Share

Bab 5

Penulis: Coklat Panas
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-19 18:18:28
Winata memperkenalkan diri dan mengucapkan beberapa kata, lalu mengikuti Hani ke ruang kantor CEO sambil mengait lengan Jihan.

Vivi terus melihat mereka berdua dengan ekspresi iri di wajahnya dan berkata, "Hari ini pertama dia menjabat, Pak Jihan secara pribadi mengantarnya. Apakah ini yang dinamakan keromantisan antara bos dan istri manisnya?"

Yuna meletakkan tangannya di bahu Vivi dan berkata, "Kamu nggak ngerti. Setelah kembali, dia langsung jadi CEO. Para pemegang saham perusahaan ini pasti nggak akan senang. Jadi, hari pertama menjabat, Pak Jihan secara pribadi mengantarnya hanya untuk memberi tahu para pemegang saham itu bahwa Keluarga Lionel mendukungnya di belakang!"

Vivi meletakkan tangan kecilnya di dagu dan terlihat sangat iri sambil berkata, "Ternyata ingin membantu 'istri' kecilnya, ya. Pak Jihan sungguh penyayang."

Yuna juga merasa iri dan berkata, "Kalau dia bukan putri direktur utama, mana mungkin pria berkuasa di Kota Aster tertarik padanya."

Vivi menggelengkan kepalanya karena tidak setuju. "Bu Winata sangat baik, berpendidikan tinggi dan cantik. Ngomong soal wajah ...." Vivi menoleh ke Wina dan lanjut berkata, "Menurutku, Wina mirip dengan CEO baru kita, 'kan?"

Yuna juga ikut menoleh dan berkata, "Eh, benar juga. Sekilas terlihat agak mirip, tapi menurutku Wina lebih baik!"

"Kalian jangan asal bicara," ujar Wina dengan wajah pucat. Dia lalu bangkit dan pergi ke toilet.

Melihat Wina yang berjalan pergi itu, Vivi sedikit khawatir dan bertanya, "Wina kenapa?"

"Mungkin cemburu karena wajahnya mirip dengan CEO itu, tapi kehidupan mereka berbeda!" cibir Yuna.

Vivi tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia tahu Yuna selalu bermuka dua, jadi dia merasa lebih baik tidak mengatakan apa pun lagi padanya.

Di toilet. Wina segera mengeluarkan obat jantungnya untuk menekan rasa sakit. Dia menelan obat itu tanpa minum air.

Setelah menenangkan diri cukup lama, dia menyalakan keran, membilas wajahnya dengan air dingin, lalu menatap dirinya di cermin.

Dia disiksa oleh penyakit, wajahnya pucat, tubuhnya sakit-sakitan dan lemah. Sedangkan Winata ....

Saat Wina termenung, terdengar pintu toilet dibuka dan Winata yang mengenakan hak tinggi itu berjalan masuk.

Wajahnya halus dan lembut, putih dan kemerahan, seluruh tubuhnya memancarkan kemuliaan dan keanggunan. Selain itu, dia juga berpendidikan tinggi. Kecantikan dan kecerdasan itu tidak akan pernah bisa ditandingi oleh Wina.

Ketika mata mereka saling bertemu, Wina tiba-tiba merasa sedikit rendah diri. Wina dengan cepat menundukkan kepalanya, mengambil tisu secara buru-buru, lalu berbalik dan hendak pergi.

"Tunggu sebentar."

Winata tiba-tiba menghentikannya.

Jantung Wina langsung berdebar kencang dan dia membeku di tempat seolah-olah telah melakukan kesalahan.

Jelas-jelas dia hanya korban yang dijadikan sebagai pengganti. Jelas-jelas dia tidak berbuat apa-apa, tetapi dia tetap merasa malu di hadapan Winata.

Winata menghampiri Wina dan tersenyum lembut sambil berkata padanya, "Kamu adalah asisten yang di kantor CEO, 'kan?"

Wina menekan kekacauan di hatinya. Sambil menunduk, dia mengangguk ke Winata dan menjawab, "Ya."

