Mendengar ucapan Chiu Kang, Lei Liwei memandang ke seluruh jalan, dia sama sekali tidak melihat seekor kuda pun datang menghampiri mereka.Akan tetapi, beberapa saat kemudian sebuah kereta kuda dengan kecepatan tinggi mendekati mereka.Ternyata benar, kusir kereta kuda itu adalah Jenderal Hu Hongyin. Dia bergegas melompat turun dan ingin berlutut memberi salam. Namun Chiu Kang mencegahnya dengan isyarat.“Seret dia keluar!” perintah Chiu Kang.Hu Hongyin dan Lei Liwei secara bersamaan menyeret Kam Nam Su keluar. Tangan dan kakinya semuanya dipenuhi rantai besar. Kelopak matanya berwarna hitam memar. Mungkin karena dia sering disiksa dan jarang tidur.“Apa maumu?” tanya Kam Nam Su setelah berada di depan Chiu Kang.Dengan cepat, Chiu Kang menarik pedang milik Lei Liwei dan mengarahkannya ke leher Kam Nam Su.“Aku ingin mencongkel kedua matamu,” katanya dengan sorot meruncing.“Mencongkel kedua mataku?”“Benar. Kau pasti tahu bahwa aku tak pernah main-main,” Chiu Kang mengangkat pedang
Karena He Jinhai terus diam. Tiada seorang pun yang berani mengatakan sesuatu. Suasana pun menjadi sesunyi hutan di siang hari, saat semua binatang tertidur pulas.Yang Mingyu yang sebenarnya bergegas datang kemari untuk melaporkan masalah ini, ternyata semua orang telah mengetahuinya.Dahinya mengerut berpikir keras apa yang seharusnya dilakukan dalam saat-saat seperti ini. Kemudian dia berdiri dan melihat ke wajah orang-orang yang berkumpul di ruangan itu.Semua saudaranya ada, selain Cao Dingxiang dan Yao Ting, kakak pertamanya. Sementara dari empat paman gurunya, hanya Xue Yaozu, saudara keempat dari gurunya yang tidak ada.“Adik kedelapan, sebaiknya kau istirahatlah dulu,” ucap Chun Hua, seorang wanita tiga puluh sembilan tahun yang belum menikah.“Kakak kedua tak usah cemaskan aku,” katanya.“Dari kecil kau memang susah diatur,” balasnya dengan senyum riang.“Benar kata Kakak kedua, kau seharusnya istirahat dulu. Kau tahu bau badanmu sangat tidak sedap,” Hong Chuntao pura-pura m
Setelah merenung cukup lama, mereka berdua saling menghela nafas.“Sudah sore. Kita lebih baik kembali ke gubuk,” ajak kakak pertamanya.“Kakak benar.”Dengan sekali loncat, tubuh mereka melayang sangat jauh, melewati pepohonan besar yang tinggi dengan mudah. Beberapa saat kemudian, mereka telah sampai tepat di depan gubuk. Baru saja kaki mereka menapak tanah, mata mereka sudah membelalak karena terkejut.“Siapa kau?” tanya salah seorang dari mereka.“Paman guru,” ucap orang tersebut.“Siapa Paman gurumu?” balik mereka bertanya.“Aku murid pertama Guru Liu Peng,” jawabnya. “Karena itu Tetua Heng Tingfeng dan Tetua Quan Shirong adalah Paman guruku,” lanjutnya.Mendengar penjelas laki-laki paruh baya itu tidak membuat Heng Tingfeng puas. Dia malah mengepalkan tangan kanannya dan maju menyerang laki-laki itu.Dengan sigap, orang yang mengaku murid Liu Peng, yang tidak lain adalah saudara ketiga mereka mengelak dengan lincah, walau itu tidak cukup untuk bertahan dari serangan hebat Heng T
