“Maaf kami harus segera menangani kondisi pasien, tolong keluarga pasien menunggu di luar,” ucap salah satu petugas medis yang ada di ruang rawat David.Joe mengangguk lalu merengkuh tubuh Laura dan membawanya keluar dari ruangan itu.Ryan ikut meneteskan air mata, siapapun yang tahu kondisi David sekarang pasti terkejut.“Minumlah Laura,” ucap Joe.Pria itu menjadi salah tingkah setelah ikut menutupi keadaan David yang sesungguhnya.Laura meneguk air itu, dia seperti orang yang kehilangan arah, ini benar-benar kejutan yang menyakitkan.Selama lima belas menit hening, tak ada yang bersuara, mereka masih gelisah menunggu dokter memberi kabar baik.“Dita dan Dika beberapa kali mengigau kalau Papanya dalam bahaya, aku pikir semua itu hanya karena mereka merindukan Papanya. Ternyata ikatan batin tak bisa dibohongi.”Akhirnya setelah lebih tenang Laura membuka suaranya. Giliran Joe dan Ryan deg-degan takut Laura marah pada keduanya.“Maafkan aku,” sesal Joe yang sudah duduk di samping Laur
"David, kamu di mana sayang?" tanya Monica dengan raut wajah senduWanita paruh baya itu terlihat sangat frustasi, dia merindukan sang anak yang tak kunjung bisa dihubungi.Sebab biasanya meskipun David tidak pulang ke rumahnya, setidaknya mereka masih bisa berkomunikasi lewat ponsel pintar.Akan tetapi sudah dua bulan belakangan ini Monica mencari keberadaan sang anak namun tak kunjung ia temukan.Bahkan wanita itu sempat mengira kalau David berada di rumah Laura tapi ada bukti yang mengarah ke sana.Monica juga pernah menunggu David seharian di depan kantornya, sekali lagi dia tidak menemukan keberadaan anaknya hingga membuat wanita paruh baya itu dihantam rindu yang sangat luar biasa."Sayang kamu makan dulu ya, jangan seperti ini nanti malah sakit. David pasti baik-baik saja," ucap Edward pada sang calon istri.Sudah 3 hari lamanya Monica mulai merasa tidak sehat, bahkan ketika kemarin dia pergi ke kantornya David kondisi tubuhnya sedang tidak baik-baik saja.Dan sejak pagi dia se
“Papa David, Dita kangen tahu,” ucapnya merengek.Saat ini waktu sudah menunjukan pukul 02.00 dini hari tapi kedua anak kembar itu justru tak bisa terlelap lagi. Mereka benar-benar merindukan David.“Dika juga kangen banget sama Papa David,” balas sang jagoan.David tersenyum hangat, ternyata Tuhan masih mengizinkannya untuk melihat kedua anaknya setelah operasi yang dijalani tak membuahkan hasil baik.“Papa jangan diajak bicara banyak dulu ya sayang, Papa harus banyak istirahat,” ucap Laura menegur sang anak.David menatap ke arah Laura dia kembali menggeleng seakan meminta Laura untuk tidak melarang anak-anaknya untuk ngobrol dengan nya.“Tapi kamu harus istirahat,” jawab Laura tanpa menatap ke arah David.Tadinya Laura ingin sekali merubah panggilannya menjadi sayang, tapi setelah David benar-benar siuman nyalinya menciut, ternyata Laura tak seberani itu.David tersenyum, lalu berucap, “aku juga masih kangen.”Suaranya hampir tak terdengar. Laura mengesah.Terdengar pintu ruang raw
David masuk ke dalam kamarnya, tangisnya pecah. Tapi dia tak ingin membuat Laura semakin terluka ketika harus kehilangannya. “Maafkan aku sayang, maafkan aku, hiks hiks.’Ingin sekali dia memaki dirinya sendiri karena sudah menolak wanita paling berharga dalam hidupnya.“Kamu berhak bahagia sayang, kamu harus bahagia bersama Alex. Aku tak ingin menjadi beban dalam hidupmu,” gumamnya lagi dalam isak tangisnya.Hanya pada Alex dirinya bisa menitipkan Laura dan juga kedua anaknya, bahkan David sudah berpesan pada Joe untuk memberi jabatan tinggi di kantor pada Alex bila kelak dirinya sudah kembali ke pelukan Tuhan.“Papaaaa, Papaaaaaa,” panggil si kembar disusul suara gedoran pintu kamarnya.David menghapus air matanya, dia kembali mendekati pintu kamar. Dua hari belakangan ini Dika dan Dita sudah memanggil David dengan sebutan Papa.Anak kembar itu mulai merasakan pentingnya kehadiran David dalam hidup mereka. Hanya saja yang mereka tanyakan sejak kemarin kenapa Mama dan Papanya tidak
