Tiba-tiba pintu menuju ruang atap terbuka dan beberapa orang keluar dari sana sehingga membuat Daniel dan gadis yang disandera itu jadi kaget.Dari pintu yang terbuka itu, keluarlah Felix, Matias serta Tony, asisten Ken di bagian keuangan.Bersama mereka bertiga, keluarlah sepasang suami istri berumur 40 tahunan yang begitu melihat gadis yang berada di samping Daniel, mereka langsung berteriak dan mendekati gadis itu."Mah. Pah," kata gadis yang sempat disandera itu yang langsung menghambur ke dalam pelukan sepasang suami istri yang baru datang ini yang ternyata adalah orang tua gadis itu.Felix langsung mendekati Daniel dan bercerita secara singkat tentang mengapa John Mc Clane bisa muncul di lantai atap apartemen dan kembali menyelamatkan Daniel.Daniel cuma bisa bersyukur karena John Mc Clane bisa sadar lebih cepat dari perkiraan semula karena kalau John tidak sadar dengan cepat, mungkin Daniel akan kesulitan menyelamatkan tiga orang yang bersama dia saat ledakan bom terjadi di lan
Tiba-tiba terdengar suara keras di ujung sana. Semua mata menoleh ke arah suara keras itu. Rupanya suara itu berasal dari apartemen tempat Daniel berhadapan dengan Benford sebelumnya.Nampaknya ada bom ke-4 yang berada di basement apartemen itu yang membuat pada akhirnya saat api yang dimulai dari lantai 3 akhirnya sampai ke ruangan basement maka gedung itu pun ambruk.Daniel melihat dari kejauhan. Dia berharap tidak ada dari masyarakat atau petugas pemadam kebakaran yang sedang memadamkan api yang terkena efek dari ambruknya gedung itu.**Dua minggu kemudian, Daniel dengan mengendarai sebuah helikopter, berada sendirian di atas lautan lepas. Tepatnya di samudra Pasifik.Setelah itu, sambil mengendalikan helikopter, Daniel mulai mengeluarkan sebuah bungkusan.Kemudian Daniel mulai bergumam saat menimang-nimang benda ini. "Sudah dua kali benda ini menusukku dan membuatku hampir mati. Mudah-mudahan dengan ini, benda ini akan hilang untuk selamanya dari hidupku."Ternyata benda di dalam
SEASON DUA. CERITA DALAM SEASON DUA INI, SAMA SEKALI TERPISAH DENGAN SEASON SATUNYA. TIDAK LAGI BERCERITA TENTANG JENDERAL BESAR RAVEN/DANIEL, TAPI TENTANG SEORANG MILYARDER ASAL HONGKONG YANG MENYEMBUNYIKAN DIRINYA DI JAKARTA.MILYARDER INI BERNAMA KEN WONG. SEMOGA PEMBACA SUKA.Seperti hari-hari biasanya, Ken Wong sedang mengepel lantai kantornya, sambil menunggu kemunculan gadis yang disukainya, yaitu Lidya Hernawan. Gadis yang juga merupakan teman sekantor Ken.Jabatan mereka berbeda sangat jauh. Ken hanyalah seorang cleaning service kantor, sementara Lidya adalah seorang pialang saham yang walaupun masih pemula tapi, memiliki masa depan cerah di perusahaan investasi saham yang merupakan salah satu perusahaan investasi saham terbesar dan terbaik di Jakarta ini.Hampir setiap paginya, Ken selalu menyempatkan dirinya untuk mengepel lantai di tempat yang akan dilalui oleh Lidya.Senyum manis Lidya, adalah sesuatu yang diperlukan Ken untuk mengawali hari-hari beratnya. Apalagi, Lidya
