Sore harinya David dan Laura terpaksa pergi ke salah satu Mall yang ada di Kota New Capitol.Hal ini terpaksa dijalani karena tadi siang dirinya tak sempat pulang sesuai rencana, sebab pihak kepolisian meminta David datang untuk mengurus laporannya terhadap Nando."Jadi gimana urusannya dengan Nando? Aku tak menyangka Edward sejahat itu," ucap Laura sendu.Hatinya sakit sekali saat sang suami berkata jujur mengenai kejahatan yang hampir berhasil dilakukan oleh Edward dan Nando."Semua sudah beres sayang, kamu tak perlu mengkhawatirkan itu. Tapi janji ya jangan pernah memberi tahu Mama soal ini," pinta David.Dirinya hanya takut sang mama berbuat nekat menemui Edward, karen apria tidak tahu malu itu sudah lancang mau mencelakakan David."Iya sayang, janji," sahut Laura.David menggenggam erat tangan calon istrinya, saat ini mereka diantar oleh sopir pribadi David. Harusnya sih mereka bisa datang besok siang, hanya saja David sedikit sibuk di kantor sebelum nanti akan mengambil cuti pa
“Daviiiiiiiiiid, aku sangat membencimu. Arrrrrrrrrgggggggggg!” Teriaknya kencang seperti orang gila.“Kamu yang mengkhianati aku dengan menjadi pe**c*r hingga membuatku jijik dan menyesal mengenalmu, tapi kamu sendiri yang mati-matian berjuang seolah kamu adalah korbannya.”Saat David hendak menampar Linda, Laura menghentikannya.“Jangan lakukan itu sayang, kita punya anak perempuan,” ucap Laura berbisik dengan mata berkaca-kaca.Malu sudah pasti dirinya sangat malu dengan kejadian ini, tapi sebagai sesama wanita Laura mengerti betul bagaimana rasanya dibalas dan dibongkar aibnya di depan umum.“Kamu punya aib yang lebih besar lengkap dengan kejahatan yang melanggar hukum, sekali lagi kamu berani menyentuh kehidupan kami lagi maka aku bersumpah tidak akan pernah mengampunimu!”David berlalu dari tempat itu, karena dia yakin betul kalau tak ada gunanya meladeni perdebatan dengan manusia tak punya hati seperti Linda.Saat David sudah pergi seorang wanita mendekati Linda dan memilih leb
"Gawat Tuan, di lapangan sedang kehabisan bahan baku! Stok perusahaan menipis dan hampir habis," ucap Ryan saat bosnya baru saja memasuki ruangan megah tersebut."Maksud kamu apa sih Ryan? Di mana kekurangan bahan baku? Dan kenapa bisa terjadi? Bukankah kita punya stok bahan baku yang melimpah?" tanya David.Semua yang terjadi benar-benar di luar kendali mereka, dan selama ini belum pernah David sampai kehabisan stok bahan baku seperti ini.Ryan pun menceritakan semua yang dia ketahui dari bagian produksi, bahkan tadinya mereka hendak menemui David tapi dilarang oleh Ryan.Sebab Ryan belum berani memastikan apakah David dalam keadaan keadaan sehat ataupun tidak.Jujur saja semenjak atasannya menderita penyakit mematikan, Ryan sama sekali tidak ingin membebankan David dengan berbagai macam masalah yang ada di kantor.Dia dan Joe sebisa mungkin membereskan semuanya tanpa melibatkan David, tapi untuk kali ini dirinya tidak bisa tinggal diam ketika mencurigai Sesuatu terjadi di luar sana.