“Loh kamu sudah sehat Vid?” tanya Joe saat melihat sahabatnya sudah berada di kantor.“Hmmmm!” sahutnya dengan bergumam.Joe yang baru tiba di kantor jujur dibuat kaget melihat David turun dari rooftop kantornya karena di sana ada landasan untuk helikopter.“Ck, kumat lagi nih orang. Harusnya belum masuk kerja sih, belum juga bawahannya sempat korupsi,” gumam Joe tapi masih didengar oleh David.David menghentikan langkahnya secara tiba-tiba hingga membuat Joe yang berjalan di belakangnya membentur punggung David.“Sialan, tulangmu bikin dahiku sakit!” seru Joe.David mengabaikan keluhan Joe lalu berucap, “Laura nembak aku,” adunya.Joe yang mendengar seketika membulatkan matanya, lalu dengan cepat memeriksa tubuh sang sahabat. "Bohong, tak ada luka sedikitpun. Jangan fitnah loh!" seru Joe kesal.Kini giliran David yang berdecak kesal. Lalu dia memilih masuk ke dalam ruangannya. Ryan menunduk memberi hormat sekaligus mengucapkan salam pada Bosnya.Joe mengekor di belakangnya."Mana mu
“Ma,” panggil David. Monica menoleh ke sumber suara, dan dia tampak sangat bahagia melihat David yang saat ini datang mengunjunginya di rumah sakit.“David, maafkan Mama sayang, hiks hiks.”David memeluk sang anak dengan erat, lalu mereka menangis bersama.“David yang harusnya minta maaf sama Mama, David tidak memperhatikan Mama lagi, kalau bukan karena Mama tidak mungkin David terlahir ke dunia ini Ma,” jawab David dalam dekapan sang Mama.Hati David berdenyut ngilu melihat kondisi sang mama sekarang, dia tahu Mamanya jahat pada Laura karena hasutan dua manusia terkutuk itu.Sejak David merubah nasib keluarganya menjadi keluarga Konglomerat, sejak saat itu juga sang mama berubah menjadi sombong dan seolah anti dengan orang miskin.Padahal dulu banyak sekali teman-temannya memandang remeh pada sang mama.“Mama sangat merindukanmu sayang, hiks hiks,” Monica kembali menangis.David tak menjawab, dia hanya ikut menangis haru. Apa jadinya sang mama bila nanti David sudah pergi dari dunia
Di tempat berbeda, kini Laura sudah memulai bisnisnya. Dia sementara hanya bergerak sebagai dropship sebagai awal memulai untuk mencari penghasilan.Di zaman yang serba online ini Laura sangat yakin kalau dirinya pasti mampu memiliki penghasil, terlebih produk yang dijualnya adalah barang branded dengan kualitas terbaik dan harga terjangkau.Kamarnya sudah di set sedemikian rupa sebagai toko online, terlihat rapi, mewah dan elegan dan pastinya tampak menarik untuk melakukan live.“Ayo Laura semangat, kamu pasti bisa mendapatkan uang,” ucapnya menyemangati diri sendiri.Air mata kembali menetes saat mengingat ucapan David seakan yang Laura butuh adalah warisan dari pria itu.Demi apapun Laura tulus karena ingin menjadi bagian untuk memberi semangat pada ayah biologis kedua anaknya.Tapi David salah paham dan menganggap dirinya sama seperti yang lain.“Ya Tuhan, semoga aku bisa mendapat rezeki lebih agar bisa menabung untuk kedua anakku. Aku juga harus memberi yang terbaik untuk mereka
“Siapa yang membeli barang secara online ini?” tanya David, saat melihat sang kepala pelayan membawa paket milik Laura.“Mama punya Pa,” sahut Dika.“Iya itu pasti dijual lagi sama Mama,” Dita menimpali.“Dijual lagi,” David membeo. “Di mana Mama kalian?” tanyanya lagi.“Di kamar Tuan,” jawab sang kepala pelayan. Baru saja wanita paruh baya itu hendak menuju ke kamar Laura, tapi David menghentikan langkahnya.“Biar saya saja Bi,” ucapnya.Lalu David meminta anak-anaknya untuk bermain dengan suster mereka, David harus bicara dengan Laura.Ini tak bisa dibiarkan begitu saja.Setelah memastikan sang anak menuju ke lantai tiga di arena bermainnya, David menuju ke lantai dua untuk menemui Laura.Pria itu membuka paksa pintu kamar Laura lalu melempar paket yang berisi 10 stel pakaian yang akan dijual secara online. Laura yang saat itu sedang melakukan live untuk menjualkan dagangannya pun terpaksa menghentikan kegiatannya, biarlah nanti dia beralasan kalau sinyal di tempatnya sangat buruk.