Hari ini adalah jadwal kepulangan Duke Lexid, Jjari praktis membuat Lesha bersiap. Ini adalah hari paling melelahkan sepanjang masa. Sebab dia harus memakai gaun yang berat. Kalau tidak, ayahnya akan protes karena dia mengatakan pakaian biasa. "Dasar gila, coba saja para lelaki itu pakai baju wanita seperti ini , mereka masih bisa memberikan komentar tidak." Keluh Lesha. Dia lebih suka menggunakan celana dan bebas bergerak. Tapi demi Ayah yang membesarkannya Dnegan penuh cinta dan kasih, dia rela berpura pura , jadi wanita paling anggun dan cantik sepanjang masa. "Nona jangan begitu, orang orang saja iri melihat Nona. Mana ada mereka yang bisa memiliki gaun Madam Lilian eksklusif." Memang benar kata Emma. Gaun yang digunakan oleh Lesha selalu eksklusif dan Tidka ada duanya. kecuali mereka yang kemudian meniru gaun yang dibuat madam. setelah selesai bersiap dia turun ke lantai dasar. "Ayah...." Lesha datang memeluk Ayahnya. "Putri Ayah yang paling cantikkkkk...." Sepert
Di sore hari ketika mereka bertiga berkumpul, undangan dari istana datang. Sebuah perayaan pendirian negara yang mengundang seluruh bangsawan dari negeri hadir. "Aku malas pergi Ayah." Felix tiba tiba saja berbicara begitu. Bukan apa apa. Raja saat ini, Raja Joland bukanlah raja panutan. Dia hanya raja yang hanya nama saja. Semua keputusan diambil oleh permaisuri. Begitu pun dengan penerusnya. Tidak ada yang bisa dibanggakan. "Tapi kita harus hadir." Lexid kemudian membalas perkataan Felix Musim sosial telah tiba. "Ayah, kalau tidak apa apa kan tidak hadir." Lesha juga sama malasnya. Bertemu dengan bangsawan di ibukota itu membuatnya malas. Tapi kebanyakan para lady hanya ingin menjalin hubungan dengan kakaknya melalui dirinya . Itu rasanya melelahkan. "Entah ada apa, tapi semua anggota keluarga harus hadir Lesha." Begini begini, ayahnya adalah orang yang disiplin. Dia berada di kubu netral, tapi lebih suka membela kepentingan rakyat. "Kita akan memanggil madam Lilian."
Hari perjamuan istana pun tiba. Secara Naluri, Lexid dan Felix tentu saja langsung melindungi adiknya dari mata mata bangsawan yang mencari istri. Mau Tua atau muda, mereka semua sama saja. kumbang kumbang itu tidak akan bisa hinggap pada bunga cantik yang sedang mekar. Bunga itu dirawat dan dijaga dengan sangat baik. Adiknya begitu berharga sampai sampai harus dilindungi dari tatapan mereka. Bukan sekedar mengagumi kecantikan Putri Duke Lexid saja, tapi sebenarnya mereka pasti berharap bisa mempersunting nya. "Lihat tatapan mereka!" Felix secara tidak sengaja langsung mode overprotektif. "Aku juga ingin mencungkil bola mata mereka." Tidak mau kalah, Lexid juga berkata demikian. Mereka semua paham makna tatapan dari Duke dan Tuan muda itu. Mata mereka kemudian berkeliaran seolah olah tidak terjadi apa apa. Sungguh menatap mata Duke itu sangat menyeramkan. Saat mereka semua sudah lepas dari para bangsawan yang ingin tahu, malah tiba saatnya memberikan salam kepada keluarga
Buru buru Lesha pergi ke balkon. Ball room istana itu membuatnya muak saja. Dia tidak pernah membayangkan akan dipasangkan dengan orang paling dia benci seumur hidupnya.Dia masih ingat bagaimana Ricardo bertindak di kasino beberapa waktu yang lalu. Dia masuk balkon tanpa memperhatikan bahwa disana sudah ada seseorang. Dia berdiri si sudut gelap dekat pintu masuk."Sepertinya Nona mengalami waktu yang sulit.""Huwa..." Hampir saja Lesha berteriak kaget.Dia pikir dia seorang diri. Untung saja dia tidak mengumpat tadi. Apa jadinya kalau dia tadi mengumpat keluarga Kerajaan."Maaf, aku pikir disini tidak ada orang.""Santai saja."Lelaki itu melangkah dari kegelapan."Kau?"Lesha cukup kaget dengan perawakan yang dia kenal. "Halo Tuan Ahsel!""...?" Lelaki ini tahu identitas nya."Siapa kau sebenarnya?""Saya Ebtysem... sejak awal saya tidak pernah berbohong mengenai identitas diri saya!""Kau...""Saya adalah cucu dari Marquis dari barat.""...?""Kamu...?""Saya adalah penerusnya, m