Chiu Kang cukup kaget mendengarnya.“Sebelum aku melihat isi buku ini, aku ingin menanyakan sesuatu kepada kalian.”“Ketua tak perlu sungkan, kami akan menjawabnya,” Kam Nam In selalu mewakili saudara-saudaranya.“Di pertemuan itu, apakah ada pendekar dari Perguruan Mufu?” tanyanya.“Memang ada. Kenapa ketua menanyakannya?”“Siapa mereka?”“Setahuku, mereka diwakili oleh Cao Dingxiang, Wei Long, Zhang Shoushan, dan Xue Yaozu,” jelas Kam Nam In.“Aku kenal Cao Dingxiang, tapi siapa Zhang Shoushan, Wei Long dan Xue Yaozu?”“Kami tak tahu pasti siapa mereka, Ketua.”“Apakah kerusuhan yang disebabkan Perguruan Mufu kali ini juga perbuatan mereka?”“Benar. Itu memang telah direncanakan oleh mereka untuk memecah belah perguruan-perguruan aliran putih,” jawab Kam Nam In.“Sebelum aku pergi, aku ingin kau memeriksa, siapa saja para jenderal dan menteri yang mendukung Pangeran Zhao You. Dan ingat, sekali kau mendapat informasi, langsung menghadapku, jangan seperti kali ini!” ancam Chiu Kang.D
“Ketua Jia,” balas Kong Kuanyin dengan santun walau sorot matanya menampakkan keheranan. “Apa yang sedang Ketua Jia lakukan di Mufu?” tanyanya.“Aku kemari ingin minta penjelasan kepada Ketua He tentang semua kekacauan yang terjadi di luar,” jawabnya. “Bagaimana dengan Ketua Kong sendiri?” gilirannya balik bertanya.“Aku ingin minta pertanggung jawaban,” kata Kong Kuanyin tegas.Kata ‘pertanggung jawaban’ membuat kening Jia Lihua berkerut. Menurut kamus dunia persilatan, kata ‘pertanggung jawaban’ sama saja dengan menuntut balas atas perbuatan seseorang.“Ketua Kong pasti bergurau.”Jia Lihua sedikit tersenyum. Wanita yang telah ditinggal mati suaminya dua tahun yang lalu itu berusaha mencairkan ketegangan.“Apa Ketua Jia pernah melihatku bercanda dengan perkataanku?” tanya Kong Kuanyin serius.Jia Lihua terdiam. Kata-kata itu membuatnya tidak bisa mengungkapkan apa pun.“Guru, kita harus cepat menemui He Jinhai sebelum dia kabur,” saran Lin Meifin tegas.Kong Kuanyin menatap Jia Lihu
“Paman Guru, bagaimana murid membuktikannya?” He Jinhai butuh penjelasan.“Tetua Heng, aku yakin ada dalang di balik semua ini, tapi bukan Ketua He,” Ketua Jian Jun membela He Jinhai.“Paman Guru, kakak pertama tak mungkin melakukan hal serendah itu,” ujar Xiao Dan, adik kedua He Jinhai.“Benar. Paman Guru harus mempertimbangkannya kembali,” ucap Xue Xin dan Chao Dong hampir bersamaan sembari berlutut di depan Heng Tingfeng dan Quan Shirong.“Tolong Kakek guru pertimbangkan kembali,” semua murid He Jinhai berlutut di depannya.Dalam tradisi Mufu, para sesepuh memiliki hak untuk menghukum murid-murid Mufu yang melenceng dan melakukan kejahatan.Dalam kasus He Jinhai, maka Heng Tingfeng dan Quan Shirong yang harus melakukannya.Untuk sesaat Heng Tingfeng dan Quan Shirong diam melihat semua murid bersujud di depannya.“Tetua Heng, jika kau benar-benar ingin menegakkan hukum, kau harus membunuh si brengsek He Jinhai. Atas perintahnya murid-murid Mufu telah memenggal kepala kakak seperguru
Heng Tingfeng terlihat marah, karena pengganggu dianggap merusak peraturan Mufu. Dia termasuk orang yang sangat membenci orang-orang yang melecehkan hukum Mufu.“Ketua Kang! Ketua Kang!” ucap semua orang setelah melihat sosok tampan yang membawa He Jinhai.“Kau baik-baik saja?” tanya Chiu Kang.“Ketua Kang, kau tidak boleh mencampuri urusan internal perguruan kami. Bukankah itu merupakan salah satu hukum di Perkumpulan Pendekar Song yang telah disepakati?” ujar He Jinhai.“Aku tahu, tapi aku tak bisa membiarkan Ketua He mati begitu saja,” jawabnya.“Anak muda, kau telah berani mengganggu urusan dalam Perguruan Mufu. Untuk kesalahan ini, kau harus mati,” ujar Heng Tingfeng.“Hahahaha,” Chiu Kang tertawa terbahak-bahak. “Aku kemari tidak untuk mengganggu, tapi membantumu untuk tidak berbuat salah,” katanya dengan gaya urakan.“Rupanya Gurumu tidak mengajarimu dengan baik. Aku yakin, dia hanya seorang begundal jalanan,” hina Heng Tingfeng.Mata Chiu Kang merah. Wajahnya menyiratkan kemar
