Jihan juga merasa situasi ini salah, jadi untuk pertama kalinya dia tidak membantah Jodie dan malah mengusulkan, "Kalau adikmu mau menikah dengan Zeno, aku akan menyuruhnya untuk ke Keluarga Naula dan melamar adikmu."Sebelum ke Medan Hitam, Jihan memang sudah berencana akan menghapus status Zeno sebagai anggota Organisasi Shallon sehingga Zeno bisa memulai hidup berkeluarga dengan damai dan tentram. Sesuai rencananya, jika memang Zeno dan Cessa saling mencintai, Jihan bisa membantu Zeno keluar dari Organisasi Shallon.Cessa sontak terkejut, dia tidak menyangka Jihan akan mengusulkan hal seperti itu. Namun, Jodie mendahuluinya angkat bicara, "Enak saja! Sekalipun adikku harus melajang seumur hidup, aku nggak akan membiarkannya menikah dengan bawahanmu! Berani-beraninya seorang pengawal ingin menjadi anggota Keluarga Naula! Itu sih ibarat burung pungguk yang merindukan bulan!"Alta sontak mengangkat alisnya. Zeno adalah anggota Organisasi Shallon dan tangan kanan Tuan Malam! Mana mungki
Sikap kakaknya yang rela tunduk pada musuh demi dirinya membuat tangisan Cessa makin menjadi. "Kenapa Kakak baik banget padaku ...."Jodie menghela napas dengan pasrah. "Yah, gimana, aku cuma punya satu adik perempuan."Mana ada adik perempuan yang melindungi kakak laki-lakinya?Itu cuma terjadi di Keluarga Naula.Sejak kecil, Cessa akan selalu ada untuk melindungi Jodie jika sampai terjadi apa-apa.Bisa dibilang, ayah mereka mendidik Cessa untuk belajar seni bela diri agar Cessa bisa melindungi kakaknya.Cessa tahu soal itu, tetapi dia tidak menyesal dan bahkan selalu mengutamakan keamanan kakaknya.Tentu saja Jodie harus membalas kebaikan hati adiknya. Jika tidak, bagaimana Jodie bisa membalas budi atas semua luka yang Cessa derita selama berlatih seni bela diri?Cessa juga berpikiran sama. Mana mungkin dia mengkhianati kebaikan hati kakaknya? "Nggak, aku nggak akan menikah dengannya."Secara keluarga saja mereka sudah tidak cocok, ditambah Zeno juga membohongi dan tidak peduli pada
Setelah mematikan tombol video interkom, Jihan yang berada di dalam rumah pun memerintahkan Paman Rudi dengan dingin, "Usir mereka, jangan sampai Tuan Besar Killian melihat mereka."Paman Rudi mengiakan dengan hormat, lalu keluar rumah dari pintu yang lain. Jihan pun berbalik badan dan kembali ke ruang tamu.Killian dan Jared sedang menikmati teh buatan Wina. "Kamu pernah belajar cara membuat teh?"Wina mengisi kembali cangkir teh Killian, lalu menggelengkan kepalanya. "Aku cuma belajar sedikit dari video, aku belum pernah resmi belajar."Ketika dia bekerja di Grup Nizari, dia bertanggung jawab menyambut para presdir perusahaan terkenal. Beberapa presdir yang sudah tua suka minum teh, jadi Wina sedikit banyak belajar dari mereka.Untuk pertama kalinya, Killian tidak meremehkan Wina dan malah berbalik memujinya, "Teh buatanmu enak juga.""Mungkin dia memang berbakat," timpal Jared."Ini karena daun tehnya yang bagus," jawab Wina sambil tersenyum.Tepat pada saat itu, Jihan yang bertubuh
Setelah keduanya makan malam, Wina meminta pelayannya untuk mengajak Gisel mandi, sementara dia duduk di sofa tunggal di luar pintu ruang kerja. Dia berpura-pura membaca sambil menguping pembicaraan antara Jihan dan Zeno di telepon."Kalau kamu memang mau menikahinya, aku akan bernegosiasi dengan Jodie."Zeno yang berada di ujung telepon sana pun langsung menolak."Nggak usah Tuan, aku nggak menyukai Cessa kok."Dia sudah bisa membayangkan ekspresi seperti apa yang akan muncul di wajah Jodie jika Jihan menegosiasikan hal ini!Dia tidak ingin Jihan sampai merendahkan harga diri dan martabatnya memohon pada Jodie demi dirinya.Lagi pula, Zeno tahu betul sifat Cessa. Setelah Cessa tahu kebohongannya, mereka tidak mungkin bisa menikah.Jadi, kenapa dia harus membiarkan Jihan tunduk pada musuh demi sesuatu yang mustahil terjadi?"Zeno, aku bisa mengeluarkanmu dari Organisasi Shallon. Kamu bisa bersama dengan siapa pun yang kamu mau tanpa harus terikat lagi dengan identitasmu. Aku juga akan
