Perempuan yang mendatangi Lesha tampak kecewa karena ditolak. Lesha masih mengamati sekitar. Tempat tersebut sangat ramai, banyak ekspresi yang bisa dilihat oleh Lesha, dari ekspresi putus asa dengan wajah kusut dan rambut acak-acakan, lalu juga wajah sumringah bahagia, ada juga wajah dengan penuh emosi.
"Hm... menarik!" kata Lesha. Dia lalu duduk di sofa yang sengaja disediakan di pinggir arena tempat bermain. Seorang pelayan datang untuk menawarkan minuman dan makanan."Air putih saja," kata Lesha memesan. Pelayan itu terlihat mengerutkan dahinya karena merasa aneh. Mungkin Lesha satu-satunya orang yang datang dan memesan air putih saja. Karena sebagian minuman yang ditawarkan oleh pelayan tadi adalah alkohol seperti vodka, sampaign, wine, tequila, margarita, mojito with lime, sweet mimosa, pina colada dan lain-lain."Apa aku ikut main saja ya?" gumam Lesha. Tak lama minumanmya datang, segelas air putih."Apakah Tuan seorang pelancong?" Tanya pelayan yang datang. Dia adalah pelayan yang berbeda yang menawarkan menu dan yang datang membawa air putih. Pelayan itu masih muda dan juga tampan.Lesha tersenyum dan menganggukkan kepalanya."Apakah Tuan tertarik untuk ikut bermain? Saya bisa menjadi pemandu Tuan," Dia mungkin seorang marketing yang handal, buktinya berkat omongannya hati Lesha tergerak."Saya akan menunjukkan cara mainnya, Tuan hanya tinggal bertaruh saja, Tapi kalau Tuan menang, 30% keuntungan untukku, bagaimana?"Lesha sejujurnya sangat tertarik untuk bermain, karena melihat orang-orang di meja judi mereka tertawa dan juga bersedih, dia penasaran dan ingin merasakannya. Tawaran pelayan itu bukanlah hal yang buruk bagi Lesha, kalaupun dia kehabisan uangnya pun tak masalah, karena Dia Putri satu-satunya keluarga Duke Gerrard Lexid."Baiklah... aku setuju," Dia akhirnya menyepakati tawaran pemuda yang membawakan banyak informasi mengenai tempat tersebut."Berapa banyak uang yang Tuan bawa?" Tanya si pelayan tersebut. Lesha mengeluarkan kantongnya dan menunjukkan koin emas yang dia bawa. Pelayan tersebut cukup kaget setelah melihat isi kantong yang Lesha tunjukkan. Untuk ukuran pelancong, jumlah koin emas yang dibawa bukan main-main. Mungkin ada lebih dari 20 koin emas. Itu setara dengan pengeluaran rumah tangga rakyat jelata selama 5 bulan.Pelayan itu lalu menggenggam tangan Lesha dan dengan sorotan mata penuh percaya diri berkata, "Saya pasti akan memenangkan banyak permainan dan membuat kita banyak untung Tuan!"Rasanya agak kikuk ada orang lain berani menggengam tangannya. Lesha yang merasa tak nyaman hanya tersenyum canggung dan bergegas melepas genggaman tangan tersebut. Tangan Lesha kecil untuk ukuran laki-laki, ya karena dia seorang perempuan yang tengah menyamar, untungnya tangannya kasar dan ada beberapa kapalan sehingga pelayan itu tahu kalau orang yang dia anggap pemuda itu adalah orang yang pekerja keras."Panggil saya Kristof Tuan," kata di pelayan tersebut."Siapa nama Tuan?" dalam percakapan tersebut, Kristof mendominasi, tapi Lesha tak merasa risih karena keramaian Kristof justru membuat Lesha merasa punya teman baru." Ahsel..." Itu adalah nama Lesha yang terbalik. Dia tak pernah memikirkan nama samaran dan berkat pemuda yang menawarkan permaianan di kasino, dia jadi membuat nama samarannya sendiri, 'Ahsel' bukan nama yang buruk."Senang berkenalan dengan Tuan Ahsel."Kristen berkeliling menjelaskan setiap permainan kepada Lesha, dia adalah pemuda dengan kecerdasan dan daya tangkap yang bagus. Tapi menurut Lesha, Kristof juga orang yang terlalu terbuka karena dia juga mendengar Kristof yang bercerita soal kisah hidupnya, Kristof adalah seorang