Dua bibir menyatu, saling taut dengan penuh minat. Mereka berdua duduk di pinggir ranjang dan mulai saling peluk dengan mesra.Ada rasa rindu di hati mereka berdua yang ingin mereka tuntaskan saat ini juga yang ingin hari sesuatu yang ingin mereka capai pada saat ini juga.Bibir mereka masih saling taut, ketika tangan Daniel mulai mendorong lembut tubuh Wilona ke pembaringan hingga akhirnya punggung dan kepala Wilona benar-benar menyentuh pembaringan empuk, tempat Daniel dirawat ini.Sejenak Daniel meninggalkan wajah Wilona hingga membuat Wilona membuka mata, menatap Daniel dan bertanya-tanya dalam hati, mengapa Daniel meninggalkan bibirnya.Daniel menatap wajah Wilona dengan hati terpesona. Dia selalu suka akan wajah Wilona namun kali ini, dalam jarak sedekat ini, wajah Wilona makin mempesona bagi Daniel dan seakan mengerti arti tatapan Wilona ini, Daniel berkata, "aku ingin melihat wajahmu dulu.""Kenapa?""Aku ingin menikmati wajahmu karena wajahmu menawarkan keindahan yang paling
Wilona tersenyum mendengar kata-kata Daniel ini, ada rasa bahagia di hatinya mendengar kata-kata manis dari Daniel itu yang dia tahu kalau kata-kata itu bukanlah kata-kata kosong tapi kata-kata yang keluar dari isi hati Daniel yang terdalam."Sekarang kamu istirahat, ya? Biar aku yang menjagamu. Selama ini kamu telah berjuang untuk kita, bukan hanya waktu aku berada di tangan Darius, tapi jauh sebelumnya," kata Wilona sambil menatap mesra ke arah Daniel."Maksud kamu?""Maksudku, sejak awal. Sejak kamu putuskan untuk mencariku di rumahku hingga menyelamatkan aku dari pernikahan dengan Richard itu.""Itu salahku. Aku terlalu sibuk dengan latihan militer dan perang untuk membebaskan negara kita dari penjajahan Negara Fandor, sehingga aku sempat mengabaikanmu. Aku hampir gagal menyelamatkan kamu dari Richard," potong Daniel."Tapi, kamu tidak terlambat, kan? Itulah yang penting.""Aku hampir terlambat, sayang. Aku tidak akan berhenti menyalahkan diriku kalau aku terlambat menyelamatkan k
"Mahkamah konstitusi dan pihak kerajaan memutuskan untuk tetap kembali kepada bentuk negara yang lama yaitu bentuk kerajaan, jenderal," jawab Vigo."Apa yang terjadi? Apakah tidak dilakukan voting?" tanya Daniel penasaran."Voting dilakukan di antara Mahkamah Konstitusi, dewan kerajaan dan juga parlemen tapi pada akhirnya hasil akhirnya menyatakan kalau usul untuk negara dikembalikan kepada bentuk semula yaitu bentuk kerajaan, menjadi pemenang dalam voting.""Bagaimana mungkin? Kan partainya Jenderal Hernandez sudah dinyatakan sebagai pemenang pemilu barusan, itu berarti jumlah suara dari partainya Jenderal Hernandez itu akan mencapai 60 persen suara dan itu sudah cukup untuk bisa mengalahkan suara dari dewan kerajaan dan juga Mahkamah Konstitusi. Iya kan?""Iya, jenderal. Sebelumnya Mahkamah Konstitusi memang sudah menetapkan kalau pemenang pemilu lalu adalah partainya Jenderal Hernandez sehingga yang memiliki hak suara untuk voting dari Parlemen, semuanya berasal dari anggota dewan