Winata melihat jam tangannya, lalu berkata kepada Wina, "Tiga puluh menit lagi aku akan mengadakan rapat umum bersama pemegang saham. Bisa tolong buatkan aku kopi dan antarkan ke kantor CEO?"

Wina tahu Jihan masih berada di ruang kantor CEO dan ingin menolak, tetapi dia belum mengundurkan diri, jadi masih harus melakukan apa yang diperintahkan atasannya.

Wina tidak punya pilihan selain menganggukkan kepala dan setuju. Dia berpikir, dia akan membuatkan kopi itu, lalu meminta Vivi atau yang lainnya untuk mengantar kopi itu ke Winata.

Setelah berterima kasih, Winata berjalan keluar dengan ekspresi dan aura seperti seorang CEO.

Kepercayaan diri dan kecantikan Winata sangat kontras dengan Wina.

Wina yang sedang sakit itu seperti versi palsu Winata. Hal ini membuat Wina merasa dirinya tidak berharga.

Wina diam ditempat, linglung sejenak. Setelah menenangkan diri, dia keluar dari toilet dan langsung menuju ke pantri kantor.

Setelah membuatkan kopi untuk Winata sesuai selera direktur utama, Wina hendak meminta Vivi dan yang lainnya untuk membantu mengantarkan kopi ke kantor CEO.

Namun, mereka semua sudah dipanggil untuk membereskan ruang rapat. Oleh karena itu, Wina harus mengantarkan kopi tersebut sendiri.

"Masuk," ujar Winata dengan lembut dari dalam.

Wina tahu bahwa dia akan canggung ketika masuk ke dalam.

Setelah mempersiapkan diri dan mengumpulkan keberanian, Wina akhirnya membuka pintu dan berjalan masuk.

Saat pintu terbuka, dia melihat Winata duduk di pangkuan Jihan.

Meskipun Wina sudah siap secara mental, ketika melihat pemandangan itu, tangannya yang memegang kopi itu mendadak gemetar sejenak.

Wina yang takut ketahuan segera menunduk. Dia pura-pura tidak peduli dan berkata, "Bu Winata, kopi Anda sudah siap."

Winata terlihat sedikit malu, lalu berkata pada Wina, "Taruh saja di sana."

Wina mengangguk, meletakkan kopi di meja, lalu berbalik dan berjalan keluar tanpa melihat ke arah Jihan sama sekali.

Setelah meninggalkan kantor CEO, kaki Wina terasa lemas. Dia berpegangan pada dinding untuk mendapatkan sedikit keseimbangan.

Posisi itu adalah posisi favorit Jihan. Wina juga pernah duduk di pangkuan Jihan.

Meskipun sekarang mereka tidak melakukan apa pun, pikiran Wina dipenuhi dengan gambaran mereka berdua saling menggosok telinga.

'Posisi yang digunakan padaku, mungkin juga akan digunakan pada Winata.'

'Salah, lebih tepatnya, posisi yang digunakan padaku, Jihan pasti sudah pernah menggunakannya pada Winata.'

'Aku hanya dianggap sebagai pengganti saja ....'

Bab terkait

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 6

    Sambil menahan rasa sakit jantungnya, Wina berjalan kembali ke tempat kerjanya.Wina ingin segera mengundurkan diri. Dia tidak ingin di sisa waktunya, setiap hari melihat dua orang itu bermesraan.Selain itu, dia juga takut tidak kuat menahan diri untuk bertanya pada Jihan mengapa dirinya dijadikan sebagai pengganti.Setelah menulis surat permohonan pengunduran diri, Wina menemui Hani yang merupakan kepala asisten untuk meminta persetujuan.Hani tidak memiliki kesan yang baik terhadap Wina. Oleh karena itu, setelah mengetahui Wina ingin mengundurkan diri, dia hanya berbasa-basi sebentar, lalu menyetujui hal tersebut.Proses pengunduran diri memakan waktu satu bulan, jadi Wina tidak bisa langsung pergi begitu saja. Wina pun mengambil cuti tahunan setengah bulan terlebih dahulu.Wina sudah bekerja di Perusahaan Krisan selama lima tahun dan memiliki cuti tahunan 15 hari. Mengambil semua masa cutinya sebelum mengundurkan diri merupakan hal yang normal.Melihat Wina begitu ingin mengambil c