“Kalian harus bertanggung jawab atas kematian Papaku,” ulang wanita itu lagi menatap tajam ke arah David dan Laura.Lalu disusul oleh Ryan dan lelaki tua pemilik stasiun TV yang berhasil ditutup permanen oleh Joe atas perintah David.“Bicara apa orang ini? Tidak sopan!” bentak David kesal.Wanita itu kembali menangis histeris dan tetap menyalahkan David atas kepergian sang papa karena penyakit jantung yang diderita papanya kambuh setelah mendapat kabar stasiun TV yang dibangunnya dengan susah payah tak mendapatkan izin tayang lagi.“Maafkan istri saya Tuan,” sesal sang suami. “Dia sangat mengidolakan Rosalinda sejak dulu jadi dia akan melakukan apapun untuk idolanya,” sambung pria tua itu lagi.“Termasuk melukai kami dan menyebar berita bohong tentang kami. Kenapa bisa anda menikahi wanita tak punya otak dan hati ini?” Kalimat pedas David semakin membuat wanita itu mengamuk, dia berusaha meraih Laura untuk dipukulnya, beruntung David berhasil menghempas tangan wanita itu sebelum sem
“Dikaaaaaa kenapa?” teriak Dita sambil berlari dengan satu tangan memegang alat jantung di dadanya.Dia bahkan mendahului kedua orang tuanya hanya untuk segera menjadi orang pertama yang mengetahui keadaan adik kembarnya.Rambut panjangnya yang dikuncir seperti ekor kuda ikut menari seiring kecepatan sang gadis dalam berlari.Dita mendorong paksa pintu kamarnya.Braaak“Maaaa.” tunjuknya ke arah ranjang saat dia memilih mematung di dekat pintu kamarnya.Dika sedang terisak dalam tidurnya, mungkin ini hal pertama untuk David hingga dia sangat panik tapi bagi Laura sudah terbiasa sang anak menangis dalam tidurnya.“Sayang, anak Mama ganteng, bangun yuk nak,” ucap Laura lembut sambil mengusap pipi sang anak.Dika perlahan membuka matanya, saat melihat sang mama baik-baik saja seketika Dika memeluk Laura dengan erat. Tangisnya kembali pecah seiring dengan erat dan hangatnya dekapan sang mama.Dita memeluk David dan dia ikut menangis melihat Dika seperti ini.Ada rasa bersalah di dalam hat
“Mama seperti bidadari kata Papa,” ucap Dita mengadukan sang papa.Laura mengernyit heran, dari mana Papa bisa tahu Papa seperti bidadari, memangnya Papa punya mata batin untuk melihat Mama?” tanyanya.Si sulung menepuk jidatnya, dia merasa telah melakukan kesalahan besar untuk hari ini, tapi tatapan sang mama membuat Dita tak punya alasan berbohong.“Sebetulnya tidak boleh bilang sama Papa, tapi berhubung Dita takut sama Mama jadi Dita akan bilang kalau tadi mengintip saat Mama ganti pakaian,” ucapnya jujur.“Dasar mulut ember, nanti aku bilangin sama Papa ya,” sambar Dika yang masuk ke dalam kamar sang mama bersamaan dengan pengakuan Dita.Baru saja Laura hendak menegur Dita terpaksa diurungkan karena Monica masuk ke dalam kamarnya.“Ayo sayang, biar tidak terlalu siang, nanti panas kasihan Dita dan Dika,” ajak Monica pada calon menantunya.“Baik Tante,” jawab Laura.Mereka pun turun ke lantai satu dengan menggunakan lift, lalu menuju ke dalam mobil yang sudah disiapkan. David tak
Esok harinya, David yang baru saja tiba di kantor langsung mendapat berita buruk dari Joe dan Ryan.“David, pemasok bahan baku kita ditemukan tewas mengenaskan,” ucap Joe.Mata David membulat sempurna, sebab baru dua hari yang lalu pria itu menghubungi David tapi ditolaknya setelah Joe dan Ryan berhasil mencari tahu penyebab dia tidak mengirim bahan baku hingga membuat produksi di perusahaan sempat terhambat."Aku yakin ini ulah Edward," tebak Joe."Jangan fitnah Bos," sahut david."Ck." Joe berdecak, "kamu seperti tidak tahu saja kelakuan bocah tua nakal itu, makanya kita harus segera mengumpulkan bukti untuk menjeratnya dengan hukuman seumur hidup. Berhenti kasihan pada dia yang tak pernah kasihan pada orang lain, bahaya dia kalau lama hidup di dunia ini!” seru Joe tegas.David menghela nafas panjang, “aku hanya takut kalau menaikan kasus Laura justru Mama yang ikut ditahan. Laura pun tidak mungkin setuju kalau seperti itu,” tutur David.“Ini harus dibahas dengan pak Hotman Tuan,
