".....?""5 koin emas satu hari!" Dia berkata sekali lagi."Aku akan menyewakan Max untukmu," pemuda itu meskipun ragu tapi tetap menolongnya. "Baik! terimakasih," Lesha sungguh terharu dengan kebaikan hatinya."Silahkan kirimkan tagihan ke Panti asuhan Marco di Wilayah Duchy Lexid, atas nama Tuan Ahsel," Lesha kemudian memberikan alamat palsunya kepada Pemuda tersebut. Meski bukan alamat asli, tapi Lesha adalah orang yang berperan besar disana, Direktur panti asuhan tersebut juga kaki tangannya, jadi sangat mudah bekerja sama dengan Direktur panti. Akan ada masalah besar kalau Dia memberinya alamat asli, bagaimana pun Kakak dan Ayahnya adalah orang yang sangat teliti, apalagi kalau menyangkut soal dirinya."Ebtysem..." pemuda tersebut menyebutkan sebuah nama, "Nama saya Ebtysem!"Lesha tersenyum, meskipun dibawah tudung, dia jelas bisa tahu kalau pemuda yang badannya tinggi dan badannya kekar itu mempesona. 'Ah... kalau berlama lama aku bisa jatuh cinta dengannya.'"Sampai jumpa Tua
Lesha makan malam dengan lahap, seperti orang kelaparan yang tidak diberi makanan enak sama sekali. Tindakan itu sama sekali tidak mencerminkan seorang Lady bangsawan. "Ehem...." Emma berdeham bermaksud memberi kode pada Lesha. Tapi Lesha sama sekali tidak perduli dan tetap makan dengan lahap. 'Apa yang terjadi di Ibukota Tuan Putri?' Emma menebak pasti ada sesuatu yang terjadi. Lesha memang benar benar kelaparan, setelah mengalami insiden panjang akhirnya dia bisa lega sampai di kediaman dan sekarang waktunya makan malam. Sungguh makanan akan tampak lezat kalian kelaparan. Itu adalah nilai moral yang Lesha petik. Untungnya Ayah dan Kakaknya belum sampai di kediaman, jadi mereka tidak bisa melihat tingkah Lesha yang seperti ini. Emma tak tahan, akhirnya mengusir semua pelayan karena Putri ingin makan dengan tenang. Lesha akhirnya sadar saat pelayan mundur dan pergi. Lesha yang tengah makan dengan suapan penuh di mulut itu pun melihat ke arah Emma. Emma kaget melihat p
Hari ini adalah jadwal kepulangan Duke Lexid, Jjari praktis membuat Lesha bersiap. Ini adalah hari paling melelahkan sepanjang masa. Sebab dia harus memakai gaun yang berat. Kalau tidak, ayahnya akan protes karena dia mengatakan pakaian biasa. "Dasar gila, coba saja para lelaki itu pakai baju wanita seperti ini , mereka masih bisa memberikan komentar tidak." Keluh Lesha. Dia lebih suka menggunakan celana dan bebas bergerak. Tapi demi Ayah yang membesarkannya Dnegan penuh cinta dan kasih, dia rela berpura pura , jadi wanita paling anggun dan cantik sepanjang masa. "Nona jangan begitu, orang orang saja iri melihat Nona. Mana ada mereka yang bisa memiliki gaun Madam Lilian eksklusif." Memang benar kata Emma. Gaun yang digunakan oleh Lesha selalu eksklusif dan Tidka ada duanya. kecuali mereka yang kemudian meniru gaun yang dibuat madam. setelah selesai bersiap dia turun ke lantai dasar. "Ayah...." Lesha datang memeluk Ayahnya. "Putri Ayah yang paling cantikkkkk...." Sepert
Di sore hari ketika mereka bertiga berkumpul, undangan dari istana datang. Sebuah perayaan pendirian negara yang mengundang seluruh bangsawan dari negeri hadir. "Aku malas pergi Ayah." Felix tiba tiba saja berbicara begitu. Bukan apa apa. Raja saat ini, Raja Joland bukanlah raja panutan. Dia hanya raja yang hanya nama saja. Semua keputusan diambil oleh permaisuri. Begitu pun dengan penerusnya. Tidak ada yang bisa dibanggakan. "Tapi kita harus hadir." Lexid kemudian membalas perkataan Felix Musim sosial telah tiba. "Ayah, kalau tidak apa apa kan tidak hadir." Lesha juga sama malasnya. Bertemu dengan bangsawan di ibukota itu membuatnya malas. Tapi kebanyakan para lady hanya ingin menjalin hubungan dengan kakaknya melalui dirinya . Itu rasanya melelahkan. "Entah ada apa, tapi semua anggota keluarga harus hadir Lesha." Begini begini, ayahnya adalah orang yang disiplin. Dia berada di kubu netral, tapi lebih suka membela kepentingan rakyat. "Kita akan memanggil madam Lilian."
