Keadaan semakin kacau karena para pekerja terlalu marah setelah mendengar rekaman suara yang sempat diperdengarkan oleh Daniel tadi.Daniel dan para petugas bandara lainnya tidak mampu untuk menertibkan para pekerja yang marah ini, sehingga saat Daniel masuk ke dalam kerumunan untuk berusaha menolong 3 mandor yang sudah babak belur itu Daniel juga kena pukul.Tapi walaupun Daniel terkena pukulan nyasar, Daniel tidak marah, dia cuma mengangkat tangannya dan berkata, "please jangan pukul aku."Kata-kata Daniel ini membuat para pekerja sadar kalau mereka telah salah memukul orang. Mereka sempat terdiam dan menatap Daniel.Daniel juga tidak marah, walaupun dia sudah kena pukul, karena selain dia tidak apa-apa, juga karena dia maklum kenapa mereka bersikap seperti ini, karena mereka juga merasakan penderitaan teman-teman mereka yang dikorbankan cuma untuk mengkambinghitamkan orang lain itu."Please, saudara-saudara sekalian. Biarkan mereka ini ditahan polisi, supaya mereka bisa menjadi sak
Rudolfo yang melihat anak buahnya sudah memberi hormat kepada seseorang langsung menatap ke arah pintu, begitu dia melihat siapa yang datang itu, Rudolfo langsung bangkit berdiri dan memberi hormat dengan sikap sangat hormat kepada orang yang baru datang ini.Daniel melirik sekilas ke arah orang yang baru datang yang sekarang mulai masuk dengan perlahan ke dalam ruangan ini.Melihat sikap hormat Rudolfo ini, Daniel tahu kalau orang yang baru datang ini adalah salah satu tokoh puncak di kepolisian.Daniel merasa lega dengan kedatangan orang ini karena Rudolfo sudah sangat mempersulit dia dan dan juga Wilona, karena itu Daniel merasa sangat puas dengan kedatangan pemimpin kepolisian ini di saat yang tepat.Pemimpin kepolisian itu sekarang ini mendekati meja tempat Daniel diperiksa. Setelah menatap sekilas ke arah Daniel dan Wilona. Dia langsung melotot ke arah Rudolfo dan berkata,"ada apa ini?""Siap jenderal. Saya cuma sedang memeriksa seorang tersangka," jawab Rudolfo dengan tangan t
Saat Daniel dan Wilona sedang menikmati makan malam mereka, tiba-tiba terdengar suara bunyi handphone di handphonenya Daniel.Dari nada bunyi handphone itu, Daniel bisa tahu kalau panggilan itu bukan berasal dari Thomas atau Juno yang bisa diabaikan oleh Daniel tetapi ini adalah panggilan telepon dari jenderal Bryan dan itu sesuatu yang tidak bisa diabaikan begitu saja oleh Daniel.Itu karena jenderal Brian jarang sekali menelpon Daniel, dia baru menelpon kalau ada sesuatu yang sangat mendesak karena itu Daniel segera meminta izin kepada Wilona dan bergerak mendekat ke arah dinding dengan posisi sekitar 10 meter dari Wilona agar supaya perbincangan dia dengan jenderal Bryan tidak didengar oleh Wilona."Ada apa, jenderal Bryan?" tanya Daniel setelah dia memberi isyarat kepada Thomas untuk mendekati posisi Wilona untuk melindungi Wilona."Keadaan negara sangat kacau, jenderal. Hal ini baru terjadi dalam beberapa menit belakangan ini," jawab jenderal Brian di ujung telepon. "Intelijen su
