Share

226 - Menjanjikan Surat Cerai

Jika menilik dari ekspresi pasrah Anika, sepertinya Juna bisa melanjutkan ke bagian paling inti yang sangat dia dambakan.

“Iya, Nik, Mas datang, yah!” Juna mulai menyiapkan pusaka jantan yang dia sebut Tuan Jenderal.

Dia keluarkan Tuan Jenderal dari sangkar kainnya untuk diarahkan ke liang sempit Anika.

‘Sedikit lagi! Sedikit lagi!’ teriak hati Juna.

Jakunnya naik dan turun sambil membayangkan nikmatnya yang akan dia rasakan setelah ini.

Sementara itu, Anika terus memandang sayu Juna di atasnya, sikapnya memang pasrah dan siap menerima apa pun dari pujaannya.

“Nik, Mas masuk ….” Juna mendorongkan miliknya ke liang Anika.

Tok! Tok! Tok!

“Eh?” Anika terkesiap mendengar bunyi ketukan di pintunya.

Segera saja dia mendorong Juna ke samping dan bergegas bangun dari ranjang dan menyambar mantel kamarnya.

“Ya?” Anika menyahut dari dalam kamar tanpa membuka karena belum siap.

“Maaf, Bu. Lisda demam tinggi.” Ada suara salah satu pekerja rumah dari balik pintu kamar Anika, mengabarkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status