“Aku pikir kamu akan mencari pengganti yang lebih baik dari Linda, tahu begini aku saja yang merampasmu dari Linda.”Tanpa tahu malu Maira berujar demikian membuat darah Laura mendidih. Dia muak terus dibandingkan dengan Linda secara fisik. Dan Laura berjanji akan menghabiskan uang bulanan dari suaminya untuk merawat diri meski melalui jalan operasi plastik, pikirnya.“Daripada menikah denganmu atau Linda, lebih baik aku tidak menikah. Bagiku istriku yang terbaik, dari pada tubuh kalian penuh plastik dan itu kalian banggakan hanya demi menghina fisik istriku,” jawab David.Laura sangat yakin kalau sang suami saat ini sedang marah pada wanita itu. “Aku memilih pasangan untuk menjadi ibu dari-anak-anakku dan istri yang bisa menjaga harga dirinya sebagai wanita, buat apa punya istri model dengan fisik cantik diluar tapi tiap malam digilir pria tua berduit!”Setelah berujar demikian David mengajak laura untuk masuk ke butik tas branded. Laura tersenyum puas, ternyata sang suami bisa mem
Laura menggeliat meregangkan otot-ototnya, lalu membalikan tubuhnya ingin memeluk sang suami tapi nyatanya hanya ada guling.Hari ini adalah hari terakhir mereka di Negara East Country, dan dua jam lagi mereka harus menuju ke Bandara.“Kemana dia?” tanya Laura pada diri sendiri.Terdengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Laura tersenyum menatap pintu kamar mandi yang diyakini olehnya ada sang suami di dalamnya.“Ternyata begini rasanya menikah didasari cinta dan restu orang tua. Aku akan berusaha menjadi istri, Mama dan menantu terbaik untuk keluarga kecilku,” gumam Laura.Entah berapa banyak ungkapan rasa syukur Laura ucapkan karena Tuhan begitu baik merestui hubungannya dengan sang suami. Semua yang terkait dengan pernikahannya berjalan dengan mulus.Bahkan kehadiran si kembar di acara pernikahannya dengan David menjadikan pernikahan itu viral di seluruh dunia.Beruntung mereka hidup di Negara New Capitol, sebuah kota bebas tanpa ada cemooh sebutan anak haram untuk si kem
Laura masih duduk di depan ruang ICU bersama kedua anak kembarnya yang juga ikut menangis.Apa mungkin yang terjadi pada suaminya adalah kesalahan Laura? Pantaskah dia disebut sebagai seorang istri yang menjaga suami saja tidak becus.Tatapannya kosong, bahkan beberapa kali si kembar memanggil sang mama, namun Laura seolah tak mendengarnya.Raganya seperti tak bertuan.“Dita, Dika, sini sayang duduk sama Papa Alex,” panggil Alex pada dua anak kembar menggemaskan itu.“Tidak mau!” serunya kompak dengan suara menggelegar sampai membuat Laura terkejut.“Kenapa sayang?” tanya sang mama seperti orang linglung. Bukannya menjawab pertanyaan sang mama, keduanya justru menangis dan mengeratkan pelukannya.Laura tak kuasa lagi membendung air matanya yang kini sudah menganak sungai membasahi hingga ke pakaian yang digunakannya.Siapapun yang melihat kondisi Laura dan si kembar pasti akan ikut merasakan sakitnya hati ketiga orang itu.Monnica yang tadinya duduk persis di dekat pintu ruang ICU, k
“Siapa adik iparnya? Apa hubungannya dengan Angel?” pertanyaan itu yang akan ditanyakan segera. Angel sama sekali belum mengetahui kalau pria yang kabur jelang hari pernikahan mereka adalah pria beristri.Lalu Boy membuka ikatan tangan Angel dan juga membuka penutup mata wanita itu.Angel berkali-kali mengerjap untuk menetralkan penglihatannya, yang pertama kali dituju adalah jam yang menempel di dinding kamar hotel itu ternyata menunjukkan jam di mana seharusnya kontrak kerjasama itu berlangsung.Angel melupakan rasa perih di bagian intinya, wanita itu juga mengabaikan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Yang pertama kali Angel lakukan adalah, segera menyalakan ponselnya untuk menghubungi sang manajer, namun belum sempat menghubungi kalimat caci maki yang Angel dapatkan dari manajernya."Semuanya telah hancur," ucap Angel putus asa. Matanya terus menatap ke layar ponsel dan melanjutkan untuk membaca pesan singkat itu.Tak berselang lama pria yang tadi memperlakukannya seperti binatang