"Putri Lesha, bersediakah kau untuk menjadi tunangan Putra Mahkota?""....." Suasana ballroom seketika menjadi sangat hening.'Apa-apaan ini?' batin Lesha panik.Setelah ucapan Sang Raja, semua orang tentu saja langsung memandang Lesha, hingga membuatnya tidak nyaman. Lesha melirik ke arah Ayahnya yang sama terkejutnya dengan dia. Ayahnya adalah satu-satunya Duke yang paling bersinar di Kerajaan Mulk ini. Kekayaan dan kekuatan, semuanya ada di genggamannya. 'Sial...sial...sial...' gumam Lesha seorang diri. Kepalanya masih menunduk karena dia tadi hanya berniat menyapa Yang Mulia Raja lalu pergi ke teras agar tak diganggu siapapun. Ternyata, sapaan Lesha sudah ditunggu Raja Joland. Sang Raja tentu saja tersenyum puas duduk di kursinya bersama dengan permaisuri. Matanya berkilat sangat licik. Lesha dilamar Raja di Ball perjamuan perayaan pendirian negara untuk dijadikan Putri Mahkota Anaknya. Kalau dalam cerita, semua orang ingin duduk di kursi yang agung di Kerajaan, tetapi an
Kalau ada bunga yang cantik dan akan mekar, pasti kumbang-kumbang akan datang beramai-ramai. Tapi, kalau bunga itu dijaga dengan ketat dan tidak ada celah, maka kumbang pun tidak akan ada yang mendekat. Itu hanya kata ganti dari seorang perempuan cantik yang baru saja memasuki usia dewasanya. Dia adalah Lesha Lexid, Putri satu-satunya Duke Gerard Lexid dan adik satu-satunya Felix Lexid, sang ksatria pahlawan Kerajaan. Dia sangat cantik dan bersinar seolah semua sinar matahari menyerap ke tubuhnya. Sebagai seorang anak Duke satu-satunya dia tumbuh dimanja dan disayang oleh Ayah dan Kakaknya. Ibunya sudah lama mati karena sakit. Jadi ketiganya hidup rukun tanpa sang Ibu. Semua hal terbaik diberikan kepada Lesha, perhiasan dan pemata terbaik, gaun terbaik, dan guru-guru terbaik. Jadi meskipun dimanja, Lesha juga sangat berpendidikan. Ayahnya sangat protektif juga kakaknya. Mereka semua sangat menyayanginya. Jadi meskipun Lesha sudah dewasa, dia belum punya tunangan. Itu semua terjadi ka
"Ah...huh... Yang Mulia." Desahan perempuan penghibur itu memenuhi ruangan. Ada sekitar 3 perempuan yang kini melayani orang penting di Kerajaan Mulk.Mendengar teriakan perempuan yang sekarang harus melayaninya, laki-laki berambut pirang terang itu kembali tersenyum dan menikmati malamnya. Malam selalu panjang jika penyewa ruangan itu datang, biasanya akan berakhir saat fajar akan datang dan perempuan-perempuan itu sudah tak berdaya. Bak mainan yang telah digunakan lalu dibuang begitu saja. Perselingkuhan yang setiap malam dia lakukan selalu berakhir dengan pelacur yang sekarat bahkan mati. Jadi mereka yang masih hidup setelah melayani laki-laki itu sudah pasti sangat diberkati para dewi. Tiga kantong koin emasnya dilemparnya ke perempuan yang tak berdaya di atas ranjang lebar itu. Dia tersenyum puas.Ruangan itu adalah kamar VIP sebuah tempat hiburan malam di Kerajaan Mulk. Ruangan itu hampir tak pernah kosong setiap malam, penyewanya selalu sama. Putra Mahkota sendiri adalah