"Tony? Apa yang kamu lakukan di Jakarta? Mengapa kamu tidak kerja di Hongkong? mengapa kau bisa ada disini?" tanya Ken heran."Nyonya Besar Wong memintaku mencarimu, Tuan Muda Ken. sudah sebelas bulan aku mencarimu. Aku sudah mencarimu ke enam puluh negara di lima benua, aku bahkan sempat mencarimu dengan bantuan tim IT di beberapa kapal pesiar, untunglah, akhirnya, aku menemukanmu disini, tuan muda," kata Tony sambil tersenyum."Baiklah. bilang saja pada ibuku, kalau kamu tidak menemukan aku. sekarang, kembalilah ke Hongkong dan kerjalah lagi disana.""Tidak bisa semudah itu, Tuan Muda. tugasku mengharuskanku untuk menemukanmu Tuan Muda, dan membawa Tuan Muda kembali ke Hongkong. Diamond Grup menanti kepulangan Presiden Direkturnya, Tuan Muda.""Presiden Direktur? Ayahku kemana? dia yang harusnya memimpin Diamond Grup.""Ayahmu sakit, Tuan Muda. Ayahmu tidak sanggup lagi untuk memimpin Diamond Grup. beliau lebih banyak dirawat di rumah sakit daripada menjalankan tugas-tugasnya, akhir
Saat Ken datang menemui Tony, Ken langsung disuguhi dengan meja yang penuh dengan makanan enak, makanan mahal yang selama setahun ini, tidak mampu di belinya, karena gajinya yang pas-pasan itu.Ken pun langsung makan dengan lahapnya tanpa dikomando oleh Tony lagi. Tony sendiri hanya bisa maklum melihat lahapnya Tuan Muda-nya ini memakan semua makanan yang dipesannya ini.Tony tidak habis pikir dengan tuan mudanya ini, karena Ken memiliki harta yang sangat banyak dan perusahaan multi nasional yang berpusat di Hongkong tapi, pada setahun yang lalu, Ken tiba-tiba meninggalkan semua itu dan dengan bekal uang seadanya, Ken meninggalkan Hongkong.Ken bahkan tercatat tidak pernah menyentuh rekening pribadinya dan tidak pernah menghubungi atau meminta bantuan ke perusahaan cabang Diamond Grup yang ada di hampir semua negara.Akhirnya, Tony lah yang ditugaskan oleh Maggie Chow, ibu dari Ken untuk mencari Ken.Tony bahkan sempat membuat tim dan melakukan pencarian di hampir semua negara di duni
“Kamu mau nunggu apa lagi sih?” tanya Maggie di ujung telpon.“Aku ingin pulang saat aku sudah berhasil menaklukkan hati seorang wanita, mom,” jawab Ken.“Ya udah. Kamu kasih dia aparteman satu sama mobil satu. Udah pasti kamu bisa dapatin dia.”“Aku gak mau seperti itu, mom. Aku ingin dia menerimaku dengan keadaanku seperti sekarang ini.”“Sebagai pesuruh di kantor?” tanya Maggie.“Iya mom.”“Tapi itu akan butuh waktu lama, Ken! Uh ... bisa-bisa Diamond Group jatuh ke tangan pamanmu.”“Semoga tidak, mom. Mommy doakan aja aku agar aku bisa mendapatkan jodohku sebelum akhir tahun ini. Oke?”“Iya iya. Tapi ingat gak boleh lewat akhir tahun ini.”“Jangan khawatir, mom. Tapi, mommy juga harus ingat, mommy gak boleh memberitahu gadis incaranku tentang status aku yang sebenarnya, kalau mommy melakukan itu, aku akan menghilang lagi dan aku yakin, aku tidak akan bisa mommy temukan,” ancam Ken dengan nada serius.Maggie terdiam di seberang sana, sepertinya Maggie memang berencana untuk melakuk
Ken sangat kaget setelah mendengar kata-kata Lidya itu. Ken membalikkan tubuhnya dan menatap Lidya seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya tadi.Bukan hanya Ken yang kaget, Clara, Yuni dan Billy juga ikut-ikutan kaget. Mereka bertiga tidak menyangka kalau ajakan kencan seorang cleaning service seperti Ken kepada Lidya yang merupakan seorang pialang saham yang bermasa depan cerah, bisa diterima oleh Lidya.Karena itu, Clara, Yuni dan Billy, masih menunggu tanggapan Lidya selanjutnya, mereka pikir, Lidya cuma main-main dengan kata-kata Lidya barusan yang mau menerima ajakan kencan Ken itu.Mereka pikir, Lidya akan mentertawakan Ken tapi, Lidya malah merogoh tasnya dan mengambil kartu nama emas miliknya yang biasanya hanya Lidya berikan kepada klien-klien pentingnya, kemudian, kartu nama emas itu, Lidya berikan kepada Ken.“Itu kartu namaku. Kamu pasti belum tahu nomor WA aku kan? Nah, disitu, ada nomor WA aku, lengkap dengan alamat rumahku. Besok malam, aku tunggu kamu jam tujuh
