Setelah itu, tidak ada lagi rintangan hingga akhirnya rombongan sampai di rumahnya Ken.Rumahnya Ken ini berada di kompleks perkantoran Diamond Group. Rumah ini adalah rumah untuk pemimpin Diamond Group.Ricky yang baru beberapa hari mengambil alih posisi pimpinan Diamond Grup, belum sempat mengambil alih kompleks gedung, rumah untuk pemimpin Diamond Grup, karena itulah di rumah ini masih ditinggali oleh Nixon dan juga Meggy beserta para pengawal dan para pelayan mereka.Karena menyadari kalau Ricky masih tinggal di rumah kekaisaran, rumah tempat Alvin tinggal, maka Ken memilih untuk membawa Alvin ke rumah ini supaya bisa memusatkan pengawalan kepada Alvin di rumah ini.Setelah sampai di gedung pimpinan Diamond Grup ini, Alvin dan juga Lidya langsung dibawa oleh para dokter dan perawat untuk menuju ke dalam dengan terus dikawal oleh Lee Lien Chieh dan anak buahnya.Perawat yang tertembak oleh sniper tadi, kini sudah langsung dibawa kembali dengan ambulans setelah Alvin dibawa ke dalam
Ken mulai mencium Lidya dengan penuh kerinduan. Dia sangat bahagia setelah dia tahu kalau Lidya tidak pernah mengkhianatinya.Ini adalah kesempatan berduaan dalam kamar untuk pertama kali sejak dia kembali bisa bersama Lidya, karena itu, dia ingin memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya.Apalagi dengan kenyataan kalau sesudah ini, Ken akan menghadapi 3 Genk besar yang sudah memiliki dendam kepadanya di masa lalu.Bahkan Ken sendiri tidak memiliki keyakinan untuk bisa keluar dari pertemuan dia dengan 3 Genk besar itu, tapi karena dia tahu, kalau itu satu-satunya cara mengulur waktu, maka, Ken tetap akan menjalaninya.Karena itu, kesempatan bersama Lidya ini, bagi Ken, mungkin adalah kesempatan terakhir. Tapi, Ken tidak ingin membuat Lidya khawatir, karena itu, dia terus tenang mendapatkan pertanyaan Lidya."Apa kamu yakin kalau segalanya akan berjalan dengan baik?" tanya Claudia sambil sedikit mendorong tubuh Ken."Ya. Orang yang bernama Sesepuh Chen itu, adalah orang yang sangat di
Karena keadaan semakin panas, untuk sejenak Ken meninggalkan Lidya dan menuju ke arah pintu.Sebelumnya, hasratnya terlanjur menguasainya sehingga dia melupakan akan kehadiran Romel, Esy dan Maggie di depan pintu kamar.Saat ini, Ken jadi agak malu setelah terdengarnya suara erangan Lidya tadi, karena itu, dia menuju ke pintu untuk memeriksa hembusan nafas di luar kamar.Dari balik pintu yang masih tertutup ini, Ken mendengar ada suara nafas 4 orang di luar pintu. Ini membuat Ke. agak malu.Ken agak malu pada orangtuanya Lidya karena walaupun Ken akan segera menikahi Lidya, tapi, status Ken dan Lidya tetap saja masih calon dan belum resmi menjadi suami istri.Karena itu, Ken memperbaiki kemejanya dan membuka pintu kamar sedikit untuk melongok ke arah luar.Melihat tindakan Ken itu, Lidya segera menyembunyikan tubuhnya di balik selimut.Ken mengintip ke arah luar dan di luar, dia langsung disambut oleh sapaan 4 orang yang langsung membungkuk ke arah Ken."Tuan muda," sapa 4 orang itu.
