Saat ini, helikopter yang dikendarai oleh Ken, dengan Lidya duduk di sampingnya Ken, sudah mulai memasuki Hongkong. Saat itulah sebuah panggilan telepon masuk ke handphonenya Ken."Halo.""Halo, Tuan Muda Ken. Ini Kurt yang bicara.""Oke. Ada apa, Kurt?""Begini, sang kaisar ingin Tuan Muda Ken untuk segera menuju ke rumah kekaisaran dan dari rumah kekaisaran, tuan muda dan sang kaisar akan sama-sama menuju ke kantor pusat Diamond Group untuk mengikuti rapat.""Rapat apa?""Tentu saja rapat umum pemegang saham. Sang kaisar ingin segera mengambil alih kekuasaan dari tangan Ricky dan memberikannya kepada, tuan muda. Karena sang kaisar tidak mau lagi Ricky menjual anak perusahaan Diamond Grup.""Apakah harus sekarang? Soalnya aku harus ke rumah sakit untuk melihat Silvia, adiknya Andreas, yang terluka saat menolong calon istriku.""Harus sekarang, Tuan Muda Ken, karena para pemegang saham sudah berada di kantor Diamond Group untuk mengikuti rapat yang digagas sang kaisar. Tuan muda harus
Ken dan Lidya yang sebelumnya berjalan ke arah bawah bersama Kurt, dicegat oleh Romel dan Esy.Romel dan Esy sangat bahagia melihat Lidya sehat dan tidak kurang suatu apapun.Romel dan Esy meminta-minta maaf pada Ken karena semua kesalahan yang mereka lakukan selama ini.Ken langsung bilang kalau dia sudah memaafkan semuanya. Romel dan Esy jadi lega mendengar kata-kata Ken itu."Bagaimana dengan Garry?" tanya Esy kepada Lidya dengan wajah khawatir karena dia tidak melihat Gerry bersama Lidya."Gerry sedang berada di rumah sakit tapi dia tidak apa-apa. Hanya ada luka-luka pukul saat dia berusaha menolongku. Karena itu, untuk sementara dia dirawat di rumah sakit," jawab Lidya."Di rumah sakit mana?" tanya Romel.Mendengar itu, Ken segera memanggil salah seorang pelayan di rumah kekaisaran ini dan meminta pelayan itu untuk mengambil mobil dan mengantarkan Romel dan Esy menuju ke rumah sakit yang dibilang Ken kepada pelayan itu.Setelah Romel dan Esy pergi, Ken dan Lidya segera menuju kel
Alvin masih sibuk marah-marah kepada Joune saat mobil sudah semakin menjauhi rombongan yang dipimpin oleh Ken.Alvin melampiaskan semua kekesalannya kepada Joune. Info-info terbaru yang didapat Kurt tentang Joune yang berusaha menguasai beberapa anak perusahaan Diamond Group, membuat Alvin emosi tinggi.Karena itu, di depan Lidya, Alvin terus mencecar Joune, membeberkan semua kesalahan Joune dari mulai tahun-tahun pertama pernikahan hingga mencapai puncaknya saat Ricky menjadi pemimpin Diamond Grup."Seharusnya aku sadar sejak dulu tentang cara-cara licikmu itu, Joune!" sembur Alvin.Joune cuma tersenyum mengejek, "apa maksudmu, kaisar?" tanya Joune sambil mencondongkan tubuhnya ke belakang dan berbisik meminta Rudolf, sang supir untuk berhenti sejenak.Mobil ini langsung berhenti. Joune menyuruh sopir membuka pintu depan yang berada di samping supir.Tanpa curiga, Rudolph membuka pintu. Seseorang naik ke atas mobil dan langsung duduk di samping Rudolf sambil menodongkan senjata api d