Setelah mempercayakan keamanan Wilona kepada Thomas dan Juno, maka Daniel langsung pergi meninggalkan Wilona di restoran, kemudian Daniel sudah langsung naik mobil di depan restoran.Keadaan sangat genting saat ini, karena itu kepemimpinan Daniel di tengah pasukannya sangat diharapkan.Begitu berada di dekat sebuah gedung, Daniel langsung masuk ke gedung itu dan langsung menuju ke arah atap gedung untuk naik helikopter militer yang sudah menunggunya di atas sana yang akan membawa dia ke markas militer yang berada di kota Brandwood yang merupakan kota terakhir negara Hawking dari wilayah Negara Fandor.Kota Brandwood sendiri, berada di dekat perbatasan negara Hawking dan negara Fandor**Sementara itu, setelah ditinggal oleh Daniel, Wilona bergegas untuk meninggalkan restoran. Pada saat itulah dia mendapatkan telepon dari nomor teleponnya Frans, ayahnya."Iya, Ayah?" tanya Wilona.Tapi ternyata bukan suara ayahnya yang terdengar dari nomor telepon Frans ini tapi yang terdengar adalah s
Wilona akhirnya tiba di rumah sakit tempat Frans dirawat. Begitu memarkir mobilnya, Wilona langsung berlari menuju ke arah Emergency Room.Di depan ruangan Emergency Room, sudah ada Norma dan Vito yang nampak berdiri di sana menunggu kedatangan Wilona."Bagaimana keadaan Ayah? Bagaimana keadaannya?" tanya Wilona dengan nafas terengah-engah setelah dia berada di depan Norma.Norma memperlihatkan wajah sedih. Dia nampak menggeleng-gelengkan kepalanya."Apa yang terjadi, ibu?" Saking paniknya, Wilona mengguncang-guncang bahu Norma. "Apa yang terjadi pada Ayah?""Ayahmu sakit berat Wilona. Dia menghadapi sakit langka yang tidak ada obatnya. Sakit yang selama ini menggerogoti tubuhnya. Setelah dia sempat didiagnosa menderita beberapa penyakit yang ternyata semuanya tidak terbukti, barulah belakangan ini dia terbukti mengalami sakit ini.""Sakit apa namanya, ibu? Ayah sakit apa?""Nama medisnya susah ibu sebut. Susahmenghafalkan nama medisnya. Yang jelas, ayahmu memerlukan donor darah untuk
Tapi di tempat lain tepat pada saat Daniel mengaktifkan handphone pribadinya, tepat pada saat itulah Wilona sudah naik di atas atap rumah sakit untuk menuju ke arah sebuah helikopter.Helikopter itu adalah helikopter yang akan dinaiki ayahnya yang hendak dibawa ke negara Krimea.Suara baling-baling helikopter yang memekakkan telinga di atas lantai atap rumah sakit ini, membuat Wilona tidak mendengar saat ada panggilan telepon di handphone miliknya.Apalagi pada saat ini Wilona sedang menangis sambil memegang tangan ayahnya yang saat ini sedang terlihat tidak sadarkan diri diinfus dan dibawa dengan ranjang dorong untuk dinaikkan ke atas helikopter oleh dokter dan beberapa perawat.Ada juga Norma beserta Vito yang mengikuti dari belakang dengan senyum licik saat mereka melihat Wilona mulai naik ke atas helikopter.Wilona masih juga tidak mendengar panggilan-panggilan telepon di handphonenya saat dia sudah berada di atas helikopter dan helikopter mulai terbang untuk menuju ke negara Krim
"SERBU! HABISI MEREKA! MARI KITA JEMPUT KEMENANGAN KITA!" Teriak Daniel sambil berlari ke arah depanTeriakan Daniel itu langsung disambut oleh teriakan puluhan ribu prajuritnya yang sedang menyerbu ke garis depan untuk berhadapan dengan pasukan Negeri PandurSebenarnya pasukan Negeri Van dor sudah bersiap sejak tadi mereka bahkan sempat memukul mundur pasukan Negeri Hawking yang saat itu tidak diperkuat oleh DanielTetapi sekarang ini setelah para prajurit negeri Fandor mengetahui kalau Sang Jenderal Besar Raven sudah berada bersama pasukannya maka hati mereka langsung ciut.Sebagian prajurit ini mulai ketakutan akan nama Besar Jenderal Besar Raven yang pernah memporak-porandakan pasukan mereka.Nama Jenderal Besar Raven masih membekas di hati mereka dan ingatan mereka.Karena itu, saat Jenderal Besar Raven mendekati mereka maka mereka mulai ketakutan. Optimisme mereka mulai turun. Mereka tidak lagi seoptimis sebelumnya, semangat tempur mereka mulai mengendur.Karena itu, saat pedang
