Share

Bab 60

Author: Lalita
Setelah melihat komentar-komentar makian yang ditujukan pada dirinya itu, Janice hampir mencengkeram layar ponselnya hingga rusak saking kesalnya.

Dia tidak menyangka dari awal Rhea sudah bersikap waspada terhadap Gozeus. Sekarang, dia bukan hanya gagal menjatuhkan reputasi Rhea, melainkan melibatkan dirinya sendiri dalam masalah.

Setelah berpikir demikian, dia buru-buru menghubungi pemilik akun sebelumnya itu dan menginstruksikan pemilik akun untuk menghapus video tersebut.

Namun, informasi yang dia peroleh adalah akun pria itu telah diblokir, tidak bisa diakses sekarang.

Hati Janice langsung mencelus. Bagaimana mungkin ada kejadian yang begitu kebetulan seperti ini? Rhea baru saja mengunggah rekaman suara itu, akun pria tersebut sudah bermasalah.

'Apa mungkin ... Jerico sudah mengambil tindakan?'

Makin memikirkannya, Janice makin panik.

Kalau sampai ketahuan dirinya adalah dalang di balik semua itu, maka tamat sudah riwayatnya.

Dia bergegas pergi ke ruang baca untuk menemui Zuis. Sek
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rikafarid
bagus ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 61

    "Aku sedang menggerakkan relasiku, seharusnya dalam dua hari ini, masalah sudah bisa terselesaikan."Kilatan senang melintas di mata Janice. "Terima kasih, Ayah!""Jangan terlalu cepat senang. Kalau kamu mengulanginya lagi, aku nggak akan memedulikanmu lagi.""Aku sudah mengerti, Ayah. Kalau begitu, aku akan kembali ke kamarku dan tidur dulu. Ayah juga tidur lebih awal, ya."Janice berbalik dan hendak pergi, tetapi tiba-tiba dia mendengar Zuis berkata dengan nada tajam, "Janice, sebaiknya kamu nggak mendengar hal-hal yang nggak seharusnya kamu dengar. Kalau nggak, jangan salahkan aku nggak mempertimbangkan hubungan ayah dan anak antara kita lagi."Menyadari nada bicara memperingatkan dalam ucapan ayahnya, Janice menggigit bibirnya sejenak. Kemudian, dia menoleh, menatap ayahnya dengan ekspresi kebingungan."Ayah, apa maksud Ayah aku mendengar apa yang nggak boleh aku dengar? Mengapa aku nggak mengerti?"Zuis menatap putrinya dengan tatapan dingin. Melihat sorot mata kebingungan Janice,

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 62

    Pria itu merasa seperti sosok pemimpin dalam pernikahan mereka. Jadi, begitu mengetahui Rhea telah menyelesaikan sendiri masalah opini publik itu tanpa meminta bantuannya, dia merasa malu sekaligus marah, sampai-sampai menghubungi Rhea untuk menyalahkan Rhea.Namun, sosok Jerico delapan tahun yang lalu, tidak akan menunggu Rhea tunduk dan meminta bantuan terlebih dahulu, melainkan akan melindunginya dengan segenap jiwa dan raga.Di saat pria itu berusia dua puluh delapan tahun, pria itu sudah menjadi sosok yang berbeda dengan dirinya saat berusia dua puluh tahun.Rhea mengalihkan pandangannya ke bawah, matanya memerah lagi.Suasana di ujung telepon hening seketika, saking heningnya hanya suara napas mereka berdua saja yang terdengar.Setelah hening selama lebih dari satu menit, Jerico tetap tidak berbicara.Rhea juga tidak menunggu lebih lama lagi, melainkan berinisiatif untuk memutuskan panggilan telepon.Sambil mengusap-usap matanya yang memerah, Rhea tertawa getir.Dia benar-benar t

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 63

    Ekspresi Jerico menegang, amarah bergejolak dalam hatinya, karena dia tahu Sizur adalah tipe orang yang bisa melakukan apa yang dia katakan. Bagaimanapun juga, pria itu tidak pernah peduli padanya.Pada akhirnya, dia menghubungi Yurik dan berkata dengan dingin, "Yurik, untuk sementara waktu ini, nggak perlu sentuh Zuis dulu."Setelah memutuskan panggilan teleponnya, dia menatap Sizur dengan sorot mata dingin."Kamu sudah boleh pergi sekarang juga."Sorot mata Sizur berubah menjadi muram. "Suatu hari nanti, kamu akan tahu aku melakukan semua ini untukmu."Jerico tidak menanggapi ucapan pria itu. Dia langsung mengambil sebuah dokumennya dan mulai melihat-lihat dokumen tersebut, seolah-olah tidak mendengar ucapan pria itu.Melihat ekspresi dinginnya, kilatan dingin melintas di mata Sizur. Dia segera berbalik dan pergi.Awalnya Yurik memang sudah dalam perjalanan menuju anak perusahaan itu. Setelah menerima panggilan telepon dari Jerico, dia merasa keheranan, tetapi dia hanya bisa berbalik