Permaisuri pergi ke istananya dengan wajah kesal. Anaknya sudah 22 tahun dan masih bertindak seperti sampah. Dia tahu kalau dia juga menikahi pria busuk tapi dia ada ditempat yang paling Mulia. Jadi Dia mengulurkan tangan untuk menyambutnya. Dia rela berkubang dijalan lumpur untuk membuat banyak wanita menderita sampai mandul karena kelakuan suaminya. Dia tidak mau keturunannya harus bersaing memperebutkan tahta. Jadi Dia rela melakukan pekerjaan kotor sebagai Ibu demi putranya. Tak disangka Putra yang sangat di lindunginya tumbuh menjadi tidak berguna, jadi permaisuri merasa kalau usahanya hanya sia-sia belaka. Dia merawat anaknya seperti tanaman berharga sementara yang lainnya hanya rumput yang seperti hama, jadi Dia sudah mencabutnya sampai akar agar tidak menganggu tanamannya yang berharga.Meski tidak akur, tapi Raja juga menyukai istrinya yang kejam dan bertindak dengan caranya. Kalau istrinya tidak kejam, mungkin sudah puluhan anak lahir dari rahim banyak wanita. Jadi Raja masi
Buru buru Lesha pergi ke balkon. Ball room istana itu membuatnya muak saja. Dia tidak pernah membayangkan akan dipasangkan dengan orang paling dia benci seumur hidupnya.Dia masih ingat bagaimana Ricardo bertindak di kasino beberapa waktu yang lalu. Dia masuk balkon tanpa memperhatikan bahwa disana sudah ada seseorang. Dia berdiri si sudut gelap dekat pintu masuk."Sepertinya Nona mengalami waktu yang sulit.""Huwa..." Hampir saja Lesha berteriak kaget.Dia pikir dia seorang diri. Untung saja dia tidak mengumpat tadi. Apa jadinya kalau dia tadi mengumpat keluarga Kerajaan."Maaf, aku pikir disini tidak ada orang.""Santai saja."Lelaki itu melangkah dari kegelapan."Kau?"Lesha cukup kaget dengan perawakan yang dia kenal. "Halo Tuan Ahsel!""...?" Lelaki ini tahu identitas nya."Siapa kau sebenarnya?""Saya Ebtysem... sejak awal saya tidak pernah berbohong mengenai identitas diri saya!""Kau...""Saya adalah cucu dari Marquis dari barat.""...?""Kamu...?""Saya adalah penerusnya, m
Hari perjamuan istana pun tiba. Secara Naluri, Lexid dan Felix tentu saja langsung melindungi adiknya dari mata mata bangsawan yang mencari istri. Mau Tua atau muda, mereka semua sama saja. kumbang kumbang itu tidak akan bisa hinggap pada bunga cantik yang sedang mekar. Bunga itu dirawat dan dijaga dengan sangat baik. Adiknya begitu berharga sampai sampai harus dilindungi dari tatapan mereka. Bukan sekedar mengagumi kecantikan Putri Duke Lexid saja, tapi sebenarnya mereka pasti berharap bisa mempersunting nya. "Lihat tatapan mereka!" Felix secara tidak sengaja langsung mode overprotektif. "Aku juga ingin mencungkil bola mata mereka." Tidak mau kalah, Lexid juga berkata demikian. Mereka semua paham makna tatapan dari Duke dan Tuan muda itu. Mata mereka kemudian berkeliaran seolah olah tidak terjadi apa apa. Sungguh menatap mata Duke itu sangat menyeramkan. Saat mereka semua sudah lepas dari para bangsawan yang ingin tahu, malah tiba saatnya memberikan salam kepada keluarga
Di sore hari ketika mereka bertiga berkumpul, undangan dari istana datang. Sebuah perayaan pendirian negara yang mengundang seluruh bangsawan dari negeri hadir. "Aku malas pergi Ayah." Felix tiba tiba saja berbicara begitu. Bukan apa apa. Raja saat ini, Raja Joland bukanlah raja panutan. Dia hanya raja yang hanya nama saja. Semua keputusan diambil oleh permaisuri. Begitu pun dengan penerusnya. Tidak ada yang bisa dibanggakan. "Tapi kita harus hadir." Lexid kemudian membalas perkataan Felix Musim sosial telah tiba. "Ayah, kalau tidak apa apa kan tidak hadir." Lesha juga sama malasnya. Bertemu dengan bangsawan di ibukota itu membuatnya malas. Tapi kebanyakan para lady hanya ingin menjalin hubungan dengan kakaknya melalui dirinya . Itu rasanya melelahkan. "Entah ada apa, tapi semua anggota keluarga harus hadir Lesha." Begini begini, ayahnya adalah orang yang disiplin. Dia berada di kubu netral, tapi lebih suka membela kepentingan rakyat. "Kita akan memanggil madam Lilian."
