Share

204 - Paksaan Rinjani

Mendengar ucapan disertai ekspresi menggoda Juna, Anika makin tersipu dan mencubit dada pujaannya.

“Mas ini, tak boleh begitu!” rengek Anika sambil masih tersipu.

“Ha ha ha! Ayo kita tidur!” Juna merebahkan Anika di sampingnya di kasur wanita itu.

Anika tidak menolak, pun ketika Juna menciuminya beberapa saat dan membelai wajahnya tanpa melangkah lebih jauh dari itu.

Meski itu sesuatu yang sangat menyiksa bagi Juna, tak bisa melakukan apa yang sangat ingin dia lakukan, tapi dia tetap menahan hasratnya sampai Anika bersedia.

***

“Jun, kamu sungguh ingin membangun gedung baru untuk apartemen?” tanya Wenti sambil menyuapi Rafa dengan bubur bayi.

Dia memiliki kesempatan berbincang santai dengan Juna di akhir pekan mumpung bertemu di teras depan. Di hari lain, Juna begitu sibuk sana dan sini sampai larut malam.

“Iya, Ma. Itu sudah menjadi rencanaku sejak selesai membangun gedung yang sebelumnya.” Juna sambil menggoda Rafa yang lucu.

“Apakah kamu kekurangan uang? Bukannya kamu sudah ada Ken
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status