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 64

    Saat Jerico tiba di rumah sakit, Rhea baru sadar belum lama.Karena mengalami guncangan otak ringan, begitu dia membuka matanya, dia merasa segala sesuatu di hadapannya seperti berputar-putar, sampai-sampai membuatnya merasa mual dan ingin muntah. Jadi, dia terpaksa memejamkan matanya dan berbaring.Merasakan ada orang yang duduk di samping ranjang bangsalnya, dia mengira Weni yang tadinya pergi untuk menebus obat sudah kembali."Weni, aku merasa sangat mual, ingin muntah ...."Melihat keningnya berkerut, wajahnya pucat pasi, serta keringat dingin yang bercucuran di keningnya, Jerico merasa sangat sedih. Dia buru-buru mengambil tisu di samping untuk menyeka keringat di kening wanita itu.Saat Jerico makin mendekat dengannya, dia bisa menghirup aroma tubuh pria itu dengan jelas. Saat itu juga, dia langsung membuka matanya.Begitu melihat orang yang berada di hadapannya benar-benar adalah Jerico, Rhea langsung memalingkan wajahnya dan berkata dengan nada jijik, "Jangan menyentuhku."Soro

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 65

    "Paman, terima kasih karena telah datang menjenguk Rhea. Tapi, biasanya kamu sangat sibuk, ke depannya kamu nggak perlu datang lagi."Nada bicara Jerico tidak sungkan-sungkan, sorot matanya terhadap Arieson juga penuh dengan permusuhan, seolah-olah hampir saja menuliskan kata "menjauhlah dari Rhea" di wajahnya.Arieson menatap keponakannya itu dengan ekspresi tenang, tidak menunjukkan tanda-tanda marah karena diprovokasi seperti itu.Jerico menggertakkan giginya, hatinya diliputi oleh amarah. Sikap Arieson membuatnya merasakan seperti sedang meninju udara.Tanpa menanggapi ucapan Jerico, Arieson mengalihkan pandangannya ke arah Weni dan berkata, "Nona Weni, sebentar lagi aku masih ada rapat, aku pergi dulu."Weni menganggukkan kepalanya dan berkata, "Baik, Paman. Aku akan mengantarmu keluar.""Nggak perlu."Melihat Arieson berbalik dan pergi begitu saja, Jerico segera mengejarnya.Jerico segera menghentikan Arieson saat pamannya sudah sampai di depan lift. Kemudian, dia berkata dengan

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 66

    "Pak Jerico, kalau kamu nggak mencintai Rhea lagi, dengan mempertimbangkan hubungan yang terjalin antara kalian berdua selama delapan tahun, tolong lepaskan dia.""Jangan bersikap di satu sisi nggak bersedia bercerai, sedangkan di sisi lainnya kamu malah sibuk menjalin hubungan nggak jelas dengan wanita simpananmu di luar sana. Tindakanmu itu hanya akan menghancurkan hubungan kalian sepenuhnya."Selesai berbicara, tanpa memedulikan seberapa buruk ekspresi Jerico, Weni langsung berbalik dan pergi.Samar-samar, jari-jari Jerico yang sedang mencengkeram ponselnya sudah memutih. Sorot matanya tampak sangat gelap, seperti tinta yang tidak bisa diencerkan.Ponselnya masih terus berdering. Dengan memasang ekspresi muram, dia berjalan ke arah belokan tangga."Ada apa?"Di ujung telepon, terdengar suara serius Stella. "Pak Jerico, ada hal penting yang perlu kubicarakan denganmu.""Sekarang aku sedang sibuk."Saat dia hendak memutuskan sambungan teleponnya, tidak tahu apa yang dikatakan oleh wan

