Setelah mempercayakan keamanan Wilona kepada Thomas dan Juno, maka Daniel langsung pergi meninggalkan Wilona di restoran, kemudian Daniel sudah langsung naik mobil di depan restoran.Keadaan sangat genting saat ini, karena itu kepemimpinan Daniel di tengah pasukannya sangat diharapkan.Begitu berada di dekat sebuah gedung, Daniel langsung masuk ke gedung itu dan langsung menuju ke arah atap gedung untuk naik helikopter militer yang sudah menunggunya di atas sana yang akan membawa dia ke markas militer yang berada di kota Brandwood yang merupakan kota terakhir negara Hawking dari wilayah Negara Fandor.Kota Brandwood sendiri, berada di dekat perbatasan negara Hawking dan negara Fandor**Sementara itu, setelah ditinggal oleh Daniel, Wilona bergegas untuk meninggalkan restoran. Pada saat itulah dia mendapatkan telepon dari nomor teleponnya Frans, ayahnya."Iya, Ayah?" tanya Wilona.Tapi ternyata bukan suara ayahnya yang terdengar dari nomor telepon Frans ini tapi yang terdengar adalah s
Wilona akhirnya tiba di rumah sakit tempat Frans dirawat. Begitu memarkir mobilnya, Wilona langsung berlari menuju ke arah Emergency Room.Di depan ruangan Emergency Room, sudah ada Norma dan Vito yang nampak berdiri di sana menunggu kedatangan Wilona."Bagaimana keadaan Ayah? Bagaimana keadaannya?" tanya Wilona dengan nafas terengah-engah setelah dia berada di depan Norma.Norma memperlihatkan wajah sedih. Dia nampak menggeleng-gelengkan kepalanya."Apa yang terjadi, ibu?" Saking paniknya, Wilona mengguncang-guncang bahu Norma. "Apa yang terjadi pada Ayah?""Ayahmu sakit berat Wilona. Dia menghadapi sakit langka yang tidak ada obatnya. Sakit yang selama ini menggerogoti tubuhnya. Setelah dia sempat didiagnosa menderita beberapa penyakit yang ternyata semuanya tidak terbukti, barulah belakangan ini dia terbukti mengalami sakit ini.""Sakit apa namanya, ibu? Ayah sakit apa?""Nama medisnya susah ibu sebut. Susahmenghafalkan nama medisnya. Yang jelas, ayahmu memerlukan donor darah untuk
Tapi di tempat lain tepat pada saat Daniel mengaktifkan handphone pribadinya, tepat pada saat itulah Wilona sudah naik di atas atap rumah sakit untuk menuju ke arah sebuah helikopter.Helikopter itu adalah helikopter yang akan dinaiki ayahnya yang hendak dibawa ke negara Krimea.Suara baling-baling helikopter yang memekakkan telinga di atas lantai atap rumah sakit ini, membuat Wilona tidak mendengar saat ada panggilan telepon di handphone miliknya.Apalagi pada saat ini Wilona sedang menangis sambil memegang tangan ayahnya yang saat ini sedang terlihat tidak sadarkan diri diinfus dan dibawa dengan ranjang dorong untuk dinaikkan ke atas helikopter oleh dokter dan beberapa perawat.Ada juga Norma beserta Vito yang mengikuti dari belakang dengan senyum licik saat mereka melihat Wilona mulai naik ke atas helikopter.Wilona masih juga tidak mendengar panggilan-panggilan telepon di handphonenya saat dia sudah berada di atas helikopter dan helikopter mulai terbang untuk menuju ke negara Krim
"SERBU! HABISI MEREKA! MARI KITA JEMPUT KEMENANGAN KITA!" Teriak Daniel sambil berlari ke arah depanTeriakan Daniel itu langsung disambut oleh teriakan puluhan ribu prajuritnya yang sedang menyerbu ke garis depan untuk berhadapan dengan pasukan Negeri PandurSebenarnya pasukan Negeri Van dor sudah bersiap sejak tadi mereka bahkan sempat memukul mundur pasukan Negeri Hawking yang saat itu tidak diperkuat oleh DanielTetapi sekarang ini setelah para prajurit negeri Fandor mengetahui kalau Sang Jenderal Besar Raven sudah berada bersama pasukannya maka hati mereka langsung ciut.Sebagian prajurit ini mulai ketakutan akan nama Besar Jenderal Besar Raven yang pernah memporak-porandakan pasukan mereka.Nama Jenderal Besar Raven masih membekas di hati mereka dan ingatan mereka.Karena itu, saat Jenderal Besar Raven mendekati mereka maka mereka mulai ketakutan. Optimisme mereka mulai turun. Mereka tidak lagi seoptimis sebelumnya, semangat tempur mereka mulai mengendur.Karena itu, saat pedang