Ternyata ada banyak buahnya Jenderal Besar Raven yang sedang sudah berada di depan gerbang yang sekarang ini berada dalam keadaan bahaya karena bermunculan banyak sekali pasukan musuh dari dalam benteng.Sebenarnya bisa saja Jenderal Besar Raven mengarahkan moncong senjata mesin yang dibawa ini ke arah gerbang di bawah sana untuk menghabisi musuh, tapi masalahnya, saat ini ada banyak pasukan musuh yang naik ke atas lewat tangga dalam gerbang untuk berusaha menembaknya.Saat Daniel masih berada dalam keadaan dilema, saat itulah dia mendengar suara seseorang."Jenderal aku datang?" teriak Vigo yang kini sudah naik di atas benteng.Ternyata Vigo sebelumnya telah memanah ke atas benteng dan menggunakan panah yang memiliki tali untuk naik ke atas guna membantu Daniel.Setelah berada di atas, Vigo langsung mengambil senjata api otomatis yang tercecer di lantai setelah pemilik senjata api itu tewas.Melihat kedatangan Vigo, Jenderal Besar Raven langsung berkata, "lindungi aku. Aku akan mengh
Posisi Lidya masih sangat jauh dari Ken tapi Ken sudah melihatnya.Lidya sudah mendatangi Ken didampingi oleh Romel yang berjalan dengan bantuan tongkatnya.Tidak ada cadar yang menutupi bagian wajah Lidya, cadar sudah diangkat ke atas sehingga wajah cantiknya terlihat dengan sangat jelas. Ken bisa melihat wajah Lidya dari jauh.Ken tersenyum. Ada rasa syukur di dalam dadanya karena sebentar lagi dia akan memiliki pujaan hatinya yang sebentar lagi akan secara resmi jadi istri, pendamping hidupnya yang nantinya akan melahirkan anak-anak untuk Ken.Ada rasa bahagia yang tidak bisa Ken ungkapkan saking besarnya dan saking dalamnya rasa yang Ken rasa dengan kenyataan kalau dia akan segera menikah dengan Lidya.Selangkah demi selangkah, dengan diiringi lagu 'Beautiful in White' Lidya berjalan melewati banyak tamu di lorong yang tadi sempat dilewati juga oleh Ken.Wajah Lidya merona dalam kebahagiaan karena sebentar lagi dia akan dipersunting oleh lelaki yang menjadi pujaan hatinya itu.Berb
Ken tahu kalau dia tidak bisa membiarkan senjata ditangan Lenny ini menyentuh tubuhnya, karena pisau itu adalah senjata terkuat bagi seorang yang yang ahli tenaga dalam seperti Ken.Karena itu, begitu melihat pergerakan Lenny yang sebelumnya menyasar anak kecil itu kini beralih kepadanya maka Ken langsung mengerahkan tenaga dalamnya untuk memukul ke arah lantaiIni adalah salah satu jurus miliknya yang jarang sekali dia pakai yaitu jurus Memukul Bumi Menembus Awan.Prinsip dari jurus ini adalah memukulkan tenaga dalam ke arah bawah untuk membuat Ken bisa mencelat naik tinggi ke atas untuk membuat tubuhnya terbang untuk beberapa saat dengan gerakan sangat cepat.Hal ini berguna untuk menghindari serangan ke arahnya yang dilakukan Lenny.Karena walaupun Lenny hanya gadis biasa yang tidak mengerti tenaga dalam, tapi, saat Lenny membeli pisau itu pada pemilik pisau itu sebelumnya, si pemilik sebelumnya itu, telah mengajari cara menyatu dengan pisau ini.Dengan menyatukan diri dengan Pisau