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 67

    "Aku nggak akan bercerai dengannya! Biarpun aku bercerai dengannya, aku juga nggak akan menikahimu! Kamu hanya perlu melahirkan anak itu, nggak perlu ikut campur dalam urusan lain!"Selesai berbicara, Jerico langsung pergi dengan membawa laporan pemeriksaan kesehatan itu.Setelah pintu ditutup dengan dibanting, Stella menyeka air mata di sudut matanya. Perlahan-lahan, sudut bibirnya terangkat ke atas.Sepanjang malam, Jerico tidak kembali ke rumah sakit lagi.Rhea sudah menduga hal seperti itu akan terjadi, jadi dia juga tidak kecewa.Setelah menjalani perawatan dan beristirahat di rumah sakit selama beberapa hari, tubuh Rhea sudah hampir pulih total. Selain terkadang masih bisa merasa pusing, tubuhnya tidak bermasalah lagi. Dokter mengatakan sore hari ini dia sudah boleh keluar dari rumah sakit."Rhea, sore hari ini aku ada urusan, aku akan meminta sopir keluargaku untuk mengantarmu pulang, ya?""Nggak perlu. Lagi pula, barangku nggak banyak. Aku naik taksi pulang saja."Selama dia di

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 68

    Rhea benar-benar merasakan dirinya seperti baru saja mendengar sebuah lelucon. Dia tidak pernah menemui seorang suami yang memeluk selingkuhannya dan memerintahkan istrinya untuk meminta maaf pada selingkuhannya."Apa kamu pikir dia layak?"Mata Stella langsung berkaca-kaca. Dia menarik lengan baju Jerico dan berkata dengan terisak, "Pak Jerico, jangan mempersulit Nona Rhea lagi .... Semua ini memang salahku. Selama bisa membuat amarah Nona Rhea mereda, dia boleh melakukan apa pun padaku ...."Jerico menundukkan kepalanya dan meliriknya dengan sorot mata dingin. "Diam!"Merasakan amarah Jerico, tubuh Stella pun gemetaran. Dia mengalihkan pandangannya ke bawah tanpa berani mengucapkan sepatah kata pun lagi.Melihat dua orang itu berpelukan seperti itu, Rhea hanya merasa konyol.Ini yang Jerico katakan padanya sebelumnya bahwa dia sudah tidak punya hubungan apa-apa lagi dengan wanita itu?Apakah pria itu ... menganggapnya bodoh?Tidak ingin menyaksikan pemandangan menjijikkan itu lebih l

Latest chapter

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 147

    "Makan sarapan."Suaranya terdengar agak dingin, sangat jelas dia marah karena sikap Rhea yang dingin padanya."Sekarang aku nggak selera makan, nanti saja aku makan. Kamu kembali bekerja saja."Amarah yang sedari tadi Jerico tahan, tidak bisa ditahannya lagi. Dia menatap Rhea dengan tatapan dingin dan berkata dengan nada bicara mempertanyakan, "Kamu nggak bisa makan, atau nggak selera makan karena melihatku?"Rhea mengerutkan keningnya dan berkata, "Aku nggak bermaksud seperti itu.""Kulihat kamu memang bermaksud seperti itu. Tadi malam Nenek memanggilmu ke kediaman lama, mengapa kamu berbohong padaku dengan bilang ada acara makan dengan rekan kerja?"Kalau bukan karena dia menyadari ada yang tidak beres dan menelepon Weni, mungkin hingga sekarang dia masih tidak tahu Rhea telah membohonginya.Rhea mengalihkan pandangannya ke bawah dan berkata dengan ekspresi tenang, "Aku takut kamu khawatir."Jerico mencibir dan berkata, "Rhea, jangan menganggapku seperti orang bodoh, sebenarnya kamu

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 146

    Melihat Rhea meringkuk di sudut ruangan, matanya terpejam dengan rapat, wajahnya memerah dengan tidak normal, tubuhnya juga terus gemetaran, sorot mata Arieson langsung berubah menjadi dingin.Saat dia hendak melangkah dengan cepat ke arah wanita itu, tiba-tiba saja Jerico mendorongnya, lalu bergegas menghampiri Rhea dan langsung menggendong istrinya.Melihat Rhea dalam kondisi tak sadarkan diri, Nyonya Besar Thamnin tidak bisa menahan diri dan mengerutkan keningnya.Dia hanya ingin mengurung Rhea selama satu malam untuk memberi Rhea pelajaran. Dia tidak menyangka situasi bisa berkembang seperti ini.Api amarah menyelimuti hati Jerico, tetapi dia tidak berani melampiaskan amarahnya pada Nyonya Besar Thamnin. Dia hanya berkata dengan suara dalam, "Nenek, aku bawa Rhea ke rumah sakit dulu."Tanpa menunggu Nyonya Besar Thamnin berbicara, dia langsung melangkah pergi dengan cepat sambil menggendong Rhea.Melihat punggung Jerico yang kian menjauh, tangan di kedua sisi tubuh Arieson langsung