Perkembangan yang terjadi tidak terduga oleh Jenderal Besar Raven sehingga dia cuma bisa terdiam.Sementara itu, para pengawal raja yang sebelumnya agak enggan untuk melakukan konfrontasi langsung dengan Jenderal Besar Raven, kini mulai berani. Apalagi setelah kepala staf kerajaan memerintahkan mereka untuk menangkap Jenderal Besar Raven.Vigo dan anak buahnya langsung bersikap tegas melindungi Jenderal Besar Raven sehingga pertempuran dengan cepatnya berlangsung sengit di dalam ruangan Mahkamah Konstitusi ini.Ketua Mahkamah Konstitusi dengan memakai pengeras suara berteriak-teriak kepada Vigo dan kawan-kawan yang dianggap tidak menghormati tempat sakral, yaitu ruang sidang mahkamah konstitusi ini.Saat itulah Jenderal Besar Raven berteriak meminta Vigo dan kawan-kawannya untuk berhenti melawan."Tapi, jenderal ... " kata Vigo tidak puas."Biarkan mereka menangkapku. Aku sudah melakukan kesalahan yang tidak sepantasnya aku lakukan kepada seorang raja, junjungan kita di negeri ini. Ja
"Oke, bro. Aku punya 2 tawon. Yang satunya lagi akan segera aku arahkan ke kamar raja Lukas berada, sementara tawon yang ini tetap akan bersamamu di situ, supaya aku bisa berkomunikasi denganmu untuk melaporkan perkembangan-perkembangan yang terjadi.""Oke, Matias. Lakukan itu. Aku ingin tahu segera tentang apa yang terjadi kepada yang mulia Raja Lukas.""Ok, brother." Setelah itu, Matias langsung mengarahkan tawon elektronik yang dia ciptakan itu untuk terus berada di dalam kamarnya Daniel.Sementara itu, Matias mengarahkan tawon elektronik lainnya untuk menuju ke arah kamar tempat raja Lukas dirawat yang juga berada di lingkungan istana, tepatnya di kamar pribadi Raja Lukas."Gawat," kata Matias di ujung telepon yang terdengar oleh Daniel lewat tawon yang berada di dekat telinga Daniel."Apa yang terjadi?" tanya Daniel penasaran."Ternyata di bagian dalam lingkungan istana ditaruh alat elektronik pencegah sinyal keluar dari bagian dalam lingkungan istana itu, brother.""Jadi bagaima
"Bagaimana, Matias?" tanya Daniel. Saat ini Daniel masih berada di dalam penjara."Tawon elektronikku masih belum kembali, brother. Aku masih belum bisa mendapatkan apa saja yang berhasil ditemukan oleh tawon itu di dalam istana," jawab Matias di ujung sana."Sudah hampir satu jam setelah tawon itu masuk, harusnya kamu sudah dapat rekaman videonya, kan?""Iya, bro. Tapi entah kenapa tawon itu tidak berhasil keluar tepat pada waktunya. Aku agak khawatir akan tawon itu.""Apa mungkin terjadi sesuatu? Apa mungkin tawon itu berhasil ditemukan oleh orang istana karena dia berhasil merekam hal yang penting?" tanya Daniel."Aku khawatir seperti itu, bro. Tapi jangan khawatir, tawon itu sudah ku setting untuk sukar ditangkap. Hanya saja, kalau dia sempat dipukul, maka dia akan mengalami disfungsi kinerja yang akan membuat dia akan kabur untuk mencari satu tempat aman untuk dia bersembunyi dan dalam kondisi itu, dia belum akan bisa kembali kepadaku.""Berarti maksudmu, tawon itu bisa saja tida
Daniel langsung menggeleng-gelengkan kepalanya melihat pria berpangkat satu bintang yang memimpin prajurit untuk berhadapan dengan kepala pengawal raja.Kepala pengawal Raja langsung berhadapan dengan pasukan yang baru datang itu dengan senjata yang diarahkan kepada pasukan militer yang baru datang itu.Para pengawal raja di dekat pintu masuk istana, juga ikut membantu pasukan dari kepala pengawal raja untuk berhadapan dengan pasukan militer yang baru datang.Tapi ada rasa gentar di hati kepala pengawal Raja dan pasukannya, mengingat pasukan yang berada di depannya saat ini adalah pasukan khusus Negeri Hawking yang dipimpin oleh Brigjen James, salah satu orang kepercayaan Jenderal Besar Raven di militer Hawking.Melihat situasi yang tidak kondusif, Jenderal Besar Raven langsung mengangkat tangannya sambil menatap ke arah Brigjen James dan para prajuritnya. "Kalian jangan melakukan ini. Jangan membangkang kepada pemerintah.""Tapi, jenderal harusnya anda tidak diperlakukan seperti ini,