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 7

    Setelah Jihan pergi, Emil baru menyadari bahwa dia adalah putra kedua dari Keluarga Lionel. Emil langsung melepaskan Wina dan mengejar Jihan untuk menyapa.Akan tetapi, Jihan langsung masuk dan menutup pintu mobil dengan keras. kemudian, belasan mobil mewah yang berhenti di luar itu melaju pergi.Pengejaran yang sia-sia. Emil hendak kembali mencari Wina, tetapi dia melihat Wina sudah melarikan diri dengan masuk ke dalam lift.Emil menyentuh bibirnya yang baru mencium wajah Wina itu. Matanya memancarkan kegembiraan bagaikan serigala yang ingin menangkap mangsa."Jovin, selidiki alamatnya," perintah Emil."Ya," jawab Jovin Liman yang mengikuti di belakangnya.Setelah sampai di rumah, Wina meletakkan tas, duduk di sofa dan termenung.Dia terbangun dari lamunannya ketika ponselnya berdering.Setelah mengeluarkan ponsel dari tas, Wina mengernyit ketika melihat nama panggilan di layar ponselnya itu.'Kenapa Daris meneleponku?'Wina ragu-ragu sejenak, lalu mengangkat panggilan itu, "Pak Daris

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 8

    Emil tidak memedulikan perasaan Wina dan langsung menanggalkan piamanya.Ketika tangan dingin dan menjijikan itu menyentuh punggung bawahnya, Wina sangat ketakutan hingga berteriak."Emil!"Suara pekikan itu sangat mengganggu. Namun, tangan Emil hanya berhenti sejenak, dia lanjut menarik celana dalam Wina.Wina serasa ingin membunuhnya pun mengancam, "Emil, kalau hari ini kamu berani menodaiku, besok aku akan pergi ke pengadilan untuk menuntutmu!"Tangan Emil berhenti lagi. Dia seperti mendengar sebuah lelucon sampai tidak bisa menahan diri untuk mencibir, "Aku nggak takut polisi, apa akan mungkin takut kamu menuntutku?"Wina mengepalkan tangannya dan menggertakkan gigi, lalu berkata, "Aku tahu Keluarga Rinos punya latar belakang yang kuat, tapi sekarang zaman media. Kalau menggunakan kekuatanmu untuk menyelesaikan masalah, aku akan langsung melapor perbuatanmu ke media massa!"Emil hanya mengangkat alisnya dan terlihat tidak peduli, lalu berkata, "Oke, kamu bisa mengekspos perbuatanku

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 9

    Wina berencana mengundurkan waktu sampai tiga bulan karena pada saat itu dia sudah tidak berada di dunia. Keinginan Emil untuk menidurinya pun akan menjadi sia-sia.Namun, Emil malah memperpendek waktunya menjadi tiga hari. Wina sulit menerima hal ini.Saat Wina hendak mengatakan sesuatu, Emil tiba-tiba melepaskannya.Setelah mendapatkan kebebasan itu, Wina menelan kembali apa yang ingin dia katakan. Dia berpikir setidaknya malam ini sudah terlepas dari niat jahat Emil."Sayang." Emil membungkuk dan mencium pipi Wina, lalu lanjut berkata, "Kalau begitu, hari ini aku pulang dulu. Tiga hari lagi, aku akan datang menjemputmu."Sambil menutupi pipi yang dicium Emil itu, Wina sebenarnya merasa sangat merasa mual. Namun, di depan Emil, Wina menahan dirinya dan mengangguk patuh.Melihat sikap Wina yang sangat patuh itu, Emil pun melepaskannya dan berjalan ke arah pintu.Begitu tiba di depan pintu, langkah Emil tiba-tiba berhenti."Oh ya!" seru Emil sambil berbalik dan menatap Wina. "Sayang, n