Hari perjamuan istana pun tiba. Secara Naluri, Lexid dan Felix tentu saja langsung melindungi adiknya dari mata mata bangsawan yang mencari istri. Mau Tua atau muda, mereka semua sama saja. kumbang kumbang itu tidak akan bisa hinggap pada bunga cantik yang sedang mekar. Bunga itu dirawat dan dijaga dengan sangat baik. Adiknya begitu berharga sampai sampai harus dilindungi dari tatapan mereka. Bukan sekedar mengagumi kecantikan Putri Duke Lexid saja, tapi sebenarnya mereka pasti berharap bisa mempersunting nya. "Lihat tatapan mereka!" Felix secara tidak sengaja langsung mode overprotektif. "Aku juga ingin mencungkil bola mata mereka." Tidak mau kalah, Lexid juga berkata demikian. Mereka semua paham makna tatapan dari Duke dan Tuan muda itu. Mata mereka kemudian berkeliaran seolah olah tidak terjadi apa apa. Sungguh menatap mata Duke itu sangat menyeramkan. Saat mereka semua sudah lepas dari para bangsawan yang ingin tahu, malah tiba saatnya memberikan salam kepada keluarga
Buru buru Lesha pergi ke balkon. Ball room istana itu membuatnya muak saja. Dia tidak pernah membayangkan akan dipasangkan dengan orang paling dia benci seumur hidupnya.Dia masih ingat bagaimana Ricardo bertindak di kasino beberapa waktu yang lalu. Dia masuk balkon tanpa memperhatikan bahwa disana sudah ada seseorang. Dia berdiri si sudut gelap dekat pintu masuk."Sepertinya Nona mengalami waktu yang sulit.""Huwa..." Hampir saja Lesha berteriak kaget.Dia pikir dia seorang diri. Untung saja dia tidak mengumpat tadi. Apa jadinya kalau dia tadi mengumpat keluarga Kerajaan."Maaf, aku pikir disini tidak ada orang.""Santai saja."Lelaki itu melangkah dari kegelapan."Kau?"Lesha cukup kaget dengan perawakan yang dia kenal. "Halo Tuan Ahsel!""...?" Lelaki ini tahu identitas nya."Siapa kau sebenarnya?""Saya Ebtysem... sejak awal saya tidak pernah berbohong mengenai identitas diri saya!""Kau...""Saya adalah cucu dari Marquis dari barat.""...?""Kamu...?""Saya adalah penerusnya, m
Di kereta semua orang terdiam. Sepertinya masing masing dari mereka hanya memendam perasaan amarah yang dibawa dari Ball room. Raja tua itu... sejak menjabat jadi raja, belum ada gebrakannya untuk negeri ini. Menikahi Permaisuri vocal dalam tindakan tapi tetap saja punya anak yang menuruni sifat Ayahnya. Kemudian saat ini menginginkan anaknya? sungguh tindakan yang tidak tahu malu. Kalau dulu dia menghargainya sebagai pemimpin Negera, tapi kalau saat ini jangan salahkan dirinya kalau dia akan menyimpang dari jalannya. Sudah cukup perjuangan nya dalam melayani negara ini. Bahkan kalau Duchy nya mau berdiri sendiri pun dia sanggup. "Ayah..." Lesha lah yang akhirnya berbicara. "Tenang Nak... tidak akan Ayah biarkan kamu menjadi budak keluarga Kerajaan!" Ya, Lesha sudah menduga itu. "Aku tahu, Ayah akan melakukan yang terbaik untukku!" Brak... Felix meninju tiang dalam kereta menyebabkan guncangan. Lesha hanya takut kalau kalau kereta akan roboh . "Kakak..." Sepertinya am