Hari ini adalah jadwal kepulangan Duke Lexid, Jjari praktis membuat Lesha bersiap. Ini adalah hari paling melelahkan sepanjang masa. Sebab dia harus memakai gaun yang berat. Kalau tidak, ayahnya akan protes karena dia mengatakan pakaian biasa. "Dasar gila, coba saja para lelaki itu pakai baju wanita seperti ini , mereka masih bisa memberikan komentar tidak." Keluh Lesha. Dia lebih suka menggunakan celana dan bebas bergerak. Tapi demi Ayah yang membesarkannya Dnegan penuh cinta dan kasih, dia rela berpura pura , jadi wanita paling anggun dan cantik sepanjang masa. "Nona jangan begitu, orang orang saja iri melihat Nona. Mana ada mereka yang bisa memiliki gaun Madam Lilian eksklusif." Memang benar kata Emma. Gaun yang digunakan oleh Lesha selalu eksklusif dan Tidka ada duanya. kecuali mereka yang kemudian meniru gaun yang dibuat madam. setelah selesai bersiap dia turun ke lantai dasar. "Ayah...." Lesha datang memeluk Ayahnya. "Putri Ayah yang paling cantikkkkk...." Sepert
Lesha makan malam dengan lahap, seperti orang kelaparan yang tidak diberi makanan enak sama sekali. Tindakan itu sama sekali tidak mencerminkan seorang Lady bangsawan. "Ehem...." Emma berdeham bermaksud memberi kode pada Lesha. Tapi Lesha sama sekali tidak perduli dan tetap makan dengan lahap. 'Apa yang terjadi di Ibukota Tuan Putri?' Emma menebak pasti ada sesuatu yang terjadi. Lesha memang benar benar kelaparan, setelah mengalami insiden panjang akhirnya dia bisa lega sampai di kediaman dan sekarang waktunya makan malam. Sungguh makanan akan tampak lezat kalian kelaparan. Itu adalah nilai moral yang Lesha petik. Untungnya Ayah dan Kakaknya belum sampai di kediaman, jadi mereka tidak bisa melihat tingkah Lesha yang seperti ini. Emma tak tahan, akhirnya mengusir semua pelayan karena Putri ingin makan dengan tenang. Lesha akhirnya sadar saat pelayan mundur dan pergi. Lesha yang tengah makan dengan suapan penuh di mulut itu pun melihat ke arah Emma. Emma kaget melihat p
".....?""5 koin emas satu hari!" Dia berkata sekali lagi."Aku akan menyewakan Max untukmu," pemuda itu meskipun ragu tapi tetap menolongnya. "Baik! terimakasih," Lesha sungguh terharu dengan kebaikan hatinya."Silahkan kirimkan tagihan ke Panti asuhan Marco di Wilayah Duchy Lexid, atas nama Tuan Ahsel," Lesha kemudian memberikan alamat palsunya kepada Pemuda tersebut. Meski bukan alamat asli, tapi Lesha adalah orang yang berperan besar disana, Direktur panti asuhan tersebut juga kaki tangannya, jadi sangat mudah bekerja sama dengan Direktur panti. Akan ada masalah besar kalau Dia memberinya alamat asli, bagaimana pun Kakak dan Ayahnya adalah orang yang sangat teliti, apalagi kalau menyangkut soal dirinya."Ebtysem..." pemuda tersebut menyebutkan sebuah nama, "Nama saya Ebtysem!"Lesha tersenyum, meskipun dibawah tudung, dia jelas bisa tahu kalau pemuda yang badannya tinggi dan badannya kekar itu mempesona. 'Ah... kalau berlama lama aku bisa jatuh cinta dengannya.'"Sampai jumpa Tua