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 10

    Setelah melakukan cukup banyak persiapan, Wina masuk ke sebuah mobil Maybach. Dia dijemput oleh asisten Emil yang bernama Jovin.Wina mengira Jovin akan langsung mengantarnya ke rumah Emil. Dia tidak menyangka Jovin membawanya ke mal dan masuk ke salon.Rambut Wina yang sepanjang pinggang itu ditata ke atas. Sanggul modern. Wajahnya dirias dengan tipis, tetapi sangat indah. Tubuhnya mengenakan gaun malam mahal yang seakan disiapkan khusus untuknya. Sangat sempurna. Selain itu, lehernya mengenakan kalung berlian seharga puluhan miliar. Semua ini membuat sosok Wina tampak elegan.Ketika becermin, Wina merasa sangat aneh. Yang dipantulkan cermin itu seperti bukan dirinya, melainkan seperti Winata.Jika Jihan melihat dirinya seperti ini, Jihan mungkin akan mengira dia sengaja meniru Winata.Memikirkan hal itu, Wina hanya bisa mentertawakan dirinya sendiri.Setelah transformasi selesai, Jovin segera mengantar Wina ke sebuah bar.Bar yang didatangi Wina ini merupakan bar termahal di Kota Ast

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 11

    "Pak Jihan, perkenalkan ini pacarku, Wina Septa."Wina tertegun sejenak ketika Emil langsung memperkenalkan dirinya kepada Jihan.Wina tidak menyangka status yang selama ini dia harapkan justru diberikan oleh pria mesum ini. Sedangkan pria yang dia rindukan hanya menggoyangkan gelas anggur tanpa melihat ke arahnya.Sikap Jihan seperti semua yang terjadi di tempat itu tidak ada hubungan dengan dirinya. Sikap yang sungguh dingin dan tak berperasaan.Melihat Jihan tidak tertarik sama sekali, Emil segera mengangkat dagu Wina sambil berkata, "Pak Jihan, lihatlah, dia mirip dengan Winata, 'kan?"Hari ini Emil pergi ke Grup Nizari untuk mendiskusikan sebuah proyek. Di sana, dia bertemu dengan Winata yang terlihat sangat mirip dengan Wina.Setelah mencari informasi, Emil mengetahui Winata baru saja pulang dari luar negeri dan merupakan wanita yang dekat dengan Jihan.Kemudian, Emil buru-buru pergi ke Grup Lionel. Dengan menggunakan wajah Wina yang mirip dengan Winata, Emil pun berhasil mengund

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 12

    Wina mengira Emil dan Jihan sudah saling akrab. Dia tidak menyangka bahwa Jefri Lionel yang memperkenalkan mereka berdua.Wina menyadari tujuan Emil membawanya ke perkumpulan ini tidak hanya untuk bertemu dengan beberapa teman, tetapi juga untuk mendapatkan proyek dari Jihan.Situasi ini sedikit menguntungkan bagi Wina karena pasti butuh waktu untuk membicarakan proyek bisnis. Dengan begitu, dia masih punya waktu memikirkan cara untuk melepaskan diri dari tangan Emil.Menyadari hal tersebut, Wina yang dari tadi tegang berubah menjadi sedikit santai.Tepat ketika dia menghela napas lega, Emil di samping tiba-tiba mengangkat dagunya sambil berkata, "Habiskan."Wina tidak bisa pura-pura bodoh lagi, jadi dia pun mengambil gelas anggur itu dan langsung meneguk habis semua isinya.Wina jarang minum karena Jihan tidak suka bau alkohol.Langsung meneguk habis segelas anggur dengan kadar alkohol tinggi membuat Wina tersedak sampai mengeluarkan air mata.Melihat ini, Emil segera memeluknya sambi

