"Aku bahkan menyimpan lukisan-lukisan ku di studio kecilku di rumah ku," lanjut Wilona lagi."Aku ingin melihatnya, suatu hari nanti," kata Daniel antusias."Oke. tapi jangan sekarang, ya. Sekarang ini, papa masih sakit dan Mama Norma belum menerimamu. Berikan dia waktu. Oke?""Oke."Sesudah itu, mereka berdua menghabiskan waktu untuk melihat lukisan-lukisan yang ada di sana, tak lupa juga, Wilona menjelaskan lukisan-lukisan yang ada disana kepada Daniel.Daniel dan Wilona terus berada di kompleks Tugu Tua itu hingga menjelang malam. Setelah itu, Wilona mengajak Daniel pergi dari kompleks Tugu Tua itu."Aku ingin mengajakmu makan malam dulu sebelum mengantarmu pulang. Oke?" tanya Daniel saat Wilona baru saja duduk di boncengan motornya."No. Aku ingin traktir kamu, kak. Kita ke restoran favoritku. Oke?" pinta Wilona."Oke."Wilona mengajak Daniel untuk makan di sebuah restoran mewah. Tapi, ternyata restoran ini memiliki antrian sehingga Daniel dan Wilona harus duduk dulu menunggu di t
Sekarang ini, seorang pria agak gemuk berumur 50 tahunan dan memiliki tinggi sekitar 160 dengan wajah tersenyum mendekati Rudi dan John. Setelah itu, dia bertanya, "ada apa ribut-ribut disini? Kata para pelayan, ada orang yang memanggil-manggil aku. Benarkah?"John tersenyum sinis, menunjuk ke arah Wilona dan berkata, "ini adalah Wilona, anak dari Tante Norma yang merasa aku tidak memiliki hak untuk melarang dia masuk ke dalam restoran milikku sendiri ini."Mendengar itu, Ginanjar menatap Wilona , dia tersenyum sinis dan berkata, "Pak John ini adalah pemilik hampir 30 persen saham di restoranku ini jadi dia memiliki hak untuk melarang kamu masuk ke restoran ini."Sebelum ini, Wilona pikir, Ginanjar yang terlihat baik itu, bisa berpikiran lebih logis tapi ternyata Ginanjar juga lebih membela John yang terang-terangan berbuat salah karena melarang Wilona untuk masuk ke dalam restoran cuma karena Wilona tidak mau berkencan dengan John.Tepat pada saat inilah, Daniel mendapatkan kabar dar
"Sudah. Kalian berdua tidak perlu lagi bermohon-mohon kepadaku. Aku sudah tahu watak kalian berdua, aku sudah tahu sifat kalian berdua. Untuk John, aku sudah putuskan kalau tidak akan ada dana untuk startup miliknya. Sementara untuk kamu, Ginanjar. Sebentar lagi, orangku yang bernama Thomas, akan segera datang ke situ untuk mengambil-alih restoran itu. Kalau kamu masih melawan, kamu tahu apa yang bisa aku lakukan. Kalau kamu ingin meneruskan ke jalur hukum, kamu tentu tahu pengacara yang akan aku kerahkan. Karena itu, lebih baik kamu segera angkat kaki dari restoranku ini, mengerti?" tandas Kim.Saat itulah Thomas datang mendekati Ginanjar dan berkata, "kami berasal dari Golden Horse Grup. Kami disuruh oleh Tuan Besar Kim untuk datang ke sini."Melihat kedatangan Thomas ini, Ginanjar langsung tahu kalau waktunya sudah habis di restoran ini. Tapi, dia begitu marah kepada Thomas karena dia menganggap Thomas lah yang melapor kepada Paman Kim sehingga Paman Kim mendepak dirinya dari resto
"Cobalah kamu ungkapkan apa yang ingin kamu minta. Siapa tahu akan bisa terwujud. Asalkan yang kamu minta itu berada di restoran ini," kata Daniel sambil memegang tangan Wilona."Yang aku mau itu kan, memang berada di restoran ini tetapi aku sendiri belum pernah ke situ sebelumnya. Hanya sepupuku, Stefani dan pacarnya yang diijinkan untuk ke situ untuk menikmati tempat itu. Sekarang ini, aku ingin menikmati itu bersama kamu," jawab Wilona."Kamu bikin aku penasaran, Wilona. Sebenarnya, apa sih yang kamu maksud itu? Apa yang ingin kamu nikmati bersama aku itu?""Begini. Di rooftop restoran ini, ada sebuah tempat bagus tapi tempat itu tidak dibuka untuk umum. Pengunjung restoran ini, tidak bisa ke sana dengan bebas karena tempat itu hanya dibuka untuk tamu yang sangat terkenal. Seperti artis terkenal di negeri ini atau tokoh penting negeri ini. Tempat itu, juga sering menjadi tempat syuting film karena memang eye catching dan instagrammable. Sepupuku sempat foto disana walaupun tidak te
