Share

Bab 63

Author: Lalita
Ekspresi Jerico menegang, amarah bergejolak dalam hatinya, karena dia tahu Sizur adalah tipe orang yang bisa melakukan apa yang dia katakan. Bagaimanapun juga, pria itu tidak pernah peduli padanya.

Pada akhirnya, dia menghubungi Yurik dan berkata dengan dingin, "Yurik, untuk sementara waktu ini, nggak perlu sentuh Zuis dulu."

Setelah memutuskan panggilan teleponnya, dia menatap Sizur dengan sorot mata dingin.

"Kamu sudah boleh pergi sekarang juga."

Sorot mata Sizur berubah menjadi muram. "Suatu hari nanti, kamu akan tahu aku melakukan semua ini untukmu."

Jerico tidak menanggapi ucapan pria itu. Dia langsung mengambil sebuah dokumennya dan mulai melihat-lihat dokumen tersebut, seolah-olah tidak mendengar ucapan pria itu.

Melihat ekspresi dinginnya, kilatan dingin melintas di mata Sizur. Dia segera berbalik dan pergi.

Awalnya Yurik memang sudah dalam perjalanan menuju anak perusahaan itu. Setelah menerima panggilan telepon dari Jerico, dia merasa keheranan, tetapi dia hanya bisa berbalik
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 64

    Saat Jerico tiba di rumah sakit, Rhea baru sadar belum lama.Karena mengalami guncangan otak ringan, begitu dia membuka matanya, dia merasa segala sesuatu di hadapannya seperti berputar-putar, sampai-sampai membuatnya merasa mual dan ingin muntah. Jadi, dia terpaksa memejamkan matanya dan berbaring.Merasakan ada orang yang duduk di samping ranjang bangsalnya, dia mengira Weni yang tadinya pergi untuk menebus obat sudah kembali."Weni, aku merasa sangat mual, ingin muntah ...."Melihat keningnya berkerut, wajahnya pucat pasi, serta keringat dingin yang bercucuran di keningnya, Jerico merasa sangat sedih. Dia buru-buru mengambil tisu di samping untuk menyeka keringat di kening wanita itu.Saat Jerico makin mendekat dengannya, dia bisa menghirup aroma tubuh pria itu dengan jelas. Saat itu juga, dia langsung membuka matanya.Begitu melihat orang yang berada di hadapannya benar-benar adalah Jerico, Rhea langsung memalingkan wajahnya dan berkata dengan nada jijik, "Jangan menyentuhku."Soro

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 65

    "Paman, terima kasih karena telah datang menjenguk Rhea. Tapi, biasanya kamu sangat sibuk, ke depannya kamu nggak perlu datang lagi."Nada bicara Jerico tidak sungkan-sungkan, sorot matanya terhadap Arieson juga penuh dengan permusuhan, seolah-olah hampir saja menuliskan kata "menjauhlah dari Rhea" di wajahnya.Arieson menatap keponakannya itu dengan ekspresi tenang, tidak menunjukkan tanda-tanda marah karena diprovokasi seperti itu.Jerico menggertakkan giginya, hatinya diliputi oleh amarah. Sikap Arieson membuatnya merasakan seperti sedang meninju udara.Tanpa menanggapi ucapan Jerico, Arieson mengalihkan pandangannya ke arah Weni dan berkata, "Nona Weni, sebentar lagi aku masih ada rapat, aku pergi dulu."Weni menganggukkan kepalanya dan berkata, "Baik, Paman. Aku akan mengantarmu keluar.""Nggak perlu."Melihat Arieson berbalik dan pergi begitu saja, Jerico segera mengejarnya.Jerico segera menghentikan Arieson saat pamannya sudah sampai di depan lift. Kemudian, dia berkata dengan

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 66

    "Pak Jerico, kalau kamu nggak mencintai Rhea lagi, dengan mempertimbangkan hubungan yang terjalin antara kalian berdua selama delapan tahun, tolong lepaskan dia.""Jangan bersikap di satu sisi nggak bersedia bercerai, sedangkan di sisi lainnya kamu malah sibuk menjalin hubungan nggak jelas dengan wanita simpananmu di luar sana. Tindakanmu itu hanya akan menghancurkan hubungan kalian sepenuhnya."Selesai berbicara, tanpa memedulikan seberapa buruk ekspresi Jerico, Weni langsung berbalik dan pergi.Samar-samar, jari-jari Jerico yang sedang mencengkeram ponselnya sudah memutih. Sorot matanya tampak sangat gelap, seperti tinta yang tidak bisa diencerkan.Ponselnya masih terus berdering. Dengan memasang ekspresi muram, dia berjalan ke arah belokan tangga."Ada apa?"Di ujung telepon, terdengar suara serius Stella. "Pak Jerico, ada hal penting yang perlu kubicarakan denganmu.""Sekarang aku sedang sibuk."Saat dia hendak memutuskan sambungan teleponnya, tidak tahu apa yang dikatakan oleh wan