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 145

    Begitu Tuan Besar Thamnin selesai berbicara, suasana di dalam ruang pertemuan itu berubah menjadi sangat hening. Semua orang menundukkan kepala mereka, tidak berani berbicara.Bagaimanapun juga, mereka ingin mencopot Jerico dari jabatan sebagai manajer umum, sedikit banyak pasti memiliki motif tersendiri.Setelah suasana hening cukup lama, akhirnya ada pemegang saham yang tidak tahan lagi dengan suasana tegang itu. Dia berkata, "Pak, kami hanya terlalu cemas ... bagaimanapun juga, hanya dalam waktu sepanjang pagi saja, Grup Thamnin sudah mengalami kerugian mencapai triliunan ...."Tuan Besar Thamnin mendengus dingin dan berkata, "Memangnya triliunan itu sangat banyak. Dalam waktu kurang dari satu tahun, dia bisa menghasilkannya kembali. Bagi siapa pun yang ingin menduduki posisi sebagai manajer umum, tunjukkan pencapaian sendiri!"Selesai berbicara, tanpa memedulikan reaksi para pemegang saham, Tuan Besar Thamnin langsung bangkit dan pergi.Berjalan keluar dari ruang pertemuan, dia lan

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 144

    Rhea tersenyum getir, bagaimana mungkin hari ini dia masih bisa pulang?"Nggak perlu. Lokasi pertemuan lebih dekat dengan rumah Weni. Malam ini aku akan menginap di tempatnya."Orang di ujung telepon hening sejenak. Beberapa saat kemudian, terdengar suara rendah dan dalam Jerico. "Rhea, apa kamu masih marah padaku karena kejadian tadi malam?""Nggak, hanya saja aku juga sudah sangat lama nggak mengobrol bersama Weni. Jadi, malam ini aku berencana untuk menginap di tempatnya."Orang di ujung telepon kembali terdiam cukup lama. Pada akhirnya, Jerico berkata, "Baiklah kalau begitu. Kalau ada apa-apa, telepon aku, ya.""Oke, aku mengerti."Setelah memutus panggilan telepon, tiba-tiba muncul pemberitahuan di layar ponsel Rhea, menunjukkan bahwa baterai ponselnya hanya tersisa dua puluh persen, harus segera diisi daya.Rhea mengerutkan keningnya. Saat inilah dia baru teringat, tadi malam sepulang ke rumah dan selesai mandi, dia langsung tidur. Hari ini dia terlalu sibuk bekerja, tidak punya

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 143

    Sepulang kerja, Rhea naik taksi ke kediaman lama Keluarga Thamnin.Begitu pelayan membawanya masuk ke ruang tamu, Nyonya Besar Thamnin langsung berkata dengan dingin, "Berlutut!"Rhea menghentikan langkah kakinya, menatap Nyonya Besar Thamnin dengan ekspresi datar."Nenek, kesalahan apa yang sudah kulakukan sampai harus berlutut?"Siska yang duduk di samping Nyonya Besar Thamnin, mencibir. Nada bicara menyindir terdengar jelas dalam ucapannya."Bisa-bisanya kamu menanyakan kesalahan apa yang telah kamu lakukan?! Mengapa semalam kamu memaksa Nona Maudi untuk berlutut di hadapanmu di depan begitu banyak orang? Coba kamu pikirkan sendiri, apa identitasmu dan apa identitas Nona Maudi.""Pagi hari ini, Perusahaan Farmasi Haion dan Grup Tessa sudah membatalkan kerja sama dengan Grup Thamnin, menyebabkan Grup Thamnin kehilangan triliunan. Para pemegang saham lainnya sangat nggak puas pada Jerico, mengadakan rapat dewan direksi, bersiap untuk menurunkannya dari posisi manajer umum. Dasar pemba