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 13

    "Sekarang kita ambil undian. Yang satu tim pindah tempat duduk, nggak boleh bersebelahan, ya."Yeni meletakkan undian kertas tersebut di atas meja. Orang yang dengan nomor sama akan menjadi satu tim.Permainan pertama ada empat orang, sisanya menunggu giliran. Oleh karena itu, orang yang mendapat angka satu dan dua akan bermain dahulu.Wina tidak begitu beruntung, dia mendapat angka dua.Matanya melirik ke seberang dan melihat Jihan mendapat angka satu yang merupakan tim lawannya.Ketika Yeni juga mendapat angka satu, dia pun melirik Wina dan berpikir akan menyusahkan Wina nanti."Angka dua yang satu lagi siapa yang dapat?"Jefri ragu sejenak, lalu membuka kertas di tangannya.Dia tersenyum pada Wina dan berkata, "Aku nggak begitu pandai main, jadi aku akan mengandalkanmu."Wina hanya meresponsnya dengan senyuman yang sangat canggung.Wina sebenarnya adalah gadis baik-baik, dia jarang memainkan permainan kartu semacam ini.Sebelumnya, Yeni menjelaskan aturan permainan dengan sangat cep

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19

Bab terbaru

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1552

    Lama sekali Jodie hanya tertegun setelah menerima berita kematian Wina, tetapi akhirnya bergegas dan mengantar kepergian Wina ke tempat peristirahatan terakhirnya. Setelah semua orang meninggalkan pemakaman, Jodie mengelus batu nisan Wina dengan penuh rindu."Wina."Jodie perlahan berjongkok sambil bertopang pada batu nisan Wina dan menatap wajah Wina dalam foto dengan matanya yang sudah menua ...."Nggak disangka, ya?""Ternyata begitu aku jatuh cinta, rasa cintaku bisa bertahan selama ini," gumam Jodie sambil mengangkat alisnya. "Aku saja nggak tahu kalau aku ternyata tipe orang yang sepenyayang ini."Jodie menatap foto itu dan tersenyum. "Sampai-sampai ... aku merasa nggak ada satu wanita lain pun yang menarik perhatianku. Tuh Wina, aku nggak kalah dari Jihan, 'kan?"Namun, yang menjawab Jodie adalah bunyi kepak sayap burung yang terbang di pemakaman. Setelah semua binatang itu pergi, yang tersisa hanyalah keheningan. Sama heningnya seperti rasa cinta yang selama ini Jodie pendam da

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1551

    Sebelum kehidupan Wina berakhir, yang terlintas di benaknya adalah rasa cinta yang Jihan sembunyikan selama lima tahun itu ....Saat membalikkan tubuhnya dan bangun, Wina bisa melihat tubuhnya dipeluk dengan erat oleh sepasang lengan yang kuat dan bertenaga. Jika itu bukan cinta, lantas apa ....Wina juga bisa melihat suasana makan di akhir pekan itu dengan jelas. Jihan yang duduk di depannya sesekali melirik Wina melalui ekor matanya. Jika itu bukan karena Jihan sudah lama menyukainya waktu, lantas apa ....Apalagi setelah Jihan selesai melakukannya. Dia akan menggendong dan membiarkan Wina berbaring tengkurap, lalu mengusap-usap punggung Wina untuk menidurkannya seperti anak kecil ....Rasa cinta Jihan terwujud dalam hal-hal kecil. Mungkin sekilas tidak terlihat jelas cinta macam apa itu dan hanya Jihan sendiri yang tahu betapa dia menyayangi dan mencintai Wina ....Mata Wina tidak bisa lagi terbuka, rasanya jiwanya tersedot keluar. Dia tidak punya tenaga lagi untuk bangkit, dia juga

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1550

    Wina mengelus bagian belakang kepala Delwyn, ekspresinya terlihat sangat tenang seolah-olah dia sudah berdamai dengan kenyataan. "Kapan kamu akan menikah?"Tubuh Delwyn sontak menegang, air mata menggenangi pelupuk matanya. Dia pun perlahan menengadah dan melepaskan Wina. "Ibu ... aku ... aku belum bertemu dengan gadis yang kusuka."Wina bisa melihat pantulan dirinya dari bola mata Delwyn, jadi dia menyentuh wajah putranya. "Kamu lihat sendiri betapa menderitanya ibumu tetap bertahan hidup. Masa kamu nggak mau membiarkan Ibu menyusul ayahmu?"Sewaktu kecil Delwyn dikekang oleh orang tuanya, tetapi sekarang setelah besar, giliran dia yang mengekang orang tuanya. Karena hanya pengekangan ini saja yang bisa mencegah Delwyn menjadi yatim piatu. Jadi ... biarkan Delwyn menjadi egois untuk kali ini saja ....Delwyn meraih lengan Wina dan memohon, "Ibu, tolong tunggu sebentar lagi. Aku akan menemukan gadis yang kusuka dan menikahinya, oke?"Wina tidak tega menyakiti hati putranya, jadi dia me

