Mendengar kalau Lidya dan Alvin sudah bisa dipindahkan, Ken segera memerintahkan Lee Lien Chieh untuk bersiap.Beberapa saat kemudian, dua ranjang dorong sudah dikeluarkan dari emergency room.Ada 2 orang yang berada diatas 2 ranjang dorong itu dan dua-duanya dalam keadaan tidak sadar.Alvin masih menggunakan banyak peralatan kesehatan yang ditancapkan di sekujur tubuhnya. Sementara beberapa perawat dan dokter terus menjaga Alvin.Di pihak lain, Lidya juga dalam keadaan tidak sadar. Walaupun tidak banyak peralatan kesehatan yang dipasang di tubuhnya, hanya ada satu infus yang dipasang di tubuhnya.Ken segera mendekati Lidya setelah sempat melihat keadaan Alvin.Dokter berkata kepada Ken, "gadis ini sebenarnya tidak terlalu parah, cuma karena dia sempat merasakan sesak nafas akibat tembakan yang mengenai kalungnya, karena itu, dia mendapatkan obat penenang.""Terima kasih, Dokter Yang." Ken mengangguk ke arah Dokter Yang."Kami akan mengikuti tuan muda ke rumah tuan muda. Kami juga sud
Ken langsung bergerak cepat. Dia yang pada saat ini sedang berada di samping salah seorang anak buahnya Lee Lien Chieh, langsung merampas senjata api genggam di tangan anak buahnya Lee Lien Chieh itu.Setelah itu, Ken mengarahkan tembakan ke arah dua orang pembunuh yang baru saja muncul dari balik ambulans.Dua tembakan berturut-turut dilakukan Ken dan bukan tembakan sembarangan karena dua tembakannya itu dengan tepat mengenai dua sasarannya.Padahal kalau saja Ken terlambat sepersekian detik saja, maka 2 orang itu akan berhasil membunuh Alvin dan juga Lydia, tapi kecepatan Ken membuat dua orang itu langsung tertembak tanpa sempat menembakkan senjata api di tangan mereka berdua.Lee Lien Chieh yang sebelumnya bahkan tidak sempat menggunakan tubuhnya untuk dijadikan tameng buat Alvin karena dia sedang mengkoordinasikan anak buahnya, kini bisa menarik nafas lega karena para musuh itu sudah berhasil dihabisi oleh Ken.Sekarang Lee Lien Chieh meminta dokter dan perawat untuk memasukkan Al
Setelah itu, tidak ada lagi rintangan hingga akhirnya rombongan sampai di rumahnya Ken.Rumahnya Ken ini berada di kompleks perkantoran Diamond Group. Rumah ini adalah rumah untuk pemimpin Diamond Group.Ricky yang baru beberapa hari mengambil alih posisi pimpinan Diamond Grup, belum sempat mengambil alih kompleks gedung, rumah untuk pemimpin Diamond Grup, karena itulah di rumah ini masih ditinggali oleh Nixon dan juga Meggy beserta para pengawal dan para pelayan mereka.Karena menyadari kalau Ricky masih tinggal di rumah kekaisaran, rumah tempat Alvin tinggal, maka Ken memilih untuk membawa Alvin ke rumah ini supaya bisa memusatkan pengawalan kepada Alvin di rumah ini.Setelah sampai di gedung pimpinan Diamond Grup ini, Alvin dan juga Lidya langsung dibawa oleh para dokter dan perawat untuk menuju ke dalam dengan terus dikawal oleh Lee Lien Chieh dan anak buahnya.Perawat yang tertembak oleh sniper tadi, kini sudah langsung dibawa kembali dengan ambulans setelah Alvin dibawa ke dalam
Ken mulai mencium Lidya dengan penuh kerinduan. Dia sangat bahagia setelah dia tahu kalau Lidya tidak pernah mengkhianatinya.Ini adalah kesempatan berduaan dalam kamar untuk pertama kali sejak dia kembali bisa bersama Lidya, karena itu, dia ingin memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya.Apalagi dengan kenyataan kalau sesudah ini, Ken akan menghadapi 3 Genk besar yang sudah memiliki dendam kepadanya di masa lalu.Bahkan Ken sendiri tidak memiliki keyakinan untuk bisa keluar dari pertemuan dia dengan 3 Genk besar itu, tapi karena dia tahu, kalau itu satu-satunya cara mengulur waktu, maka, Ken tetap akan menjalaninya.Karena itu, kesempatan bersama Lidya ini, bagi Ken, mungkin adalah kesempatan terakhir. Tapi, Ken tidak ingin membuat Lidya khawatir, karena itu, dia terus tenang mendapatkan pertanyaan Lidya."Apa kamu yakin kalau segalanya akan berjalan dengan baik?" tanya Claudia sambil sedikit mendorong tubuh Ken."Ya. Orang yang bernama Sesepuh Chen itu, adalah orang yang sangat di
Karena keadaan semakin panas, untuk sejenak Ken meninggalkan Lidya dan menuju ke arah pintu.Sebelumnya, hasratnya terlanjur menguasainya sehingga dia melupakan akan kehadiran Romel, Esy dan Maggie di depan pintu kamar.Saat ini, Ken jadi agak malu setelah terdengarnya suara erangan Lidya tadi, karena itu, dia menuju ke pintu untuk memeriksa hembusan nafas di luar kamar.Dari balik pintu yang masih tertutup ini, Ken mendengar ada suara nafas 4 orang di luar pintu. Ini membuat Ke. agak malu.Ken agak malu pada orangtuanya Lidya karena walaupun Ken akan segera menikahi Lidya, tapi, status Ken dan Lidya tetap saja masih calon dan belum resmi menjadi suami istri.Karena itu, Ken memperbaiki kemejanya dan membuka pintu kamar sedikit untuk melongok ke arah luar.Melihat tindakan Ken itu, Lidya segera menyembunyikan tubuhnya di balik selimut.Ken mengintip ke arah luar dan di luar, dia langsung disambut oleh sapaan 4 orang yang langsung membungkuk ke arah Ken."Tuan muda," sapa 4 orang itu.