“Ya Tuhanku, ini istrinya siapa sebenarnya?” Dita yang duduk di atas meja makan sudah seperti orang kesurupan melihat makanan yang disodorkan sang mama.David baru turun dari lantai tiga tapi bisa melihat kegaduhan yang ada, sang papa tampan yang tadinya niat mengambil lembur harus membatalkan niatnya hanya karena pengganti Ryan tidak tahu aturan yang berlaku di kantor itu.“Kenapa sih sayang? Ini istri Papa, apa yang sudah dilakukan istri Papa pada gadis kecil super bawel ini?”David mengecup pipi kedua anaknya secara bergantian lalu duduk di tempatnya sambil menunggu jawaban dari sang anak.“Salah siapa tidur sampai sore, bangun-bangun minta mie instan,” jawab Laura.“LIhatlah Pa.” tunjuk Dika pada makanan di depannya.“Memangnya ada yang salah?” sang mama kembali bertanya, membuat kedua anaknya membuang nafas kasar.“Ma, kalau mie ya mie, tidak pakai nasi Ma,” ucap si sulung sambil menahan kesal.Laura tersenyum, “tapi dulu di kampung, setiap kali Mama mau mie instans pasti dimaka
“Alex,” sapa Laura.Laura dan si kembar terkejut melihat Alex di rumahnya tanpa memberitahu kalau pria itu akan datang.“Papa Alex.”Si kembar berlari dan memeluk Alex yang sudah berjongkok sambil merentangkan tangannya. “Kangen Papa tauuuk,” Dita mulai memanyunkan bibirnya.Sudah lama rasanya Alex tak pernah mengunjungi keduanya membuat Dita dan Dika sangat merindukan pria tersebut.Mereka bercengkrama sebentar sembari menunggu Laura berganti pakaian. Setelah sang mama kembali dengan pakaian rumahan Laura meminta Dita dan Dika untuk tidur siang.“Janji ya Papa Alex jangan pulang dulu,” pinta Dika.“Iya janji. Papa Alex mau nginep kok di sini,” sahut Alex.“Benarkah Papa?”Dita sangat bahagia, mereka benar-benar merindukan pria tersebut.“Benar dong sayang.”Laura pun meminta kedua anaknya naik ke lantai atas, karena jam tidur siang sudah lewat.Laura mengajak Alex menuju ruang keluarga setelah meminta pelayan untuk menyiapkan minuman untuk mereka.“Kamu kenapa Lex?” tanya Laura.Ale
“Bi, saya titip mereka berdua ya.”Laura berujar pada sang kepala pelayan, dia memutuskan untuk menjemput kedua anaknya dan membawa mereka makan di restoran bersama sang papa seperti yang barusan David bilang melalui pesan singkat.David sudah membatalkan semua kegiatannya hari ini karena biar bagaimanapun dia kepikiran atas masalah Joe, pria yang selama ini selalu pasang badan untuk David.David merasa sangat bersalah karena secara tidak langsung kembali melukai perasaan Joe dengan mengingat pria itu tentang anak tak berdosa yang ada di rahim Riana.“Baik Nyonya. Anda membawa mobil sendiri?” tanya sang pelayan.“Tidak Bi, nanti dijemput sopirnya anak-anak. Oh iya kami makan siang di luar ya Bi.”Laura tidak ingin pelayan di rumahnya sibuk menyiapkan makanan sedang dirinya akan memilih untuk makan di restoran langganan Dita dan Dika.“Baik Nyonya,” jawabnya Lagi.Laura pun berpamitan untuk segera bersiap-siap. hatinya lelah dengan masalah yang ada belum lagi dia harus bicara banyak de
