Share

Bab 201

Penulis: Lalita
Tak disangka saat Weni melompat turun, pelaku malah mencoba untuk menariknya, sampai-sampai menyebabkan kepalanya terbentur dan kehilangan kesadaran.

Ekspresi Arieson langsung berubah menjadi muram sekaligus dingin. "Lemparkan dua orang itu ke kantor polisi. Adapun mengenai Maudi, bawa beberapa orang untuk menangkapnya, lalu antar dia ke hadapan Rhea. Biarkan Rhea yang menangani wanita itu sendiri."

Begitu Maudi tiba di bandara, dia langsung dihentikan oleh orang-orang Keluarga Tessa.

Dengan ekspresi muram, dia berkata, "Minggir, pesawat sudah hampir lepas landas!"

Biasanya, kepala pelayan Keluarga Tessa yang memimpin sekelompok orang itu hanya mendengar ucapan Gilbert.

"Nona, Tuan memintaku untuk membawamu pulang."

"Aku nggak mau pulang, aku mau ke luar negeri! Kalau kalian nggak minggir juga, jangan salahkan aku bersikap kasar padamu!"

Namun, kepala pelayan itu menganggap ucapan sang nona seperti angin lalu. Dia mengedipkan matanya pada orang di belakangnya, yang segera maju untuk me
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 202

    Melihat ekspresi ketakutan wanita itu, tidak ada gejolak emosi apa pun di mata Rhea. Sebelumnya, saat Weni melompat ke bawah, dia pasti lebih takut dibandingkan Maudi sekarang, bukan?Maudi menatap Rhea dan berkata, "Rhea, apa yang kamu inginkan?"Rhea menyunggingkan seulas senyum, lalu berkata dengan penuh penekanan, "Apa yang kuinginkan? Aku hanya ingin kamu merasakan penderitaan dan ketakutan yang dirasakan oleh Weni sebelumnya."Pupil mata Maudi langsung mengecil seketika. "Awas saja kalau kamu berani! Kalau kamu berani menyentuhku, Keluarga Tessa nggak akan melepaskanmu.""Oh? Begitu, ya? Kalau Keluarga Tessa bersedia untuk melindungimu, kamu juga nggak akan muncul di sini, 'kan?"Hati Maudi diliputi oleh ketakutan. Bagaimanapun juga, tadi saat berada di Kediaman Keluarga Tessa, ayahnya memang melihatnya dibawa pergi tanpa melakukan apa pun.Mengingat hingga sekarang Weni masih berbaring di dalam ruang ICU, tidak tahu kapan akan sadar kembali, sekujur tubuh Maudi mulai gemetaran.

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 203

    "Aku sudah tahu aku salah ... aku akan pergi ke kantor polisi untuk menyerahkan diri. Lepaskan aku, ya?"Rhea menggelengkan kepalanya dan berkata, "Mungkin nggak bisa. Bagaimanapun juga, biarpun kamu menyerahkan diri ke kantor polisi, Keluarga Tessa juga bisa membebaskanmu. Yang kuinginkan adalah, kamu juga mengalami penderitaan yang dialami oleh Weni. Hanya dengan cara seperti ini, kamu baru bisa mengerti penderitaan yang dialaminya."Hati Maudi diliputi oleh perasaan putus asa. Dia tidak menyangka Rhea akan sekejam ini.Saat ini, dia juga sudah mulai menyesal. Mengapa dia mendengarkan saran Jeni dan menargetkan Weni? Kalau dia mendengar ucapan ayah dan ibunya dengan patuh, meminta maaf pada Rhea, saat ini dia tidak akan terjebak dalam situasi putus asa seperti ini.'Ah, benar ... Jeni yang menginstruksikanku untuk melakukan ini. Bukankah aku hanya perlu melempar kesalahan pada Jeni?'Setelah berpikir demikian, dia buru-buru mendongak menatap Rhea."Nona Rhea, Jeni yang menginstruksik