Pada saat Joune menyuruh pembunuh bayaran untuk menembak Alvin, sebenarnya Alvin sudah pasrah.Alvin menatap kedua mata pembunuh bayaran itu. Dia ingin memperlihatkan hati singanya di saat terakhir hidupnya.Alvin cuma tidak pernah menyangka kalau istrinya sendiri yang akan menjadi pembunuhnya.Alvin tidak menyangka kalau dari mulut Joune itu, akan keluar perintah untuk membunuhnya. Dari mulut yang selama ini selalu mencumbunya, memuji-muji dirinya dan melayani Alvin dengan lembut.Karena itu dalam rasa sakit hatinya yang bercampur dengan penyesalannya karena pernah memilih Joune sebagai istrinya, lahirlah kepasrahan dalam hati Alvin untuk tegar menatap orang yang mengacungkan senjata api ke arahnya.Alvin juga ingin memperlihatkan hati singanya yang di masa mudanya pernah mengalahkan banyak kompetitor bisnis, bahkan di masa mudanya pernah berhadapan dan menaklukkan geng mafia terkenal di San Fransisco Amerika serikat.Alvin yang merasa sudah tua dan sudah cukup merasakan kenikmatan d
Dengan cemas Ken terus menunggu di depan pintu emergency room pertama kedua matanya terus menatap ke arah pintu emergency room yang untuk saat ini dikhususkan untuk menangani Lidya dan AlvinTidak ada yang boleh keluar masuk selain para dokter dan perawat yang diawasi langsung oleh kepala perawat dan kepala rumah sakitIni sudah ditekankan oleh Ken sebelumnya kepada Andreas karena Kevin takut ancaman pembunuh bayaran bisa saja masih ada dan menyamar menjadi perawat atau dokter untuk menghabisi Alvin dan Lidya.Andreas dan juga Tonny, sebagai asistennya Ken, sudah menekankan apa yang diinginkan Ken itu kepada kepala rumah sakit.Karena itu emergency room rumah sakit ini yang terdiri dari empat bagian dan memiliki sekitar 32 kamar ini ada satu bagian yang dikhususkan untuk menangani Alvin dan Lidya dan tidak boleh ada pasien lain di emergency room ini, pasien lain hanya bisa masuk di emergency room yang lain.Tiba-tiba handphone berdering, Ken langsung mengangkat telepon. "Bagaimana?""
Mendengar kegaduhan di luar itu, Ken langsung meminta Lee Lien Chieh untuk berjaga-jaga di sekitar pintu emergency room.Setelah itu, tanpa menunggu lebih lama lagi,Ken segera menuju ke arah luar.Lee Lien Chieh yang melihat Ken akan keluar tanpa membawa senjata api segera mengejar Ken dan memberikan 1 buah senjata api genggamnya kepada Ken.Ken menerima senjata api itu dan segera berjalan ke arah luar.Di luar sini, Ken melihat terjadi tembak-menembak antara anak buahnya Lee Lien Chieh yang semuanya memakai jas berwarna putih melawan orang-orang yang yang menembak dari balik mobil-mobil yang diparkir di halaman parkir emergency room ini.Setelah Ken mengetahui di mana saja posisi musuh Ken segera bertindak.Ken berlari dengan kecepatan tinggi sambil menembak ke arah banyak posisi musuh.Terdengar teriakan-teriakan dari orang-orang yang berhasil ditembak oleh Ken. Anak buahnya Lee Lien Chieh yang sebelumnya berlindung di balik tiang dan pintu,kini mulai berani keluar untuk menembak ke ar
Mendengar kalau Lidya dan Alvin sudah bisa dipindahkan, Ken segera memerintahkan Lee Lien Chieh untuk bersiap.Beberapa saat kemudian, dua ranjang dorong sudah dikeluarkan dari emergency room.Ada 2 orang yang berada diatas 2 ranjang dorong itu dan dua-duanya dalam keadaan tidak sadar.Alvin masih menggunakan banyak peralatan kesehatan yang ditancapkan di sekujur tubuhnya. Sementara beberapa perawat dan dokter terus menjaga Alvin.Di pihak lain, Lidya juga dalam keadaan tidak sadar. Walaupun tidak banyak peralatan kesehatan yang dipasang di tubuhnya, hanya ada satu infus yang dipasang di tubuhnya.Ken segera mendekati Lidya setelah sempat melihat keadaan Alvin.Dokter berkata kepada Ken, "gadis ini sebenarnya tidak terlalu parah, cuma karena dia sempat merasakan sesak nafas akibat tembakan yang mengenai kalungnya, karena itu, dia mendapatkan obat penenang.""Terima kasih, Dokter Yang." Ken mengangguk ke arah Dokter Yang."Kami akan mengikuti tuan muda ke rumah tuan muda. Kami juga sud