rakyat jelata biasa, karena dia punya perawakan yang tampan juga tinggi dan besar, dia ditawarkan untuk bekerja di kasino ini dengan bayaran yang lumayan tinggi. Kristof bertugas untuk menyenangkan pelanggan perempuan karena wajahnya. Dia harus pandai merayu dan juga menenangkan pelanggan khusus perempuan."Tapi saya sudah muak Tuan, saya sering dilecehkan karena saya hanya seorang rakyat jelata. Saya bahkan sering ditawarkan harga untuk dijadikan gigolo," katanya penuh dengan nada emosi. Bangsawan kebanyakan memang seperti itu, sementara punya uang dan kekuasaan lalu menilai orang yang ada dibawahnya dengan rendah. Lesha merasa kasihan dengan Kristof."Saya sedang butuh uang Tuan, adik saya sakit dan saya butuh biaya, tapi saya tidak sudi jadi gigolo!" katanya lagi menjelaskan.Lesha ingin mengapresiasi Kristof, kisah hidupnya sungguh pilu."Kalau begitu mari kita menangkan permainan Kristof," Lesha menepuk pundak Kristof dengan tujuan untuk menghiburnya.Sebenarnya, Lesha sudah ingin mengikhlaskan kantong kainnya yang berisi koin emas itu untuk Kristof tapi untuk menghargai Kristof dia hanya akan menggunakan uangnya untuk bermain dan membagi hasilnya. Orang seperti Kristof pasti tidak mau membebani orang lain, mereka punya gengsi yang cukup tinggi meskipun orang miskin.Awalnya Lesha hanya ingin coba-coba karena dia penasaran dan juga tertarik dengan tawaran Kristof. Tapi siapa sangka, Kristof tampil sebagai penasehat dan menang banyak. Bahkan jumlah koin emasnya kini sudah 2 kali lipat. 'Balik modal dalam waktu sesingkat itu? pantas orang-orang kecanduan judi,' gumam Lesha dalam hati. Sudah pukul 2.30 siang, Lesha harus bergegas pergi karena kalau kemalaman di tengah jalan melewati hutan menuju wilayahnya akan semakin berbahaya. "Kristof... kurasa ini sudah cukup," kata Lesha."Ah... maaf Tuan Ahsel, saya terlalu bersemangat," jawab Kristof. Berkat perkataan Ahsel, Kristof menyimpulkan bahwa Tuan yang dia pandu bukanlah orang yang tampak serakah dan tamak. Dia murni hanya penasaran bagaimana rupa kasino. Tapi Kristof merasa belum cukup puas sehingga dia akan menawarkan untuk satu kali putaran main saja. "Ah baik Tuan, tapi Tuan tidak bisakah kita bermain satu putaran lagi, hanya sekali saja," wajah Kristof memelas. Awalnya Lesha menolak karena wa
Kristof mengepalkan tangannya. Dia tahu betul dunia tempat dia tinggal dimana kekuasaan selalu berputar pada porosnya. Nasib rakyat jelata selalu saja sial dan akan kalah pada siapa saja yang berkuasa. Viscount Gali memang diserang oleh para bangsawan di meja tersebut, tapi dia juga harus melawan dan tidak akan kalah, kalau tidak bisnisnya ini tidak akan berjalan lancar. Bagaimana pun, rakyat jelata yang diketahui oleh kebanyakan tidak punya apa-apa sering menggadaikan tanah atau barang berharga lainnya sehingga dia juga bisa meraup untung banyak. Kadang karena tidak bisa membayar hutangnya mereka menjadi budak atau menawarkan anggota keluarganya lainnya untuk dijadikan budak. Sementara itu Lesha yang mengalami kejadian sekitar pun menyimpulkan bahwa para bangsawan Ibukota sepertinya memang brengsek."Maaf sebelumnya, Yang Mulia Putra Mahkota, Count Hiba dan Baron Dexon," Viscount Gali harus bisa memenangkan situasi ini, "Kasino saya adalah kasino legal, SOP jelas dan semuanya aman
