Begitu mendengar nama Wina, jantung Jihan mulai berdetak kencang. Secercah cahaya tampak berbinar dalam pandangannya yang redup."Kabar tentangnya?"Kabar apa yang mungkin ada? Wina dan anak dalam kandungannya sudah tenggelam di dasar laut.James tidak menjawab apa-apa, dia hanya berdiri diam sambil menatap Jihan dengan saksama.James yang tidak kunjung bicara itu membuat ekspresi Jihan langsung berubah menjadi lebih serius."Katakan!"Lama sekali James hanya diam sebelum akhirnya mundur selangkah, berbalik badan dan duduk di sofa."Kamu pikir Wina sudah mati, 'kan?"Sorot tatapan Jihan langsung berubah dan akhirnya terlihat agak curiga."Kalau kamu ingin bernegosiasi denganku menggunakan kabar palsu bahwa dia masih hidup, pergi saja sana."Winata dan Haris tidak mungkin melepaskan Wina. Siapa yang mungkin bisa menyelamatkan Wina?James juga tidak tergesa-gesa membantah rasa tidak percaya Jihan. Dia melambaikan jarinya yang sedang memegang rokok ke arah Andrew dengan lembut."Kasih dia
Alih-alih menjawab pertanyaan Jihan, James melanjutkan syarat dan ketentuannya lagi."Tapi setelah bertemu, kamu dilarang memberi tahu Wina kalau kamu nggak leluasa bergerak karena dibatasi oleh Medan Hitam. Kamu juga nggak boleh memberitahunya kalau ada cip yang ditanam dalam otakmu.""Kamu juga tetap harus menceraikannya. Selain itu, kamu nggak boleh memberitahunya kalau kami tahu siapa kamu sebenarnya. Pokoknya, kamu harus bersikap secuek mungkin dan tetap menyamar sebagai 2-9 dengan baik. "Jihan tidak tahu apa yang 1-1 rencanakan. Itu sebabnya dia mengernyit dengan serius saat mendengar syarat-syarat yang aneh dan tidak masuk akal ini.Jika dia tidak boleh memberitahukan semua hal itu kepada Wina, bagaimana Jihan bisa menjelaskan alasan kenapa dia tidak pulang dalam waktu 23 hari, kenapa tidak menghubungi Wina dan kenapa menggunakan nama Winata untuk memaksa Wina bercerai?Jihan mengernyit sambil berpikir sebentar, lalu sontak menyadari makna tersirat dari ucapan James. Jihan perl
"Benar sekali."James mengangguk."Kita bahkan nggak mungkin berdamai dengan kehadiran Wina sekalipun. Jadi, Tuan Jihan, lebih baik kamu menyerah saja atas niat balas dendammu itu demi Wina atau kamu harus benar-benar berpisah darinya."Sorot tatapan Jihan mendadak menjadi dingin."Kamu pernah mikir nggak sekalipun dia tahu kondisiku, walaupun kita musuh, tetap saja dia akan selalu memilihku?""Justru karena aku tahu pilihannya makanya aku langsung ke sini untuk membuat kesepakatan denganmu. Kamu tahu 'kan akan lebih mudah dan nyaman buatku kalau aku membunuhmu dengan satu tembakan?"Nada bicara James menyatakan bahwa saat ini, Wina lebih berarti baginya dibandingkan pendiri Organisasi Shallon.Jihan menyadari hal ini, jadi dia menurunkan pandangannya untuk menutupi sorot tatapannya yang terlihat penuh dengan perhitungan."Aku bakal bertemu dengannya besok di mana?""Di sini."Jihan awalnya berniat menyetujui syarat James dulu dan baru memberi tahu Wina setelah bertemu dengannya besok,
Jihan pun mencibir, rasanya dia seperti sedang dipermainkan oleh takdir.James sendiri tidak ambil pusing dengan Jihan yang tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca itu."Kuberi kamu sepuluh menit untuk memikirkannya baik-baik."Setelah itu, James pun berjalan keluar dari area eksperimen diikuti oleh para pria berbaju hitam lainnya.Setelah James dan yang lainnya pergi, hanya Andrew yang tetap di sana sebentar untuk mengingatkan Jihan dengan suara pelan."Setuju saja dulu, kamu bisa menjelaskannya kepada Wina setelah bebas.""Tuan Ketiga, apa kamu pikir aku ini tuli?"Suara James yang mengintimidasi terdengar dari luar pintu. Andrew langsung menutup mulutnya dan bergegas keluar dari area eksperimen.Setelah Andrew keluar, James melepas topengnya. Dia menatap Andrew dengan dingin, ekspresinya terlihat sangat marah."Kamu harus dicambuk 20 kali lagi nanti setelah pulang."Andrew menundukkan kepalanya dengan lemah, dia merasa agak takut dengan kakeknya."Ya."James pun memalingkan wajahnya