Hari menuju istana pun datang. Sendirian Lesha menghadapi keluarga Kerajaan. Bahkan gaun ke istana pun telah diberikan oleh pihak istana. Gaun dengan belahan dada rendah yang menunjukkan sisi vulgar menurut Lesha. "Ini pasti selera rendahan Putra Mahkota brengsek itu!" Lesha akhirnya tidak memakainya. Tindakannya itu sangat berani, tapi dia didukung oleh kedua orang tersayangnya. "Orang gila mana yang mau mengekspos anakku?" Ayah Lesha bahkan jauh lebih marah lagi. "Bola matanya minta di cungkil pasti!" Felix juga tidak kalah marahnya. Tapi untuk saat ini mereka hanya bisa diam. Tidak mungkin meleyangkan protes secara resmi kepada keluarga Kerajaan. Lexid perlu memikirkan cara panjang agar memutus ikatan yang membuat dirinya berkata najis. "Ingat Lesah, kamu adalah satu satunya putri Duke Lexid yang berharga!" Ayah Lesha tampaknya sangat khawatir kalau anaknya yang rapuh itu akan terintimidasi keluarga Kerajaan. Dia hanya tidak tahu bahwa dibalik kecantikannya itu t
Setelah mendengar berita di kedai dia makan, Felix tidak terlalu memikirkan nya. Yah, dia sendiri sudah berpikiran bahwa pernikahan nya memang bukan karena cinta. Jadi selebihnya hanya sebuah penyesuaian saja. Sebagai Putri Kerajaan yang mungkin saja dia dimanja, setidaknya dia tidak akan mempermalukan dirinya kan. Para bangsawan itu seperti itu. Mereka pandai memakai topeng untuk menutupi kedok brengseknya. Masih di Kerajaan Mormon, Felix melanjutkan perjalanan nya kembali. Jujur saja, wanita di negeri Mormon itu cantik cantik. Makanya banyak dari mereka yang dinikahi oleh para petinggi kerajaan-kerajaan lain. Itu membuat Kerajaan ini aman dari serangan dan ancaman. Pondasi aliansi mereka kokoh. Para wanita disini memang diajari trik manipulasi dan mengontrol laki laki. Sungguh menyeramkan. Berbeda dengan kerajaan Romton. Dimana wanita kadang hanya sebagai budak nafsu belaka. Menuju senja dia mampir disebuah kedai di kota kecil. Perjalanannya masih akan memakan sehari semalam lag
Karena harus bertanggungjawab dengan semua keputusan berangkatlah Felix menuju Kerajaan Romton. Ekspedisi nya berjalan diam diam saja. Karena berita aliansi pernikahan mereka harus rahasia. Kalau tidak keluarga Kerajaan pasti akan turun tangan dan ikut campur masalah pernikahan nya. Tali kekang itu harus mereka pegang, agar pergerakan keluarga Lexid dibatasi. Sungguh licik sekali. Felix berangkat sendiri, tadinya Lesha bersikeras ingin ikut, tapi Felix tidak memperbolehkan nya. Dengan berat hati Lesha menekuk bibir nya kecewa. Dengan mengendarai kuda nya, dia pergi meninggalkan kadipaten. *** Suasana nya cukup sepi tapi tegang. Isabella berhasil turun lewat tali yang sudah disiapkan oleh Rubia. Tak lupa dia juga memakai baju pelayan agar tidak ketahuan. Setelah berhasil turun dan berhasil menghindar dari tatapan para ksatria, Isabella segera meninggalkan istana menuju taman. Di taman ada sebuah pintu belakang yang tembus dengan istal kuda. Rencananya dia juga akan pergi denga
Isabela sudah merencanakan dengan matang. Kemana dia akan pergi. Sebuah benua sebrang dengan segudang ilmu. Dia suka belajar dan kesetaraan, meskipun di negaranya perempuan hanya diajarkan cara untuk menyenangkan laki laki. Sungguh kuno dan terbelakang. Isabella tidak suka akan hal tersebut. Baginya, semua nya sama. Laki laki dan perempuan harus setara dalam hal pendidikan dan punya kesempatan yang sama dalam pekerjaan juga. Belum juga dia menggapai mimpinya, sudah mau dinikahkan juga