Ken mulai mempercepat gerakan-gerakannya, naik turun di atas tubuh indah milik Lidya.Ken tahu kalau Lidya sudah kembali naik hasratnya dan Ken ingin memanfaatkan hal itu dengan sebaik-baiknya.Karena itu, Ken melepaskan dirinya lagi dan menaikkan tubuh Lidya ke atas tubuhnya.Kini tubuh Lidya sudah berada di atas tubuh Ken.Lidya segera tanggap akan apa yang diinginkan Ken, karena itu, dia segera tersenyum dan mulai melakukan proses penyatuan tubuhnya dengan Ken.Beberapa saat kemudian, Lidya sudah mulai menggerak-gerakkan tubuhnya.Ken membuka matanya untuk melihat siapa yang berada di atas tubuhnya saat ini, karena wajah Lidya selalu mempesona di matanya.Selama setahun ini, Ken sempat cuma bisa memimpikan wajah wanita pujaannya ini karena Ken masih trauma untuk mendekati wanita.Setelah hubungan Ken dan Lidya sempat mengalami salah paham dan juga pengorbanan yang dilakukan Lidya yang hampir membuat Ken dan Lidya berpisah hingga selamanya, kini, Ken bersyukur karena akhirnya dia bi
"Aku harus pergi," bisik Ken sambil mengecup kening Lidya."Kamu mau kemana? Jangan pergi. Tetaplah bersamaku," pinta Lidya."Aku harus pergi. Aku harus bertemu dengan pimpinan dari 3 geng besar itu.""Tapi kamu tidak akan apa-apa kan? Tidak akan berbahaya kan?""Iya, sayang." Ken mengibas rambut Lidya yang menutupi mata Lidya. "Aku tidak akan apa-apa. Aku hanya akan mengikuti sebuah perjanjian damai jadi aku tidak akan kenapa-kenapa. Hanya akan ada pembicaraan-pembicaraan untuk mencari solusi yang terbaik.""Kamu harus kembali padaku," Lidya menatap kedua bola mata Ken. "Kamu tidak boleh meninggalkan aku. Kamu bertanggungjawab padaku. Kamu harus penuhi janjimu untuk menikahiku.""Tentu saja, sayang. Seperti yang aku bilang sebelumnya padamu. Wajahmu, tubuhmu, buah dadamu dan semua yang ada dalam dirimu, menjadi penyemangat bagiku untuk kembali. Aku akan mengatasi semua rintangan untuk kembali padamu karena kamu sangat berarti bagiku.""Benarkah?""Ya. Bagiku, untuk kembali padamu itu
Setelah menemui Alvin, Ken keluar dari kamar tempat Alvin dirawat dan pergi menemui Victor.Saat masuk ke kamarnya Victor, sudah ada Meggie yang menyambutnya sementara Victor sendiri terlihat sedang makan di pembaringan sambil bersandar di kepala ranjang."Ken, sebaiknya kamu pikirkan lagi tentang niat kamu untuk mengikuti pertemuan itu. Kamu bisa dikeroyok di sana, nak," kata Meggie saat Ken menghampiri Victor."Aku sudah memikirkan semuanya, ma. Kalau aku tidak pergi, mereka akan menyerang ke sini, ma.""Kamu bertahan saja di sini. Kamu koordinir semua tim pengawal kita untuk melawan mereka. Ada banyak yang bersedia mati untuk keluarga kita," timpal Victor."Akan ada banyak korban jiwa kalau sampai aku menunggu di sini, pa. Para pengawal yang ada disini, cuma aku siapkan untuk menghadapi pembunuh bayaran suruhan ibu suri, bukan untuk menghadapi 3 mafia besar, pa. Mereka bisa habis kalau menghadapi 3 mafia besar negeri ini.""Tapi ...""Please, pa. Tiga mafia besar itu akan sangat te