Mereka berdua sangat ketakutan melihat Feng Huizhong melangkah ke depan. Tubuh mereka semakin gemetar hebat.Kemudian Feng Huizhong berjongkok dan mengelus rambut Chiu Kang dengan penuh kelembutan.“Berdirilah, Muridku,” perintahnya.Chiu Kang berdiri berhadapan dengan gurunya. Matanya berkaca-kaca penuh keharuan. Dia pun memeluk Feng Huizhong dengan erat.“Anak bodoh. Sudah kubilang kita akan bertemu lagi,” katanya sambil membelai rambut Chiu Kang.Di sekitarnya tidak ada seorang pun yang berani mengangkat kepala mereka. Semuanya berlutut dan bersujud.“Guru, bagaimana kesehatan Guru?”“Kau tak usah khawatir. Guru tak akan mati secepat itu,” Feng Huizhong tersenyum. “Bagaimana denganmu?” Feng Huizhong balik bertanya.Di antara begitu banyak orang, hanya mereka berdua yang berdiri, yang lainnya masih bersujud dengan tubuh bergetar.“Aku baik-baik saja. Setiap hari aku selalu merindukan Guru.”“Hidup itu seperti air, biarlah terus mengalir. Ada cinta, ada pula rindu, semuanya berjalan
Lalu dia menanggapi perkataan mereka dengan mengucapkan:“Baiklah. Tapi Perkumpulan Pendekar Song merupakan sesuatu yang merdeka, tidak terikat dengan Kekaisaran seperti para tentara. Kalian mempunyai hak penuh untuk melakukan apa pun yang kalian suka, asalkan tidak melanggar hukum dan mengganggu kehidupan rakyat Song yang berjalan dengan damai. Di samping itu, Kekaisaran tidak akan ikut campur lebih jauh dengan tindakan maupun sikap yang diambil Perkumpulan, meskipun Kaisar Song adalah Ketua Perkumpulan. Selain itu perintah kaisar tidak mutlak harus dipatuhi jika bertentangan dengan asas keadilan, dan kalian diperbolehkan untuk melawan. Aku mengeluarkan keputusan ini, karena takut kelak anak atau cucu-cucuku ada yang bertindak semena-mena terhadap rakyat. Karena itu, aku menghendaki Perkumpulan Pendekar Song sebagai penyeimbang yang bisa menjadi penilai antara kebaikan dan kejahatan!”Kata-kata Kaisar Song Yingzong yang cukup panjang itu membuat semua orang terperangah, khususnya para
Air mata menetes deras di pipi Chiu Kang dan Zhao Rong.Kemudian Zhao Ming datang. Mereka bertiga akhirnya berpelukan dengan sangat erat, seperti orang tua yang lama tak bertemu anak-anaknya.Perasaan bahagia dan haru bercampur aduk di hati mereka. Setelah sekian lama terpisah, hidup dalam pelarian dan selalu bersembunyi, akhirnya mereka bisa bersama, memadu kasih dalam naungan rindu yang tak pernah berkarat.Kesedihan itu, benar-benar seumpama pelangi yang terpisah-pisah warnanya menjadi tujuh bagian dan tidak pernah kembali menyatu.Lalu tiba-tiba, di sebuah hari yang cerah, tujuh warna pelangi itu dapat kembali bersama, memberi keindahan yang tidak hanya dinantikan oleh manusia, tapi oleh dirinya sendiri.Orang-orang yang berada di sekitar mereka juga ikut menangis, terutama Jenderal Besar Li Guzhou dan orang-orang yang tahu betul kesukaran hidup yang pernah mereka bertiga alami.“Maafkan aku, Kakak,” bisik Zhao Rong lirih. “Hari itu aku telah berlaku kasar kepadamu,” tangis Zhao R