Ken langsung bergerak cepat. Dia yang pada saat ini sedang berada di samping salah seorang anak buahnya Lee Lien Chieh, langsung merampas senjata api genggam di tangan anak buahnya Lee Lien Chieh itu.Setelah itu, Ken mengarahkan tembakan ke arah dua orang pembunuh yang baru saja muncul dari balik ambulans.Dua tembakan berturut-turut dilakukan Ken dan bukan tembakan sembarangan karena dua tembakannya itu dengan tepat mengenai dua sasarannya.Padahal kalau saja Ken terlambat sepersekian detik saja, maka 2 orang itu akan berhasil membunuh Alvin dan juga Lydia, tapi kecepatan Ken membuat dua orang itu langsung tertembak tanpa sempat menembakkan senjata api di tangan mereka berdua.Lee Lien Chieh yang sebelumnya bahkan tidak sempat menggunakan tubuhnya untuk dijadikan tameng buat Alvin karena dia sedang mengkoordinasikan anak buahnya, kini bisa menarik nafas lega karena para musuh itu sudah berhasil dihabisi oleh Ken.Sekarang Lee Lien Chieh meminta dokter dan perawat untuk memasukkan Al
Posisi Lidya masih sangat jauh dari Ken tapi Ken sudah melihatnya.Lidya sudah mendatangi Ken didampingi oleh Romel yang berjalan dengan bantuan tongkatnya.Tidak ada cadar yang menutupi bagian wajah Lidya, cadar sudah diangkat ke atas sehingga wajah cantiknya terlihat dengan sangat jelas. Ken bisa melihat wajah Lidya dari jauh.Ken tersenyum. Ada rasa syukur di dalam dadanya karena sebentar lagi dia akan memiliki pujaan hatinya yang sebentar lagi akan secara resmi jadi istri, pendamping hidupnya yang nantinya akan melahirkan anak-anak untuk Ken.Ada rasa bahagia yang tidak bisa Ken ungkapkan saking besarnya dan saking dalamnya rasa yang Ken rasa dengan kenyataan kalau dia akan segera menikah dengan Lidya.Selangkah demi selangkah, dengan diiringi lagu 'Beautiful in White' Lidya berjalan melewati banyak tamu di lorong yang tadi sempat dilewati juga oleh Ken.Wajah Lidya merona dalam kebahagiaan karena sebentar lagi dia akan dipersunting oleh lelaki yang menjadi pujaan hatinya itu.Berb
Ken tahu kalau dia tidak bisa membiarkan senjata ditangan Lenny ini menyentuh tubuhnya, karena pisau itu adalah senjata terkuat bagi seorang yang yang ahli tenaga dalam seperti Ken.Karena itu, begitu melihat pergerakan Lenny yang sebelumnya menyasar anak kecil itu kini beralih kepadanya maka Ken langsung mengerahkan tenaga dalamnya untuk memukul ke arah lantaiIni adalah salah satu jurus miliknya yang jarang sekali dia pakai yaitu jurus Memukul Bumi Menembus Awan.Prinsip dari jurus ini adalah memukulkan tenaga dalam ke arah bawah untuk membuat Ken bisa mencelat naik tinggi ke atas untuk membuat tubuhnya terbang untuk beberapa saat dengan gerakan sangat cepat.Hal ini berguna untuk menghindari serangan ke arahnya yang dilakukan Lenny.Karena walaupun Lenny hanya gadis biasa yang tidak mengerti tenaga dalam, tapi, saat Lenny membeli pisau itu pada pemilik pisau itu sebelumnya, si pemilik sebelumnya itu, telah mengajari cara menyatu dengan pisau ini.Dengan menyatukan diri dengan Pisau