Ken mulai mempercepat gerakan-gerakannya, naik turun di atas tubuh indah milik Lidya.Ken tahu kalau Lidya sudah kembali naik hasratnya dan Ken ingin memanfaatkan hal itu dengan sebaik-baiknya.Karena itu, Ken melepaskan dirinya lagi dan menaikkan tubuh Lidya ke atas tubuhnya.Kini tubuh Lidya sudah berada di atas tubuh Ken.Lidya segera tanggap akan apa yang diinginkan Ken, karena itu, dia segera tersenyum dan mulai melakukan proses penyatuan tubuhnya dengan Ken.Beberapa saat kemudian, Lidya sudah mulai menggerak-gerakkan tubuhnya.Ken membuka matanya untuk melihat siapa yang berada di atas tubuhnya saat ini, karena wajah Lidya selalu mempesona di matanya.Selama setahun ini, Ken sempat cuma bisa memimpikan wajah wanita pujaannya ini karena Ken masih trauma untuk mendekati wanita.Setelah hubungan Ken dan Lidya sempat mengalami salah paham dan juga pengorbanan yang dilakukan Lidya yang hampir membuat Ken dan Lidya berpisah hingga selamanya, kini, Ken bersyukur karena akhirnya dia bi
"Aku harus pergi," bisik Ken sambil mengecup kening Lidya."Kamu mau kemana? Jangan pergi. Tetaplah bersamaku," pinta Lidya."Aku harus pergi. Aku harus bertemu dengan pimpinan dari 3 geng besar itu.""Tapi kamu tidak akan apa-apa kan? Tidak akan berbahaya kan?""Iya, sayang." Ken mengibas rambut Lidya yang menutupi mata Lidya. "Aku tidak akan apa-apa. Aku hanya akan mengikuti sebuah perjanjian damai jadi aku tidak akan kenapa-kenapa. Hanya akan ada pembicaraan-pembicaraan untuk mencari solusi yang terbaik.""Kamu harus kembali padaku," Lidya menatap kedua bola mata Ken. "Kamu tidak boleh meninggalkan aku. Kamu bertanggungjawab padaku. Kamu harus penuhi janjimu untuk menikahiku.""Tentu saja, sayang. Seperti yang aku bilang sebelumnya padamu. Wajahmu, tubuhmu, buah dadamu dan semua yang ada dalam dirimu, menjadi penyemangat bagiku untuk kembali. Aku akan mengatasi semua rintangan untuk kembali padamu karena kamu sangat berarti bagiku.""Benarkah?""Ya. Bagiku, untuk kembali padamu itu
Setelah menemui Alvin, Ken keluar dari kamar tempat Alvin dirawat dan pergi menemui Victor.Saat masuk ke kamarnya Victor, sudah ada Meggie yang menyambutnya sementara Victor sendiri terlihat sedang makan di pembaringan sambil bersandar di kepala ranjang."Ken, sebaiknya kamu pikirkan lagi tentang niat kamu untuk mengikuti pertemuan itu. Kamu bisa dikeroyok di sana, nak," kata Meggie saat Ken menghampiri Victor."Aku sudah memikirkan semuanya, ma. Kalau aku tidak pergi, mereka akan menyerang ke sini, ma.""Kamu bertahan saja di sini. Kamu koordinir semua tim pengawal kita untuk melawan mereka. Ada banyak yang bersedia mati untuk keluarga kita," timpal Victor."Akan ada banyak korban jiwa kalau sampai aku menunggu di sini, pa. Para pengawal yang ada disini, cuma aku siapkan untuk menghadapi pembunuh bayaran suruhan ibu suri, bukan untuk menghadapi 3 mafia besar, pa. Mereka bisa habis kalau menghadapi 3 mafia besar negeri ini.""Tapi ...""Please, pa. Tiga mafia besar itu akan sangat te
Beberapa saat kemudian, Ken sudah sampai di depan restoran Golden Jumbo.Dari kejauhan, Ken sudah melihat kalau ada begitu banyak anggota mafia yang berada di sekitaran restoran Golden Jumbo ini.Ada yang duduk-duduk tepat di depan pintu masuk, ada yang duduk-duduk di seberang jalan, ada juga yang duduk-duduk di mobil-mobil yang parkir di sekitar restoran.Walaupun mereka bertingkah seperti orang-orang biasa, walaupun mereka mengaburkan identitas mereka sebagai anggota mafia tapi sekali lihat, Kevin sudah tahu kalau mereka adalah anggota dari 3 geng mafia besar yang saat ini sedang menunggunya.Ken tidak gentar. Dengan tenang dia terus mendekati pintu masuk Restoran Golden Jumbo.Setelah tiba di depan pintu masuk, Ken segera turun dari mobilnya dan dengan remote yang dia ambil dari sakunya, dia menekan autopilot di mobilnya sehingga mobilnya itu langsung berjalan tanpa ada pengemudi di dalamnya, meninggalkan restoran ini.Sedianya mobil ini akan digunakan Ken untuk rencananya selanjut
Sebuah pukulan dengan tenaga penuh sudah dilayangkan oleh Derek Liu kepada Ken.Tapi dengan mudahnya, Ken sudah menghindar dengan cara mencondongkan tubuhnya ke belakang tanpa mundur satu langkah pun dari posisinya"DEREK!" bentak Sesepuh Chan. "Apa kamu tidak menganggap aku disini, sehingga berani bertindak lancang seperti ini, hah!"Mendengar bentakan dan kata-kata dari Sesepuh Chan itu, Derek terpaksa menghentikan aksinya.Derek cuma bisa melotot, menatap penuh ancaman kepada Ken.Setelah Derek menghentikan aksinya, Sesepuh Chan langsung duduk di depan Ken.Setelah Sesepuh Chan duduk, barulah Ken dengan Arnold Jupiter dan juga Derek duduk.Derek Liu masih menatap Ken dengan penuh ancaman tapi Ken sama sekali tidak menatapnya."Begini, Ken. Aku ingin kamu menjelaskan disini, mengapa kamu berani-beraninya mengadu domba 3 geng mafia besar sehingga terjadi banyak kerugian dan cukup banyak korban jiwa yang berjatuhan karena aksimu itu, hah. Kenapa?" kata Sesepuh Chan dengan mata penuh s