Ternyata mereka sudah diikuti semenjak dari kasino. Mereka (perampok) tahu bahwa dua orang itu menang banyak. Jadi para perampok yang bersindikat itu tidak mau menyia nyiakan ladang penghasilan mereka."Sial!" gumam Kristof. Lesha tahu bahwa wajah Kristof sangat panik. Ini seperti keluar dari sarang buaya masuk ke kandang singa. Meskipun Lesha bisa bela diri dan menjaga dirinya sendiri, tapi dia tetap khawatir karena ini pertama kalinya dia benar benar berhadapan dengan penjahat. "Yah setidaknya aku akan benar benar mempraktikkan ilmu bela diri yang selama ini sudah kupelajari," Lesha lantas mengeluarkan pedang yang sudah Dia bawa. "Hahaha...." perampok itu tertawa melihat tingkah Lesha. "Tuan Ahsel..." panggil Kristof, akan merekapotkan kalau bertempur melawan perampok sambil membawa 200 koin emas, tapi kalau meletakkan secara sembarangan, koin itu juga bisa hilang. "Saya bisa bela diri Kristof," Lesha mengambil langkah kuda-kuda."Kita kalah jumlah," bisik Kristof."Apa Tuan bisa
Agak memalukan memang, tapi Lesha benar benar lupa dimana mereka harusnya bertemu."Ck..." orang yang menolong Lesha mendecakkan lidahnya."Maaf, saya sungguh lupa tempat dimana harusnya saya bertemu janji untuk membagi kpin emas kami," wajah Lesha diliputi pasrah dan juga menahan malu."Tapi tenang saja, saya tidak akan melupakan janji saya. Janji harus ditepati!" Lesha adalah orang yang keras kepala, jadi Dia tidak mungkin menjilat ludahnya sendiri."Apa kau yakin temanmu bukanlah komplotannya?" akhirnya pemuda tersebut bersuara. Suaranya berat sehingga terdengar sangat seksi. Untuk sesaat, Lesha terpesona. Orang itu kemudian menjentikkan tangganya untuk menyadarkan Lesha. "Ya? bagaimana?""Temanmu itu komplotannya bukan?" nadanya sedikit membentak dan membuat Lesha kaget. 'Ah iya benar juga ya, tapi tidak mungkin Kristof seperti itu,' gumam Lesha. Meskipun pertemuannya dengan Kristof sangatlah singkat, tapi Lesha yakin akan kepribadian pemuda yang baru ditemuinya itu."Itu.... say
".....?""5 koin emas satu hari!" Dia berkata sekali lagi."Aku akan menyewakan Max untukmu," pemuda itu meskipun ragu tapi tetap menolongnya. "Baik! terimakasih," Lesha sungguh terharu dengan kebaikan hatinya."Silahkan kirimkan tagihan ke Panti asuhan Marco di Wilayah Duchy Lexid, atas nama Tuan Ahsel," Lesha kemudian memberikan alamat palsunya kepada Pemuda tersebut. Meski bukan alamat asli, tapi Lesha adalah orang yang berperan besar disana, Direktur panti asuhan tersebut juga kaki tangannya, jadi sangat mudah bekerja sama dengan Direktur panti. Akan ada masalah besar kalau Dia memberinya alamat asli, bagaimana pun Kakak dan Ayahnya adalah orang yang sangat teliti, apalagi kalau menyangkut soal dirinya."Ebtysem..." pemuda tersebut menyebutkan sebuah nama, "Nama saya Ebtysem!"Lesha tersenyum, meskipun dibawah tudung, dia jelas bisa tahu kalau pemuda yang badannya tinggi dan badannya kekar itu mempesona. 'Ah... kalau berlama lama aku bisa jatuh cinta dengannya.'"Sampai jumpa Tua
Lesha makan malam dengan lahap, seperti orang kelaparan yang tidak diberi makanan enak sama sekali. Tindakan itu sama sekali tidak mencerminkan seorang Lady bangsawan. "Ehem...." Emma berdeham bermaksud memberi kode pada Lesha. Tapi Lesha sama sekali tidak perduli dan tetap makan dengan lahap. 'Apa yang terjadi di Ibukota Tuan Putri?' Emma menebak pasti ada sesuatu yang terjadi. Lesha memang benar benar kelaparan, setelah mengalami insiden panjang akhirnya dia bisa lega sampai di kediaman dan sekarang waktunya makan malam. Sungguh makanan akan tampak lezat kalian kelaparan. Itu adalah nilai moral yang Lesha petik. Untungnya Ayah dan Kakaknya belum sampai di kediaman, jadi mereka tidak bisa melihat tingkah Lesha yang seperti ini. Emma tak tahan, akhirnya mengusir semua pelayan karena Putri ingin makan dengan tenang. Lesha akhirnya sadar saat pelayan mundur dan pergi. Lesha yang tengah makan dengan suapan penuh di mulut itu pun melihat ke arah Emma. Emma kaget melihat p