Saat ini, orang yang memegang Pisau Pemutus Langit sudah menunggu dengan kebencian yang meluap-luap di dalam dadanya.Dia menunggu sambil berdiri bersama orang-orang yang membentuk pagar hidup bersama para undangan di acara pernikahan Ken dan Lidya ini.Saat ini, dia langsung menundukkan kepalanya karena dia melihat Victor dan Meggie sedang berjalan dan semakin mendekati posisinya. Dia tahu kalau sampai dia mengangkat kepalanya dan saling tatap dengan Victor atau Meggie, maka mereka berdua akan mengenalinya.Orang ini menundukkan kepalanya dalam-dalam hingga akhirnya dia hanya bisa melihat kedua kaki Victor yang di depannya yang melewatinya bersama Meggie.Setelah Victor dan Meggie lewat, dia tahu kalau sedikit lagi Ken akan lewat di depannya dan saat itulah dia akan beraksi.Dia tahu kalau untuk bisa menikam Ken, maka mungkin dia hanya bisa memiliki satu kesempatan. Mungkin tidak akan ada kesempatan kedua karena begitu dia menikam Ken di kesempatan pertama, maka akan ada banyak orang
Seseorang tiba-tiba datang merangkul Ken dari belakang dan masuk di antara Ken dan orang yang mengincar Ken.“Ed Van Horn. Ternyata kamu datang juga?” sapa Ken kepada orang yang merangkulnya dari belakang ini.“Tentu saja, Ken. Kita sudah berteman baik sejak lama, tentu saja aku tidak akan mungkin melewatkan pernikahanmu ini. Aku sampai cancel perjalananku ke Amerika Selatan untuk acaramu ini. Hahaha.” Ed Van Horn berjalan cepat sehingga Ken ikut-ikutan berjalan cepat masuk ke dalam hotel.Orang yang ingin membunuh Ken, terpaksa melepaskan tangannya dari pisaunya. Dia kemudian mengikuti dari belakang. Saat di pintu masuk hotel, ada banyak orang yang kini menghalangi langkah pembunuh itu karena semuanya ingin masuk ke dalam setelah melihat Ken sudah masuk menyusul Victor dan Maggie yang sudah masuk duluan.Kini, langkah orang ini benar-benar terhenti. Dia hanya bisa memaki-maki dalam hatinya kepada orang-orang yang menghalangi langkahnya. Dia semaki marah saat dia melihat Ken dan Ed Va
Sesampainya di hotel, Ken beserta Victor dan Maggie sudah disambut oleh banyak orang di depan pintu masuk hotel. Ada dewan direksi dan dewan manager Diamond Group, ada para CEO anak perusahaan Diamond Group, juga ada para relasi dan pejabat di Hongkong dan bahkan beberapa duta besar dan partner bisnis dari berbagai negara yang khusus datang untuk mengikuti acara ini.Sebagian direksi bahkan baru kembali menjabat setelah sempat dinonaktifkan oleh Ricky di masa pemerintahan Ricky sebelumnya. Demikian juga sebagian CEO yang sempat dipecat Ricky dan bahkan anak perusahaan yang mereka pinpin itu, sempat pindah tangan setelah dijual Ricky.Tapi setelah Ken naik tahta menjadi Presiden direktur Diamond Group ditambah dengan sokongan pengaruh yang kuat dari Lidya sebagai pemegang saham terbanyak, maka, dalam waktu singkat, Ken kembali berhasil membuat Diamond Group yang sempat oleng di tangan Ricky, membaik kembali.Karena itu, hampir semua karyawan Diamond Group yang hadir di tempat ini, seng
Lidya berhasil mendapatkan puncaknya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken. Tiba-tiba rasa kantuk menyerangnya. Ketegangan selama beberapa hari ini dari mulai memutuskan untuk berpisah dengan Ken dan berlanjut dengan penculikan yang dilakukan Jack serta percobaan perkosaan yang dua kali terjadi padanya membuat dia sangat lelah.Sebelumnya Lidya tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan Ken yang mengadakan pertemuan berbahaya dengan pimpinan dari 3 kelompok mafia besar dan bahkan Ken sempat terlihat khawatir sesaat sebelum pergi ke pertemuan itu.Akhirnya sekarang ini, setelah Lidya bertemu Ken dan sempat melewati rapat Diamond Group dan diteruskan dengan berhubungan dengan Ken dan mencapai satu kali puncak, kini, rasa kantuk yang amat hebat menyerang Lidya sehingga dia langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken.Lidya lupa kalau Ken sempat ditusuk di dada sehingga beberapa saat kemudian, Ken langsung mengeluh sakit.Lidya terbangun dan melihat Ken memegang dadanya ya