dirinya. Isabela hanya berkeyakinan bahwa calonnya sama patriarki nya dengan laki laki di negerinya. Untuk apa jauh jauh ke negeri seberang kalau pemikirannya akan sama saja. Pembodohan! Itu adalah salah satu semboyan favorit nya. Memang belum kenal dan sudah menilai seenaknya tidaklah adil. Tapi feeling-nya berkata demikian. Jadi, kabur adalah solusinya. Putri Isabela sebenarnya tidak sendiri, dia dukung oleh Rubia, dayangnya. Rubia adalah anak pengasuhnya dan sekarang menjadi dayang pribadin
Lesha pulang dengan wajah kesal. Tantangan itu akan dia terima dengan senang hati. Karena bukan hanya Ayahnya yang akan berjuang, ada kakak dan dirinya. Segala daya pasti akan diusahakan dengan maksimal. Sampai rumah Lesha cukup kaget, karena kakaknya dan Ayahnya terlihat sedang berdebat "Ada apa ini, Kakak... Ayah ..." "Lesha..." "Putri Ayah..." Usut punya usut, kakaknya yang gila itu ingin mengusulkan pernikahan dengan Kerajaan Romton. "Apa?" Lesha bahkan juga ikut kaget. Kakaknya itu tidak pernah terlibat skandal dengan perempuan. Juga dia populer dan digilai perempuan, perempuan akan antri untuk bisa berkencan dengannya. Tapi apa sekarang? Usulan pernikahan. "Kakak sudah tidak waras!" "Benar." Lexid langsung menyetujui pendapat anak perempuan nya."Kamu tahu kalau kita menjalin aliansi pernikahan dengan Kerajaan Romton, kita pasti di pihak yang menang."Secara militer mereka pasti akan mendapatkan dukungan."Kakak, pasti ada cara lain. Jangan mengorbankan dirimu untukku
Lesha sudah duduk bersama dengan permaisuri. Teh paperminth tersaji di meja mereka. "Apakah Putri menyukai tehnya." "Saya lebih suka teh Darjeeling tanpa gula Yang mulia." Kebanyakan orang akan langsung bilang suka tanpa protes karena orang yang menanyakannya adalah Permaisuri. Tapi tidak dengan Lesha. Dia berani memberitahukan seleranya kepadanya. Sungguh Nona yang berani. Isna yakin kalau orang seperti dirinya tidak akan mudah ditaklukkan. Dia sangat cocok menduduki kursi Putri Mahkota. "Benarkah? selera yang unik. Biasanya para Lady akan suka dengan rasa manis bukan?" Itu benar, tapi... dia bukan gadis biasanya. "Saya suka rasa yang kuat dan tidak manis. Rasa manis itu memang enak di awal, selebihnya hanya rasa candu semu belaka. Saya suka realita hidup yang pahit." Permaisuri hanya tertawa saja. Dia tidak salah dalam menilai orang. Kalau saja anaknya itu bersikap baik, pasti tidak akan ada penolakan. Sejujurnya Isna juga sakit hati saat anaknya merasa tertolak. Putri Lesha
Hari menuju istana pun datang. Sendirian Lesha menghadapi keluarga Kerajaan. Bahkan gaun ke istana pun telah diberikan oleh pihak istana. Gaun dengan belahan dada rendah yang menunjukkan sisi vulgar menurut Lesha. "Ini pasti selera rendahan Putra Mahkota brengsek itu!" Lesha akhirnya tidak memakainya. Tindakannya itu sangat berani, tapi dia didukung oleh kedua orang tersayangnya. "Orang gila mana yang mau mengekspos anakku?" Ayah Lesha bahkan jauh lebih marah lagi. "Bola matanya minta di cungkil pasti!" Felix juga tidak kalah marahnya. Tapi untuk saat ini mereka hanya bisa diam. Tidak mungkin meleyangkan protes secara resmi kepada keluarga Kerajaan. Lexid perlu memikirkan cara panjang agar memutus ikatan yang membuat dirinya berkata najis. "Ingat Lesah, kamu adalah satu satunya putri Duke Lexid yang berharga!" Ayah Lesha tampaknya sangat khawatir kalau anaknya yang rapuh itu akan terintimidasi keluarga Kerajaan. Dia hanya tidak tahu bahwa dibalik kecantikannya itu t