Jihan pun menurunkan Wina dan menggandeng tangan Wina, lalu mengarahkan tangan Wina untuk berpegangan pada jaring-jaring pagar pembatas.Wina refleks menoleh ke Jihan dan bertanya, "Kamu ... mau ngapain?"Jihan mulai melucuti pakaian Jihan dan bergerak mendekati punggung Wina, lalu berbisik, "Cengkeram yang kuat."Setelah itu, Jihan mematikan lampu. Seluruh ruangan menjadi gelap dan hanya ada cahaya remang-remang dari penampakan Bima Sakti di bawah kaki mereka.Wina hendak menoleh menatap Jihan, tetapi tangan Jihan yang besar mendadak mengangkat pinggang Wina sementara tangan Jihan yang satu lagi menyusup ke dalam ....Wina akhirnya tahu kenapa Jihan menyuruhnya mencengkeram pagar pembatas ini kuat-kuat. Jika dia tidak melakukannya, dia pasti akan terjatuh dengan lemas ke atas lantai ....Sebenarnya, Wina akan tetap terjatuh lemas ke atas lantai seandainya Jihan tidak memegang pinggangnya. Pria satu ini benar-benar mesum ...."Zeno nggak mau."Di saat Wina nyaris terlena, suara Jihan y
Tangan Jihan yang sedang memainkan rambut Wina sontak berhenti bergerak, dia menyadari bahwa dia baru saja menggali kuburannya sendiri."Nggak bakalan."Sayangnya, jawaban Jihan tidak terdengar meyakinkan."Kenapa nggak bakalan?"Wina mengangkat jarinya untuk mendaftar kesalahan Jihan dulu."Kamu dulu berpegangan tangan dengan Winata.""...""Kamu bahkan membawanya ke rumah sakit.""...""Lalu ...."Jihan segera menghentikan Wina. "Tadi 'kan kamu tanya apa aku akan meniduri wanita lain, aku bilang nggak bakalan dan aku juga nggak pernah melakukannya. Dulu aku begitu cuma buat bersenang-senang.""Jadi, maksudmu Zeno juga hanya bersenang-senang, tapi dia lebih menyukainya daripada kamu?" tanya Wina."Bukan begitu maksudku," jawab Jihan dengan panik. "Aku juga nggak tahu apa yang ada dalam pikiran Zeno. Lagian, kamu nggak seharusnya membandingkanku dengan Zeno."Wina mendengus dengan dingin, lalu mendorong Jihan menjauh dan berguling ke samping. Dia berbaring di tepi tempat tidur. "Sudahl
Demi menemukan Zeno, Jodie sampai mengadakan sayembara dan mengeluarkan surat perintah pencarian, tetapi sayangnya tidak kunjung ketemu. Pada akhirnya, Jodie yang marah pun memutuskan untuk ke Bundaran Blue Bay lagi dan menemui Jihan ....Begitu turun dari mobil, dia malah bertemu dengan Vian dan Valeria yang datang untuk meminta maaf. "Loh, Vian? Ngapain kamu di sini?"Vian dan Valeria menggunakan jalan lain, jadi mereka tidak melihat mobil Jodie. Seandainya mereka lihat, mereka tidak mungkin muncul di depan Jodie.Jodie sebenarnya sudah mencurigai identitas Vian. Bagaimanapun juga, dia sedang menyelidiki tentang Organisasi Shallon dan Vian berulang kali mencoba balas dendam padanya.Sekarang karena Vian tiba-tiba muncul di Bundaran Blue Bay dan bertemu dengan Jodie, Jodie pasti akan mencurigai Jihan.Valeria dan Jodie juga pernah bersitegang, tetapi belum pernah bertemu. Valeria segera meraih tangan Vian dan berkata dengan manja, "Kak Vian, Kakak bilang pemandangan di sini bagus dan
Jodie menyimpulkan bahwa kedua orang ini justru mengenal Jihan dan sangat akrab dengannya. "Vian, lebih baik jelaskan kepadaku. Kalau aku sendiri yang tahu, aku pasti akan mengungkapkan identitasmu kepada dunia!"Vian sontak menjadi agak panik, tetapi dia berusaha menjaga ekspresinya agar tetap tenang. "Jodie, memangnya kamu punya bukti kalau aku ini anggota Organisasi Shallon? Memangnya kamu pernah melihatku berinteraksi dengan mereka?"Jodie memasukkan tangannya ke dalam saku, lalu mengangkat dagunya dan menatap Vian. "Aku pernah melihat namamu di daftar anggota Organisasi Shallon."Vian pun mencibir dengan dingin, "Kamu juga anak dari keluarga bangsawan. Kamu harusnya tahu betul bahwa nama anak-anak keluarga bangsawan lainnya akan ditambahkan ke daftar anggota Organisasi Shallon sebagai pengecoh. Sekalipun namaku ada di dalam daftar yang kamu lihat, bagaimana bisa kamu yakin aku ini anggota Organisasi Shallon?"Organisasi Shallon cukup berhati-hati dalam melakukan segala sesuatu. Na