Sebelum bibir mereka berdua kembali menyatu, Wilona seakan terhipnotis dengan tatapan Daniel yang seakan bisa menyentuh hatinya sampai bagian hatinya yang terdalam sehingga dia pasrah dan menutup matanya serta tidak lagi berdaya untuk melakukan protes kepada Daniel karena kekhawatirannya akan ada yang datang ke rooftop ini.Keduanya semakin tenggelam dalam rasa dan dalam hasrat yang menggelegak yang menuntun mereka untuk semakin tenggelam yang tidak mempedulikan keadaan sekitarnya.Wilona yang sebelumnya takut-takut untuk menikmati apa yang sedang dia nikmati bersama Daniel ini, kini tidak peduli lagi akan sekitarnya. Seolah ada tuntutan dari dalam hatinya yang membuat dia biarkan Daniel berkreasi.Wilona masih membiarkan saat tangan Daniel mulai masuk ke dalam kemejanya. Dia juga biarkan saat tangan Daniel mulai meremas apa yang ada di dalam sana, hingga yang bisa dilakukan Wilona hanya mendesah kecil saat bibir dan lidah Daniel meninggalkan bibir Joanna dan mulai menyusuri leher jen
"Ya. Aku adalah Jenderal Besar Raven," jawab Daniel."Suatu kehormatan bagiku, jenderal. Akhirnya aku bisa bertemu denganmu, jenderal. Jenderal adalah jenderal termuda dalam sejarah dunia dan jenderal yang memiliki latihan tempur paling komplit dan meraih hasil paling tinggi dalam sejarah pertempuran militer di seluruh dunia. Jenderal juga adalah ahli strategi perang paling hebat di seluruh dunia. Benar-benar suatu kehormatan bisa bertemu denganmu, jenderal."Jikan Yo Tomare tidak bisa meneruskan kata-katanya karena Daniel sudah menguatkan cengkramannya di leher Jikan Yo Tomare karena pintu lift sudah terbuka.Daniel langsung mendorong tubuh Jikan Yo Tomare untuk menuju ke kamar tempat Vigo berada.Vigo sudah berdiri di depan kamarnya saat Daniel mendatangi dia bersama Jikan Yo Tomare.Setelah semuanya berada di dalam kamar, Vigo langsung mengunci pintu kamarnya sementara Daniel mendudukkan Jikan Yo Tomare di sebuah kursi, disusul dengan Vigo yang langsung mengikat tangan Jikan Yo Tom
"Apa yang akan kita lakukan, jenderal?" tanya Vigo."Aku akan melakukan sesuatu. Kamu ingat kan tadi, yang dibilang oleh Jikan Yo Tomare kalau Perdana Menteri Gerga itu akan memakai media untuk melakukan character assassination kepada Jenderal Hernandez?" jawab Daniel."Iya, jenderal.""Itu berarti, sebagai langkah pertama, Kita juga harus melakukan counterattack dengan media yang kita punya di negara ini, atau juga kita bisa mencari media independen yang jujur dan tidak berada di bawah kekuasaan perdana menteri. Aku yakin, mereka pasti akan memberitakan sesuatu yang baik untuk Jenderal Hernandez.""Tapi kalau tanpa bukti, akan sulit juga bagi mereka untuk memberitakannya. Apakah kita bisa menggunakan kesaksian dari Jikan Yo Tomare tadi, soalnya aku sempat merekam kesaksian Jikan Yo Tomare tadi.""Nampaknya itu bisa kita lakukan. Kirim juga video itu di handphoneku.""Siap, jenderal.""Selain itu, kamu juga hubungi tim IT tim intel kita supaya mereka mencari seluk beluk tentang korups
Daniel menghitung peluru lawan dan dengan pendengaran tajamnya, dia bisa tahu siapa saja yang baru saja kehabisan peluru dan ada di posisi mana mereka.Saat mereka berusaha untuk mengisi peluru di senjata api mereka, saat itulah Daniel melompat dan menembak dengan cepat.Dalam satu lompatan itu, Daniel berhasil menembak 4 orang lagi, tembakan-tembakan dari musuhnya tidak ada yang berhasil mengenai Daniel saking cepatnya gerakannya.Saat ini, Daniel telah berada di tempat yang dekat dengan seorang musuh yang tadi berusaha masuk ke kamar dan berhasil ditembak Daniel.Ada senjata api laras panjang di situ, Daniel segera mengambil senjata api laras panjang itu, menaruh dua senjata api genggamnya ke lantai dan mulai bersiap.Dua orang musuh berusaha melempar granat ke dalam kamar tetapi Daniel lebih sigap.Dia melempar dua senjata api genggamnya yang tadi ditaruh di lantai untuk membentur 2 granat itu di udara sehingga 2 granat Itu kembali kepada pemiliknya masing-masing dan meledak di san