Laura mendekati Riana dan duduk di sampingnya. Dia memeluk Riana sambil ikut menangis mengabaikan Joe yang darahnya masih bercucuran.Mental Riana lebih penting dari pada luka di dahi Joe terlebih Riana dalam keadaan hamil yang moodnya sudah pasti naik turun.Laura tahu Riana sangat terkejut mengetahui rahasia besar ini tapi sekali lagi Laura sangat mendukung pola pikir Joe yang tak peduli anak siapa dalam rahim Riana karena dia tulus mencintai wanita ini sejak mereka masih kuliah dulu.“Maafkan Papanya anak-anak sudah melukaimu,” ucap Laura tulus setelah mengurai pelukannya.Riana masih menangis karena tak tahu aibnya ternyata sudah diketahui oleh Joe dan David, tapi tetap saja dia tak rela berbagi suami dengan wanita lain.Lalu pelayan masuk ke dalam kamar itu untuk meminta Joe ke ruang tamu karena dokter sudah datang. Sebagian pelayan datang membersihkan pecahan kaca, laura memberikan susu ibu hamil untuk Riana yang barusan kembali dibawakan sang kepala pelayan.Setelah ruangan it
“Sayang, di mana Natali dan Riana?” tanya David.Saat ini waktu sudah menunjukan pukul 07.00 waktu setempat David bersama kedua anak kembarnya sedang bersiap untuk sarapan.“Natali sudah pulang sayang, dia ada interview di kampusnya kalau Riana masih di kamar nanti biar aku bawakan sarapan ke kamarnya sambil mau ngobrol sebentar dengan dia.”Laura sangat mengerti situasi saat ini, siapapun di posisi Riana pasti sangat terpukul terlebih dia dalam keadaan hamil. Berbeda halnya dengan Margareth yang sudah melewati rasa sakit itu dan mulai berdamai dengan keadaan.“Jadi si kembar diantar siapa ke sekolah?” tanya Dita.Kemarin sebelum sang mama pergi sempat berjanji kalau hari ini mengantarkan kedua anak menggemaskan versi Dita dan Dika itu ke sekolah.Laura yang menyadarinya pun tersenyum, “kalian berangkat sama sopir dulu ya. Nanti Mama usahain jemput sepulang sekolah,” jawab Laura.“Hmmmmmm.” Dita hanya berdehem sambil mencebik. Sudah diduga pasti akan begini jadinya.“Nanti Papa yang
“Kamu tanggung jawab sayang aku takut lihat Joe marah.”David berbisik sembari memilih berdiri di belakang tubuh istrinya. Bernia untuk sembunyi tapi tingginya menjulang akan tampak jelas saat berdiri di belakang tubuh Laura yang mungil.“Ih, kamu apaan sih sayang aku juga takutlah kalau begini. Mereka mode galak. Ya ampun mimpi apa aku semalam harus terbongkar cepat seperti ini?”David enggan menimpali ucapan istrinya, ketika Laura yang memilih berdiri di belakangnya, David pun mengulang hal yang sama sampai membuat Joe makin kesal.“Berhentiiiiiii!” teriak Joe.Wajahnya memerah ditambah pengaruh minuman keras membuatnya kehilangan setengah kesadarannya.“Dan kamu!” Riana membentak suaminya dan berjalan mendekati suaminya.Plak PlakDua kali tamparan mendarat di wajah tampan Joe. Cukup keras hingga David yang mendengar tamparan itu sampai meringis.“Sejak kapan kamu mulai menyimpan rahasia dariku huh? Apa kamu bisa bayangkan hancurnya perasaanku hu, aaaarrrrggggggh!”Riana menjambak
“Jangan pernah menyebar berita yang tidak benar!” seru Natali kesal.Menyesal rasanya mengajak Riana pergi ke salon yang berujung bertemu dengan wanita sialan ini. Sejak dulu Ryan sempat meminta atali untuk akrab dengan Angel demi menghormati Laura, tapi kata hatinya tak pernah salah jika wanita ini tak layak disebut teman.Angel tertawa kecil, “coba saja minta klarifikasi dari Pak Joe. Saya sih dapat infonya begitu, pasalnya dulu sebelum Nona datang si kembar gencar menjodohkan Margareth dengan Pa Joe dan keduanya sangat dekat.”Tangan Riana mengepal di kedua sisi tubuhnya dia tak terima mendengar cerita yang bahkan Joe tak pernah menceritakan padanya soal hubungannya dulu dengan Margareth. Akan tetapi tak baik bila dia membuat kegaduhan dan meluapkan emosinya di tempat umum seperti ini. Natali yang menyadari itu pun berusaha untuk membuat Angel terlihat membual.“Kamu ada masalah apa ya dengan kami? Kami tak sekalipun pernah mengusik hidupmu apalagi sebenarnya kami tahu niatmu bek