Walaupun saat ini Jenderal Besar Raven tidak menggunakan baju perang dan juga topi perangnya yang bisa melindunginya dari peluru, tapi dia tidak gentar.Setiap saat peluru-peluru dari moncong senjata 9 orang di hadapannya ini akan menembus tubuhnya dan membawa maut bagi dirinya tapi Jenderal Besar Raven tidak takut.Di bawah tatapan mata jutaan pasang mata yang banyak menahan nafas melihat Jenderal besar kebanggaan mereka akan segera ditembak hingga tewas, Jenderal Besar Raven masih tetap tidak menunjukkan rasa takut sedikitpun.Jutaan pasang mata menatap ke arah eksekusi ini karena disiarkan secara langsung di seantero Hawking. Bahkan ada TV swasta dari Krimea dan Fandor serta beberapa negara lain yang juga ikut menyiarkan eksekusi mendadak kepada Jenderal Besar Raven ini.Ada banyak yang menyayangkan keadaan ini, ada banyak rakyat Hawking yang menangis. Ada banyak rakyat Hawking yang agak pesimis dengan masa depan mereka pasca Jenderal Besar Raven sudah dieksekusi.Ada banyak rakyat
Posisi Lidya masih sangat jauh dari Ken tapi Ken sudah melihatnya.Lidya sudah mendatangi Ken didampingi oleh Romel yang berjalan dengan bantuan tongkatnya.Tidak ada cadar yang menutupi bagian wajah Lidya, cadar sudah diangkat ke atas sehingga wajah cantiknya terlihat dengan sangat jelas. Ken bisa melihat wajah Lidya dari jauh.Ken tersenyum. Ada rasa syukur di dalam dadanya karena sebentar lagi dia akan memiliki pujaan hatinya yang sebentar lagi akan secara resmi jadi istri, pendamping hidupnya yang nantinya akan melahirkan anak-anak untuk Ken.Ada rasa bahagia yang tidak bisa Ken ungkapkan saking besarnya dan saking dalamnya rasa yang Ken rasa dengan kenyataan kalau dia akan segera menikah dengan Lidya.Selangkah demi selangkah, dengan diiringi lagu 'Beautiful in White' Lidya berjalan melewati banyak tamu di lorong yang tadi sempat dilewati juga oleh Ken.Wajah Lidya merona dalam kebahagiaan karena sebentar lagi dia akan dipersunting oleh lelaki yang menjadi pujaan hatinya itu.Berb
Ken tahu kalau dia tidak bisa membiarkan senjata ditangan Lenny ini menyentuh tubuhnya, karena pisau itu adalah senjata terkuat bagi seorang yang yang ahli tenaga dalam seperti Ken.Karena itu, begitu melihat pergerakan Lenny yang sebelumnya menyasar anak kecil itu kini beralih kepadanya maka Ken langsung mengerahkan tenaga dalamnya untuk memukul ke arah lantaiIni adalah salah satu jurus miliknya yang jarang sekali dia pakai yaitu jurus Memukul Bumi Menembus Awan.Prinsip dari jurus ini adalah memukulkan tenaga dalam ke arah bawah untuk membuat Ken bisa mencelat naik tinggi ke atas untuk membuat tubuhnya terbang untuk beberapa saat dengan gerakan sangat cepat.Hal ini berguna untuk menghindari serangan ke arahnya yang dilakukan Lenny.Karena walaupun Lenny hanya gadis biasa yang tidak mengerti tenaga dalam, tapi, saat Lenny membeli pisau itu pada pemilik pisau itu sebelumnya, si pemilik sebelumnya itu, telah mengajari cara menyatu dengan pisau ini.Dengan menyatukan diri dengan Pisau
