“Daviiiiiiiiiid, aku sangat membencimu. Arrrrrrrrrgggggggggg!” Teriaknya kencang seperti orang gila.“Kamu yang mengkhianati aku dengan menjadi pe**c*r hingga membuatku jijik dan menyesal mengenalmu, tapi kamu sendiri yang mati-matian berjuang seolah kamu adalah korbannya.”Saat David hendak menampar Linda, Laura menghentikannya.“Jangan lakukan itu sayang, kita punya anak perempuan,” ucap Laura berbisik dengan mata berkaca-kaca.Malu sudah pasti dirinya sangat malu dengan kejadian ini, tapi sebagai sesama wanita Laura mengerti betul bagaimana rasanya dibalas dan dibongkar aibnya di depan umum.“Kamu punya aib yang lebih besar lengkap dengan kejahatan yang melanggar hukum, sekali lagi kamu berani menyentuh kehidupan kami lagi maka aku bersumpah tidak akan pernah mengampunimu!”David berlalu dari tempat itu, karena dia yakin betul kalau tak ada gunanya meladeni perdebatan dengan manusia tak punya hati seperti Linda.Saat David sudah pergi seorang wanita mendekati Linda dan memilih leb
"Gawat Tuan, di lapangan sedang kehabisan bahan baku! Stok perusahaan menipis dan hampir habis," ucap Ryan saat bosnya baru saja memasuki ruangan megah tersebut."Maksud kamu apa sih Ryan? Di mana kekurangan bahan baku? Dan kenapa bisa terjadi? Bukankah kita punya stok bahan baku yang melimpah?" tanya David.Semua yang terjadi benar-benar di luar kendali mereka, dan selama ini belum pernah David sampai kehabisan stok bahan baku seperti ini.Ryan pun menceritakan semua yang dia ketahui dari bagian produksi, bahkan tadinya mereka hendak menemui David tapi dilarang oleh Ryan.Sebab Ryan belum berani memastikan apakah David dalam keadaan keadaan sehat ataupun tidak.Jujur saja semenjak atasannya menderita penyakit mematikan, Ryan sama sekali tidak ingin membebankan David dengan berbagai macam masalah yang ada di kantor.Dia dan Joe sebisa mungkin membereskan semuanya tanpa melibatkan David, tapi untuk kali ini dirinya tidak bisa tinggal diam ketika mencurigai Sesuatu terjadi di luar sana.
“Kalian harus bertanggung jawab atas kematian Papaku,” ulang wanita itu lagi menatap tajam ke arah David dan Laura.Lalu disusul oleh Ryan dan lelaki tua pemilik stasiun TV yang berhasil ditutup permanen oleh Joe atas perintah David.“Bicara apa orang ini? Tidak sopan!” bentak David kesal.Wanita itu kembali menangis histeris dan tetap menyalahkan David atas kepergian sang papa karena penyakit jantung yang diderita papanya kambuh setelah mendapat kabar stasiun TV yang dibangunnya dengan susah payah tak mendapatkan izin tayang lagi.“Maafkan istri saya Tuan,” sesal sang suami. “Dia sangat mengidolakan Rosalinda sejak dulu jadi dia akan melakukan apapun untuk idolanya,” sambung pria tua itu lagi.“Termasuk melukai kami dan menyebar berita bohong tentang kami. Kenapa bisa anda menikahi wanita tak punya otak dan hati ini?” Kalimat pedas David semakin membuat wanita itu mengamuk, dia berusaha meraih Laura untuk dipukulnya, beruntung David berhasil menghempas tangan wanita itu sebelum sem
“Dikaaaaaa kenapa?” teriak Dita sambil berlari dengan satu tangan memegang alat jantung di dadanya.Dia bahkan mendahului kedua orang tuanya hanya untuk segera menjadi orang pertama yang mengetahui keadaan adik kembarnya.Rambut panjangnya yang dikuncir seperti ekor kuda ikut menari seiring kecepatan sang gadis dalam berlari.Dita mendorong paksa pintu kamarnya.Braaak“Maaaa.” tunjuknya ke arah ranjang saat dia memilih mematung di dekat pintu kamarnya.Dika sedang terisak dalam tidurnya, mungkin ini hal pertama untuk David hingga dia sangat panik tapi bagi Laura sudah terbiasa sang anak menangis dalam tidurnya.“Sayang, anak Mama ganteng, bangun yuk nak,” ucap Laura lembut sambil mengusap pipi sang anak.Dika perlahan membuka matanya, saat melihat sang mama baik-baik saja seketika Dika memeluk Laura dengan erat. Tangisnya kembali pecah seiring dengan erat dan hangatnya dekapan sang mama.Dita memeluk David dan dia ikut menangis melihat Dika seperti ini.Ada rasa bersalah di dalam hat
