Share

Bab 195

Author: Lalita
Dia bergegas berlari menghampiri Weni. Karena terlalu panik, dia langsung terjatuh tepat di samping sabahatnya itu.

Mata Weni tertutup rapat, pakaiannya terlihat compang-camping seperti dirobek orang, bahkan ada bekas tamparan di wajahnya.

Melihat darah segar yang merembes dari bawah tubuh Weni, akhirnya Rhea baru tersadar untuk memanggil ambulans. Dengan tangan gemetaran, dia mengeluarkan ponselnya dari dalam tasnya. Setelah mencoba untuk menekan nomor di ponselnya beberapa kali, akhirnya dia baru berhasil menekan tombol yang benar.

Begitu panggilan telepon terhubung, dengan nada bicara panik, dia mengatakan ada orang yang terjatuh dari gedung. Hingga orang di ujung telepon menanyakan di mana dirinya saat ini, dia baru menyebutkan alamatnya dengan nada bicara terisak.

Setelah mengakhiri panggilan telepon itu, Rhea tidak berani menyentuh Weni lagi. Sekujur tubuhnya gemetaran, bulir-bulir air mata terus bercucuran membasahi pipinya.

Weni datang ke sini demi merayakan ulang tahunnya. Kal
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 196

    Sorot mata Arieson langsung berubah menjadi muram. Dia berkata dengan dingin, "Kalau begitu, periksalah rekaman kamera pengawas di sekitar hotel.""Baik, aku mengerti."Setelah mengakhiri panggilan telepon, begitu Arieson berjalan kembali ke sisi Rhea, Rhea sudah berkata dengan suara serak, "Bagaimana? Apa sudah jelas apa yang terjadi?""Untuk sementara ini masih belum, tapi seharusnya nggak akan memakan waktu lama."Rhea mengangguk, lalu mengalihkan pandangannya ke bawah dan berkata, "Paman, hari ini terima kasih banyak. Sekarang juga sudah larut, kamu pulang saja dulu, aku akan berjaga di sini sendiri."Arieson menundukkan kepalanya, melirik wanita itu sekilas. Wanita itu tampak sedang menundukkan kepala, kedua tangannya terkepal erat, tubuhnya masih gemetaran.Setelah terdiam sejenak, dia memutuskan untuk duduk di samping Rhea."Aku akan menemanimu."Rhea tidak mengucapkan sepatah kata pun lagi, dia hanya menundukkan kepalanya, berdoa agar Weni baik-baik saja.Tak lama kemudian, set

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 197

    Sorot mata Arieson berubah menjadi luar biasa dingin. Dia menatap Citra dengan tatapan seperti ingin membunuh orang.Ditatap seperti itu oleh Arieson, Citra diliputi perasaan bersalah. Namun, mengingat putrinya masih berbaring di dalam ruang ICU sekarang, bahkan belum bisa dipastikan masih bisa sadar kembali atau tidak, amarah langsung menyelimuti hatinya."Pak Arieson, biarpun kamu akan menyerangku, aku juga nggak takut. Lagi pula, putriku sudah menjadi seperti ini. Aku hidup juga nggak ada artinya lagi!"Rhea segera melangkah keluar dari belakang Arieson. Dia mendongak menatap pria itu dan berkata, "Paman, Bibi Citra adalah ibu Weni. Weni mengalami kejadian seperti ini, wajar saja dia sangat marah. Aku baik-baik saja."Handoko menatapnya, lalu mendesah dan berkata, "Nona Rhea, sebaiknya kamu pulang dulu. Kalau kondisi Weni sudah membaik, aku akan memberitahumu."Walaupun Rhea ingin tetap berada di sini, tetapi dia juga tahu kalau dia tetap berada di hadapan Handoko dan Citra, hanya a

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 198

    Sorot mata Arieson berbuah menjadi muram. "Belum, kamera pengawas hotel sudah dirusak. Aku sudah meminta Tio untuk memeriksa rekaman kamera pengawas di sekeliling hotel. Malam ini yang paling penting adalah beristirahatlah dengan baik. Adapun mengenai hal-hal lainnya, besok pagi baru kita bicarakan lagi.""Aku mengerti, terima kasih, Paman.""Nggak perlu berterima kasih. Walau mungkin sekarang kurang cocok untuk mengatakan kalimat ini, selamat ulang tahun, ya."Rhea tertegun sejenak, lalu berkata dengan suara rendah, "Terima kasih."Kalau Weni tidak bisa bangun lagi, mungkin hari ulang tahunnya di masa mendatang, dia tidak akan merasa bahagia lagi."Pergi istirahatlah.""Hmm."Rhea masuk ke dalam kamar tidur. Dekorasi di dalam kamar tidur juga tidak ada bedanya dengan ruang tamu, hanya ada tiga warna, yaitu hitam, putih dan abu-abu.Aroma samar menyelimuti kamar tidur tersebut. Rhea tidak bisa membedakan aroma apa itu, dia hanya merasa cukup wangi.Selesai mandi, dia berbaring di atas