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1549

    Demi putranya, Wina sama sekali tidak mengikuti Jihan. Namun, rambut Wina mendadak beruban dalam satu malam dan wajahnya seolah menua sepuluh tahun. Kerutannya sontak tampak lebih kentara, tatapan matanya selalu terlihat kosong.Di depan makam Jihan, Wina meminta Jihan untuk menunggunya. Sekarang Wina sudah punya anak, jadi dia tidak bisa melakukan sesuatu dengan asal. Nanti setelah putra mereka menikah, barulah Wina akan pergi menyusul Jihan. Jika Jihan ternyata tidak menunggunya, Wina akan menarik kembali janjinya tentang kehidupan selanjutnya sehingga mereka tidak akan pernah bertemu lagi ....Wina tidak menghadiri pemakaman Jihan. Itu sebabnya dia akhirnya terbangun, lalu berjalan ke makam Jihan dengan tubuh yang terhuyung-huyung. Tidak ada yang tahu tentang apa yang Wina katakan kepada Jihan, selain Delwyn yang memapah ibunya untuk menemui ayahnya ....Malam itu, Wina tiba-tiba pingsan di salju dan segera dibawa ke rumah sakit untuk diberikan pertolongan pertama. Wina baru sadar s

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1548

    Bulu mata Wina tampak bergetar. Dia mengangkat matanya yang terkesan kosong dan menatap ke kejauhan. "Nggak, aku nggak akan ke mana-mana. Kami akan tetap di sini sampai aku ikut mati beku. Nggak akan ada yang bisa memisahkan kami."Semua orang sontak merasa tercekat. Mereka semua bergegas membujuk Wina agar jangan melakukan hal bodoh, tetapi Wina tidak mengacuhkan semua omongan mereka. Dia hanya duduk diam di sana sambil memeluk Jihan, menunggu ajal menjemputnya.Delwyn akhirnya menggenggam tangan Wina dengan erat sehingga pandangan Wina beralih kepadanya. "Ibu, aku tahu betapa Ibu mencintai Ayah dan Ibu pasti sulit menerima kenyataan ini, tapi tolong jangan lakukan hal bodoh. Aku sudah kehilangan Ayah dan aku nggak bisa kalau harus kehilangan Ibu juga ...."Suara putranya membuat Wina akhirnya perlahan menatap Delwyn. Wina menyentuh wajah Delwyn yang tampak begitu mirip dengan Jihan, lalu tersenyum kecil dengan senang ...."Ibu sudah lama mempersiapkan diri untuk kematian ayahmu. Kare

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1547

    Air mata Wina pun mendadak mengalir turun. Tidak ada tangisan yang memilukan hati, hanya keheningan dan bibir Wina yang terbuka. Wina ingin mengatakan sesuatu, tetapi sepertinya dia sudah mengatakan semua yang ingin dia katakan kepada Jihan. Pada akhirnya, Wina hanya menurunkan pandangannya menatap wajah Jihan yang sudah pucat itu ...."Bodoh. Mau seberapa banyak pun darahmu mengalir keluar, kamu tetap suamiku. Mana mungkin aku takut? Aku nggak takut. Kenapa kamu malah pergi ke tempat seperti ini sendirian?"Yang membuat Wina merasa begitu getir adalah karena dia tidak sempat berpamitan untuk terakhir kalinya. Namun, Jihan sama sekali tidak memikirkan rasa penyesalan Wina dan fokus ingin menyembunyikan kondisinya dari Wina ....Lantas, bagaimana jika ... Wina tidak mengenali tiruan Jihan? Apa itu berarti Wina tidak akan pernah menemukan tubuh Jihan? Apa itu berarti Jihan akan selamanya terkubur beku di bawah salju ....Jihan sudah mempersiapkan segala sesuatunya sebelum ajal menjemputn