Saat ini, orang yang memegang Pisau Pemutus Langit sudah menunggu dengan kebencian yang meluap-luap di dalam dadanya.Dia menunggu sambil berdiri bersama orang-orang yang membentuk pagar hidup bersama para undangan di acara pernikahan Ken dan Lidya ini.Saat ini, dia langsung menundukkan kepalanya karena dia melihat Victor dan Meggie sedang berjalan dan semakin mendekati posisinya. Dia tahu kalau sampai dia mengangkat kepalanya dan saling tatap dengan Victor atau Meggie, maka mereka berdua akan mengenalinya.Orang ini menundukkan kepalanya dalam-dalam hingga akhirnya dia hanya bisa melihat kedua kaki Victor yang di depannya yang melewatinya bersama Meggie.Setelah Victor dan Meggie lewat, dia tahu kalau sedikit lagi Ken akan lewat di depannya dan saat itulah dia akan beraksi.Dia tahu kalau untuk bisa menikam Ken, maka mungkin dia hanya bisa memiliki satu kesempatan. Mungkin tidak akan ada kesempatan kedua karena begitu dia menikam Ken di kesempatan pertama, maka akan ada banyak orang
Seseorang tiba-tiba datang merangkul Ken dari belakang dan masuk di antara Ken dan orang yang mengincar Ken.“Ed Van Horn. Ternyata kamu datang juga?” sapa Ken kepada orang yang merangkulnya dari belakang ini.“Tentu saja, Ken. Kita sudah berteman baik sejak lama, tentu saja aku tidak akan mungkin melewatkan pernikahanmu ini. Aku sampai cancel perjalananku ke Amerika Selatan untuk acaramu ini. Hahaha.” Ed Van Horn berjalan cepat sehingga Ken ikut-ikutan berjalan cepat masuk ke dalam hotel.Orang yang ingin membunuh Ken, terpaksa melepaskan tangannya dari pisaunya. Dia kemudian mengikuti dari belakang. Saat di pintu masuk hotel, ada banyak orang yang kini menghalangi langkah pembunuh itu karena semuanya ingin masuk ke dalam setelah melihat Ken sudah masuk menyusul Victor dan Maggie yang sudah masuk duluan.Kini, langkah orang ini benar-benar terhenti. Dia hanya bisa memaki-maki dalam hatinya kepada orang-orang yang menghalangi langkahnya. Dia semaki marah saat dia melihat Ken dan Ed Va
Sesampainya di hotel, Ken beserta Victor dan Maggie sudah disambut oleh banyak orang di depan pintu masuk hotel. Ada dewan direksi dan dewan manager Diamond Group, ada para CEO anak perusahaan Diamond Group, juga ada para relasi dan pejabat di Hongkong dan bahkan beberapa duta besar dan partner bisnis dari berbagai negara yang khusus datang untuk mengikuti acara ini.Sebagian direksi bahkan baru kembali menjabat setelah sempat dinonaktifkan oleh Ricky di masa pemerintahan Ricky sebelumnya. Demikian juga sebagian CEO yang sempat dipecat Ricky dan bahkan anak perusahaan yang mereka pinpin itu, sempat pindah tangan setelah dijual Ricky.Tapi setelah Ken naik tahta menjadi Presiden direktur Diamond Group ditambah dengan sokongan pengaruh yang kuat dari Lidya sebagai pemegang saham terbanyak, maka, dalam waktu singkat, Ken kembali berhasil membuat Diamond Group yang sempat oleng di tangan Ricky, membaik kembali.Karena itu, hampir semua karyawan Diamond Group yang hadir di tempat ini, seng
Lidya berhasil mendapatkan puncaknya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken. Tiba-tiba rasa kantuk menyerangnya. Ketegangan selama beberapa hari ini dari mulai memutuskan untuk berpisah dengan Ken dan berlanjut dengan penculikan yang dilakukan Jack serta percobaan perkosaan yang dua kali terjadi padanya membuat dia sangat lelah.Sebelumnya Lidya tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan Ken yang mengadakan pertemuan berbahaya dengan pimpinan dari 3 kelompok mafia besar dan bahkan Ken sempat terlihat khawatir sesaat sebelum pergi ke pertemuan itu.Akhirnya sekarang ini, setelah Lidya bertemu Ken dan sempat melewati rapat Diamond Group dan diteruskan dengan berhubungan dengan Ken dan mencapai satu kali puncak, kini, rasa kantuk yang amat hebat menyerang Lidya sehingga dia langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken.Lidya lupa kalau Ken sempat ditusuk di dada sehingga beberapa saat kemudian, Ken langsung mengeluh sakit.Lidya terbangun dan melihat Ken memegang dadanya ya