Yang Mingyu dan Wei Sun bergegas mengikat tangan dan kaki Pangeran Zhao You, Fu Gang dan Qi Renshu.“Bawa mereka ke depan ruang pertemuan,” perintahnya lagi.Di depan ruang pertemuan, meskipun sangat lebar, tapi memiliki atap yang dapat melindungi dari terik matahari. Atap itu dipenuhi tiang, memanjang sampai gerbang utama Istana Kaisar.“Liao akan menaklukkan kalian. Aku dengar mereka sudah melintasi Zhending,” ujar Pangeran Zhao You terbata-bata dengan darah kental di bibirnya. Meski dalam keadaan terluka parah, dia masih menampakkan kesombongannya.Chiu Kang tersenyum.“Kau tidak tahu apa-apa tentangku, sementara aku tahu semuanya tentangmu,” ujarnya.Dari samping ruang pertemuan, muncullah Zhao Bingwen, Zhao Nianzu, Zian Zhong dan beberapa tentara menyeret Zhao Ming, Zhao Rong, Tai Kun Lun dan beberapa orang lainnya.Chiu Kang melihat ke arah mereka dengan mata berkaca-kaca. Dia tak kuasa melihat darah memenuhi tubuh kedua adiknya.“Lepaskan Ayahku!” seru Zhao Bingwen. “Atau aku a
Qi Renshu menyaksikan pertarungan itu dengan mata berkaca-kaca. Dia senang masih ada orang yang berhasil menguasai jurus tertinggi gurunya.Setelah berhasil menghindari Tinju Pengendali Angin milik Chiu Kang, Pangeran Zhao You balik menyerang dengan jurus Naga Menghantam Bumi. Dia mengubah bentuk tangannya seperti cakar, dan terus berusaha mencabik-cabik tubuh Chiu Kang.Setiap kali cabikan cakarnya meleset, bangunan istana di bawah mereka hancur cukup parah. Tapi Chiu Kang berhasil menangkis dan menghindari semua serangan mematikan dari Pangeran Zhao You.Mereka terus bertarung tanpa henti. Jurus demi jurus digunakan, tapi belum juga menemukan pemenanganya.Chiu Kang berkali-kali menghantamkan pukulannya dengan hawa semesta, tapi Pangeran Zhao You mampu menghindari dan menahannya.Ini pertama kalinya Chiu Kang menghadapi lawan yang sangat sulit dikalahkan. Setiap jurus dan tenaga dalamnya seakan-akan selalu gagal mengenainya.Begitu pun sebaliknya, Pangeran Zhao You merasa tidak bisa
Namun, Chiu Kang tidak menggubris ejekan tersebut. Dia harus melakukan sesuatu untuk mengulur waktu, dan salah satu caranya adalah melompat-lompat ke seluruh tempat seperti monyet kelaparan.Di sisi lain, Pangeran Zhao You berbisik kepada Zian Zhong dan kedua putranya. Agaknya dia memerintahkan sesuatu kepada mereka, karena setelah itu mereka bertiga pergi ke belakang.Melihat saudara-saudaranya terlibat pertempuran, Pangeran Zhao You tidak bisa tinggal diam. Akhirnya dia menyerang Kong Kuanyin dan lainnya dengan hebat, apalagi lima ratus tentara pengamannya telah banyak yang meregang nyawa di tangan Qi Peizhi, Wang Jiang, Kong Kuanyin dan pendekar-pendekar lainnya.Pangeran itu mengamuk, menghantam siapa saja yang menjadi penghalang di jalannya.“Kakak Ketiga!” teriak Yang Mingyu setelah melihat Hong Chuntao muntah darah dan mati terkena pukulan Pangeran Zhao You.Gu Buchou dan Duan Fang You yang masih dalam keadaan lemah pun turut bertarung dengan hebat. Setelah tali yang melilit di
Pangeran Zhao You menuding Chiu Kang dengan mata merah karena marah.“Bunuh seluruh keluarga si brengsek itu!” perintahnya.“Ketua Kang, apa yang harus kita lakukan?” tanya Jian Jun, Ketua Perguruan Jingshan.Chiu Kang diam. Kemudian dia menatap Tie Butong dan orang-orang yang berada di bawah pengaruhnya dengan pekat.Sreeet... sreettt...Ikatan Tuan Chao, Nyonya Chao dan Chao Chengping terlepas seketika. Rupanya Tie Butoang, Kam bersaudara dan lainnya mengerti arti tatapan Chiu Kang.“Bawa mereka jauh-jauh dari sini!” teriak Chiu Kang sembari menerjang ke depan mencegah orang-orang Pangeran Zhao You mengejar mereka.Pangeran Zhao You marah.“Kalian telah mengkhianatiku! Bunuh mereka semua!”Liu Sing Ming dan Fu Gang langsung bergerak hendak menyerang Tie Butong, Kam bersaudara dan lainnya yang telah membebaskan keluarga angkat Chiu Kang.Namun, dengan sigap Chiu Kang menghalangi mereka berdua. Terjadilah pertarungan hebat.Fu Gang menghantamkan pukulan kanannya ke dada Chiu Kang, sem