Saat ini, orang yang memegang Pisau Pemutus Langit sudah menunggu dengan kebencian yang meluap-luap di dalam dadanya.Dia menunggu sambil berdiri bersama orang-orang yang membentuk pagar hidup bersama para undangan di acara pernikahan Ken dan Lidya ini.Saat ini, dia langsung menundukkan kepalanya karena dia melihat Victor dan Meggie sedang berjalan dan semakin mendekati posisinya. Dia tahu kalau sampai dia mengangkat kepalanya dan saling tatap dengan Victor atau Meggie, maka mereka berdua akan mengenalinya.Orang ini menundukkan kepalanya dalam-dalam hingga akhirnya dia hanya bisa melihat kedua kaki Victor yang di depannya yang melewatinya bersama Meggie.Setelah Victor dan Meggie lewat, dia tahu kalau sedikit lagi Ken akan lewat di depannya dan saat itulah dia akan beraksi.Dia tahu kalau untuk bisa menikam Ken, maka mungkin dia hanya bisa memiliki satu kesempatan. Mungkin tidak akan ada kesempatan kedua karena begitu dia menikam Ken di kesempatan pertama, maka akan ada banyak orang
Seseorang tiba-tiba datang merangkul Ken dari belakang dan masuk di antara Ken dan orang yang mengincar Ken.“Ed Van Horn. Ternyata kamu datang juga?” sapa Ken kepada orang yang merangkulnya dari belakang ini.“Tentu saja, Ken. Kita sudah berteman baik sejak lama, tentu saja aku tidak akan mungkin melewatkan pernikahanmu ini. Aku sampai cancel perjalananku ke Amerika Selatan untuk acaramu ini. Hahaha.” Ed Van Horn berjalan cepat sehingga Ken ikut-ikutan berjalan cepat masuk ke dalam hotel.Orang yang ingin membunuh Ken, terpaksa melepaskan tangannya dari pisaunya. Dia kemudian mengikuti dari belakang. Saat di pintu masuk hotel, ada banyak orang yang kini menghalangi langkah pembunuh itu karena semuanya ingin masuk ke dalam setelah melihat Ken sudah masuk menyusul Victor dan Maggie yang sudah masuk duluan.Kini, langkah orang ini benar-benar terhenti. Dia hanya bisa memaki-maki dalam hatinya kepada orang-orang yang menghalangi langkahnya. Dia semaki marah saat dia melihat Ken dan Ed Va
Sesampainya di hotel, Ken beserta Victor dan Maggie sudah disambut oleh banyak orang di depan pintu masuk hotel. Ada dewan direksi dan dewan manager Diamond Group, ada para CEO anak perusahaan Diamond Group, juga ada para relasi dan pejabat di Hongkong dan bahkan beberapa duta besar dan partner bisnis dari berbagai negara yang khusus datang untuk mengikuti acara ini.Sebagian direksi bahkan baru kembali menjabat setelah sempat dinonaktifkan oleh Ricky di masa pemerintahan Ricky sebelumnya. Demikian juga sebagian CEO yang sempat dipecat Ricky dan bahkan anak perusahaan yang mereka pinpin itu, sempat pindah tangan setelah dijual Ricky.Tapi setelah Ken naik tahta menjadi Presiden direktur Diamond Group ditambah dengan sokongan pengaruh yang kuat dari Lidya sebagai pemegang saham terbanyak, maka, dalam waktu singkat, Ken kembali berhasil membuat Diamond Group yang sempat oleng di tangan Ricky, membaik kembali.Karena itu, hampir semua karyawan Diamond Group yang hadir di tempat ini, seng
Lidya berhasil mendapatkan puncaknya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken. Tiba-tiba rasa kantuk menyerangnya. Ketegangan selama beberapa hari ini dari mulai memutuskan untuk berpisah dengan Ken dan berlanjut dengan penculikan yang dilakukan Jack serta percobaan perkosaan yang dua kali terjadi padanya membuat dia sangat lelah.Sebelumnya Lidya tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan Ken yang mengadakan pertemuan berbahaya dengan pimpinan dari 3 kelompok mafia besar dan bahkan Ken sempat terlihat khawatir sesaat sebelum pergi ke pertemuan itu.Akhirnya sekarang ini, setelah Lidya bertemu Ken dan sempat melewati rapat Diamond Group dan diteruskan dengan berhubungan dengan Ken dan mencapai satu kali puncak, kini, rasa kantuk yang amat hebat menyerang Lidya sehingga dia langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken.Lidya lupa kalau Ken sempat ditusuk di dada sehingga beberapa saat kemudian, Ken langsung mengeluh sakit.Lidya terbangun dan melihat Ken memegang dadanya ya