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1546

    Saat Delwyn meraih tangan Jihan dengan gemetar, Wina sontak menengadah seolah mendapatkan firasat. Dia melihat ke arah Delwyn sekilas, lalu bergegas merangkak menghampiri putranya dengan rambut acak-acakan seperti orang gila.Wina tetap tidak menangis. Dia bahkan menyentuh tangan yang kaku dan putih membeku itu dengan tatapan tegas, lalu menurunkan pandangannya yang bergetar dan menggali salju yang menutupi tubuh Jihan dengan tangannya yang sudah berdarah.Salju yang menumpuk di gunung lebih dalam, setiap lapisannya mengubur Jihan. Wina berusaha dengan sekuat tenaga untuk mengeluarkan suaminya dari dalam salju, lalu akhirnya melihat wajah Jihan yang berlumuran darah. Tidak ada rona kemerahan apa pun di wajah yang tampan itu, hanya ada noda darah dan salju yang menghiasi ....Delwyn menatap sosok ayahnya dengan tidak percaya. Dia pun jatuh terduduk, hatinya terasa remuk redam. Langit seolah mendadak runtuh dan hanya ada kegelapan tak berujung yang menyelimuti ...."Delwyn.""Tolong Ibu,

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1545

    Wina yang sedang mencari ke mana-mana sontak berhenti melangkah, rasanya dia seperti mendengar ada yang memanggil namanya. Wina pun menoleh dengan tatapan kosong, tetapi terlihat jelas hanya ada dia di sini.Wina berdiri dalam diam, lalu memegangi dadanya yang berdetak dengan begitu kuat. Tiba-tiba, hatinya terasa tersayat seolah-olah dia akan kehilangan sesuatu. Saking sakitnya, Wina sampai membungkukkan tubuhnya. Akan tetapi, rasa sakit itu tidak kunjung hilang ....Firasatnya mengatakan bahwa sesuatu terjadi pada Jihan. Di saat Wina ingin kembali mencari Jihan, tiba-tiba sosok Jihan yang tampan muncul di hadapannya sambil membawa sebuket mawar."Sayang, kok kamu di sini? 'Kan sudah kubilang tunggu aku?"Begitu melihat Jihan tampak baik-baik saja, jantung Wina yang semula berdegap kencang mendadak menjadi tenang kembali.Wina langsung melempar payungnya dan melompat memeluk Jihan dengan gembira.Wina menghela napas lega saat merasakan hangat tubuh dan napas Jihan."Sayang, kamu tahu

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1544

    Saat melihat Jihan berdiri sempoyongan dan mengerahkan sedikit tenaga untuk melambaikan tangannya, Jefri akhirnya tidak tahan lagi. Dia menggertakkan gigi dan berlari secepat mungkin ke dasar Gunung Kiron ...."Kak Jihan, aku panggil dokter dulu, terus menyuruh robot itu naik gunung dan baru setelah itu aku akan menjemputmu! Kakak berdiri saja di sana dan tunggu aku, ya! Aku akan segera kembali!"Jalan gunung di malam hari memang tidak dapat diprediksi, salju yang turun dari langit seolah menjadi sumber penerangan. Jefri merasa seperti sedang berjalan di siang hari. Namun, saking langkahnya terburu-buru, Jefri sampai beberapa kali jatuh tersungkur ke atas tanah dan dia bahkan tidak tahu berjalan ke arah mana ....Jihan memandangi punggung Jefri yang berangsur-angsur menghilang dari pandangannya, lalu memegangi dadanya. Dia bisa merasakan detak jantungnya yang perlahan melambat. Jihan berdiri diam sambil merasakan bagaimana nyawanya meregang ....Entah berapa lama waktu berlalu, yang je

DMCA.com Protection Status