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 204

    Rhea menoleh ke arah pintu. Melihat Andre berjalan ke arahnya dengan ekspresi sedingin es, dia mencibir."Oh, Pak Andre, apa yang ingin kamu lakukan?"Andre menatapnya dengan tatapan dingin dan berkata, "Lepaskan Maudi.""Seharusnya kamu juga tahu dia sudah mencelakai Weni hingga membuat Weni terbaring di ruang ICU dan masih nggak sadarkan diri hingga sekarang. Apa hakmu memintaku untuk melepaskannya?""Biarpun sekarang kamu benar-benar melemparnya ke bawah dari sini, Weni juga nggak akan bisa bangun. Lagi pula, dia juga sudah menerima hukumannya."Rhea tertawa dingin dan berkata, "Hukuman apa?"Andre mengerutkan keningnya, dia merasa karakter Rhea benar-benar menyebalkan.Maudi sudah begitu menyedihkan, tetapi wanita itu tetap saja enggan melepaskannya."Kalau kamu benar-benar melemparnya turun dari sini sekarang, sudah pasti akan menyinggung Keluarga Tessa. Kalau karena kamu menimbulkan konflik antara Grup Tessa dan Grup Thamnin, orang-orang Keluarga Thamnin juga pasti nggak akan mel

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 205

    "Oke, aku akan mengantarmu ke sana.""Nggak perlu, aku mengendarai mobil sendiri."Dalam kurun waktu kurang dari setengah jam, Rhea sudah tiba di rumah sakit.Melihat Weni benar-benar sudah sadar, dia menghela napas lega, matanya juga memerah.Begitu melihatnya, ekspresi Citra langsung berubah menjadi muram."Nona Rhea, kamu nggak diterima di sini."Mendengar ucapan ibunya, Weni mengerutkan keningnya dan berkata, "Ibu, apa yang Ibu lakukan?"Citra mendengus dingin, lalu berkata, "Kalau bukan demi merayakan ulang tahunnya, kamu nggak akan mengalami kecelakaan ini.""Ini adalah dua hal yang berbeda. Memangnya kalau saat aku dalam perjalanan menuju ke sebuah restoran, aku mengalami kecelakaan, restoran itu yang disalahkan?""Intinya, ke depannya aku nggak ingin melihatmu bergaul lagi dengannya.""Aku mau bergaul dengan temanku atau nggak, bukan urusan Ibu!""Kamu!"Citra kesal setengah mati. Dia langsung membanting mangkuk dalam genggamannya di atas meja, lalu berkata dengan marah, "Bagus

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 206

    Pelayan sama sekali tidak memberi kesempatan pada Rhea untuk meronta, langsung memasukkannya ke dalam ruang bawah tanah.Biasanya, ruang bawah tanah digunakan untuk menaruh barang-barang yang jarang digunakan, terkesan gelap dan dingin. Setelah memasukkan Rhea ke dalam, pelayan langsung mengunci pintu dan pergi.Rhea mengeluarkan ponselnya, mendapati tidak adanya sinyal, dia juga hanya bisa menghilangkan ide meminta bantuan orang untuk mengeluarkannya dari sini.Saat cahaya ponsel redup, ruang bawah tanah kembali diliputi kegelapan.Pukul sepuluh lewat malam, pintu ruang bawah tanah terbuka. Jerico berjalan memasuki ruangan dengan ekspresi muram."Apa kamu sudah menyadari kesalahanmu?"Rhea menatap pria itu dengan dingin, sama sekali tidak ada kehangatan di matanya."Jerico, sudah kujelaskan padamu, tapi kamu sendiri yang nggak mau dengar. Aku nggak merasa aku ada salah."Ekspresi Jerico berubah menjadi sangat muram, dia menatap Rhea dengan tatapan dingin yang sangat menyeramkan."Kare

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 207

    Jerico menatap pamannya dengan ekspresi mengejek. Dia ingin sekali mengumumkan hal ini pada publik.Saat itu tiba, Nyonya Besar Thamnin dan Tuan Besar Thamnin pasti akan sangat kecewa pada Arieson, juga tidak akan berpikir untuk menyerahkan Grup Thamnin pada putra kesayangan mereka itu lagi."Jerico, kalau sampai terjadi sesuatu padanya, aku nggak akan melepaskanmu!"Setelah melontarkan satu kalimat itu dengan dingin, Arieson langsung berjalan menghampiri Rhea. Dia ingin menggendong Rhea, tetapi Rhea melangkah mundur satu langkah secara refleks.Sorot mata Arieson langsung berubah menjadi muram. Tanpa memedulikan penolakan wanita itu, dia langsung menggendong wanita itu tepat di hadapan Jerico."Paman, turunkan aku saja, aku bisa jalan sendiri."Arieson menundukkan kepalanya, melirik wanita itu sekilas. "Apa kamu yakin?""Hmm."Melihat Rhea bersikeras ingin diturunkan, Arieson terdiam selama beberapa detik sebelum menurunkannya sesuai keinginannya."Terima kasih, Paman.""Biar aku papa