Ken menghela nafas berat dan berkata, "bakal susah, sih. Tapi, aku suka banget." Ken menatap Lidya penuh arti."Apa bisa nunggu sampai kamu sembuh dulu?" tanya Lidya sambil menatap Ken penuh selidik.Ken kembali menghela nafas berat. "Saat dalam pertempuran, bercumbu denganmu adalah semangatku untuk menang dan lolos dari sana."Kali ini Lidya yang menghela nafas. "Baiklah tunggu disini, ya?"Setelah itu, Lidya berjalan ke arah pintu kamar tempat Ken dirawat yang sehari-hari yang memang adalah kamarnya Ken itu.Lidya menutup dan langsung mengunci pintu. Setelah itu, dia kembali mendekati Ken dan kembali menghela nafas."Kamu kenapa?" tanya Ken sambil menatap penuh selidik ke arah Lidya."Aku maunya kan kita melakukan ini kalau kita sudah resmi menikah.""Kan kamu yang duluan meminta ini. Iya kan?""Iya, sih. Tapi waktu itu, karena aku ingin kita akan segera terpisah untuk selamanya. Makanya aku ingin kenangan terakhir yang indah denganmu.""Sekarang aku sudah terlanjur ketagihan, Lidya
Saat Ricky berusaha mengarahkan senjatanya ke arah Ken, Ken sudah mengetahuinya, pendengaran tajamnya berhasil mencium pergerakan tidak wajar Ricky tanpa Ken perlu untuk melihatnya.Ditambah dengan teriakan beberapa CEO yang melihat Ricky menarik senjata sehingga Ken segera mengibaskan tangannya ke arah belakang tanpa perlu melihat ke belakang atau membalikkan tubuhnya.Hasilnya, senjata api di tangan Ricky itu terlempar ke udara dan jatuh ke atas meja. Senjata api itu langsung diamankan seorang satpam.Ken sebenarnya bisa melakukan sesuatu yang lebih pada Ricky, tapi, dia tidak melakukannya. Dia cuma meminta anak buahnya Lee Lien Chieh untuk menjaga Ricky.Lee Lien Chieh sendiri sejak tadi sudah ditangani oleh dua dokter yang sejak tadi mengikuti Alvin dan sekarang ini, Lee Lien Chieh yang sudah mendapatkan pertolongan pertama, langsung dibawa oleh beberapa satpam untuk dibawa ke rumah sakit.Acara penggantian pemimpin Diamond Group, kini kembali diteruskan. Alvin meresmikan Ken seba
Melihat Ricky mengeluarkan senjata api, Alvin langsung membentak Ricky, “mau apa kamu, hah?!”Ricky mendelik dan mengarahkan senjata apinya ke arah Alvin. Lee Lien Chieh berusaha merampas senjata api di tangan Ricky tapi tidak berhasil. Kemudian suara tembakan terdengar.Banyak orang yang berteriak saat Ricky menembak. Sebelumnya ada yang mengira Ricky hanya akan menggertak dan tidak akan berani menembak dengan senjata apinya tapi setelah Ricky benar-benar menembak, keadaan betul-betul berubah.Hampir semua orang langsung tiarap ke lantai, ada yang merangkak dan membuka pintu untuk keluar secara diam-diam dari ruang rapat ini. Yang masih duduk hanya beberapa direksi senior. Beberapa CEO yang masih berusia muda, memutuskan untuk berdiri dan melindungi Alvin, tapi, ada beberapa di antaranya yang langsung didorong oleh anak buahnya Ricky.Lee Lien Chieh tersungkur di lantai sambil memegang perutnya yang terkena timah panas hasil tembakan Ricky tadi. Lee Lien Chieh berhasil melindungi Alv