"Kamu kenapa?" tanya Lidya sambil mengerjapkan matanya."Aku ... eh ... tidak apa-apa, kok." Ken masih malu untuk mengakui apa yang bergejolak di dalam hatinya saat dia melihat kecantikan Lidya ini."Ayo dong, kamu harus berkata jujur kepadaku saat aku bertanya padamu. Aku akan mogok bicara kalau kamu nggak mau bilang." Lidya sengaja memasang wajah cemberut di depan Ken.Sebenarnya tadi, aku ... aku terpesona melihat wajahmu." Ken akhirnya berkata terus terang tentang apa yang bergejolak di dalam dadanya."Betulkah itu yang kamu pikirkan tadi?" tanya Lidya sambil menatap penuh selidik ke arah Ken."Iya, Lidya. Itulah yang aku pikirkan tadi." Ken mengangguk."Lalu kenapa sesuatu yang bisa membuat aku senang, kamu tidak mau langsung mengatakannya kepadaku?" Lidya pura-pura kesal dan menatap tajam ke arah Ken."Tadinya aku pikir, aku tidak pantas mengatakannya.""Apanya yang tidak pantas? Apakah aku tidak pantas untuk membuatmu terpesona?" desak Lidya."Bukan. Bukan begitu, Lidya. Maksud
Posisi Lidya masih sangat jauh dari Ken tapi Ken sudah melihatnya.Lidya sudah mendatangi Ken didampingi oleh Romel yang berjalan dengan bantuan tongkatnya.Tidak ada cadar yang menutupi bagian wajah Lidya, cadar sudah diangkat ke atas sehingga wajah cantiknya terlihat dengan sangat jelas. Ken bisa melihat wajah Lidya dari jauh.Ken tersenyum. Ada rasa syukur di dalam dadanya karena sebentar lagi dia akan memiliki pujaan hatinya yang sebentar lagi akan secara resmi jadi istri, pendamping hidupnya yang nantinya akan melahirkan anak-anak untuk Ken.Ada rasa bahagia yang tidak bisa Ken ungkapkan saking besarnya dan saking dalamnya rasa yang Ken rasa dengan kenyataan kalau dia akan segera menikah dengan Lidya.Selangkah demi selangkah, dengan diiringi lagu 'Beautiful in White' Lidya berjalan melewati banyak tamu di lorong yang tadi sempat dilewati juga oleh Ken.Wajah Lidya merona dalam kebahagiaan karena sebentar lagi dia akan dipersunting oleh lelaki yang menjadi pujaan hatinya itu.Berb
Ken tahu kalau dia tidak bisa membiarkan senjata ditangan Lenny ini menyentuh tubuhnya, karena pisau itu adalah senjata terkuat bagi seorang yang yang ahli tenaga dalam seperti Ken.Karena itu, begitu melihat pergerakan Lenny yang sebelumnya menyasar anak kecil itu kini beralih kepadanya maka Ken langsung mengerahkan tenaga dalamnya untuk memukul ke arah lantaiIni adalah salah satu jurus miliknya yang jarang sekali dia pakai yaitu jurus Memukul Bumi Menembus Awan.Prinsip dari jurus ini adalah memukulkan tenaga dalam ke arah bawah untuk membuat Ken bisa mencelat naik tinggi ke atas untuk membuat tubuhnya terbang untuk beberapa saat dengan gerakan sangat cepat.Hal ini berguna untuk menghindari serangan ke arahnya yang dilakukan Lenny.Karena walaupun Lenny hanya gadis biasa yang tidak mengerti tenaga dalam, tapi, saat Lenny membeli pisau itu pada pemilik pisau itu sebelumnya, si pemilik sebelumnya itu, telah mengajari cara menyatu dengan pisau ini.Dengan menyatukan diri dengan Pisau