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 208

    Ekspresi Jerico langsung berubah menjadi luar biasa muram. Dia berkata dengan marah, "Mengapa sekarang baru diselidiki dengan jelas?!"Yurik berkata dengan nada bicara tidak berdaya, "Pak Jerico, sebelumnya aku ingin menyelidikinya, tapi kamu bilang nggak perlu diselidiki .... Saat pergi menjenguk seorang teman di rumah sakit tadi malam, aku bertemu dengan orang tua Nona Weni. Itulah sebabnya, aku melakukan penyelidikan ulang ...."Setelah diingatkan oleh sekretarisnya, Jerico baru teringat kala itu sepertinya dia memang mengucapkan kata-kata seperti ini saking marahnya."Kelak kalau ada kejadian seperti ini lagi, selidiki dengan jelas secepatnya!""Baik."Saat hendak memutus panggilan telepon, tiba-tiba dia teringat Rhea pergi bersama Arieson, dia berkata dengan suara dalam, "Selidiki di mana Rhea dan pamanku sekarang."Tanpa butuh waktu lama, Yurik sudah menyelidiki hal itu dengan jelas.Mengetahui setelah Arieson mengantar Rhea pulang ke tempat tinggal sewaannya, pamannya itu sudah

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 209

    Saat Rhea tiba di rumah sakit, sudah lebih dari satu jam kemudian.Melihat Rhea benar-benar hanya membawakan pangsit untuknya, ekspresi kekecewaan menghiasi wajah Weni.Rhea berjalan ke sisi Weni, duduk di sampingnya, lalu membuka kotak makan dan berkata, "Sudahlah, kamu bersabar beberapa hari lagi. Setelah kamu keluar dari rumah sakit, kamu bisa memakan apa pun yang kamu inginkan."Weni menghela napas, lalu mengambil alat makan dengan pasrah."Omong-omong, dengar-dengar dua orang yang mendesakku melompat turun dari gedung adalah orang yang dicari oleh Maudi?"Mengingat kejadian setelah kedua orang itu menerobos masuk ke dalam ruangan, Weni merasakan itu seperti mimpi buruk.Kalau dia tidak melompat turun, dia tidak tahu apa lagi yang akan terjadi setelahnya.Rhea mengangguk. Dengan ekspresi agak muram, dia berkata, "Hmm, dia bilang dia hanya menyuruh dua orang itu untuk mengambil foto erotismu, nggak bermaksud untuk mendesakmu melompat turun dari gedung."Weni mencibir, lalu berkata,

Bab terbaru

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 250

    Melihat Rhea sudah berjalan memasuki kompleks, Arieson pun melajukan mobilnya pergi.Sepanjang perjalanan kembali ke perusahaan, dia memikirkan bagaimana agar perceraian Jerico dan Rhea bisa berjalan dengan mulus.Demi menyelamatkan Rhea, sepasang kaki Jerico sudah cacat. Mungkin saja dia akan memanfaatkan hal ini untuk mengancam Rhea, agar Rhea tetap bersamanya.Setelah berpikir demikian, sorot mata Arieson berubah menjadi sedingin es perlahan-lahan.Di sisi lain, di dalam ruang baca Sizur."Suruh sopir itu tutup mulutnya dengan rapat. Kalau aku sampai ketahuan, aku nggak akan melepaskanmu!"Seorang pria yang berusia tiga puluhan tahun sedang berdiri di depan meja kerja Sizur sambil menundukkan kepalanya."Pak Sizur nggak perlu khawatir, dia nggak akan bisa bertahan hidup lama lagi. Biarpun demi keluarganya, dia juga akan menutup mulutnya dengan rapat."Sizur mengangguk, sorot matanya dipenuhi dengan perhitungan."Oke, ingat uang yang diberikan untuk keluarganya harus dalam bentuk uan

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 249

    "Ayah, Ibu, sekarang juga sudah larut. Ada Rhea yang menemaniku di sini sudah cukup. Kalian pulang dan beristirahat dulu, besok baru datang lagi."Awalnya Siska ingin tetap berada di sini untuk menjaga Jerico. Namun, mengingat Jerico bisa menjadi seperti sekarang ini karena Rhea. Dia pun memilih untuk mendengar ucapan Jerico dan berkata, "Baiklah. Kalau begitu aku akan datang menjengukmu lagi besok."Setelah mereka berdua pergi, Rhea mengalihkan pandangannya ke arah Arieson."Paman, hari ini sudah merepotkanmu. Kamu juga pulang dan istirahatlah. Aku akan mengantarmu keluar."Arieson mengerutkan keningnya, aura di sekeliling tubuhnya juga berubah menjadi sedingin es."Hari ini kamu juga sudah lelah. Nanti aku akan panggil perawat untuk menjaganya. Aku antar kamu pulang.""Nggak perlu, malam ini aku akan menjaganya di sini."Mengetahui karakter Rhea, Arieson terdiam selama beberapa detik sebelum mengangguk dan berkata, "Baiklah."Kemudian, dia berbalik dan langsung berjalan ke arah pintu