Ken menghela nafas berat dan berkata, "bakal susah, sih. Tapi, aku suka banget." Ken menatap Lidya penuh arti."Apa bisa nunggu sampai kamu sembuh dulu?" tanya Lidya sambil menatap Ken penuh selidik.Ken kembali menghela nafas berat. "Saat dalam pertempuran, bercumbu denganmu adalah semangatku untuk menang dan lolos dari sana."Kali ini Lidya yang menghela nafas. "Baiklah tunggu disini, ya?"Setelah itu, Lidya berjalan ke arah pintu kamar tempat Ken dirawat yang sehari-hari yang memang adalah kamarnya Ken itu.Lidya menutup dan langsung mengunci pintu. Setelah itu, dia kembali mendekati Ken dan kembali menghela nafas."Kamu kenapa?" tanya Ken sambil menatap penuh selidik ke arah Lidya."Aku maunya kan kita melakukan ini kalau kita sudah resmi menikah.""Kan kamu yang duluan meminta ini. Iya kan?""Iya, sih. Tapi waktu itu, karena aku ingin kita akan segera terpisah untuk selamanya. Makanya aku ingin kenangan terakhir yang indah denganmu.""Sekarang aku sudah terlanjur ketagihan, Lidya
Saat Ricky berusaha mengarahkan senjatanya ke arah Ken, Ken sudah mengetahuinya, pendengaran tajamnya berhasil mencium pergerakan tidak wajar Ricky tanpa Ken perlu untuk melihatnya.Ditambah dengan teriakan beberapa CEO yang melihat Ricky menarik senjata sehingga Ken segera mengibaskan tangannya ke arah belakang tanpa perlu melihat ke belakang atau membalikkan tubuhnya.Hasilnya, senjata api di tangan Ricky itu terlempar ke udara dan jatuh ke atas meja. Senjata api itu langsung diamankan seorang satpam.Ken sebenarnya bisa melakukan sesuatu yang lebih pada Ricky, tapi, dia tidak melakukannya. Dia cuma meminta anak buahnya Lee Lien Chieh untuk menjaga Ricky.Lee Lien Chieh sendiri sejak tadi sudah ditangani oleh dua dokter yang sejak tadi mengikuti Alvin dan sekarang ini, Lee Lien Chieh yang sudah mendapatkan pertolongan pertama, langsung dibawa oleh beberapa satpam untuk dibawa ke rumah sakit.Acara penggantian pemimpin Diamond Group, kini kembali diteruskan. Alvin meresmikan Ken seba
Melihat Ricky mengeluarkan senjata api, Alvin langsung membentak Ricky, “mau apa kamu, hah?!”Ricky mendelik dan mengarahkan senjata apinya ke arah Alvin. Lee Lien Chieh berusaha merampas senjata api di tangan Ricky tapi tidak berhasil. Kemudian suara tembakan terdengar.Banyak orang yang berteriak saat Ricky menembak. Sebelumnya ada yang mengira Ricky hanya akan menggertak dan tidak akan berani menembak dengan senjata apinya tapi setelah Ricky benar-benar menembak, keadaan betul-betul berubah.Hampir semua orang langsung tiarap ke lantai, ada yang merangkak dan membuka pintu untuk keluar secara diam-diam dari ruang rapat ini. Yang masih duduk hanya beberapa direksi senior. Beberapa CEO yang masih berusia muda, memutuskan untuk berdiri dan melindungi Alvin, tapi, ada beberapa di antaranya yang langsung didorong oleh anak buahnya Ricky.Lee Lien Chieh tersungkur di lantai sambil memegang perutnya yang terkena timah panas hasil tembakan Ricky tadi. Lee Lien Chieh berhasil melindungi Alv