tidak punya pasta sayang. Biasanya kamu tidak minta pasta. Oh ini milikmu, biskuit kacang" Mama meletakkan sepiring kecil biskuit kacang di depanku.APALAGI INI? Aku membenci kacang! Scarlet serius kau menyukai tanaman itu? Aku akan membunuhmu jika kita bertemu lagi nanti."Aku benci kacang.Mama tidak punya rasa Strawberry? " tanyaku merajuk.Mama, Papa dan laki laki asing itu menatapku dengan kerutan di dahi mereka masing masing. Aku hanya menatap mereka datar. Mama menyipitkan mata ketika mengganti sepiring biskuit kacang dengan biskuit strawberry. Aku hanya mengedikkan bahu sambil mendorong jauh jauh sandwich telur itu. Aku mulai makan dengan tenang."Jadi,ba