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 67

    "Aku nggak akan bercerai dengannya! Biarpun aku bercerai dengannya, aku juga nggak akan menikahimu! Kamu hanya perlu melahirkan anak itu, nggak perlu ikut campur dalam urusan lain!"Selesai berbicara, Jerico langsung pergi dengan membawa laporan pemeriksaan kesehatan itu.Setelah pintu ditutup dengan dibanting, Stella menyeka air mata di sudut matanya. Perlahan-lahan, sudut bibirnya terangkat ke atas.Sepanjang malam, Jerico tidak kembali ke rumah sakit lagi.Rhea sudah menduga hal seperti itu akan terjadi, jadi dia juga tidak kecewa.Setelah menjalani perawatan dan beristirahat di rumah sakit selama beberapa hari, tubuh Rhea sudah hampir pulih total. Selain terkadang masih bisa merasa pusing, tubuhnya tidak bermasalah lagi. Dokter mengatakan sore hari ini dia sudah boleh keluar dari rumah sakit."Rhea, sore hari ini aku ada urusan, aku akan meminta sopir keluargaku untuk mengantarmu pulang, ya?""Nggak perlu. Lagi pula, barangku nggak banyak. Aku naik taksi pulang saja."Selama dia di

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 68

    Rhea benar-benar merasakan dirinya seperti baru saja mendengar sebuah lelucon. Dia tidak pernah menemui seorang suami yang memeluk selingkuhannya dan memerintahkan istrinya untuk meminta maaf pada selingkuhannya."Apa kamu pikir dia layak?"Mata Stella langsung berkaca-kaca. Dia menarik lengan baju Jerico dan berkata dengan terisak, "Pak Jerico, jangan mempersulit Nona Rhea lagi .... Semua ini memang salahku. Selama bisa membuat amarah Nona Rhea mereda, dia boleh melakukan apa pun padaku ...."Jerico menundukkan kepalanya dan meliriknya dengan sorot mata dingin. "Diam!"Merasakan amarah Jerico, tubuh Stella pun gemetaran. Dia mengalihkan pandangannya ke bawah tanpa berani mengucapkan sepatah kata pun lagi.Melihat dua orang itu berpelukan seperti itu, Rhea hanya merasa konyol.Ini yang Jerico katakan padanya sebelumnya bahwa dia sudah tidak punya hubungan apa-apa lagi dengan wanita itu?Apakah pria itu ... menganggapnya bodoh?Tidak ingin menyaksikan pemandangan menjijikkan itu lebih l

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 69

    Bagaimanapun juga, sebelum Stella tahu Rhea mandul, biarpun dia sedang hamil, dia juga tidak akan menemui Rhea untuk memprovokasi Rhea secara terang-terangan.Tadi, dia tidak mengekspos aktingnya di hadapan Rhea hanya karena mempertimbangkan anak dalam kandungnya, tidak ingin mempermalukannya seperti itu.Namun, bukan berarti dia bodoh.Jari-jari tangan Stella bergetar. Dia menggigit bibirnya sejenak, lalu menatap pria di hadapannya itu dengan ekspresi sedih."Pak Jerico, aku nggak bermaksud seperti itu ...."Kilatan tidak sabar melintas di mata Jerico. "Sebaiknya kamu benar-benar nggak punya maksud seperti itu."Stella menggigit bibirnya, lalu berkata dengan nada bicara kecewa, "Apakah tadi kamu sedang ... memanfaatkanku untuk melihat reaksi Nona Rhea?"Jelas-jelas Jerico tahu dia sedang menjebak Rhea, tetapi pria itu tidak langsung mengekspos aktingnya. Awalnya dia berpikir pria itu juga menaruh perasaan padanya. Ternyata dia sendiri sudah berpikir banyak.Jerico mencengkeram dagu St