Saat ini, orang yang memegang Pisau Pemutus Langit sudah menunggu dengan kebencian yang meluap-luap di dalam dadanya.Dia menunggu sambil berdiri bersama orang-orang yang membentuk pagar hidup bersama para undangan di acara pernikahan Ken dan Lidya ini.Saat ini, dia langsung menundukkan kepalanya karena dia melihat Victor dan Meggie sedang berjalan dan semakin mendekati posisinya. Dia tahu kalau sampai dia mengangkat kepalanya dan saling tatap dengan Victor atau Meggie, maka mereka berdua akan mengenalinya.Orang ini menundukkan kepalanya dalam-dalam hingga akhirnya dia hanya bisa melihat kedua kaki Victor yang di depannya yang melewatinya bersama Meggie.Setelah Victor dan Meggie lewat, dia tahu kalau sedikit lagi Ken akan lewat di depannya dan saat itulah dia akan beraksi.Dia tahu kalau untuk bisa menikam Ken, maka mungkin dia hanya bisa memiliki satu kesempatan. Mungkin tidak akan ada kesempatan kedua karena begitu dia menikam Ken di kesempatan pertama, maka akan ada banyak orang
Seseorang tiba-tiba datang merangkul Ken dari belakang dan masuk di antara Ken dan orang yang mengincar Ken.“Ed Van Horn. Ternyata kamu datang juga?” sapa Ken kepada orang yang merangkulnya dari belakang ini.“Tentu saja, Ken. Kita sudah berteman baik sejak lama, tentu saja aku tidak akan mungkin melewatkan pernikahanmu ini. Aku sampai cancel perjalananku ke Amerika Selatan untuk acaramu ini. Hahaha.” Ed Van Horn berjalan cepat sehingga Ken ikut-ikutan berjalan cepat masuk ke dalam hotel.Orang yang ingin membunuh Ken, terpaksa melepaskan tangannya dari pisaunya. Dia kemudian mengikuti dari belakang. Saat di pintu masuk hotel, ada banyak orang yang kini menghalangi langkah pembunuh itu karena semuanya ingin masuk ke dalam setelah melihat Ken sudah masuk menyusul Victor dan Maggie yang sudah masuk duluan.Kini, langkah orang ini benar-benar terhenti. Dia hanya bisa memaki-maki dalam hatinya kepada orang-orang yang menghalangi langkahnya. Dia semaki marah saat dia melihat Ken dan Ed Va
Sesampainya di hotel, Ken beserta Victor dan Maggie sudah disambut oleh banyak orang di depan pintu masuk hotel. Ada dewan direksi dan dewan manager Diamond Group, ada para CEO anak perusahaan Diamond Group, juga ada para relasi dan pejabat di Hongkong dan bahkan beberapa duta besar dan partner bisnis dari berbagai negara yang khusus datang untuk mengikuti acara ini.Sebagian direksi bahkan baru kembali menjabat setelah sempat dinonaktifkan oleh Ricky di masa pemerintahan Ricky sebelumnya. Demikian juga sebagian CEO yang sempat dipecat Ricky dan bahkan anak perusahaan yang mereka pinpin itu, sempat pindah tangan setelah dijual Ricky.Tapi setelah Ken naik tahta menjadi Presiden direktur Diamond Group ditambah dengan sokongan pengaruh yang kuat dari Lidya sebagai pemegang saham terbanyak, maka, dalam waktu singkat, Ken kembali berhasil membuat Diamond Group yang sempat oleng di tangan Ricky, membaik kembali.Karena itu, hampir semua karyawan Diamond Group yang hadir di tempat ini, seng
Lidya berhasil mendapatkan puncaknya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken. Tiba-tiba rasa kantuk menyerangnya. Ketegangan selama beberapa hari ini dari mulai memutuskan untuk berpisah dengan Ken dan berlanjut dengan penculikan yang dilakukan Jack serta percobaan perkosaan yang dua kali terjadi padanya membuat dia sangat lelah.Sebelumnya Lidya tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan Ken yang mengadakan pertemuan berbahaya dengan pimpinan dari 3 kelompok mafia besar dan bahkan Ken sempat terlihat khawatir sesaat sebelum pergi ke pertemuan itu.Akhirnya sekarang ini, setelah Lidya bertemu Ken dan sempat melewati rapat Diamond Group dan diteruskan dengan berhubungan dengan Ken dan mencapai satu kali puncak, kini, rasa kantuk yang amat hebat menyerang Lidya sehingga dia langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken.Lidya lupa kalau Ken sempat ditusuk di dada sehingga beberapa saat kemudian, Ken langsung mengeluh sakit.Lidya terbangun dan melihat Ken memegang dadanya ya