Walaupun ada binar cahaya dalam hati Jihan, tubuhnya terlihat tidak berjiwa. Dia duduk bersandar di dinding dengan sikap acuh tak acuh. Detik demi detik berlalu, tetapi hatinya terus terasa sakit.Jihan pun mengangkat tangannya, lalu menekan bagian jantungnya dengan kuat. Sepertinya cara itu cukup efektif karena rasa sakit dalam hati Jihan perlahan mereda.1-1 bilang dia menyadari Wina mirip dengan istrinya setelah melihat rekaman kamera pengawas, itu sebabnya dia melakukan tes DNA dengan Wina dan hasilnya menyatakan bahwa Wina adalah cucunya.Jika 1-1 bisa mengenali Wina dari wajahnya, itu berarti ada salah seorang anggota keluarganya yang mirip dengan Wina.Orang yang mirip dengan Wina, ya .... Selain Winata yang satu ayah dengan Wina, ada juga Andrew yang matanya mirip dengan Wina ....Jika dugaan Jihan benar, maka 1-3 yang beberapa kali berujar mengingatkannya itu adalah Andrew Ivoron.Jika 1-3 tidak punya hubungan apa pun dengan Wina, dia tidak mungkin mengingatkan Jihan dan membu
Wina pasti akan merasa tersentuh dengan semua perhatian James ini seandainya kakeknya itu bukanlah pendiri Medan Hitam.Itu sebabnya saat ini Wina tidak merasa apa-apa. Dia bergegas mengikuti James.Mereka masuk ke dalam mobil. Selain James dan Wina, hanya ada Andrew di dalam mobil itu. Andrew duduk di kursi pengemudi.Ini membuktikan dugaan Wina bahwa selain Andrew, tidak ada satu anggota Keluarga Ivoron lain yang tahu tentang Medan Hitam.Wina mencibir akting James yang hebat, tetapi James memberi tahu Wina betapa kejamnya Organisasi Shallon. James juga menceritakan penderitaan hebat yang dialami setiap anggota Medan Hitam akibat ulah Organisasi Shallon.Wina tidak mau repot-repot mendengarkan upaya untuk mencuci otaknya. Dia balas berkomentar dengan sinis, lalu menoleh menatap ke luar jendela sambil mengingat-ingat arah yang diambil ....Perjalanan mereka cukup jauh. Pertama mereka menggunakan mobil, lalu dengan helikopter, lalu dengan kapal feri dan kemudian balik menggunakan helik
Setelah duduk, Wina menengadah menatap ke masing-masing anggota ....Lampu di ruang kendali utama sangat terang. Saking terangnya, Wina bisa langsung melihat sosok Jihan yang berdiri di tengah kerumunan sambil memancarkan aura dingin itu.Sekalipun sama-sama mengenakan topeng, mereka tetap dapat menemukan satu sama lain di antara semua manusia ini seolah-olah ini adalah sesuatu yang sudah mereka lakukan selama ribuan tahun. Begitu saling bertatapan, hanya sosok masing-masing yang terlihat.Wina tidak tahu bagaimana reaksi Jihan saat melihatnya, wajah pria itu tertutup topeng. Yang jelas, Wina merasa lega melihat Jihan sehat dan baik-baik saja.Mata Jihan yang sedari tadi menatap Wina pun perlahan-lahan menjadi berkaca-kaca, hatinya yang terasa begitu pedih perlahan sembuh setelah melihat Wina masih hidup.Bagi Jihan, yang terpenting di dunia ini adalah Wina masih hidup. Selama Wina tetap hidup, Jihan bisa menahan segala badai rintangan yang ada.Setelah semua orang tiba, James pun perl
Setelah itu, James langsung bangkit berdiri. Namun, setelah James pergi, cip di otak Jihan mulai berdetak menghitung mundur waktu.Hitungan mundur dan kata-kata "hamil" itu adalah sebuah peringatan untuk Jihan. Apabila Jihan ingkar janji dan melanggar kesepakatan mereka, maka James tidak akan segan-segan.Dengan kata lain, tidak jadi masalah Jihan mau memberikan petunjuk atau tidak. Tidak jadi masalah pula Wina tahu Jihan terpaksa melakukan semua ini atau tidak. Karena yang James inginkan adalah perpisahan mereka berdua secara utuh.Jika Jihan dan Wina tidak berpisah, James akan diam-diam menggugurkan kandungan Wina kapan pun dan di mana pun dia mau.Cip dalam otak Jihan itu juga sebagai belenggu agar Jihan tidak pernah bisa meninggalkan Medan Hitam.Jika Jihan tidak bisa pergi dari Medan Hitam, itu berarti dia tidak akan bisa melindungi Wina ataupun calon anak mereka ....Jihan harus keluar dulu dari Medan Hitam dan menggunakan seluruh kekuatannya untuk membereskan James, barulah semu