Ken menghela nafas berat dan berkata, "bakal susah, sih. Tapi, aku suka banget." Ken menatap Lidya penuh arti."Apa bisa nunggu sampai kamu sembuh dulu?" tanya Lidya sambil menatap Ken penuh selidik.Ken kembali menghela nafas berat. "Saat dalam pertempuran, bercumbu denganmu adalah semangatku untuk menang dan lolos dari sana."Kali ini Lidya yang menghela nafas. "Baiklah tunggu disini, ya?"Setelah itu, Lidya berjalan ke arah pintu kamar tempat Ken dirawat yang sehari-hari yang memang adalah kamarnya Ken itu.Lidya menutup dan langsung mengunci pintu. Setelah itu, dia kembali mendekati Ken dan kembali menghela nafas."Kamu kenapa?" tanya Ken sambil menatap penuh selidik ke arah Lidya."Aku maunya kan kita melakukan ini kalau kita sudah resmi menikah.""Kan kamu yang duluan meminta ini. Iya kan?""Iya, sih. Tapi waktu itu, karena aku ingin kita akan segera terpisah untuk selamanya. Makanya aku ingin kenangan terakhir yang indah denganmu.""Sekarang aku sudah terlanjur ketagihan, Lidya
Saat Ricky berusaha mengarahkan senjatanya ke arah Ken, Ken sudah mengetahuinya, pendengaran tajamnya berhasil mencium pergerakan tidak wajar Ricky tanpa Ken perlu untuk melihatnya.Ditambah dengan teriakan beberapa CEO yang melihat Ricky menarik senjata sehingga Ken segera mengibaskan tangannya ke arah belakang tanpa perlu melihat ke belakang atau membalikkan tubuhnya.Hasilnya, senjata api di tangan Ricky itu terlempar ke udara dan jatuh ke atas meja. Senjata api itu langsung diamankan seorang satpam.Ken sebenarnya bisa melakukan sesuatu yang lebih pada Ricky, tapi, dia tidak melakukannya. Dia cuma meminta anak buahnya Lee Lien Chieh untuk menjaga Ricky.Lee Lien Chieh sendiri sejak tadi sudah ditangani oleh dua dokter yang sejak tadi mengikuti Alvin dan sekarang ini, Lee Lien Chieh yang sudah mendapatkan pertolongan pertama, langsung dibawa oleh beberapa satpam untuk dibawa ke rumah sakit.Acara penggantian pemimpin Diamond Group, kini kembali diteruskan. Alvin meresmikan Ken seba
Melihat Ricky mengeluarkan senjata api, Alvin langsung membentak Ricky, “mau apa kamu, hah?!”Ricky mendelik dan mengarahkan senjata apinya ke arah Alvin. Lee Lien Chieh berusaha merampas senjata api di tangan Ricky tapi tidak berhasil. Kemudian suara tembakan terdengar.Banyak orang yang berteriak saat Ricky menembak. Sebelumnya ada yang mengira Ricky hanya akan menggertak dan tidak akan berani menembak dengan senjata apinya tapi setelah Ricky benar-benar menembak, keadaan betul-betul berubah.Hampir semua orang langsung tiarap ke lantai, ada yang merangkak dan membuka pintu untuk keluar secara diam-diam dari ruang rapat ini. Yang masih duduk hanya beberapa direksi senior. Beberapa CEO yang masih berusia muda, memutuskan untuk berdiri dan melindungi Alvin, tapi, ada beberapa di antaranya yang langsung didorong oleh anak buahnya Ricky.Lee Lien Chieh tersungkur di lantai sambil memegang perutnya yang terkena timah panas hasil tembakan Ricky tadi. Lee Lien Chieh berhasil melindungi Alv