Ternyata ada banyak buahnya Jenderal Besar Raven yang sedang sudah berada di depan gerbang yang sekarang ini berada dalam keadaan bahaya karena bermunculan banyak sekali pasukan musuh dari dalam benteng.Sebenarnya bisa saja Jenderal Besar Raven mengarahkan moncong senjata mesin yang dibawa ini ke arah gerbang di bawah sana untuk menghabisi musuh, tapi masalahnya, saat ini ada banyak pasukan musuh yang naik ke atas lewat tangga dalam gerbang untuk berusaha menembaknya.Saat Daniel masih berada dalam keadaan dilema, saat itulah dia mendengar suara seseorang."Jenderal aku datang?" teriak Vigo yang kini sudah naik di atas benteng.Ternyata Vigo sebelumnya telah memanah ke atas benteng dan menggunakan panah yang memiliki tali untuk naik ke atas guna membantu Daniel.Setelah berada di atas, Vigo langsung mengambil senjata api otomatis yang tercecer di lantai setelah pemilik senjata api itu tewas.Melihat kedatangan Vigo, Jenderal Besar Raven langsung berkata, "lindungi aku. Aku akan mengh
"Pangeran Darius," tanya Wilona."Iya, Pangeran Darius tiba-tiba menghubungi ayah dan dia ingin melamar kamu sebagai istrinya," jawab Frans."Ini apa hubungannya dengan penyakit Ayah? Apa hubungannya dengan pendonor yang meminta kita datang ke negeri ini apa hubungannya, ayah?" Wilona mendelik ke arah Frans dan Norma."Sebenarnya ayahmu tidak sakit, Wilona. Ayahmu hanya pura-pura sakit dan tidak ada pendonor. Yang ada hanyalah Pangeran Darius yang sebentar lagi akan menjadi suamimu," Timpal Norma sambil tersenyum simpul.Pernyataan yang memang sudah diduga oleh Wilona sejak tadi itu, tetap saja membuat Wilona terpukul. Dia tidak menyangka kalau Ayahnya akan menipunya seperti ini. "Jadi, ayah tidak sakit? Ayah sama sekali tidak sakit?""Kamu harus berbahagia, Wilona karena ayahmu tidak sakit. Apakah kamu suka ayahmu sakit, hah!" Norma mendelik ke arah Wilona."Ini bukan soal sakitnya Ayah, ibu. Tentu saja sebagai anak aku sangat senang kalau Ayahku tidak apa-apa tapi ini adalah penipua
Sebuah kilatan sinar tiba-tiba memancar ke arah Jenderal Besar Raven dan Jenderal Besar Raven langsung merasakan nafasnya berat karena terkena kilatan sinar ini.Jenderal Besar Raven langsung tahu kalau kilatan yang sedang mengancamnya saat ini berasal dari sebuah senjata yang luar biasa kuat yang tidak bisa dianggap remeh dan tidak bisa dia biarkan baju perangnya menghadapi serangan kilat ini.Karena itu, Jenderal Besar Raven segera menghindar ke samping kiri saat kilatan yang ternyata adalah sebuah pedang bersinar menerpa dirinya.Pedang bersinar adalah senjata khas dari ahli jedo yang merupakan jago-jago perang dari masa lalu dari sebuah negeri yang bernama GalacticosNegeri Galacticos itu sudah hancur karena perang saudara di antara mereka di masa ratusan tahun yang lalu. Hanya tinggal tersisa sedikit orang yang berasal dari negeri itu yang karena negerinya sudah hancur, kemudian bertualang ke berbagai negara menjadi jago-jago untuk berbagai negara dengan imbalan bayaran yang pant
Kalau sebelumnya Satria Jedo ini hanya melakukan serangan tidak dengan sepenuh tenaga sehingga saat Pedang Sinar-nya mengenai tembok maka tembok hanya mengalami garis-garis yang tidak terlalu dalam maka sekarang semuanya berbeda.Setelah Satria Jedo itu mengerahkan tenaganya lebih kuat maka tembok-tembok di sekeliling yang terkena pedang Sinar itu bisa terbelah seperti kue yang di sabet oleh pisau rotiTembok yang begitu kokoh itu, terbelah saat merasakan sabetan Pedang Sinar, hingga sepertinya tembok itu tembok itu seakan terbuat dari bahan yang sangat lembek sehingga bisa menghasilkan lubang saat disabet oleh pedang Sinar di tangan Satria Jedo itu.Sekarang ini, Jenderal Besar Raven semakin menyadari kekuatan pedang Sinar di tangan musuhnya ini.Walaupun selama ini Jenderal Besar Raven sudah banyak kali mendengar tentang kehebatan pedang Sinar tapi baru sekarang inilah dia melihat dengan mata kepala sendiri akan kengerian yang dihasilkan oleh pedang Sinar itu.Jenderal Besar Raven t