Pangeran Zhao You marah. Dia berdiri dari tempat duduknya.“Aku akan mencincangmu jika sehelai rambut putraku hilang. Bawa mereka semua kemari!” perintahnya.Dari samping ruangan besar itu, para prajurit menyeret beberapa tahanan dengan tanpa belas kasihan.Melihat wajah para tahanan itu membuat wajah Chiu Kang memerah marah. Matanya berair karena alasan tertentu.“Ibu?” kata Chiu Kang dengan bibir bergetar.Wanita itu memandang Chiu Kang dengan mata basah. Wajah wanita itu dipenuhi dengan kotoran. Tubuhnya tercabik bekas cambuk besar mengenainya.“Kang-er?” gumam wanita itu pelan.Chiu Kang sangat marah melihat keadaan Nyonya Chao yang sangat buruk dan dipenuhi luka.“Kalian salah! Dia bukan anakku!” teriak Nyonya Chao.Kemudian Chiu Kang mengalihkan pandangannya. Dia melihat laki-laki tua dengan keadaan jauh lebih mengenaskan dari Nyonya Chao. Di samping laki-laki itu ada seorang gadis muda dengan tatap yang tak henti-henti memandang wajah Chiu Kang.“Ayah? Adik?” gumamnya dengan bi
“Aku juga ingin Ketua Kong, Ketua He, Ketua Jia, Ketua Jun, Ketua Bojing dan beberapa pendekar yang bersedia untuk mengikutiku menyerang Istana Kaisar,” kata Chiu Kang. “Dan jangan lupa, bawa kedua putra Pangeran Zhao Yaou juga,” lanjutnya.“Apakah kita akan langsung menyerang istana Kaisar sekarang?” tanya Kong Kuanyin.Chiu Kang menggeleng.“Tidak. Kita harus menunggu satu dari tiga pintu gerbang Benteng Bianjing terbuka.”Selain mereka, para ketua seperti Ong Fei Yin, Ye Tao, Cao Ehuang, Lin Qiao, Lin Yao, Shu Shaiming, dan beberapa lainnya bertugas memimpin para pendekar menghancurkan pintu gerbang Benteng Bianjing.Sementara Heng Tingfeng dan Quan Shirong diberi tugas khusus untuk memimpin para pendekar membuka pintu gerbang Benteng Selatan oleh Chiu Kang.“Kita harus menunggu sekarang,” ujar Chiu Kang dengan kedua tangan mengepal.Pemuda itu memandang langit yang biru laut di atas sana. Dia terdiam dengan wajah dipenuhi keringat cemas. Bagaimana pun juga, rasa takut sangat kuat
“Kalian berdua tunggu di sini, aku akan menyelinap keluar Bianjing,” ujar Kaisar Song Yingzong.“Bukankah itu terlalu berbahaya, Yang Mulia?” tanya Yang Mingyu.“Kalian tak usah khawatir, aku tahu apa yang sedang kulakukan,” kata Kaisar Song Yingzong. “Kalian berdua tunggulah di sini, aku akan segera kembali,” lanjutnya.Kedua jenderal muda itu berlutut dan menganggukkan kepalanya.“Semoga Yang Mulia Kaisar panjang umur,” ucap mereka bersamaan.Gelapnya malam sedikit memberi ruang bagi Chiu Kang untuk keluar dari Bianjing. Saat membawa kakeknya, Kaisar Song Renzong ke Daming, dia diberitahu bahwa ada sebuah jalur rahasia dari dalam istana untuk keluar benteng tanpa diketahui.Jalur itu hanya cukup untuk satu orang, karena luasnya yang tidak besar. Jalur itu berada di bawah tanah, semacam gua buatan yang khusus dibuat untuk keselamatan Kaisar jika ada bahaya.Chiu Kang menyelinap memasuki Istana Kaisar yang besar. Dia melihat para penjaga sedang berdiri siaga, ada juga yang mondar-mand