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 199

    Rhea menggigit bibir bawahnya dengan kuat, hingga aroma darah mulai menguar dalam mulutnya, dia juga masih enggan melepaskannya.Beberapa saat kemudian, dia baru berkata dengan dingin, "Jerico, apa hanya ini trik yang kamu punya?!""Kamu yang memaksaku. Aku hanya ingin tahu kamu pergi ke mana tadi malam, hanya itu saja. Kamu nggak bersedia memberitahuku, itu hanya akan membuatku merasa kamu merasa bersalah."Rhea menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan penuh penekanan, "Tadi malam aku menginap di rumah pamanmu."Sontak saja ucapannya ini langsung membuat orang di ujung telepon terdiam, suasana menjadi sangat hening dan menyesakkan.Rhea bisa merasakan dengan jelas napas Jerico menjadi berat. Dia berkata dengan perlahan, "Tadi malam terjadi sesuatu pada Weni. Saat itu suasana hatiku sedang nggak stabil, seharusnya dia khawatir aku pulang ke rumah dan berpikiran macam-macam, jadi ...."Jerico mencibir dan berkata, "Jadi dia membawamu ke rumahnya? Rhea, jangan bilang padaku, di saa

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 200

    Di sisi lain, di rumah sakit, tak lama kemudian, Stella sudah menerima panggilan telepon dari Yurik. Setelah mengetahui Jerico memberikan donor ginjal itu pada ayahnya, dia sangat senang.Awalnya dia mengira masih butuh waktu sebelum Jerico menyetujui hal ini. Dia tidak menyangka pria itu setuju begitu cepat!Selanjutnya, dia hanya perlu mencari kesempatan untuk memberi tahu Rhea hal ini.Dia menundukkan kepalanya, mengusap-usap perutnya yang masih belum membuncit. Sorot mata penuh perhitungan tampak jelas di matanya.Sepanjang hari, Rhea sudah mencoba untuk menghubungi Jerico belasan kali, tetapi pria itu tetap tidak menjawab panggilan teleponnya.Sepertinya dia hanya bisa menunggu pria itu pulang dinas, baru menjelaskannya perlahan-lahan pada pria tersebut.Di dalam ruangan presdir.Sambil membawa dokumen, Tio mengetuk pintu dan berjalan memasuki ruangan. "Pak Arieson, kejadian tadi malam sudah ada sedikit petunjuk."Arieson meletakkan dokumennya, lalu mendongak menatap sekretarisnya

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 201

    Tak disangka saat Weni melompat turun, pelaku malah mencoba untuk menariknya, sampai-sampai menyebabkan kepalanya terbentur dan kehilangan kesadaran.Ekspresi Arieson langsung berubah menjadi muram sekaligus dingin. "Lemparkan dua orang itu ke kantor polisi. Adapun mengenai Maudi, bawa beberapa orang untuk menangkapnya, lalu antar dia ke hadapan Rhea. Biarkan Rhea yang menangani wanita itu sendiri."Begitu Maudi tiba di bandara, dia langsung dihentikan oleh orang-orang Keluarga Tessa.Dengan ekspresi muram, dia berkata, "Minggir, pesawat sudah hampir lepas landas!"Biasanya, kepala pelayan Keluarga Tessa yang memimpin sekelompok orang itu hanya mendengar ucapan Gilbert."Nona, Tuan memintaku untuk membawamu pulang.""Aku nggak mau pulang, aku mau ke luar negeri! Kalau kalian nggak minggir juga, jangan salahkan aku bersikap kasar padamu!"Namun, kepala pelayan itu menganggap ucapan sang nona seperti angin lalu. Dia mengedipkan matanya pada orang di belakangnya, yang segera maju untuk me