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 248

    "Aku merasa saat itu dia sengaja melajukan mobilnya ke arahku, mungkin ini bukan kecelakaan."Dua orang polisi itu saling melempar pandangan. Kemudian, salah satu di antara mereka mengalihkan pandangannya ke arah Rhea dan berkata, "Juga nggak menutup adanya kemungkinan ini. Mengenai detailnya, masih harus menunggu hasil penyelidikan. Tapi, kalau dilihat dari situasi yang telah kami ketahui sekarang, kemungkinan paling besar adalah kecelakaan yang disebabkan oleh pengemudi mabuk. Apa belakangan ini ada orang yang kamu singgung?"Rhea mengalihkan pandangannya ke bawah, berpikir sejenak. Pada akhirnya, dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Seharusnya nggak ada.""Oke, aku sudah mengerti. Kami akan melakukan penyelidikan lebih detail. Kalau kamu mengingat sesuatu yang sebelumnya terlewatkan olehmu, kamu bisa menghubungi kami kapan saja.""Hmm, terima kasih."Setelah polisi pergi, Rhea tidak bisa menahan diri dan mengingat-ingat kembali detail saat mobil itu melaju ke arahnya pagi ini.

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 247

    Suasana di koridor langsung berubah menjadi sangat hening, seakan-akan kalau ada sebuah jarum yang terjatuh, juga bisa terdengar.Tidak tahu sudah berapa lama berlalu, akhirnya pintu UGD terbuka.Begitu dokter melangkah keluar, Siska bergegas menghentikannya dan bertanya, "Dokter, bagaimana kondisi putraku?""Pasien sudah melewati masa kritis, tapi mungkin kelak dia nggak bisa berdiri lagi. Kalian harus mempersiapkan mental kalian.""Apa?"Tanpa Siska sadari, dia melangkah mundur beberapa langkah. Sorot matanya dipenuhi dengan ketidakpercayaan dan keterkejutan.Dia langsung menarik tangan dokter dan berkata, "Dokter, dia adalah putraku satu-satunya, kamu harus menyelamatkannya!"Kalau Jerico sudah menjadi cacat, kelak dia tidak akan bisa mewarisi Grup Thamnin lagi. Tuan Besar Thamnin tidak akan menyerahkan Grup Thamnin pada seseorang yang kedua kakinya sudah cacat.Dokter melepaskan genggaman Siska pada tangannya, lalu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku sudah berusaha semampuku.

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 246

    Saat Arieson tiba di rumah sakit, Rhea tengah duduk di bangku di depan pintu UGD sambil menundukkan kepalanya. Pakaiannya berlumuran darah, memancarkan aura seperti orang yang sudah tak bernyawa.Melihat pemandangan itu, Arieson mengerutkan keningnya, lalu bergegas berjalan menghampiri Rhea dan berjongkok di hadapannya.Melihat ekspresi Rhea pucat pasi, sorot matanya berubah menjadi gelap."Apa kamu terluka?"Mendengar suaranya, seperti baru tersadar kembali, sepasang mata Rhea yang memerah itu kembali fokus perlahan-lahan.Melihat orang yang berbicara dengannya adalah Arieson, Rhea tiba-tiba mengulurkan lengannya untuk memeluk pria itu, lalu berkata dengan suara bergetar, "Paman, Jerico mengalami kecelakaan demi menyelamatkanku ... mengeluarkan banyak darah ...."Menyadari emosi Rhea sedang tidak stabil, Arieson mengulurkan lengannya, menepuk-nepuk punggung wanita itu dengan lembut dan berkata dengan lembut, "Nggak apa-apa, jangan takut, dia akan baik-baik saja.""Apa yang sedang kali