Hari ini adalah jadwal kepulangan Duke Lexid, Jjari praktis membuat Lesha bersiap. Ini adalah hari paling melelahkan sepanjang masa. Sebab dia harus memakai gaun yang berat. Kalau tidak, ayahnya akan protes karena dia mengatakan pakaian biasa. "Dasar gila, coba saja para lelaki itu pakai baju wanita seperti ini , mereka masih bisa memberikan komentar tidak." Keluh Lesha. Dia lebih suka menggunakan celana dan bebas bergerak. Tapi demi Ayah yang membesarkannya Dnegan penuh cinta dan kasih, dia rela berpura pura , jadi wanita paling anggun dan cantik sepanjang masa. "Nona jangan begitu, orang orang saja iri melihat Nona. Mana ada mereka yang bisa memiliki gaun Madam Lilian eksklusif." Memang benar kata Emma. Gaun yang digunakan oleh Lesha selalu eksklusif dan Tidka ada duanya. kecuali mereka yang kemudian meniru gaun yang dibuat madam. setelah selesai bersiap dia turun ke lantai dasar. "Ayah...." Lesha datang memeluk Ayahnya. "Putri Ayah yang paling cantikkkkk...." Sepert
Di sore hari ketika mereka bertiga berkumpul, undangan dari istana datang. Sebuah perayaan pendirian negara yang mengundang seluruh bangsawan dari negeri hadir. "Aku malas pergi Ayah." Felix tiba tiba saja berbicara begitu. Bukan apa apa. Raja saat ini, Raja Joland bukanlah raja panutan. Dia hanya raja yang hanya nama saja. Semua keputusan diambil oleh permaisuri. Begitu pun dengan penerusnya. Tidak ada yang bisa dibanggakan. "Tapi kita harus hadir." Lexid kemudian membalas perkataan Felix Musim sosial telah tiba. "Ayah, kalau tidak apa apa kan tidak hadir." Lesha juga sama malasnya. Bertemu dengan bangsawan di ibukota itu membuatnya malas. Tapi kebanyakan para lady hanya ingin menjalin hubungan dengan kakaknya melalui dirinya . Itu rasanya melelahkan. "Entah ada apa, tapi semua anggota keluarga harus hadir Lesha." Begini begini, ayahnya adalah orang yang disiplin. Dia berada di kubu netral, tapi lebih suka membela kepentingan rakyat. "Kita akan memanggil madam Lilian."
Buru buru Lesha pergi ke balkon. Ball room istana itu membuatnya muak saja. Dia tidak pernah membayangkan akan dipasangkan dengan orang paling dia benci seumur hidupnya.Dia masih ingat bagaimana Ricardo bertindak di kasino beberapa waktu yang lalu. Dia masuk balkon tanpa memperhatikan bahwa disana sudah ada seseorang. Dia berdiri si sudut gelap dekat pintu masuk."Sepertinya Nona mengalami waktu yang sulit.""Huwa..." Hampir saja Lesha berteriak kaget.Dia pikir dia seorang diri. Untung saja dia tidak mengumpat tadi. Apa jadinya kalau dia tadi mengumpat keluarga Kerajaan."Maaf, aku pikir disini tidak ada orang.""Santai saja."Lelaki itu melangkah dari kegelapan."Kau?"Lesha cukup kaget dengan perawakan yang dia kenal. "Halo Tuan Ahsel!""...?" Lelaki ini tahu identitas nya."Siapa kau sebenarnya?""Saya Ebtysem... sejak awal saya tidak pernah berbohong mengenai identitas diri saya!""Kau...""Saya adalah cucu dari Marquis dari barat.""...?""Kamu...?""Saya adalah penerusnya, m
Hari perjamuan istana pun tiba. Secara Naluri, Lexid dan Felix tentu saja langsung melindungi adiknya dari mata mata bangsawan yang mencari istri. Mau Tua atau muda, mereka semua sama saja. kumbang kumbang itu tidak akan bisa hinggap pada bunga cantik yang sedang mekar. Bunga itu dirawat dan dijaga dengan sangat baik. Adiknya begitu berharga sampai sampai harus dilindungi dari tatapan mereka. Bukan sekedar mengagumi kecantikan Putri Duke Lexid saja, tapi sebenarnya mereka pasti berharap bisa mempersunting nya. "Lihat tatapan mereka!" Felix secara tidak sengaja langsung mode overprotektif. "Aku juga ingin mencungkil bola mata mereka." Tidak mau kalah, Lexid juga berkata demikian. Mereka semua paham makna tatapan dari Duke dan Tuan muda itu. Mata mereka kemudian berkeliaran seolah olah tidak terjadi apa apa. Sungguh menatap mata Duke itu sangat menyeramkan. Saat mereka semua sudah lepas dari para bangsawan yang ingin tahu, malah tiba saatnya memberikan salam kepada keluarga