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 142

    "Kalau aku sudah nggak mencintaimu lagi, apa kamu bersedia untuk melepaskanku?"Sorot mata Jerico langsung berubah menjadi dingin. "Nggak.""Kalau begitu, apa artinya kamu menanyakan hal itu? Lagi pula, bukankah kamu yang menggunakan ayahku untuk mengancamku pindah kembali?"Menatap sorot mata tenang Rhea, Jerico tertawa seperti sedang mengejek dirinya sendiri, lalu mengalihkan pandangannya dan tidak berbicara lagi.Memang benar, dia yang memaksa wanita itu untuk kembali.Lagi pula, sejak hari dia berselingkuh, seharusnya dia sudah bisa menduga akan ada hari ini. Hanya saja, dia terlalu percaya diri. Dia mengira Rhea mencintainya, saking mencintainya wanita itu bersedia untuk memaafkannya.Tidak ada yang berbicara lagi, suasana di antara mereka hening. Tak lama kemudian, sopir sudah melajukan mobil kemari."Naiklah."Rhea menundukkan kepalanya dan melirik ponselnya sekilas. Karena belum menemukan pengemudi, dia pun memutuskan untuk membatalkannya.Sepanjang perjalanan pulang, mereka be

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 141

    Kilatan sedingin es melintasi mata Andre. Jadi, Maudi sudah dimanfaatkan oleh Jeni?Walaupun dia tidak menyetujui tindakan Maudi, tetapi bagaimanapun juga, wanita itu melakukan hal seperti itu demi dirinya."Kelak jangan melakukan hal seperti ini lagi. Gaya bertindak Arieson sangat aneh, dia menghadapi siapa saja tanpa pandang bulu. Kalau melawannya, hanya akan rugi."Melihat Andre memasang ekspresi muram, Maudi menggigit bibir bawahnya, lalu berkata dengan hati-hati, "Andre ... jelas-jelas hari ini Nona Rhea sama sekali nggak terluka. Selama aku meminta maaf, masalah ini sudah bisa dianggap selesai ....""Tapi, Nona Rhea malah nggak bersedia melepaskanku. Mungkinkah karena ... Nona Weni?"Andre menyipitkan matanya, lalu berkata dengan dingin, "Maksudmu, dia sedang membantu Weni melampiaskan kekesalan?""Selain kemungkinan ini, aku nggak bisa memikirkan alasan lain mengapa dia enggan melepaskanku."Rhea dan Weni adalah teman baik, ditambah lagi Weni salah paham mengenai hubungannya den

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 140

    Dimaki oleh Arieson seperti itu, tangan di kedua sisi tubuh Jerico pun terkepal erat. Kilatan amarah melintas di matanya."Paman, Rhea adalah istriku, kamu nggak berhak atur-atur aku!"Arieson mencibir dan berkata, "Bahkan Andre saja masih tahu untuk maju melindungi Maudi. Sedangkan kamu? Kamu nggak hanya sudah berselingkuh, juga seorang pengecut. Aku benar-benar nggak mengerti bagaimana Keluarga Thamnin bisa punya keturunan sepertimu."Jerico menggertakkan giginya, lalu berkata dengan dingin, "Paling nggak, aku nggak mengincar istri orang lain.""Oh, begitu, ya? Percaya atau nggak, aku bisa membuat kalian bercerai besok."Dia tidak bertindak sesuai keinginannya hanya karena ingin menghormati Rhea. Dia ingin menunggu wanita itu memikirkan segala sesuatu dengan jelas, saat itulah dia akan membantu wanita itu.Ekspresi tajam terlihat menghiasi wajah Jerico. Tentu saja dia tahu Arieson memiliki kemampuan ini. Biarpun pamannya itu ingin langsung merebut Rhea dari sisinya saat ini, dia juga

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 139

    Maudi mengeluarkan teriakan dengan suara melengking. Dia menggenggam gaunnya dengan kuat, sorot mata penuh ketakutan tampak jelas di matanya."Ah! Jangan mendekat ... jangan mendekat! Aku bersedia untuk berlutut meminta maaf!"Awalnya dia mengira Arieson hanya menggertaknya saja. Siapa sangka pria itu benar-benar memerintahkan para pengawalnya untuk melakukan hal tersebut. Pria itu benar-benar gila.Kalau pakaiannya sampai dilepas di sini, dia benar-benar tidak perlu hidup lagi.Berlutut meminta maaf adalah pilihan yang lebih baik dibandingkan pakaiannya dilepas di sini.Dengan ekspresi sedingin es, Arieson mencibir dan berkata, "Oke, kalian semua, mundur."Begitu mendengar perintah dari sang majikan, orang-orang berpakaian hitam itu pun segera mundur. Maudi terjatuh terduduk di lantai. Gaunnya yang digenggamnya dengan erat itu, masih belum dilepaskan. Namun, rambut dan pakaiannya tampak sangat berantakan. Dia terlihat menyedihkan.Dengan ekspresi ketakutan menghiasi wajahnya, dia berg

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status