Di kereta semua orang terdiam. Sepertinya masing masing dari mereka hanya memendam perasaan amarah yang dibawa dari Ball room. Raja tua itu... sejak menjabat jadi raja, belum ada gebrakannya untuk negeri ini. Menikahi Permaisuri vocal dalam tindakan tapi tetap saja punya anak yang menuruni sifat Ayahnya. Kemudian saat ini menginginkan anaknya? sungguh tindakan yang tidak tahu malu. Kalau dulu dia menghargainya sebagai pemimpin Negera, tapi kalau saat ini jangan salahkan dirinya kalau dia akan menyimpang dari jalannya. Sudah cukup perjuangan nya dalam melayani negara ini. Bahkan kalau Duchy nya mau berdiri sendiri pun dia sanggup. "Ayah..." Lesha lah yang akhirnya berbicara. "Tenang Nak... tidak akan Ayah biarkan kamu menjadi budak keluarga Kerajaan!" Ya, Lesha sudah menduga itu. "Aku tahu, Ayah akan melakukan yang terbaik untukku!" Brak... Felix meninju tiang dalam kereta menyebabkan guncangan. Lesha hanya takut kalau kalau kereta akan roboh . "Kakak..." Sepertinya am
Buru buru Lesha pergi ke balkon. Ball room istana itu membuatnya muak saja. Dia tidak pernah membayangkan akan dipasangkan dengan orang paling dia benci seumur hidupnya.Dia masih ingat bagaimana Ricardo bertindak di kasino beberapa waktu yang lalu. Dia masuk balkon tanpa memperhatikan bahwa disana sudah ada seseorang. Dia berdiri si sudut gelap dekat pintu masuk."Sepertinya Nona mengalami waktu yang sulit.""Huwa..." Hampir saja Lesha berteriak kaget.Dia pikir dia seorang diri. Untung saja dia tidak mengumpat tadi. Apa jadinya kalau dia tadi mengumpat keluarga Kerajaan."Maaf, aku pikir disini tidak ada orang.""Santai saja."Lelaki itu melangkah dari kegelapan."Kau?"Lesha cukup kaget dengan perawakan yang dia kenal. "Halo Tuan Ahsel!""...?" Lelaki ini tahu identitas nya."Siapa kau sebenarnya?""Saya Ebtysem... sejak awal saya tidak pernah berbohong mengenai identitas diri saya!""Kau...""Saya adalah cucu dari Marquis dari barat.""...?""Kamu...?""Saya adalah penerusnya, m
Hari perjamuan istana pun tiba. Secara Naluri, Lexid dan Felix tentu saja langsung melindungi adiknya dari mata mata bangsawan yang mencari istri. Mau Tua atau muda, mereka semua sama saja. kumbang kumbang itu tidak akan bisa hinggap pada bunga cantik yang sedang mekar. Bunga itu dirawat dan dijaga dengan sangat baik. Adiknya begitu berharga sampai sampai harus dilindungi dari tatapan mereka. Bukan sekedar mengagumi kecantikan Putri Duke Lexid saja, tapi sebenarnya mereka pasti berharap bisa mempersunting nya. "Lihat tatapan mereka!" Felix secara tidak sengaja langsung mode overprotektif. "Aku juga ingin mencungkil bola mata mereka." Tidak mau kalah, Lexid juga berkata demikian. Mereka semua paham makna tatapan dari Duke dan Tuan muda itu. Mata mereka kemudian berkeliaran seolah olah tidak terjadi apa apa. Sungguh menatap mata Duke itu sangat menyeramkan. Saat mereka semua sudah lepas dari para bangsawan yang ingin tahu, malah tiba saatnya memberikan salam kepada keluarga