“Permisiiiiiiiiiii.” teriak Joe.Setelah mendapat informasi dari sang kepala pelayan kalau Laura dan David pergi Joe berniat bertemu dengan si kembar yang katanya sedang belajar di perpustakaan mini yang baru dibuatkan sang papa.Dita berlari kecil untuk membukakan pintu perpustakaan agar rasa penasarannya hilang terhadap suara di depan ruang perpustakaannya.Ceklek“Papa di mana?” tanya Joe saat menyadari si cantik yang super aktif membukakan pintu.“Masa tidak tahu?”Bukannya menjawab pertanyaan Joe, Dita justru memberikan pertanyaan lain pada sang paman.“Tahu sih katanya lagi keluar,” jawab Joe datar.Dika mendekati ambang pintu setelah mendapatkan izin dari guru lesnya.“Papa sama Mama katanya nganterin suster Margareth ke rumah kami yang lama. Katanya Mama Angel ganggu suster.”PlakDita memukul kencang bibir sang adik kembar yang ternyata sangat ember. Bisa kacau kalau sampai Mama dan Papanya tahu kalau keduanya sempat menguping pembicaraan sang mama dengan sang kepala pelayan
Satu minggu berikut Dita dan Dika sudah mulai mengikuti les privat di rumahnya sendiri.Mereka lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan kecil yang berada di lantai 2 dekat dengan ruang bermain keduanya.Tetapi meskipun mereka kembar nyatanya Dita jauh lebih malas untuk belajar ketimbang adik kembarnya sendiri.Bahkan setiap kali mengikuti pelajaran maka rasa kantuk menyerang hebat padanya.Gadis kecil itu berbanding terbalik dengan sang adik kembar yang setiap kali belajar maka dia memiliki semangat berkali-kali lipat lebih banyak dari sebelumnya.Seperti saat ini tepat pukul 16.00 waktu setempat guru privat khusus untuk matematika akan datang ke rumah mereka. Ini pertama kali si kembar melakukan privat dengan guru muda yang sengaja dicarikan oleh Laura agar mampu membuat gadis kecilnya memiliki semangat yang sama seperti jagoannya.Dika sudah mandi dan rapi sejak 1 jam yang lalu, bahkan dia sangat siap untuk menerima pelajaran hari ini.Namun berbeda dengan Dita yang masih be
“Anda bicara apa Nona? Memangnya saya pernah ada hubungan apa dengan Pak Joe?” tanya Margareth tanpa menoleh ke arah Angel.Angel tertawa kecil, “semua orang juga sudah tahu kalian dekat tanpa hubungan jelas. Makanya nanti dia berencana akan mencari tahu fakta sebenarnya. Yang penting aku sudah kasih info ke kamu ya kalau Joe akan mengejarmu sampai ke ujung dunia untuk melakukan tes DNA.”Angel tak peduli apakah wanita di depannya ini terluka dengan ucapannya atau tidak. Yang jelas dia harus menemukan cara agar bisa mengambil keuntungan dari masalah yang ada.Tanpa meladeni ucapan Angel mantan pengasuh si kembar itu memilih pergi dari Mall itu dan membatalkan niatnya untuk berbelanja. Tanpa dia sadari di dalam saku Cardigan yang digunakan sudah ada alat penyadap. Angel pun bergegas pergi dan membuntuti Margareth, sebab alat itu akan bekerja di jarak tertentu saja.Wanita itu akan menghalalkan segala cara demi bisa mencari celah untuk dekat dengan David. Terlebih kehadiran Bonita meng