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 202

    Melihat ekspresi ketakutan wanita itu, tidak ada gejolak emosi apa pun di mata Rhea. Sebelumnya, saat Weni melompat ke bawah, dia pasti lebih takut dibandingkan Maudi sekarang, bukan?Maudi menatap Rhea dan berkata, "Rhea, apa yang kamu inginkan?"Rhea menyunggingkan seulas senyum, lalu berkata dengan penuh penekanan, "Apa yang kuinginkan? Aku hanya ingin kamu merasakan penderitaan dan ketakutan yang dirasakan oleh Weni sebelumnya."Pupil mata Maudi langsung mengecil seketika. "Awas saja kalau kamu berani! Kalau kamu berani menyentuhku, Keluarga Tessa nggak akan melepaskanmu.""Oh? Begitu, ya? Kalau Keluarga Tessa bersedia untuk melindungimu, kamu juga nggak akan muncul di sini, 'kan?"Hati Maudi diliputi oleh ketakutan. Bagaimanapun juga, tadi saat berada di Kediaman Keluarga Tessa, ayahnya memang melihatnya dibawa pergi tanpa melakukan apa pun.Mengingat hingga sekarang Weni masih berbaring di dalam ruang ICU, tidak tahu kapan akan sadar kembali, sekujur tubuh Maudi mulai gemetaran.

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 203

    "Aku sudah tahu aku salah ... aku akan pergi ke kantor polisi untuk menyerahkan diri. Lepaskan aku, ya?"Rhea menggelengkan kepalanya dan berkata, "Mungkin nggak bisa. Bagaimanapun juga, biarpun kamu menyerahkan diri ke kantor polisi, Keluarga Tessa juga bisa membebaskanmu. Yang kuinginkan adalah, kamu juga mengalami penderitaan yang dialami oleh Weni. Hanya dengan cara seperti ini, kamu baru bisa mengerti penderitaan yang dialaminya."Hati Maudi diliputi oleh perasaan putus asa. Dia tidak menyangka Rhea akan sekejam ini.Saat ini, dia juga sudah mulai menyesal. Mengapa dia mendengarkan saran Jeni dan menargetkan Weni? Kalau dia mendengar ucapan ayah dan ibunya dengan patuh, meminta maaf pada Rhea, saat ini dia tidak akan terjebak dalam situasi putus asa seperti ini.'Ah, benar ... Jeni yang menginstruksikanku untuk melakukan ini. Bukankah aku hanya perlu melempar kesalahan pada Jeni?'Setelah berpikir demikian, dia buru-buru mendongak menatap Rhea."Nona Rhea, Jeni yang menginstruksik

Pinakabagong kabanata

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 294

    Gerald yang sedang bicara di ujung telepon saja terdiam sejenak, lalu berkata dengan suara rendah, "Ada orang di sampingmu?""Hmm.""Nggak ada urusan lain lagi, sampai di sini dulu."Setelah panggilan telepon berakhir, Rhea baru menoleh ke arah Arieson dan berkata, "Tadi kenapa kamu tiba-tiba menanyakan padaku mau makan malam apa?"Arieson berkata dengan ekspresi tenang, "Aku kebetulan melihatnya, jadi aku tanyakan padamu. Apa aku mengganggu pembicaraanmu?""Nggak."Dia hanya merasa agak aneh pria itu berbicara di saat dia masih belum mengakhiri panggilan teleponnya.Seolah-olah tidak melihat ekspresi kebingungan di wajah Rhea, Arieson berkata dengan suara dalam, "Siapa yang meneleponmu tadi?""Putra Bibi Vani. Saat kuliah, dia sudah pergi ke luar negeri. Biasanya kami juga jarang berhubungan, jadi aku nggak menyebutkannya padamu."Arieson menyipitkan matanya, tetapi dia tidak bertanya lebih jauh lagi.Mereka berdua makan malam di restoran makanan barat yang disebutkan oleh Arieson. Sa

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 293

    Detik sebelumnya, dia masih hanyut dalam kegembiraan akan segera bersatu dengan putranya. Alhasil, detik berikutnya, kebahagiaannya lenyap seketika."Sebenarnya, tahun lalu aku sudah berencana untuk kembali, hanya saja aku belum menemukan pekerjaan yang cocok. Bulan lalu aku baru berhubungan dengan sebuah perusahaan terkemuka di Kota Batur. Besok aku sudah akan menandatangani kontrak.""Kalau begitu, mengapa kamu nggak memberitahuku lebih awal?"Kalau dia mengetahui hal ini lebih cepat, dia tidak akan setuju untuk membawa Bagas ke luar negeri untuk menjalani perawatan di sana.Negara luar tentu saja asing baginya. Kalau dia hanya berdua saja dengan Bagas di sana, pasti tidak akan sepraktis berada di dalam negeri."Aku berencana untuk memberi tahu Ibu setelah hal ini benar-benar sudah ditetapkan."Vani mengerutkan keningnya, tidak mengucapkan sepatah kata pun, hatinya tetap diliputi sedikit amarah.Sekarang dia sudah menyetujui Rhea untuk membawa Bagas menjalani perawatan ke luar negeri