Ken menghela nafas berat dan berkata, "bakal susah, sih. Tapi, aku suka banget." Ken menatap Lidya penuh arti."Apa bisa nunggu sampai kamu sembuh dulu?" tanya Lidya sambil menatap Ken penuh selidik.Ken kembali menghela nafas berat. "Saat dalam pertempuran, bercumbu denganmu adalah semangatku untuk menang dan lolos dari sana."Kali ini Lidya yang menghela nafas. "Baiklah tunggu disini, ya?"Setelah itu, Lidya berjalan ke arah pintu kamar tempat Ken dirawat yang sehari-hari yang memang adalah kamarnya Ken itu.Lidya menutup dan langsung mengunci pintu. Setelah itu, dia kembali mendekati Ken dan kembali menghela nafas."Kamu kenapa?" tanya Ken sambil menatap penuh selidik ke arah Lidya."Aku maunya kan kita melakukan ini kalau kita sudah resmi menikah.""Kan kamu yang duluan meminta ini. Iya kan?""Iya, sih. Tapi waktu itu, karena aku ingin kita akan segera terpisah untuk selamanya. Makanya aku ingin kenangan terakhir yang indah denganmu.""Sekarang aku sudah terlanjur ketagihan, Lidya
Saat Ricky berusaha mengarahkan senjatanya ke arah Ken, Ken sudah mengetahuinya, pendengaran tajamnya berhasil mencium pergerakan tidak wajar Ricky tanpa Ken perlu untuk melihatnya.Ditambah dengan teriakan beberapa CEO yang melihat Ricky menarik senjata sehingga Ken segera mengibaskan tangannya ke arah belakang tanpa perlu melihat ke belakang atau membalikkan tubuhnya.Hasilnya, senjata api di tangan Ricky itu terlempar ke udara dan jatuh ke atas meja. Senjata api itu langsung diamankan seorang satpam.Ken sebenarnya bisa melakukan sesuatu yang lebih pada Ricky, tapi, dia tidak melakukannya. Dia cuma meminta anak buahnya Lee Lien Chieh untuk menjaga Ricky.Lee Lien Chieh sendiri sejak tadi sudah ditangani oleh dua dokter yang sejak tadi mengikuti Alvin dan sekarang ini, Lee Lien Chieh yang sudah mendapatkan pertolongan pertama, langsung dibawa oleh beberapa satpam untuk dibawa ke rumah sakit.Acara penggantian pemimpin Diamond Group, kini kembali diteruskan. Alvin meresmikan Ken seba
Melihat Ricky mengeluarkan senjata api, Alvin langsung membentak Ricky, “mau apa kamu, hah?!”Ricky mendelik dan mengarahkan senjata apinya ke arah Alvin. Lee Lien Chieh berusaha merampas senjata api di tangan Ricky tapi tidak berhasil. Kemudian suara tembakan terdengar.Banyak orang yang berteriak saat Ricky menembak. Sebelumnya ada yang mengira Ricky hanya akan menggertak dan tidak akan berani menembak dengan senjata apinya tapi setelah Ricky benar-benar menembak, keadaan betul-betul berubah.Hampir semua orang langsung tiarap ke lantai, ada yang merangkak dan membuka pintu untuk keluar secara diam-diam dari ruang rapat ini. Yang masih duduk hanya beberapa direksi senior. Beberapa CEO yang masih berusia muda, memutuskan untuk berdiri dan melindungi Alvin, tapi, ada beberapa di antaranya yang langsung didorong oleh anak buahnya Ricky.Lee Lien Chieh tersungkur di lantai sambil memegang perutnya yang terkena timah panas hasil tembakan Ricky tadi. Lee Lien Chieh berhasil melindungi Alv