Agak memalukan memang, tapi Lesha benar benar lupa dimana mereka harusnya bertemu."Ck..." orang yang menolong Lesha mendecakkan lidahnya."Maaf, saya sungguh lupa tempat dimana harusnya saya bertemu janji untuk membagi kpin emas kami," wajah Lesha diliputi pasrah dan juga menahan malu."Tapi tenang saja, saya tidak akan melupakan janji saya. Janji harus ditepati!" Lesha adalah orang yang keras kepala, jadi Dia tidak mungkin menjilat ludahnya sendiri."Apa kau yakin temanmu bukanlah komplotannya?" akhirnya pemuda tersebut bersuara. Suaranya berat sehingga terdengar sangat seksi. Untuk sesaat, Lesha terpesona. Orang itu kemudian menjentikkan tangganya untuk menyadarkan Lesha. "Ya? bagaimana?""Temanmu itu komplotannya bukan?" nadanya sedikit membentak dan membuat Lesha kaget. 'Ah iya benar juga ya, tapi tidak mungkin Kristof seperti itu,' gumam Lesha. Meskipun pertemuannya dengan Kristof sangatlah singkat, tapi Lesha yakin akan kepribadian pemuda yang baru ditemuinya itu."Itu.... say
Ternyata mereka sudah diikuti semenjak dari kasino. Mereka (perampok) tahu bahwa dua orang itu menang banyak. Jadi para perampok yang bersindikat itu tidak mau menyia nyiakan ladang penghasilan mereka."Sial!" gumam Kristof. Lesha tahu bahwa wajah Kristof sangat panik. Ini seperti keluar dari sarang buaya masuk ke kandang singa. Meskipun Lesha bisa bela diri dan menjaga dirinya sendiri, tapi dia tetap khawatir karena ini pertama kalinya dia benar benar berhadapan dengan penjahat. "Yah setidaknya aku akan benar benar mempraktikkan ilmu bela diri yang selama ini sudah kupelajari," Lesha lantas mengeluarkan pedang yang sudah Dia bawa. "Hahaha...." perampok itu tertawa melihat tingkah Lesha. "Tuan Ahsel..." panggil Kristof, akan merekapotkan kalau bertempur melawan perampok sambil membawa 200 koin emas, tapi kalau meletakkan secara sembarangan, koin itu juga bisa hilang. "Saya bisa bela diri Kristof," Lesha mengambil langkah kuda-kuda."Kita kalah jumlah," bisik Kristof."Apa Tuan bisa
Kristof mengepalkan tangannya. Dia tahu betul dunia tempat dia tinggal dimana kekuasaan selalu berputar pada porosnya. Nasib rakyat jelata selalu saja sial dan akan kalah pada siapa saja yang berkuasa. Viscount Gali memang diserang oleh para bangsawan di meja tersebut, tapi dia juga harus melawan dan tidak akan kalah, kalau tidak bisnisnya ini tidak akan berjalan lancar. Bagaimana pun, rakyat jelata yang diketahui oleh kebanyakan tidak punya apa-apa sering menggadaikan tanah atau barang berharga lainnya sehingga dia juga bisa meraup untung banyak. Kadang karena tidak bisa membayar hutangnya mereka menjadi budak atau menawarkan anggota keluarganya lainnya untuk dijadikan budak. Sementara itu Lesha yang mengalami kejadian sekitar pun menyimpulkan bahwa para bangsawan Ibukota sepertinya memang brengsek."Maaf sebelumnya, Yang Mulia Putra Mahkota, Count Hiba dan Baron Dexon," Viscount Gali harus bisa memenangkan situasi ini, "Kasino saya adalah kasino legal, SOP jelas dan semuanya aman