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 245

    "Siapa yang mengirimkan padamu foto-foto yang kamu kirimkan padaku tadi?!"Jerico berkata dengan dingin, "Rhea yang mengirimkannya padaku. Ayah, kamu adalah dalang di balik kejadian enam tahun yang lalu itu?"Terdengar suara penuh amarah Sizur dari ujung telepon. "Bagaimana mungkin? Mungkinkah kamu lebih bersedia memercayai seorang wanita daripada aku?""Sekarang aku percaya padamu atau nggak, nggak penting lagi. Hal yang terpenting sekarang adalah, Rhea menggunakan ini untuk memaksaku bercerai dengannya. Dia bilang kalau aku nggak setuju, dia akan mengirimkan dokumen ini ke kantor polisi.""Apa?!"Sambil menggertakkan giginya, Sizur berkata, "Jangan sampai dia mengirimkan semua ini ke kantor polisi!"Jerico tertawa getir. Sebelumnya dia masih menaruh sedikit harapan. Dia merasa semua ini dipalsukan oleh Rhea hanya untuk bercerai dengannya.Namun, reaksi Sizur sekarang membuatnya menyadari semua dokumen ini adalah asli."Ayah, mengapa kamu melakukan hal seperti ini? Bagaimana aku bisa

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 244

    Sekitar satu jam kemudian, Arieson baru tiba di rumah Rhea."Apa yang terjadi?"Rhea menatap lawan bicaranya dengan mata sedikit memerah. "Paman, bisakah kamu membantuku mencari sebuah tempat tinggal. Kalau aku mencari tempat tinggal atas namaku sendiri, mungkin Jerico akan terus menggangguku."Melihat sorot mata lemah yang melintasi mata Rhea, sorot mata Arieson langsung berubah menjadi gelap."Tadi Jerico datang mencarimu?"Rhea mengangguk dan berkata, "Hmm, aku nggak tahu dia menemukan kunci dari mana, dia langsung membuka pintu dan masuk.""Oke, mengenai sewa tempat tinggal, akan kuurus. Mengenai perceraianmu dengannya, apa kamu membutuhkan bantuanku?"Rhea mengedipkan matanya, lalu mengalihkan pandangannya ke bawah dan berkata, "Mengenai perceraian, seharusnya nggak lama lagi.""Hmm."Merasakan sorot mata Arieson tertuju pada kepalanya, Rhea menautkan jari-jarinya dengan canggung. Kemudian, dia mengumpulkan keberaniannya, lalu mendongak menatap Arieson. "Paman, aku juga nggak ada

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 243

    "Setelah kamu selesai mempertimbangkannya, telepon aku."Rhea mengambil ponselnya, mengalihkan pandangannya ke bawah tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Setelah Jerico pergi, Rhea segera mengunci pintu, lalu menggunakan kursi untuk menghalangi pintu. Usai melakukan semua ini, akhirnya dia merasa agak aman.Rhea berpikir sejenak sebelum menghubungi Arieson.Di ruang tamu Kediaman Keluarga Thamnin, Tuan Besar Thamnin dan Nyonya Besar Thamnin tampak sedang duduk di sofa dengan memasang ekspresi masam. Sementara itu, Arieson berdiri di samping."Jerico bilang kamu menyukai wanita yang sudah menikah, benarkah begitu?"Tuan Besar Thamnin menatap Arieson dengan lekat, sorot matanya sangat serius, tampak seperti sedang menyelidik.Di antara beberapa orang putranya, Arieson yang paling unggul. Dia tidak akan membiarkan putranya yang satu ini terlibat dengan wanita yang sudah menikah.Ekspresi Nyonya Besar Thamnin juga terlihat sangat masam. Sebelumnya, dia sudah memperkenalkan banyak nona yang

  • Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku   Bab 242

    Dilanda perasaan panik, Rhea langsung menerjang ke arah Jerico."Kembalikan ponselku!"Diterjang oleh Rhea dengan ganas seperti itu, Jerico terhuyung mundur beberapa langkah sebelum mendapatkan keseimbangannya kembali.Dia langsung menarik tangan Rhea dan berkata dengan dingin, "Hari ini aku datang kemari karena ada yang ingin kudiskusikan denganmu."Rhea langsung menepis tangan pria itu dan berkata, "Nggak ada yang perlu kubicarakan denganmu."Saat dia mendongak dan menatap pria itu, sorot matanya dipenuhi dengan keras kepala dan sedingin es.Belakangan ini Rhea selalu memperlakukannya dengan dingin, Jerico sudah hampir lupa sisi lembut wanita itu."Rhea, aku sudah bilang pada Kakek dan Nenek. Aku nggak akan kembali ke Grup Thamnin, aku berencana untuk membangun karier sendiri."Tidak ada gejolak emosi apa pun yang terlihat di wajah Rhea. "Apa pun yang kamu lakukan, nggak ada hubungannya denganku."Sorot mata Jerico langsung berubah menjadi gelap. "Rhea, aku adalah suamimu, kita sudah

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status