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 292

    "Kamu!"Saking kesalnya, Siska hampir jatuh pingsan. Sekujur tubuhnya gemetaran. Dia menunjuk putranya, tetapi tidak ada kata-kata yang terucap olehnya.Pada akhirnya, Siska pergi dengan marah.Siang keesokan harinya, saat Rhea tiba di restoran, Denis sudah berada di sana.Dia berjalan menghampiri Denis dengan langkah cepat, duduk di kursi seberang Denis, lalu berkata dengan ekspresi meminta maaf, "Maaf, ya. Agak tertunda karena penelitian di laboratorium.""Nggak apa-apa. Nona Rhea, silakan lihat dokumen ini dulu."Mengambil dokumen yang disodorkan oleh Denis, Rhea membukanya dan melihat isinya sejenak. Secara naluriah, keningnya berkerut.Sejak Jerico berselingkuh, pria bajingan itu sudah mulai mengalihkan asetnya. Sekarang kebanyakan asetnya berada di bawah nama Stella."Nona Rhea, masalah utama di sini adalah sekarang Jerico dan Stella sudah menjadi pasangan suami istri. Selain itu, sebelum dia mengalihkan aset-aset ini, seharusnya dia juga sudah pernah menanyakannya pada pengacara

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 291

    "Kalau mau lapor polisi, cepat lapor. Kalau kalian nggak lapor polisi, aku akan membantu kalian lapor polisi."Selesai berbicara, Rhea langsung memutus panggilan telepon.Detik berikutnya, dia langsung mengirimkan rekaman kamera pengawas yang telah disalinnya pagi ini kepada Denis, lalu menceritakan dengan singkat, padat dan jelas apa yang telah dilakukan oleh Siska pada sang pengacara. Denis menyatakan bahwa dia bisa menuntut Siska atas tuduhan penyebaran rumor tidak benar.Rhea menyunggingkan seulas senyum, lalu mengirimkan pesan balasan.[Kalau begitu, tuntut saja.]Walaupun penyebaran rumor tidak bisa sampai membuat Siska masuk penjara, tetapi setelah tuntutan atas penyebaran rumor tak benar yang dilakukannya tersebar luas, wanita itu pasti akan merasa sangat malu.Bukankah ingin memainkan trik untuk membuat orang jijik? Siapa yang tidak bisa?Denis mengirimkan pesan balasan "baik". Kemudian, dia menanyakan pada Rhea apakah besok siang Rhea ada waktu karena dia ingin membicarakan t

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 290

    Yah, sesungguhnya, perasaan wanita itu terhadap dirinya masih tidak terlalu dalam.Namun, mereka masih punya banyak waktu, dia juga cukup sabar. Dia akan menunggu hari di mana Rhea bergantung padanya seperti saat bergantung pada Jerico dulu."Hmm, tapi aku tetap berharap, kalau kelak ada orang yang mencari masalah denganmu lagi, kamu bisa meminta bantuanku, bukannya menanggungnya sendirian."Ekspresi sungguh-sungguh pria di hadapannya, membuat hati Rhea melunak."Oke."Sekembalinya ke kamar tidur, Rhea hendak menghapus riasan wajahnya ketika ponselnya berdering. Itu adalah panggilan telepon dari Weni."Rhea, mantan ibu mertuamu menyebarkan rumor kamu main tangan padanya. Hal ini sudah tersebar luas di kalangan kelas atas Kota Batur."Rhea mengalihkan pandangannya ke bawah dan berkata, "Nggak perlu dipedulikan, nggak lama lagi dia akan kena batunya sendiri."Weni berkata dengan nada bicara diliputi emosi, "Kamu nggak tahu seberapa nggak enak didengar kata-katanya itu. Aku benar-benar ke