Di sore hari ketika mereka bertiga berkumpul, undangan dari istana datang. Sebuah perayaan pendirian negara yang mengundang seluruh bangsawan dari negeri hadir. "Aku malas pergi Ayah." Felix tiba tiba saja berbicara begitu. Bukan apa apa. Raja saat ini, Raja Joland bukanlah raja panutan. Dia hanya raja yang hanya nama saja. Semua keputusan diambil oleh permaisuri. Begitu pun dengan penerusnya. Tidak ada yang bisa dibanggakan. "Tapi kita harus hadir." Lexid kemudian membalas perkataan Felix Musim sosial telah tiba. "Ayah, kalau tidak apa apa kan tidak hadir." Lesha juga sama malasnya. Bertemu dengan bangsawan di ibukota itu membuatnya malas. Tapi kebanyakan para lady hanya ingin menjalin hubungan dengan kakaknya melalui dirinya . Itu rasanya melelahkan. "Entah ada apa, tapi semua anggota keluarga harus hadir Lesha." Begini begini, ayahnya adalah orang yang disiplin. Dia berada di kubu netral, tapi lebih suka membela kepentingan rakyat. "Kita akan memanggil madam Lilian."
Hari ini adalah jadwal kepulangan Duke Lexid, Jjari praktis membuat Lesha bersiap. Ini adalah hari paling melelahkan sepanjang masa. Sebab dia harus memakai gaun yang berat. Kalau tidak, ayahnya akan protes karena dia mengatakan pakaian biasa. "Dasar gila, coba saja para lelaki itu pakai baju wanita seperti ini , mereka masih bisa memberikan komentar tidak." Keluh Lesha. Dia lebih suka menggunakan celana dan bebas bergerak. Tapi demi Ayah yang membesarkannya Dnegan penuh cinta dan kasih, dia rela berpura pura , jadi wanita paling anggun dan cantik sepanjang masa. "Nona jangan begitu, orang orang saja iri melihat Nona. Mana ada mereka yang bisa memiliki gaun Madam Lilian eksklusif." Memang benar kata Emma. Gaun yang digunakan oleh Lesha selalu eksklusif dan Tidka ada duanya. kecuali mereka yang kemudian meniru gaun yang dibuat madam. setelah selesai bersiap dia turun ke lantai dasar. "Ayah...." Lesha datang memeluk Ayahnya. "Putri Ayah yang paling cantikkkkk...." Sepert
Lesha makan malam dengan lahap, seperti orang kelaparan yang tidak diberi makanan enak sama sekali. Tindakan itu sama sekali tidak mencerminkan seorang Lady bangsawan. "Ehem...." Emma berdeham bermaksud memberi kode pada Lesha. Tapi Lesha sama sekali tidak perduli dan tetap makan dengan lahap. 'Apa yang terjadi di Ibukota Tuan Putri?' Emma menebak pasti ada sesuatu yang terjadi. Lesha memang benar benar kelaparan, setelah mengalami insiden panjang akhirnya dia bisa lega sampai di kediaman dan sekarang waktunya makan malam. Sungguh makanan akan tampak lezat kalian kelaparan. Itu adalah nilai moral yang Lesha petik. Untungnya Ayah dan Kakaknya belum sampai di kediaman, jadi mereka tidak bisa melihat tingkah Lesha yang seperti ini. Emma tak tahan, akhirnya mengusir semua pelayan karena Putri ingin makan dengan tenang. Lesha akhirnya sadar saat pelayan mundur dan pergi. Lesha yang tengah makan dengan suapan penuh di mulut itu pun melihat ke arah Emma. Emma kaget melihat p