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 70

    Begitu mendengar ucapan Janice, sorot mata serakah tampak jelas di mata Gozeus. "Lebih dari cukup aku gunakan seumur hidupku? Bukankah jumlahnya sudah mencapai miliaran?"Kilatan mengejek melintas di mata Janice. 'Ckckck, dasar kampungan. Hanya miliaran saja batas imajinasinya.'"Kalau berhasil, jangankan miliaran, puluhan miliar juga nggak masalah.""Benarkah?"Saking senang dan bersemangatnya, wajah Gozeus sampai memerah. Dia seolah-olah sudah bisa membayangkan uang puluhan miliar itu melambaikan tangan ke arahnya."Tentu saja. Paman Gozeus, mendekatlah sedikit, aku akan mengatakannya secara detail padamu."Janice menurunkan volume suaranya. Sementara itu, sambil mendengar ucapan Janice, Gozeus menganggukkan kepalanya. Dia tampak bersemangat.Pada akhirnya, dia menatap Janice dengan ekspresi serius dan berkata, "Nona Janice, aku akan mendengarkanmu. Selama aku bisa mendapatkan uang, aku akan melakukan apa pun yang kamu instruksikan."Setelah Gozeus pergi, Janice tertawa dingin.Tidak

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 71

    Mendengar ucapan pengacaranya, ekspresi Jerico langsung berubah menjadi muram, suhu di sekelilingnya seperti menurun secara signifikan.Setelah terdiam selama beberapa menit, Jerico berkata, "Ke perusahaan."Beberapa hari berikutnya, Jerico tidak datang mengganggunya lagi, Rhea pun merasa senang dan rileks.Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Weni langsung pergi menemui Rhea, meminta Rhea untuk ikut bersamanya ke rumah sakit."Eh? Untuk apa kita pergi ke rumah sakit? Belum sampai jadwal pemeriksaan ulang."Melihat ekspresi kebingungan sahabatnya itu, Weni memutar matanya."Apakah kamu sudah lupa siapa yang menyebabkanmu terjatuh dari tangga?""Tentu saja aku ingat. Kenapa?""Kalau kamu ingat, ayo ikut denganku. Kita pergi ke rumah sakit untuk menuntut kompensasi biaya pengobatan dan kerugian mental yang kamu alami."Saat mereka tiba di rumah sakit, Janice sedang makan siang, Tuan dan Nyonya Keluarga Tiyur juga berada di sisi putri mereka.Melihat kedatangan Rhea, Zuis tertegun sejenak,

Latest chapter

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 310

    Ekspresi Arieson langsung membeku. "Kapan kamu mengetahuinya?"Rhea berkata dengan ekspresi acuh tak acuh, "Saat kamu pergi ke restoran pasangan dengannya."Keduanya terdiam. Saking heningnya, mereka bisa mendengar napas satu sama lain.Belasan detik kemudian, melihat pria itu tidak menunjukkan tanda-tanda akan bicara, Rhea langsung berbalik, membuka pintu mobilnya, berencana untuk masuk ke dalam mobil dan pergi begitu saja.Tiba-tiba, Arieson menggenggam pergelangan tangannya."Rhea, salahku karena nggak memberitahumu hal ini. Maaf."Rhea menoleh menatapnya. Di bawah kegelapan malam, dia tidak bisa melihat ekspresi pria itu dengan jelas.Dia langsung menarik tangannya dan berkata, "Kalau kamu ingin balikan dengannya, aku bisa pindah malam ini juga."Arieson mengerutkan keningnya. "Aku nggak berencana untuk balikan dengannya. Aku nggak memberitahumu hal ini karena takut kamu salah paham. Aku tahu jelas orang yang kusukai sekarang adalah kamu."Rhea merasa ucapan Arieson agak konyol, di

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 309

    Saat ini, Arieson sedang berjalan menghampirinya dengan perlahan sambil tersenyum.Namun, indranya yang tajam bisa merasakan saat ini suasana hati Arieson sangat buruk.Gerald menoleh, mengikuti arah pandang Rhea. Saat tatapannya bertemu dengan tatapan Arieson, secara naluriah dia menyipitkan matanya.Sepertinya pria ini memancarkan aura permusuhan yang sangat besar terhadap dirinya.Arieson langsung duduk di samping Rhea, lalu berkata sambil tersenyum, "Rhea, kamu makan bersama kakakmu, mengapa kamu nggak memberitahuku? Aku bisa datang bersamamu."Gerald juga mengalihkan pandangannya ke arah Rhea, lalu berkata dengan sorot mata kebingungan, "Ini adalah?"Ditatap oleh dua orang pria pada saat bersamaan, Rhea mengerutkan keningnya. Saat dia hendak memperkenalkan mereka pada satu sama lain, Arieson sudah mengalihkan pandangannya ke arah Gerald sambil tersenyum."Halo, Tuan Gerald, aku adalah Arieson, pacar Rhea, juga presdir Perusahaan Teknologi Hongdam."Sorot mata Gerald berkedip, dia

