"Jihan sudah sadar," ulang asisten itu dengan tubuh gemetar ketakutan.Alvin terkejut beberapa detik, lalu kembali ke ekspresi normal seolah-olah dia sudah menduga hal ini akan terjadi. Dia tidak terlalu ambil pusing.Dengan santai Alvin mengambil serbet di meja makan dan menyeka bubur di jarinya ....Setelah menyeka hingga bersih, dia mengangkat kepalanya, melihat ke arah kamera pengintai dan berkata pada asistennya, "Karena sudah bangun, sekarang waktunya kita kasih dia hadiah."Alvin yakin Jihan akan sangat senang setelah melihat hadiah darinya, bahkan mungkin Jihan akan jatuh koma lagi karena terlalu bahagia ....Alvin mulai menantikan reaksi Jihan ....Jihan yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit melihat video rekaman kamera pengawas yang diunggah di ponselnya. Hatinya hancur, kesedihan yang hebat menyerangnya.Dengan ujung jari yang gemetar, Jihan mengklik video pertama. Video itu memperlihatkan Alvin yang menyuapi Wina. Jihan yang tidak bisa mengontrol diri mulai mengklik
Zeno terkesan sekali melihat cara Daris memaksa Wilson untuk mengungkapkan keberadaan Alvin. Zeno pun menepuk bahu Daris. "Hei, bergabunglah dengan kami."Daris menutup pintu mobil dan menyuruh si sopir untuk mengantar Wilson sekeluarga ke rumah sakit, lalu dia menoleh menatap Zeno sambil berkata, "IQ-ku nggak bagus ...."Zeno sontak menggaruk bagian belakang kepalanya. Jika Daris bilang IQ-nya kurang bagus, itu berarti IQ Zeno juga hanya rata-rata. Jika tidak, mana mungkin Zeno tidak berhasil menemukan di mana Alvin setelah sekian lama?Meski Zeno masih meragukan IQ-nya, dia langsung memerintahkan anak buahnya menyiapkan pesawat khusus dan terbang ke Norwen bersama pasukannya ....Asisten Alvin yang selalu mengawasi berita di Britton, mengetahui bahwa Wilson telah membocorkan keberadaan mereka, dia langsung berlari ke ruang kerja Alvin untuk melapor."Pak Alvin, orang-orang Jihan sudah menemukan vila Britton, mereka menangkap keluarga Tuan Wilson dan memaksanya untuk mengungkapkan keb
Zeno dan Daris menatap helikopter yang melaju cepat, lalu saling bertatapan.Setelah Zeno menekan amarah di hatinya, dia segera memerintahkan seseorang untuk melacak rute helikopter.Keduanya kembali ke vila, berniat menelusuri rute dan mencari petunjuk agar bisa mengejar Alvin.Anak buahnya menemukan rekaman suara, rekaman video dan catatan bertuliskan 'Untuk Jihan' dari kamar tidur Wina."Tuan Zeno, dua barang ini ada di bawah kertas catatan. Sepertinya Nona Wina bermaksud memberikannya pada Tuan Jihan."Zeno menerima ketiga benda itu, lalu memainkan rekaman suara. Begitu mendengar suara yang begitu akrab, Zeno tercengang dan menatap tidak percaya, dia mendongak dan bertanya pada Daris, "Ini ...."Daris terkesiap, "Ini suara Nona Wina ...."Daris mengambil rekaman video dari tangan Zeno, mentransfernya ke USB dan memasukkannya ke komputer.Saat mereka berdua melihat video, jantung mereka seolah berhenti berdetak ....Daris meremas kedua benda ini dan berkata kepada Zeno, "Kejar Alvin
Setelah Helikopter Alvin berhenti di puncak gunung, dia langsung pindah ke helikopter lain. Akhirnya setelah beberapa kali berpindah, mereka sampai di Suarna.Setelah Wina dibawa secara paksa ke dalam vila, dia menyerahkan Gisel di pelukannya kepada George. "Tolong jaga Gisel, biar aku bicara dulu dengannya."George tahu bahwa Wina ingin menyelesaikan masalah dengan Alvin karena Wina sudah tahu dia dibohongi. George pun menggendong Gisel dan memberikan privasi bagi mereka berdua.Setelah George membawa Gisel pergi, Wina dibantu pelayannya, meraba-raba dan duduk di sofa di ruang tamu.Setelah duduk, Wina memaksa matanya yang hanya bisa melihat sedikit cahaya untuk berjuang menemukan keberadaan Alvin.Setelah menemukannya, dia membuka bibir merahnya dan bertanya kepada Alvin dengan suara datar, "Kamu sudah janji setelah satu bulan berlalu akan mengizinkanku pulang ke Alvinna. Sekarang kamu menipuku dengan membawaku ke Suarna. Sebenarnya apa maumu?"Alvin sedang mengambil sebatang rokok d