".....?""5 koin emas satu hari!" Dia berkata sekali lagi."Aku akan menyewakan Max untukmu," pemuda itu meskipun ragu tapi tetap menolongnya. "Baik! terimakasih," Lesha sungguh terharu dengan kebaikan hatinya."Silahkan kirimkan tagihan ke Panti asuhan Marco di Wilayah Duchy Lexid, atas nama Tuan Ahsel," Lesha kemudian memberikan alamat palsunya kepada Pemuda tersebut. Meski bukan alamat asli, tapi Lesha adalah orang yang berperan besar disana, Direktur panti asuhan tersebut juga kaki tangannya, jadi sangat mudah bekerja sama dengan Direktur panti. Akan ada masalah besar kalau Dia memberinya alamat asli, bagaimana pun Kakak dan Ayahnya adalah orang yang sangat teliti, apalagi kalau menyangkut soal dirinya."Ebtysem..." pemuda tersebut menyebutkan sebuah nama, "Nama saya Ebtysem!"Lesha tersenyum, meskipun dibawah tudung, dia jelas bisa tahu kalau pemuda yang badannya tinggi dan badannya kekar itu mempesona. 'Ah... kalau berlama lama aku bisa jatuh cinta dengannya.'"Sampai jumpa Tua
Agak memalukan memang, tapi Lesha benar benar lupa dimana mereka harusnya bertemu."Ck..." orang yang menolong Lesha mendecakkan lidahnya."Maaf, saya sungguh lupa tempat dimana harusnya saya bertemu janji untuk membagi kpin emas kami," wajah Lesha diliputi pasrah dan juga menahan malu."Tapi tenang saja, saya tidak akan melupakan janji saya. Janji harus ditepati!" Lesha adalah orang yang keras kepala, jadi Dia tidak mungkin menjilat ludahnya sendiri."Apa kau yakin temanmu bukanlah komplotannya?" akhirnya pemuda tersebut bersuara. Suaranya berat sehingga terdengar sangat seksi. Untuk sesaat, Lesha terpesona. Orang itu kemudian menjentikkan tangganya untuk menyadarkan Lesha. "Ya? bagaimana?""Temanmu itu komplotannya bukan?" nadanya sedikit membentak dan membuat Lesha kaget. 'Ah iya benar juga ya, tapi tidak mungkin Kristof seperti itu,' gumam Lesha. Meskipun pertemuannya dengan Kristof sangatlah singkat, tapi Lesha yakin akan kepribadian pemuda yang baru ditemuinya itu."Itu.... say
Ternyata mereka sudah diikuti semenjak dari kasino. Mereka (perampok) tahu bahwa dua orang itu menang banyak. Jadi para perampok yang bersindikat itu tidak mau menyia nyiakan ladang penghasilan mereka."Sial!" gumam Kristof. Lesha tahu bahwa wajah Kristof sangat panik. Ini seperti keluar dari sarang buaya masuk ke kandang singa. Meskipun Lesha bisa bela diri dan menjaga dirinya sendiri, tapi dia tetap khawatir karena ini pertama kalinya dia benar benar berhadapan dengan penjahat. "Yah setidaknya aku akan benar benar mempraktikkan ilmu bela diri yang selama ini sudah kupelajari," Lesha lantas mengeluarkan pedang yang sudah Dia bawa. "Hahaha...." perampok itu tertawa melihat tingkah Lesha. "Tuan Ahsel..." panggil Kristof, akan merekapotkan kalau bertempur melawan perampok sambil membawa 200 koin emas, tapi kalau meletakkan secara sembarangan, koin itu juga bisa hilang. "Saya bisa bela diri Kristof," Lesha mengambil langkah kuda-kuda."Kita kalah jumlah," bisik Kristof."Apa Tuan bisa
Kristof mengepalkan tangannya. Dia tahu betul dunia tempat dia tinggal dimana kekuasaan selalu berputar pada porosnya. Nasib rakyat jelata selalu saja sial dan akan kalah pada siapa saja yang berkuasa. Viscount Gali memang diserang oleh para bangsawan di meja tersebut, tapi dia juga harus melawan dan tidak akan kalah, kalau tidak bisnisnya ini tidak akan berjalan lancar. Bagaimana pun, rakyat jelata yang diketahui oleh kebanyakan tidak punya apa-apa sering menggadaikan tanah atau barang berharga lainnya sehingga dia juga bisa meraup untung banyak. Kadang karena tidak bisa membayar hutangnya mereka menjadi budak atau menawarkan anggota keluarganya lainnya untuk dijadikan budak. Sementara itu Lesha yang mengalami kejadian sekitar pun menyimpulkan bahwa para bangsawan Ibukota sepertinya memang brengsek."Maaf sebelumnya, Yang Mulia Putra Mahkota, Count Hiba dan Baron Dexon," Viscount Gali harus bisa memenangkan situasi ini, "Kasino saya adalah kasino legal, SOP jelas dan semuanya aman