“Kamu tidak boleh meninggalkan kami, banguuuuuuuuuun,” teriak Laura pilu.Tubuh Laura bergetar dengan hebatnya saat memasuki ruang ICU tempat sang suami dirawat.Baru tadi malam dipindahkan ke ruang rawat inap kini David harus kembali berjuang antara hidup dan mati.Tadi saat Laura ada di dalam kamar mandi ada seseorang yang menyamar sebagai suster dan mencabut alat medis di tubuh David secara sembarangan.Monitor di samping ranjang pasien berbunyi nyaring hingga Laura bergegas keluar dari kamar mandi dan mendapati seorang yang berpakain perawat sedang tersenyum melihat David tersengal.Menyadari kehadiran Laura yang memergoki aksinya wanita segera melarikan diri.Dokter sedang berusaha sekuat tenaga untuk membuat David kembali, tapi sampai detik ini pria itu masih dalam keadaan kritis. Tak hanya Laura yang menangis di ruang ICU saat dokter mengizinkannya masuk, tapi juga Monica dan kedua anak kembarnya.Suasana di ruangan itu sangat mencekam.“Papa, bangun. Bahkan Papa belum menyapa
“Dasar bodoh! Papamu saja belum bisa Om keluarkan dari dalam penjara, sekarang kamu kembali membuat keadaan kacau!”Seorang pria paruh baya yang merupakan keluarga jauh Linda sedang memarahi sang mantan supermodel. “Kalau begini ceritanya, Om akan mengundurkan diri sebagai pengacara pribadi keluargamu, sungguh Om tak sanggup seperti ini,” ucapnya lagi.Sekuat tenaga pria itu menahan diri agar tidak emosi di kantor polisi.Dua puluh menit yang lalu, pihak kepolisian menghubunginya dan menyampaikan kalau Linda sedang membutuhkannya. Dia pikir Linda berantem di club malam, tapi semua diluar dugaan, Linda justru melakukan percobaan pembunuhan terhadap David.“Om tidak usah buang-buang waktu untuk membelaku, aku ini tak membutuhkan pembelaan dari siapapun, dan aku akan tetap menghabisi keluarga itu dengan caraku sendiri!”Edward yang baru di hubungi oleh sang pengacara dibuat kaget bukan kepalang. Dia sama sekali tidak tahu menahu soal rencana Linda sampai berniat menghabisi nyawa David.
“Ngapain kamu ke lantai ini?” tanya Joe pada Angel.“Mencari Alex,” jawabnya ketus.“Tidak ada, dia sudah pulang,” balas Joe tak kalah ketus.Wanita itu membuang nafas kasar. Dia pun membalikkan badannya lalu hendak pergi dari lantai itu, kembali Joe memanggilnya.“Hei wanita tak tahu diri, sebaiknya urus perceraian kamu dengan Alex, dia pria baik tak pantas menjadi istri seorang wanita jalang."Angel sangat tidak ingin berdebat dengan siapapun, bahkan dia sendiri tak mengerti dengan dirinya hari ini.Angel memilih berlalu dan membiarkan Joe misuh-misuh tak jelas.Tak berselang lama Alex dan Laura pun datang dan mereka berpapasan dengan Angel di depan lift.Angel sempat menatap Laura dengan tatapan sendu sebelum akhirnya wanita itu masuk ke dalam lift disusul oleh Alex.“Ada apa kamu datang ke lantai ini?” tanya Alex.“Hanya berniat untuk pamitan, karena dokter sudah mengizinkan aku pulang dan ponselmu tak bisa dihubungi,” jawabnya tanpa menatap lawan bicaranya.“Biar aku antarkan saj
Dua minggu berlalu, kini David sudah diizinkan pulang, hanya saja sang CEO tidak boleh kelelahan dan terlambat minum obat. Mereka sudah duduk di ruang keluarga.“Aku akan bekerja menjadi asisten pribadimu sayang,” ucap Laura sungguh-sungguh.Awalnya Laura meminta sang suami untuk cuti selama satu bulan penuh setelah pulang dari rumah sakit, tapi David menolaknya karena tidak bisa mempercayakan sepenuhnya hanya pada bawahan di kantor termasuk Joe dan Alex.Tetap saja dirinya harus ikut turun tangan dalam mengelola perusahaan sendiri. Saat ini mereka sedang berada di ruang keluarga karena menunggu Pak Hotman membawa kabar dari pengacara baru Edward. “Tidak usah sayang, nanti biar Ryan saja yang membantu mengingatkanku untuk istirahat siang, dan pertemuan di luar kantor ataupun peninjauan proyek biar semntara di lakukan oleh Joe.”Sang istri tidak boleh kelelahan, wanitanya harus tetap sehat agar kuat menjaga tiga orang yang masih sangat membutuhkan Laura.“Tidak sayang, pokoknya aku m