“Kamu tidak boleh meninggalkan kami, banguuuuuuuuuun,” teriak Laura pilu.Tubuh Laura bergetar dengan hebatnya saat memasuki ruang ICU tempat sang suami dirawat.Baru tadi malam dipindahkan ke ruang rawat inap kini David harus kembali berjuang antara hidup dan mati.Tadi saat Laura ada di dalam kamar mandi ada seseorang yang menyamar sebagai suster dan mencabut alat medis di tubuh David secara sembarangan.Monitor di samping ranjang pasien berbunyi nyaring hingga Laura bergegas keluar dari kamar mandi dan mendapati seorang yang berpakain perawat sedang tersenyum melihat David tersengal.Menyadari kehadiran Laura yang memergoki aksinya wanita segera melarikan diri.Dokter sedang berusaha sekuat tenaga untuk membuat David kembali, tapi sampai detik ini pria itu masih dalam keadaan kritis. Tak hanya Laura yang menangis di ruang ICU saat dokter mengizinkannya masuk, tapi juga Monica dan kedua anak kembarnya.Suasana di ruangan itu sangat mencekam.“Papa, bangun. Bahkan Papa belum menyapa
“Dasar bodoh! Papamu saja belum bisa Om keluarkan dari dalam penjara, sekarang kamu kembali membuat keadaan kacau!”Seorang pria paruh baya yang merupakan keluarga jauh Linda sedang memarahi sang mantan supermodel. “Kalau begini ceritanya, Om akan mengundurkan diri sebagai pengacara pribadi keluargamu, sungguh Om tak sanggup seperti ini,” ucapnya lagi.Sekuat tenaga pria itu menahan diri agar tidak emosi di kantor polisi.Dua puluh menit yang lalu, pihak kepolisian menghubunginya dan menyampaikan kalau Linda sedang membutuhkannya. Dia pikir Linda berantem di club malam, tapi semua diluar dugaan, Linda justru melakukan percobaan pembunuhan terhadap David.“Om tidak usah buang-buang waktu untuk membelaku, aku ini tak membutuhkan pembelaan dari siapapun, dan aku akan tetap menghabisi keluarga itu dengan caraku sendiri!”Edward yang baru di hubungi oleh sang pengacara dibuat kaget bukan kepalang. Dia sama sekali tidak tahu menahu soal rencana Linda sampai berniat menghabisi nyawa David.
“Ngapain kamu ke lantai ini?” tanya Joe pada Angel.“Mencari Alex,” jawabnya ketus.“Tidak ada, dia sudah pulang,” balas Joe tak kalah ketus.Wanita itu membuang nafas kasar. Dia pun membalikkan badannya lalu hendak pergi dari lantai itu, kembali Joe memanggilnya.“Hei wanita tak tahu diri, sebaiknya urus perceraian kamu dengan Alex, dia pria baik tak pantas menjadi istri seorang wanita jalang."Angel sangat tidak ingin berdebat dengan siapapun, bahkan dia sendiri tak mengerti dengan dirinya hari ini.Angel memilih berlalu dan membiarkan Joe misuh-misuh tak jelas.Tak berselang lama Alex dan Laura pun datang dan mereka berpapasan dengan Angel di depan lift.Angel sempat menatap Laura dengan tatapan sendu sebelum akhirnya wanita itu masuk ke dalam lift disusul oleh Alex.“Ada apa kamu datang ke lantai ini?” tanya Alex.“Hanya berniat untuk pamitan, karena dokter sudah mengizinkan aku pulang dan ponselmu tak bisa dihubungi,” jawabnya tanpa menatap lawan bicaranya.“Biar aku antarkan saj
Dua minggu berlalu, kini David sudah diizinkan pulang, hanya saja sang CEO tidak boleh kelelahan dan terlambat minum obat. Mereka sudah duduk di ruang keluarga.“Aku akan bekerja menjadi asisten pribadimu sayang,” ucap Laura sungguh-sungguh.Awalnya Laura meminta sang suami untuk cuti selama satu bulan penuh setelah pulang dari rumah sakit, tapi David menolaknya karena tidak bisa mempercayakan sepenuhnya hanya pada bawahan di kantor termasuk Joe dan Alex.Tetap saja dirinya harus ikut turun tangan dalam mengelola perusahaan sendiri. Saat ini mereka sedang berada di ruang keluarga karena menunggu Pak Hotman membawa kabar dari pengacara baru Edward. “Tidak usah sayang, nanti biar Ryan saja yang membantu mengingatkanku untuk istirahat siang, dan pertemuan di luar kantor ataupun peninjauan proyek biar semntara di lakukan oleh Joe.”Sang istri tidak boleh kelelahan, wanitanya harus tetap sehat agar kuat menjaga tiga orang yang masih sangat membutuhkan Laura.“Tidak sayang, pokoknya aku m