Kebaikan hati Gisel pun membuat hati Wina yang sudah putus asa kembali menghangat.Wina tidak ingin memperlihatkan ketidakberdayaannya di depan Gisel, jadi dia menekan rasa sakit hatinya, bangkit berdiri dan mengelus kepala Gisel."Bibi jangan nangis, ayo kita balik ke kamar."Wina mengiakan singkat, lalu Gisel pun mengulurkan tangan mungilnya dan mengajak Wina kembali ke kamar ....Entah karena habis menangis atau karena terlalu terbawa emosi, tidak lama setelah Wina masuk ke kamar, perut bagian bawahnya mendadak terasa nyeri.Rasa nyeri ini bukan karena pergerakan janin, melainkan seperti nyeri saat datang bulan ....Di saat Wina masih bertanya-tanya, tiba-tiba dia tertegun saat merasakan ada sesuatu yang mengalir keluar dari perut bagian bawahnya ....Selain meresepkan obat untuk mata Wina, George juga meresepkan obat penjaga kandungan, suplemen nutrisi dan sejenisnya.Selama ini, Wina memang tidak pernah meragukan kehamilannya karena terkadang dia suka mual-mual di pagi hari. Walau
Sementara itu, Gisel pun membuka matanya yang masih terasa mengantuk.Begitu menyadari dia sedang sendirian di dalam kamar yang gelap dan sosok bibinya tidak terlihat, Gisel pun langsung menangis dan menjerit dengan takut ....George dan Alvin langsung mendengar tangisan Gisel ....George membuka pintu kamar dan menyalakan lampu, lalu melangkah masuk menghampiri Gisel dan menghiburnya ....Karena tidak melihat Wina di dalam kamar, Alvin pun bergegas ke kamar mandi ....Begitu membuka pintu kamar mandi dan melihat darah yang menetes ke atas lantai, serta Wina yang berbaring di dalam bak mandi dengan wajah yang pucat, rasanya jantung Alvin seperti berhenti berdetak selama sepersekian detik."George, cepat ke sini! Tolong dia!"Alvin bergegas mendekat dan mengangkat tubuh Wina, lalu membaringkannya di atas lantai sambil menekan pergelangan tangan Wina yang berdarah.George pun bergegas ke kamar mandi. Begitu melihat Wina yang pingsan karena habis menyayat pergelangan tangannya, tubuh Geor
Setelah Alvin memerintahkan asistennya, dia membawa mereka semua pindah ke Pulau Santoria ....Alvin juga memborgol tangan Wina ke tempat tidur untuk mencegah wanita itu mencoba bunuh diri lagi.Alvin pun menyuruh para pelayan untuk mengawasi Wina secara ketat selama 24 jam agar Wina tidak bisa bunuh diri dengan menggigit lidahnya ....Setelah menghalangi segala cara yang mungkin Wina gunakan untuk bunuh diri, Alvin pun memerintahkan George untuk merawat Wina.Kali ini, George juga tidak menghentikan pengobatan mata Wina. Dia bahkan menggunakan metode pengobatan terbaik untuk menyembuhkan mata Wina ....Wina memang diam saja disiksa oleh Alvin, tetapi dia masih bertekad untuk mati. Hingga tiga bulan kemudian, George menunjukkan layar sebuah laptop kepada Wina.George pun mengklik judul berita yang muncul di layar, lalu menyerahkan laptop itu kepada Wina. "Tuh, lihat, Jihan menghadiri konferensi pers tentang pembangunan ulang gedung pusat Grup Lionel. Dia masih hidup ...."Video tersebu
Alvin baru pulang saat hari sudah larut malam. Wina memeluk Gisel sambil menunggu pria itu pulang ....Selama tiga bulan ini, Alvin memang jarang bertemu dengan Wina. Sekalipun ada momen Alvin melihat Wina, pria itu pasti akan langsung berbalik badan dan berjalan pergi.Kali ini, begitu membuka pintu vila dan masuk, Alvin melihat Wina dan Gisel yang sedang duduk di ruang tamu sambil menunggunya. Seperti biasa, Alvin tetap mengabaikan Wina.Saat Alvin hendak berjalan pergi, Wina pun angkat bicara, "Aku sudah sembuh, jadi aku berencana pulang besok. Aku ingin membawa Gisel bersamaku."Wina langsung mengatakan permintaannya secara terang-terangan karena dia tidak punya kesabaran untuk meladeni Alvin.Alvin pun berhenti berjalan dan menoleh menatap Wina. "Dia 'kan bukan anakmu, jadi kenapa kamu membawanya pergi?""Gisel adalah anak kakakku, aku ini bibinya," jawab Wina dengan tenang. "Aku berhak mengasuh anak ini, jadi aku boleh membawanya pergi.""Maksudmu, aku nggak berhak membesarkannya