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 308

    "Lama nggak bertemu."Gerald berjalan menghampiri Rhea, menundukkan kepalanya untuk menatap wanita itu. Dengan seulas senyum menghiasi wajahnya, dia berkata, "Hmm, lama nggak bertemu."Kalau dihitung-hitung, mereka berdua sudah tidak bertemu sekitar lima atau enam tahun, juga sangat jarang menghubungi satu sama lain, jadi Rhea merasa agak canggung."Ayo masuk dulu."Setelah duduk di dalam restoran dan memesan makanan, Rhea baru menatap pria itu dan berkata, "Mengapa kamu tiba-tiba berencana untuk mengembangkan kariermu di dalam negeri. Aku dengar dari Bibi Vani, gajimu di luar negeri cukup tinggi. Kalau kamu bekerja di sana beberapa tahun lagi, seharusnya kamu sudah bisa menetap di luar negeri, bukan?"Melihat sosok wanita yang sangat dirindukannya kini berada tepat di hadapannya, Gerald hampir melamun.Dia mengalihkan pandangannya dengan tenang, lalu berkata dengan suara rendah, "Aku nggak terbiasa dengan makanan di luar negeri."Rhea agak terkejut, sangat jelas tidak terlalu percaya.

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 307

    "Tuan Besar Thamnin, ada urusan apa kamu datang mencariku?"Melihat sikap Rhea yang tidak merendah, juga tidak arogan itu, Tuan Besar Thamnin mengerutkan keningnya, berkata dengan nada bicara arogan, "Sebut saja harganya, selama kamu bersedia melepaskan Sizur."Rhea menatap pria itu dengan ekspresi acuh tak acuh. "Kamu berencana memberi berapa?""Itu tergantung berapa yang ingin kamu minta. Kejadian itu sudah berlalu selama bertahun-tahun. Biarpun kamu benar-benar memasukkan Sizur ke penjara, aku juga punya cara untuk mengeluarkannya. Keras kepala nggak ada untungnya untukmu."Rhea bangkit, lalu berkata dengan nada bicara tanpa gejolak emosi, "Karena kamu sudah berbicara demikian, kita juga nggak perlu membicarakan hal ini lagi."Raut wajah Tuan Besar Thamnin langsung berubah menjadi sedingin es. "Apa maksudmu?""Nggak bermaksud apa-apa. Aku hanya merasa kita nggak akan bisa mencapai kesepakatan. Aku masih ada kerjaan, pergi dulu."Selesai berbicara, Rhea langsung berbalik dan pergi.M

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 306

    Arieson menatap wanita itu tanpa ekspresi dan berkata, "Erika, kamu bukanlah tipe orang yang akan memainkan trik-trik seperti ini."Tangan Erika yang terulur terhenti sejenak. Kemudian, dia menarik kembali tangannya, lalu berkata dengan ekspresi acuh tak acuh, "Dulu kamu juga nggak akan menolakku.""Sudah kubilang, aku sudah punya pacar."Erika menatap pria itu, berkata dengan penuh penekanan, "Apa kamu mencintainya?"Melihat Arieson terdiam, tidak mengucapkan sepatah kata pun, akhirnya Erika merasakan sedikit kepercayaan diri."Lihatlah, kalau kamu mencintainya, kamu pasti akan mengakuinya tanpa ragu."Arieson mengerutkan keningnya dan berkata, "Erika, aku nggak mengakuinya hanya karena nggak ingin menyakitimu."Senyuman di wajah Erika langsung membeku. Beberapa saat kemudian, dia berkata dengan suara rendah, "Walau kamu mencintainya, juga nggak masalah. Kamu pasti akan jatuh cinta kembali padaku."Awalnya Arieson ingin mengatakan dia tidak akan jatuh cinta kembali pada wanita itu, ka