“Mama seperti bidadari kata Papa,” ucap Dita mengadukan sang papa.Laura mengernyit heran, dari mana Papa bisa tahu Papa seperti bidadari, memangnya Papa punya mata batin untuk melihat Mama?” tanyanya.Si sulung menepuk jidatnya, dia merasa telah melakukan kesalahan besar untuk hari ini, tapi tatapan sang mama membuat Dita tak punya alasan berbohong.“Sebetulnya tidak boleh bilang sama Papa, tapi berhubung Dita takut sama Mama jadi Dita akan bilang kalau tadi mengintip saat Mama ganti pakaian,” ucapnya jujur.“Dasar mulut ember, nanti aku bilangin sama Papa ya,” sambar Dika yang masuk ke dalam kamar sang mama bersamaan dengan pengakuan Dita.Baru saja Laura hendak menegur Dita terpaksa diurungkan karena Monica masuk ke dalam kamarnya.“Ayo sayang, biar tidak terlalu siang, nanti panas kasihan Dita dan Dika,” ajak Monica pada calon menantunya.“Baik Tante,” jawab Laura.Mereka pun turun ke lantai satu dengan menggunakan lift, lalu menuju ke dalam mobil yang sudah disiapkan. David tak
Esok harinya, David yang baru saja tiba di kantor langsung mendapat berita buruk dari Joe dan Ryan.“David, pemasok bahan baku kita ditemukan tewas mengenaskan,” ucap Joe.Mata David membulat sempurna, sebab baru dua hari yang lalu pria itu menghubungi David tapi ditolaknya setelah Joe dan Ryan berhasil mencari tahu penyebab dia tidak mengirim bahan baku hingga membuat produksi di perusahaan sempat terhambat."Aku yakin ini ulah Edward," tebak Joe."Jangan fitnah Bos," sahut david."Ck." Joe berdecak, "kamu seperti tidak tahu saja kelakuan bocah tua nakal itu, makanya kita harus segera mengumpulkan bukti untuk menjeratnya dengan hukuman seumur hidup. Berhenti kasihan pada dia yang tak pernah kasihan pada orang lain, bahaya dia kalau lama hidup di dunia ini!” seru Joe tegas.David menghela nafas panjang, “aku hanya takut kalau menaikan kasus Laura justru Mama yang ikut ditahan. Laura pun tidak mungkin setuju kalau seperti itu,” tutur David.“Ini harus dibahas dengan pak Hotman Tuan,
“Ya Tuhanku, ini istrinya siapa sebenarnya?” Dita yang duduk di atas meja makan sudah seperti orang kesurupan melihat makanan yang disodorkan sang mama.David baru turun dari lantai tiga tapi bisa melihat kegaduhan yang ada, sang papa tampan yang tadinya niat mengambil lembur harus membatalkan niatnya hanya karena pengganti Ryan tidak tahu aturan yang berlaku di kantor itu.“Kenapa sih sayang? Ini istri Papa, apa yang sudah dilakukan istri Papa pada gadis kecil super bawel ini?”David mengecup pipi kedua anaknya secara bergantian lalu duduk di tempatnya sambil menunggu jawaban dari sang anak.“Salah siapa tidur sampai sore, bangun-bangun minta mie instan,” jawab Laura.“LIhatlah Pa.” tunjuk Dika pada makanan di depannya.“Memangnya ada yang salah?” sang mama kembali bertanya, membuat kedua anaknya membuang nafas kasar.“Ma, kalau mie ya mie, tidak pakai nasi Ma,” ucap si sulung sambil menahan kesal.Laura tersenyum, “tapi dulu di kampung, setiap kali Mama mau mie instans pasti dimaka
"Kapan semua pekerjaan ini selesai? Rasanya aku sangat kewalahan bila tidak ada Ryan yang mendampingiku di sini," gumamnya pada diri sendiri.Pria itu mulai memijat kepalanya yang berdenyut. Sudah beberapa jam lamanya dia berada di dalam ruangan berniat menyelesaikan semua berkas yang ada di atas mejanya, tapi tidak terselesaikan juga.Sedangkan di luar ruangan kini Lisa menatap ke arah ruangan bosnya yang sejak tadi pagi pria tampan itu tidak keluar dari dalam ruang kerjanya.Bahkan untuk sekedar makan siang pun pria itu mendapat kiriman dari rumahnya dan meminta OB di kantor itu yang melayaninya bukan Lisa."Ngapain saja ya kira-kira dia di dalam? Kok bisa-bisanya tidak keluar sama sekali. Atau aku bawakan minuman saja, siapa tahu dengan begitu dia tidak jutek lagi padaku," ucapnya pada diri sendiri setelah merasa idenya sangat brilian.Lisa pun menuju ke pantry untuk membuatkan teh hangat dan mengambilkan camilan kesukaan bosnya. Ini adalah hal yang paling dia ingat dari pesan yang