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 289

    Hingga mereka berdua menyelesaikan penelitian hari ini dan bersiap untuk pulang, sudah lewat jam delapan malam.Mengetahui tempat tinggal Ivory lumayan jauh, saat membereskan peralatan penelitian, Rhea menyarankan untuk mengantar rekannya itu pulang malam ini.Sorot mata Ivory langsung berbinar. "Benarkah? Kak Rhea, terima kasih!""Nggak apa-apa. Nggak aman kalau kamu pulang malam sendirian."Sambil mengobrol, mereka berdua meletakkan peralatan-peralatan penelitian ke tempat semula. Setelah memastikan tidak ada masalah, mereka baru turun bersama.Rhea mengirimkan pesan untuk Arieson. Mengetahui Rhea akan mengantar Ivory pulang, Arieson juga tidak banyak berkomentar.Namun, saat melihat Arieson, Ivory malah agak canggung.Setelah duduk di kursi belakang mobil dan melihat Arieson duduk di kursi pengemudi, dia makin terkejut.Seorang presdir perusahaan berperan sebagai sopir untuk mengantarnya pulang? Dia bahkan tidak berani memimpikan hal seperti ini."Pak Arieson, maaf merepotkan."Arie

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 288

    Dengan diselimuti perasaan penuh harap, Jeni berjalan memasuki ruangan Arieson. Dia menatap Arieson sambil tersenyum.Pria itu tengah sibuk menangani dokumennya. Cahaya matahari yang terpancar dari jendela, membuat tubuh pria itu seakan-akan bersinar. Wajah tampannya itu makin terlihat memesona."Pak Arieson, aku sudah menyiapkan kontraknya. Menurutmu, sebaiknya kapan kita tanda tangani?"Arieson meletakkan dokumen dalam genggamannya, lalu mengalihkan pandangannya ke arah wanita itu. Sama sekali tidak ada kehangatan yang terlihat di matanya."Nona Jeni, mungkin kamu sudah salah paham. Hari ini aku bertemu denganmu karena ingin memberitahumu, Perusahaan Teknologi Hongdam sudah menentukan mitra lain. Ke depannya Nona Jeni nggak perlu datang lagi."Senyuman di wajah Jeni membeku seketika. Dia menatap Arieson dengan tatapan tidak percaya."Apa katamu?"Mereka sudah membicarakan kerja sama ini berkali-kali. Hanya satu langkah lagi, kontak sudah akan ditandatangani, tetapi pria itu malah ber

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 287

    "Kelak aku akan berusaha mengendalikan diriku, tapi kalau sampai lepas kendali, kamu juga nggak bisa menyalahkanku."Rhea tidak bisa berkata-kata lagi setelah mendengar ucapan pria itu.'Eh? Apa bedanya dia mengucapkan kalimat ini dengan nggak?'Melihat ekspresi Rhea sudah agak muram, Arieson tahu kalau dia berlama-lama di sini lagi, emosi wanita itu pasti akan meledak. Dia buru-buru berkata, "Nanti aku masih ada rapat. Malam hari selesai bekerja, kirimkan aku pesan, kita pulang bersama."Setelah Arieson pergi, Rhea langsung pergi ke laboratorium.Begitu melihat Rhea, kilatan nakal melintasi mata Ivory. "Kak Rhea, tadi saat aku pergi ke kantor untuk mencarimu, coba kamu tebak apa yang aku lihat?""Apa?"Rhea merasakan firasat buruk. 'Jangan-jangan dia melihat Arieson menciumku?'Benar saja, ucapan Ivory detik berikutnya sudah membuktikan dugaannya benar.Dia benar-benar ingin menghilang ditelan bumi saja.Dia berdeham pelan untuk menyembunyikan kecanggungannya. "Sudah, sudah, ayo kita

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 286

    Merasakan sikap wanita itu terhadap dirinya agak acuh tak acuh, Arieson mengerutkan keningnya. Suaranya terdengar lebih rendah dan dalam. "Apa terjadi sesuatu?"Rhea mendongak dengan kebingungan. "Nggak, ada apa?""Aku merasa sepertinya hari ini suasana hatimu kurang baik."Rhea menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak. Kamu duduk dulu, aku bantu kamu ganti obat."Sorot mata yang Arieson tujukan pada Rhea makin dalam. Namun, dia tidak bertanya lebih jauh lagi."Oke."Saat membantu Arieson ganti obat, Rhea hanya diam saja. Setelah membereskan kain kasa yang kotor, dia mengalihkan pandangannya ke arah pria itu dan berkata, "Kamu kembali saja, aku juga sudah mau bekerja."Arieson menatap wanita di hadapannya itu dengan lekat. Beberapa detik kemudian, dia baru berkata, "Kamu marah karena tadi malam aku nggak pulang?"Rhea tertegun sejenak, lalu berkata, "Nggak, mengapa kamu berpikir seperti itu?""Karena sikapmu padaku sangat acuh tak acuh, seharusnya aku sudah melakukan kesalahan, maka

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status