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 305

    Ucapan ini adalah bentuk isyarat yang sudah sangat jelas antara pria dan wanita dewasa.Arieson berkata dengan ekspresi acuh tak acuh, "Sudah larut, nggak perlu lagi. Kamu istirahatlah lebih awal."Erika agak kecewa, tetapi dia tetap memaksakan seulas senyum, mengangguk dan berkata, "Oke, kalau begitu, hati-hati di jalan, ya."Saat Arieson kembali ke vila, sudah jam sepuluh lewat malam.Dia baru saja berganti sepatu dan berjalan memasuki ruang tamu, pelayan sudah menghampirinya dan berkata, "Tuan Muda, malam ini Nona Rhea menunggumu pulang makan malam sangat lama. Pada akhirnya, dia langsung naik ke atas tanpa makan malam.""Oke, aku mengerti, kamu istirahat saja dulu.""Baiklah."Arieson menggulung lengan jasnya, lalu pergi ke dapur untuk membuat semangkuk mi dan membawakannya ke lantai atas.Mendengar suara ketukan pintu, Rhea mengira itu adalah pelayan vila. Dia segera bangkit untuk membuka pintu.Begitu melihat sosok bayangan yang tinggi di hadapannya itu, dia tertegun sejenak. Kem

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 304

    Kalau mereka bukan mengunjungi restoran pasangan, kalau mereka bukan duduk di sisi yang sama di meja makan, kalau Arieson tidak mengambilkan sayuran untuk wanita itu, mungkin ... dia masih bisa membohongi dirinya sendiri bahwa wanita itu adalah mitra Perusahaan Teknologi Hongdam.Dia mematikan layar ponselnya, menundukkan kepalanya, ekspresinya tampak muram.Saat dia melihat foto tersebut, dia sempat terdorong untuk menelepon Arieson, mempertanyakan pria itu. Namun, pada akhirnya dia tetap tenang kembali.Dia juga hanya memanfaatkan Arieson. Biarpun pria itu benar-benar menjalin hubungan tidak jelas dengan wanita lain, apa haknya untuk mempertanyakan pria itu?Lagi pula, bukankah dia juga tidak berencana untuk bersama pria itu selamanya?Ponselnya kembali berbunyi, Weni mengirimkan beberapa pesan untuknya.[Aku sudah meminta orang untuk menyelidiki wanita itu. Nama wanita itu adalah Erika Kilbis, cinta pertama Arieson. Setelah dia mendapatkan beasiswa penuh, dia pergi ke luar negeri un

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 303

    Rhea mengalihkan pandangannya ke bawah, lalu berkata dengan perlahan, "Nggak apa-apa. Kamu semalaman nggak pulang ke vila, aku hanya ingin menanyakan apa urusanmu sudah selesai ditangani."Orang di ujung telepon hening sejenak sebelum terdengar suara rendah Arieson. "Sudah hampir selesai ditangani, malam ini aku akan pulang."Tanpa Rhea sadari, cengkeramannya pada ponselnya makin erat. "Oke, kalau begitu nanti malam kita makan malam bersama.""Hmm, tunggu aku pulang."Setelah mengakhiri panggilan telepon, Arieson mengalihkan pandangannya ke arah wanita yang tengah duduk di seberangnya sambil menangis. Dia berkata dengan dingin, "Erika, hubungan kita sudah berakhir, nanti aku akan memesan tiket pesawat untukmu."Pergerakan menyeka air mata Erika terhenti. Dengan berlinang air mata, dia menatap Arieson dan berkata, "Aku nggak mau! Kali ini aku sudah pulang, aku nggak berencana untuk pergi lagi."Arieson mengerutkan keningnya, hawa di sekelilingnya berubah menjadi sedingin es."Terserah k

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 302

    Arieson mengusap-usap kepalanya, berkata dengan suara rendah, "Nggak bisa membuatmu memercayaiku sepenuhnya, itu artinya aku masih kurang baik."Rhea mendongak, menatap pria itu. Saat dia hendak berbicara, tiba-tiba ponsel Arieson berdering."Kamu sudah mengubah nada deringmu?"Dulu Rhea sudah pernah mendengar nada dering ponsel Arieson, sepertinya berbeda dengan nada dering hari ini.Arieson tidak berbicara, dia mengambil ponselnya dan berjalan ke samping sebelum menjawab panggilan telepon tersebut.Tidak tahu mengapa, hati Rhea diliputi oleh kegelisahan, keningnya juga berkerut.Tak lama kemudian, Arieson sudah mengakhiri panggilan telepon itu, lalu berbalik dan berjalan menghampirinya."Aku ada sedikit urusan, perlu keluar sebentar, kamu tidur saja dulu."Selesai berbicara, dia berbalik, hendak pergi. Secara naluriah, Rhea menarik tangannya."Apa urusan itu sangat penting? Bisakah kamu tetap di sini untuk menemaniku ... aku ...."Rhea juga tidak tahu harus menggunakan alasan seperti

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status