“Terdakwa dinyatakan bersalah dan dikenai hukuman 12 tahun penjara dipotong masa tahanan.”Kalimat itu yang terngiang-ngiang dalam benak David saat menghadiri sidang putusan sang mama.Fakta yang sekarang terkuak adalah, David merupakan anak seorang pembunuh. Bukan hanya rencananya dengan Edward yang terkuak di persidangan, namun juga Monica dijadikan tersangka karena telah menghilangkan nyawa sahabatnya sendiri.David tahu dirinya tak bisa menghindari takdir Tuhan, andai saja akan seperti ini kejadiannya lebih baik David dulu menetap di Kota Sun City, dan menolak kembali ke negara asal sang mama.Tapi penyesalan itu tak ada gunanya, karena sekarang selain berjuang melawan penyakit mematikan yang menggerogoti tubuhnya, dia juga harus berjuang untuk bisa membahagiakan dua anak kembarnya.Apa yang Joe khawatirkan terjadi, berita ini viral dan banyak pesaing bisnisnya yang ingin sekali melihat David jatuh.Enam bulan lalu saat semuanya terkuak ke publik perusahaan Aditama Group sempat m
“Bisa tolong anak sahabatnya digendong?” Pertanyaan dengan sedikit paksaan itu meluncur manis dari mulut Dita. Joe mendengus kesal.“Kalian masih bayi pakai stroller saja!” seru Joe.“Tidak Paman, kami mau digendong,” jawab Dika.“Ya sudah, selain nanti digendong kalian juga harus tetap bawa stroller ya sayang. Untuk Dita tanggung jawabnya Joe sama suster Margareth, kalau Dika tanggung jawabnya Ryan sama suster Alma.”David memberi tugas secara adil pada dua orang kepercayaannya di kantor.Baru saja Joe akan membuka mulutnya untuk protes pada David, tapi lebih dulu David yang kembali berbicara.“Cepat kalian pergi, kasihan anakku ingin jalan-jalan, bukankah ide ini dari kalian berdua?” Tentu saja yang dimaksud oleh David adalah Ryan dan Joe, karena keduanya yang mengusulkan liburan ke tempat ini.Alex tertawa, dia tahu betul ini rencana David, Laura dan kedua anaknya untuk menjodohkan Joe juga Ryan dengan kedua pengasuh si kembar.“Mimpi apa aku punya Boss seperti dia! Lama-lama aku
“Terima kasih atas semua bantuanmu padaku,” ucap Monica setelah pelukannya terurai.“Aku akan menunggumu sampai keluar dari dalam penjara, aku akan melakukan apapun untuk wanita yang aku cintai,” ucap Pak Hotman.Monica tersenyum, entah dia harus bahagia atau kasihan pada dirinya sendiri atas nasib buruk yang menimpanya sekarang, meski dia tahu dan bisa merasakan kalau pengacara sang anak punya hati untuknya.Hanya saja Monica sadar diri atas apa yang menimpanya sekarang. Biar bagaimanapun dia tetap seorang pembunuh walau hanya untuk membela diri.Hotman berhak bahagia dengan wanita yang lebih baik dan lebih terhormat darinya, setidaknya itu yang ada dalam benak Monica saat ini.“Pergilah, dan jangan pernah buang waktumu untuk menunggu wanita sepertiku,” sahut Monica. Wanita itu memilih masuk kembali ke dalam sel tahanan tanpa melihat lagi ke arah sang pengacara.Pak Hotman menatap nanar punggung Monica yang semakin menjauh, “kali ini aku akan memperjuangkanmu dan tak akan ku biarkan
Malam harinya mereka sedang bersiap menuju ke Kota. Sekitar satu jam lagi semuanya akan berangkat menggunakan helikopter.“Alex tidak ikut kembali?” tanya David.Mereka sedang duduk di lantai satu setelah melewatkan makan malam bersama.“Dia masih membujuk Angel untuk ikut pulang ke rumahnya. Alex kasihan melihat Angel seperti tak terurus,” jawab Laura.“Bodoh sekali Alex!” sepertinya hanya Joe yang masih menolak keras Alex kembali dengan Angel. Dia melihat dengan mata kepala sendiri Angel dan mantan kekasihnya sering datang ke tempat hiburan malam.“Harusnya kamu bisa membujuk Alex agar tidak sembarangan mengambil keputusan,” sambung Joe lagi.Laura membuang nafas kasar, sebagai sesama wanita tentu bukan hal yang mudah untuk Angel berjuang seorang diri melewati masa kehamilannya.Laura sudah melewati semua itu, dan berujung si kembar lahir membawa penyakit yang kapan saja bisa merenggut nyawa keduanya.“Atas nama kemanusiaan aku sebagai sahabat akan mendukung sepenuhnya keputusan Ale